“ Put, hari ini kamu ada waktu gak ?” tanya Mario padaku yang menyusulku dari belakang.
“ Ada, memangnya kenapa ?” balik bertanya pada Mario.
“ Aku mau ajak kamu ke rumahku. Suntuk dirumah gak ada teman “ kata Mario padaku.
“ Kalau suntuk ya jalan - jalan, ke rumah teman kek “ ujarku padanya.
“ Aku sih lebih sukanya di rumah “ imbuh Mario padaku.
“ Apalagi berdua sama kamu “ celetuk Mario padaku.
“ Ihh, pasti deh ada apa - apanya nih, ngajak aku ke rumahnya” celetukku juga.
“ Gak lah, cuma pengen berdua aja sama kamu “ kilahnya.
“ Iya deh, sayang. Nanti aku temenin di rumah kamu. Kalau perlu tinggal sama kamu “ candaku.
“ Wait, jangan entar kita di gerebek ma satpam kompleks” tawanya garing.
Memang Mario anak orang kaya, namun orang tuanya yang super sibuk membuat kadang mencari hiburan diluar. Tapi pada dasarnya Mario itu lebih suka berdiam diri di rumah.
Sepulang sekolah, aku menelpon ibu. Kalau saya main dulu kerumah Mario.
Dengan berboncengan motor, akupun ikut ke rumah Mario. Tidak terlalu lama. Karena jarak antara rumah Mario dengan sekolah hanya butuh waktu 1 jam.
“ Silahkan masuk putriku “ Mario mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya.
“ Memang kedua orang tuamu tidak pulang lagi ya Rio “ tanyaku pada Mario yang berjalan menuju kulkas.
“ Iya nanti bulan depan baru mereka pulang dari luar negeri “ balas Mario yang menyerahkan minuman dingin.
“Tunggu ya “ Mario menyuruhku menunggu. Dia berlalu menuju dapur.
Tidak lama dia kembali.” Kita makan dulu yuk, perutku sudah keroncongan nih “ ajak Mario padaku.
Aku hanya menurutinya dan mengikutinya masuk kedalam ruang makan.
Di dapur ternyata ada Bu Yuri. Bu Yuri pembantu di rumah Mario.
“ He, ada nak Putri “ kata Bu Yuri begitu melihatku.
“ Silahkan duduk nak, ibu siapin dulu lauknya.” kata Bu Yuri.
“ Bagaimana keadaan nak Putri nih ?” tanya Bu Yuri yang tersenyum padaku.
“ Baik, Bu “ jawabku singkat saja.
“ Silahkan di santap, nak “ Bu Yuri mempersilahkan kami makan.
Bu Yuri meninggalkan kami berdua. Mungkin dia ke halam depan untuk membereskan pekerjaan lainnya. Setelah makan aku dan Mario kembali ke ruang tengah Perutku terasa kenyang. Masakan Bu Yuri sangat enak.
Aku duduk santai di sofa panjang. Biasanya jam segini, Bu Yuri jika pekerjaannya kelar, beristirahat di kamarnya. Sehingga suasana rumah Mario benar - benar sepi
“ Put, kamu nampak kurusan “ kata Mario yang memandangku.
“ Gak lah, mungkin karena kurang tidur saja. Selama Agung di rawat di rumah sakit” ungkapku.
“ Aku minta maaf ya, gak sempat ke rumah kamu. Aku turut berduka cita” kata Mario padaku.
“ Terima kasih Rio. “ ucapku
Mario memegang tanganku, dan menciumnya. “Putri, kamu mau kan selalu ada untukku?’ tanya Mario padaku.
“ Hmm” aku hanya mengangguk.
Mario semakin merapatkan tubuhnya ke arah. Dia mengusap rambutku. Kurasakan hembusan nafas Mario mengenai wajahku
Mario menatapku dalam - dalam. Lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dadaku bergemuruh, aku sudah pasti tahu keinginan Mario. Aku langsung menutup mataku, dan menantikan kecupan Mario seperti biasanya.
Mario mulai menciumku, melumat bibir tebalku. Kubalas lumatan Mario tak kalah hangatnya. Kami bermain lidah, saling memilin lidah. Saling menjulurkan lidah dan saling memagut.
Mario mulai meremas kedua pay*daraku yang besar yang masih terbungkus baju kemeja.
Perlahan tangan Mario membuka satu persatu kancing bajuku dan melepaskannya.
