Firda terus berusaha berontak, meski tenaganya perlahan mulai melemah. Jari tengah dan jari telunjukku, berhasil masuk ke dalam memeknya yang basah. Dan mengocok lubang kenikmatannya itu dengan kecepatan tinggi. Semakin lama memeknya Firda makin becek.
Apa lagi puting sebelah kirinya aku pelintir dan aku tarik-tarik, pakai jari tangan kiriku. “Aaahhh… Aaahhh… Ziaan, vaginaku beceek! Aaahhh… Aaahhh… Udaahh… Udaahh… Udaah, Ziaan! Stooopp! Mana aku lagi sange berat lagi! Aaahhh… A-Aaahhh! Ziaan kamu jahaat!”
Firda terus menjerit dan berteriak, namun sayangnya hanya ada kami berdua di sini. Jadi gak aka nada yang datang, untuk membantu Firda. “Sama aku juga lagi sange berat. Iyaudah kamu nikmatin aja, gak usah ngelawan kalo bagi kamu rasanya sangat nikmat. Lepasin ajaa.”
“Aaahhh… Aaahhh… Ta—Tapi aku punya cowo, Ziaan! Aku punya Yayan! Aku gak bisa, Ziaan. Aku mohon lepasin akuu. Aiiihhh… Aaahhh… Aaahhh… Memek aku rasanya tambah geliii.” Memeknya Firda semakin lama semakin tambah becek. Terdengar dari suaranya.
Ada suara percikan air di memeknya Firda, yang membuat dia terlihat semakin lemas. Firda perlahan hanya pasrah, sambil memejamkan kedua matanya yang indah. Bulu matanya Firda sangat lentik, dengan mulutnya yang terbuka mengeluarkan desahan indah.
Dan tak sampai 1 menit, Firda pun pasrah dan menyerah. Dia sudah tidak melakukan perlawanan lagi. Aku mengeluarkan kontolku, dari balik celana pendek warna hitam yang aku pakai. Aku kocok terus memeknya Firda, sambil kontolku menggesek belahan pantat indahnya.
“Aaahhh… Aaahhh… Ziaan, kamu ngeluarin kontol kamu kah? Berasa keras banget di belahan pantat akuu. Aaahhh… Aaahhh… A-Aku izinin kamu ngentotin aku. Ta—Tapi jangan bilang ke Anissa dan Yayan yaa. Pokoknya jangan sampai bocor,” ucapnya yang mulai luluh.
Sambil terus mengocok memeknya, dan menggesek kontolku di belahan pantatnya. Aku mengiyakan syarat dari Firda. Udah jelas gak akan ketauan lah, aku udah professional. “Kamu tenang aja, aku pasti bakal nurut. Tapi kamu gak perlu ngerasa bersalah. Aku punya rahasia.”
Firda yang masih menikmati kocokan jariku di memeknya. Dia terlihat bingung dan bertanya. “Ra—Rahasia apa, Ziaan? Aaahhh… Aaahhh… Rahasia tentang apa yang kamu maksud?”
“Tentang cowo kamu, dan aku udah ada buktinya. Tapi sebagai gantinya, kamu harus rela aku entot dulu. Setelahnya aku akan kasih tau apa aib Yayan ke kamu.” Firda akhirnya mengangguk, sebagai tanda kalo dia mau dientot sama aku. Dia kayanya penasaran banget.
Meskipun sebenarnya tanpa janji seperti ini pun, Firda pasti bakal tetep pasrah aku entot. Tapi aku pengen ngerusak hubungan Firda dan Yayan. Karena dia dengan seenaknya ngentotin Anissa sampai crot dalem. Crot dalem dua kali pula, dan juga ngejek aku pas tidur.
Aku akhirnya menyingkap kaos ketat hitam yang Firda gunakan. Aku tarik ke atas, sampai kedua gunung kembarnya mencuat keluar. Tadi soalnya aku mainin putingnya, dalam posisi kaosnya belum aku angkat. Sempet keangkat, tapi sama Firda diturunin paksa lagi.
Sesuai dugaanku, kedua toketnya Firda lebih gede dari punya Anissa. Putingnya pun berwarna merah muda. Iyaa warna agak pink, tapi pink samar sih. Iyaa kalian kan udah liat mulustrasinya di atas, jadi harusnya udah tau bentuknya kaya gimana. Ini toket paling cantik.
Toketnya Firda termasuk toket paling cantik, yang pernah aku remes dan aku kenyot. Biasanya aku ngenyot toket cewe, yang warna aerola dan putingnya coklat tua, hitam, dan coklat muda. Kaya Anissa warna putingnya coklat muda, Aliyah coklat tua, Bu Khalisa hitam.
Punya Amira juga coklat tua, baru Firda doang ini yang putingnya warna pink. Yayan punya cewe putingnya cakep begini aja, bertingkah sok ngentotin Anissa. Jarang-jarang ada cewe yang putingnya pink. Firda terlihat makin tambah sange, nafasnya dia udah gak teratur.
Aku percepat lagi kocokan jariku di memeknya Firda. Dia menggelinjang dan meracau gak karuan. Jari tangan kanannya, terlihat memainkan putingnya sendiri. “Aaahhh! Aaahhh! Ma—Mau keluaar, Ziaan! Kamu ngocok memek aku kenceng bangeet. Aaahhh! Aaahhh!”
Cairan memeknya Firda terasa mulai berjatuhan ke rumput, sebagian ada yang mengalir ke selangkangannya. Tubuhnya Firda terasa mulai gemeteran, dia berkali-kali hendak jongkok tapi badannya aku tahan. “Tadi nolak buat aku lecehin, ternyata sekarang kamu malah klimaks.”
“Aaahhh! Aaahhh! Permainan jari kamu mantap bangeet, Ziaan. Yayan gak pernah mainin memek aku sampai senikmat ini. Aaahhh! Aaahhh! Udah gak tahan lagii. Cairanku udah di ujuung! Aaahhh! Aaahhh! A-Aku keluaaar!! Ziaaan!!” desahnya yang berteriak cukup keras.
Aku langsung mencabut jariku dari memeknya Firda. Seketika muncrat keluar cairan memeknya sangat deras. Firda sampai gak kuat berdiri, dan dia akhirnya orgasme sambil jongkok di pinggir sungai. Sementara aku hanya diam, memberikan Firda kesempatan orgasme.
Cairan memeknya Firda udah kaya air kencing. Keluar deres sambil Firda memejamkan matanya, sambil mulutnya terbuka lebar menganga. Firda masukin jari tengahnya ke memeknya. Gilanya dia mengocok memeknya sendiri yang masih dalam kondisi orgasme.
“Aaahhh… Enak bangeet sumpaah. Ziaan, kamu hebat banget ngocok memeknya. Berasa kaya kena g-spot gak sih jari kamu tadi? Aaahhh… Aaahhh… Aduuhh, aku keluar banyak banget, Ziaan,” keluhnya sambil terus ngocok memeknya sendiri. Aku jadi makin sange lagi.
Aku yang gak mau lama nahan sange, langsung nyodorin kontolku di depan mukanya Firda persis. Mulutnya yang terbuka sambil menikmati orgasme itu. Tanpa basa basi langsung aku masukin kontol. “Aahhh… Isep yang kenceng, Fiir. Aahhh… Aahhh… Isep lebih kenceng lagi.”4551Please respect copyright.PENANAcIO24QGlmO
4551Please respect copyright.PENANAggPCiSojGr