Tidak berhenti sampai disitu saja, tangan Mario kebelakang dan melepas pengait bra. Hingga membuat kedua payudaraku bergelantungan turun.
Mario tersenyum melihat payu*daraku yang besar dan putih. Nafsu kami semakin naik.
“ Putri, aku ingin kau memberikan yang terbaik padaku hati ini “ bisik Mario di telingaku.
“ Ahhhh,, ahhh…” aku mendesah saat tangan kirinya meremas payudaraku secara bergantian. Aku membaringkan tubuhku, membuat Mario bebas menikmati payudaraku.
Mario mulai menjilati pentil payudaraku yang berwarna coklat.
“ Ah, jilat Rio “ ucapku merasakan permainan lidahnya di pentilku yang mengeras karena nafsu.
“ Ahhh, sshhh, kenyal sekali payudaramu Put “ racau Mario yang sedang menjilati pentil milikku.
Aku terus mendesah nikmat. Aku menikmati sentuhan demi sentuhan Mario pada tubuhku.
Mario bangkit dan segera melepas seluruh pakaianku. Kini dihadapanku Mario telah telanjang bulat. Ku lihat rudalnya yang belum maksimal tegak berdiri.
Aku bangun dan meraih kontol itu, mengocoknya dengan tanganku.
Perlahan aku jilatin batang kontol itu dari atas hingga ke bawah.
“ Hupp…hupp” kulahap kontol itu. Ku masukkan ke dalam mulutku. Aku bagaikan memakan permen lolipop. Ku hisap - hisap dan kusedot - sedot.
“ Ooo,,, sedot terus sayang..ahhh…sangat nikmat sedotan mulut kamu “ ucap nikmat Mario merasakan hisapanku pada kontol miliknya yang semakin membesar di dalam mulutku.
Aku semakin mempercepat sedotan mulutku hingga Mario merasa tak mampu lagi menahan lebih lama lagi.
Dia menaiki tubuhku dan langsung menancapkan kontolnya ke liang vaginaku yang sudah basah.
“ Oohh, ahhh. ya…, lebih dalam sayang “ pintaku pada Mario merasakan tusukan kontonya di dalam lubang vaginaku.
Mario mulai menggoyangkan tubuhnya, dan makin cepat lagi goyangannya.
“ Clep, clep..slep” suara perpaduan dua alat kenikmatan. Saling berbenturan membuat kami menjerit nikmat.
Mario mengangkat kedua kakiku sehingga dia lebih leluasa memompa tubuhku. Aku menjerit - jerit, mencari pegangan.
Yess, lubangmu enak banget sayang,, ahhh…nikmat” desah Mario di sela - sela goyangannya.
“ Punyaku sudah mau keluar, sayang “ racau Mario.
“ Tahan sayang, aku masih mau. Tahan…ahhh… tusuk lebih dalam “ racauku sambil meremas kuat kedua payudaraku
“ Ahhh.. ahhh…ahhhh,, ahhhhh” jerit panjang Mario, Dia segera mencabut kontolnya dari dalam lubang vaiinaku dan mengocoknya diatas pahaku.
Croot, crooot,crott.
Rudal Mario menembakkan cairan kental hangat diatas pahaku. Hingga akhirnya Mario lemas duduk disampingku.
“ Kok cepat amat sih sayang” protesku pada Mario.
“ Aku kan belum keluar “ umpatku padanya.
Aku melihat rudal Mario yang masih tegak berdiri.
Aku pun langsung naik ke atas pangkuan Mario dan memasukkan kontolnya kembali ke dalam lubang vaginaku. Begitu tertancap. Aku mulai bergoyang naik turun diatas pangkuan nya. Sambil meremas kedua payudaraku.
“ Ahhh, aahh..enak sayang…kontol kamu enak banget “ puji sambil terus bergoyang dengan cepat.
Tusukan kontol Mario terasa dengan posisi aku diatasnya. Mario memelukku dengan kuat. wajahnya dibenamkan di antara pay*daraku.
Dia berusaha mengimbangin permainanku yang semakin cepat.
“ Ahhh, ahhh, aarrgghh..aku keluaarr” jeritku nikmat kurasakan cairan bening membasahi vaginaku, ditambah crotan kontol Mario kembali menembakkan amunisinya untuk yang kedua kalinya. Akhirnya aku lemas di atas pangkuan Mario. Nafas kami saling memburu.
Ketika aku berdiri, kulihat bayangan dari arah dapur. 1301Please respect copyright.PENANAil6PBZHX2V
“ Mario, Bu Yuri melihat kita “ bisikku sambil menunjuk ke arah dapur.
Biarkan saja. Toh Bu Yuri tidak akan ngomong sama papa dan mama “ tukasnya padaku.
“ Aku takut, Rio. Nanti aku dianggap cewek murahan” kataku.
“ Tidak ada yang akan melecehkanmu di rumahku” ucapnya padaku.
Kami pun segera mengenakan kembali pakaian kami.
“ Ada yang ingin aku katakan padamu Mario “ kataku pada Mario yang duduk disamping.
“ Apa itu, put “tanya Mario yang memandangku serius.
“ Saat kau melakukan penetrasi, apakah kau tidak merasakan sesuatu ?” tanyaku padanya.
“ Maksud kamu apa ?’ tanya Mario seakan ingin tahu.
“ Jujur, saya sudah tidak perawan lagi “ jujur ku pada Mario yang hanya tersenyum getir.
“ Aku sudah menduga, karena jika kamu masih perawan pastilah aku akan kesulitan memasukkan milikku “ kata Mario padaku.
“ Dan akan ada darah pada milikmu saat pertama kali aku memasukkan milikku “ tambah Mario.
“ Tapi di zaman sekarang keperawanan seorang gadis barang langka!”
“ Banyak hal yang bisa saja merusak keperawanan seorang gadis, bukan karena berhubungan intim saja.”
“ Mungkin saja bisa diakibatkan karena kecelakaan, keputihan atau banyak hal lainnya” jelas Mario padaku.
“ Itu yang saya baca dari artikel - artikel di majalah dan internet “ tambahnya.
Penjelasan yang diberikan oleh Mario membuatku sedikit tenang.
“ Tapi kamu tidak kecewakan ?” tanyaku padanya.
“ Santai saja, Put” kilahnya padaku.
“ Lagian kita masih bersekolah, walaupun kita berjodoh, ya pasti kita akan menuju ke pelaminan”
“ Kita sama - sama suka kan ?” tanya Mario padaku.
Aku hanya mengangguk padanya.
Aku barulah tersadar, ternyata selama ini Mario menganggapku sebagai pacar sekaligus pelarian rasa kesepiannya.
Dan apa yang kami lakukan dianggapnya sudah biasa terjadi pada wanita yang melakukan pergaulan bebas.
Ada rasa penyesalan timbul dalam hatiku. Namun aku tahu inilah akibat dari pergaulan yang aku pilih. Seperti aku memilih menjual keperawananku pada Om Rudi untuk mendapatkan uang.
“ Kamu mau mandi dulu gak, sebelum pulang “ tawar Mario padaku.
“ Boleh deh, tubuhku lengket banget nih “ sahutku padanya.
“ Kamu pakai saja kamar mandiku “ kata Mario sabil mengantarku masuk ke dalam kamarnya. Mario mengambil handuk dan memberikan kepadaku.
Aku membuka seluruh pakaianku sambil membelakanginya. Kulirik Mario memperhatikan tubuhku dari arah belakang.Matanya tertuju pada bokongku yang besar, dan padat.
Aku sengaja berlama - lama, aku menjamah liang vaginaku yang dan menggeliat.
Mario tampaknya tak mampu menahan diri. Dengan melihat tubuhku yang telanjang bulat menantang nafsunya kembali.
Mario memelukku dari arah belakang dan dengan cepat membuka celana dalamnya.
Dia menyuruhku mengangkang. Dari dari arah belakang dia meneruskan kontolnya.
“ Akhhh,,ahhh…shhht” aku menjerit saat kurasakan kontollnya menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku lewat belakang.
Aku berusaha mencari pegangan saat Mario menggoyangkan pantatnya maju mundur. Posisi ini sangat nikmat rasanya, karena tusuk - tusukan kontol miliknya begitu terasa.
“ Ahhh, yesss…ahhh, lubangmu enak banget Put “ desah enak Mario terus menusukkan kontollnya masuk ke dalam lubangku.
“ Plakk, plakk, plopp” suara antara pukulan kecil Mario pada bokongku dengan suara tusukan kontoll masuk ke dalam lubang vagina.
Sambil menggoyangkan pantatnya Mario juga meraih kedua payudaraku dan memelintir pentilku yang mengeras.
“ Auhh..ahhh,,teruss..tusuk lebih dalam Rio,aakhh,arghh” jeritku sambil membalas menggerakkan pantatku.
“ Ahhh..aku keluarrr” jerit panjang Mario. Dia cepat mencabut kontolnya dari dalam lubang vaginaku. 1301Please respect copyright.PENANA8FnAUKaLGH
Aku berbalik dan jongkok di depannya. Kuraih kontol miliknya, lalu ku genggam dan kukocok dengan cepat.
Crooott, croottt….
Akhirnya Mario kembali menembakkan amunisi kentalnya yang kutumpahkan di kedua payudaraku.
Setelah semuanya selesai aku masuk kedalam kamar meninggalkan Mario yang memakai celana dalam dan celana boxernya.
Sore harinya barulah Mario mengantarku pulang.
“ Masuk dulu Rio “ ajakku setelah berada di rumah.
“Tidak usah deh, aku langsung saja. Soalnya sore ini ada janji sama teman - teman untuk ngumpul “ katanya padaku.
“ Kalau kamu mau, sebentar malam teleponlah. Biar aku jemput kamu “ tawarkan padaku.
“ Oke, sebentar saja kita lihat” ucapku
Akupun langsung masuk kedalam rumah. Kulihat Om Rian dan Tante Mawar sedang ngobrol dengan ibu
“ Itu Mario kan ?” tanya ibu padaku yang duduk di dekatnya
“ Iya, bu “ jawaku.
“ Loh kok, gak diajak masuk dulu “ kata ibu.
“ Dia buru - buru, katanya ada janji dengan teman “ jelasku pada ibu.
“ Putri, kami harap kamu jaga ibumu baik - baik. Tinggal kalian berdua” kata Om Rian padaku.
“ Iya, Om “ singkatku.
“ Besok kami akan pulang, ini ada sedikit buat kamu “ Om Rudi mengeluarkan sebuah amplop putih.katanya.1301Please respect copyright.PENANAcMpbKGa35F
“ Aduh, om. Tidak usah “ kataku1301Please respect copyright.PENANA1ksP7JYeZ6
“ Gunakan untuk keperluan sekolah kamu “ ujarnya padaku.
“ Terima kasih banyak loh Om, Tante” ucapku pada mereka berdua.
“ Iya, sudah kami kembali ke hotel.” kata Om Rian.
Kuantar mereka keluar sampai di halaman rumah. Setelah mobil Om jauh, aku kembali ke dalam rumah.
“ Bagaimana dengan sekolahmu hari ini Put ?” tanya ibu padaku
“ Baik, bu. Tadi ada ulangan harian Matematika’ Jawabku.
“ Ibu harap kamu rajin belajar dan jangan bolos “ pesan ibu.
“ Iya, bu.” sahutku pada ibu.
“ Kamu ganti baju dulu sana “ suruh ibu padaku yang masih mengenakan seragam sekolah.
Aku masuk ke dalam kamar meninggalkan ibu yang menonton TV.1301Please respect copyright.PENANAtm2S2wr8K1
“ Iya bu.” jawabku singkat
“ Kok tidak diajak masuk Put” ujar ibu.
“ Dia buru - buru bu. “ balasku lagi.
Aku duduk di samping ibu.
Om Rian melihat ke arahku “ Putri, ini ada sedikit Om dan Tante” Om Rian menyerahkan amplop putih berisi uang.
“ Buat beli keperluan sekolah kamu” ucap Om Rian.
“ Terima kasih banyak Om, Tante “ mengucapkan terima kasih pada mereka berdua.
Tante Mawar, tersenyum. “ Besok kami akan pulang. “ Jaga ibumu baik - baik “ kata Tante Mawar yang menepuk pundakku.
“ Iya, tante “ Om Dan Tante hati - hati dijalan “ pesanku pada mereka.
Seperti biasanya, aku hanya banyak berdiam di dalam kamar. Sambil bermain Hp. Ibuku entah kemana. Tadi setelah Tante dan Om pamit pulang. Ibu juga keluar. Katanya ada keperluan di luar.
Semenjak pisah dengan bapak, ibu banyak menghabiskan waktunya di luar. Katanya dia bekerja di sebuah warung kopi yang menyediakan fasilitas karaoke.
Ibu memang sibuk dengan urusannya, bahkan hampir - hampir tidak memperdulikan kalau aku masih ada dan butuh perhatian darinya.
Setiap kali aku protes pada ibu, ibu selalu menampik dengan marah - marah padaku.
Aku merasa anak yang tidak beruntung dilahirkan di keluarga ini. Adikku baru saja meninggal dunia. Tapi ibu seakan mudah melupakannya.
“ Halo, Rio kamu lagi dimana sekarang” aku menelpon Rio menanyakan keberadaannya.
“ Aku lagi di cafe biasa, kumpul sama teman - teman nih, Put “ 1301Please respect copyright.PENANAkYd28Bet9g
“ Kenapa, kamu mau dijemput “ tanya Mario.
“ Ya, jemput deh, lagi suntuk nih dirumah” kataku.
“ Oke, aku meluncur sekarang ya “ ujar Mario lalu menutup teleponnya.
Aku mengambil tas kecil dari dalam lemariku. Kulihat amplop yang masih berisi uang sebesar 50 juta dari hasil menjual keperawananku pada Om Rudi.
Aku memasukkannya ke dalam laci dan menguncinya. Aku takut kalau ibu tahu, aku menyimpan uang sebanyak itu.
Brum brum
kudengar suara motor di halaman rumah. Aku bergegas keluar kamar. “ Itu pasti Mario yang sudah datang untuk menjemput” berkata dalam hati.
“ Mau masuk dulu gak “ tanyaku pada Mario yang turun dari motor.
Mario melangkah mendekatiku. “ Bisa gak aku meminta segelas air minum, haus banget nih “ujarnya padaku.
“ Ya udah kamu masuk dulu saja “ tawari padanya.
“ Ibu kamu mana Put !” tanya Mario yang menemukan rumahku sepi.
“ Lagi kerja, masuk malam” teriakku dari dalam dapur.
“ Memang ibumu kerja apaan?” tanyanya lagi
“ Katanya sih di warkop sana “ jawabku sambil sedikit teriak.
“ Haah “ aku terkejut, karena tahu - tahu Mario sudah ada di belakang dan memelukku.
“ Jadi kamu sendirian di rumah ?” tanya Mario sambil berbisik di telingaku.
“ Mario, kamu ngagetin aku tau “ kataku padanya yang makin memelukku.
Mario mulai mencium leher jenjangku. Mendapat serangan itu aku menaruh minuman yang tadinya akan kuberikan padanya.
Aku berbalik dan menghadap kepadanya.
“ Kamu nakal “ kataku padanya sambil mengedipkan mataku padanya.
“ Gak jadi nih pergi !” ujarku padanya yang mencium leherku.
“ Nanti saja, aku ingin merasakan kehangatan tubuh kamu dulu” tukas Mario yang mulai menjamah kedua payudaraku.
“ Aku nafsu banget melihat kamu, Put. Kamu malam ini begitu cantik” gombalnya padaku.
Aku hanya mendesah merasakan ciuman hangat Mario pada leherku dan terus ke dada.
“ Jangan disini “ kataku. Aku mengajak Mario masuk kedalam kamarku. Setelah berada di dalam kamar, aku mengunci pintu. Dan Mengajak Mario naik keatas ranjang.
Mario yang diburu oleh birahi langsung melepaskan baju kaosku dan payudaraku dikeluarkannya dari dalam bra. Mario dengan nafsunya menghisap salah satu dan meremas payudaraku yang terabaikan.
“ Ahhh, Mario “ desahku menyaksikan Mario bagaikan bayi menetek pada payudaraku.
Mario hanya memandangku tanpa menghentikan hisapannya pada payudaraku yang pentilnya mengeras karena di kulum dan dijilati.
Aku yang tahan diperlakukan seperti itu, mendorong tubuh Mario baring diatas ranjangku. Lalu dengan cepat membuka celana panjang Mario sekaligus CDnya yang berwarna putih.
Begitu CD lepas, kontolnya mencuat tegak. “ Hmm, punyamu sudah siap tempur ternyata “ Lirihku pada Mario. Aku mengusap kontol itu dengan tanganku. mengocoknya sebentar.
“ Kali ini biarkan aku yang bermain “ kataku di telinga Mario. Saat ini posisi kami women on top. Posisi yang paling aku sukai.
“ Ahhh put..ahhh” , Mario mendesah panjang saat merasakan kontolnya masuk kedalam lubang vaginaku. Aku menggerakkan pinggulku.
“ Biar aku yang memuaskanmu, sayang “ ucapku pada Mario yang tanganku berada di atas dadanya. Kuraih kedua puting susunya sambil bergoyang naik turun, aku permainkan puting susunya.
Mario tersenyum, melihat aku bergoyang dengan teratur di atas tubuhnya. Dia menikmati hujaman kontolnya di dalam lubangku.
Mario meraih kedua payudara yang membusung turun. Dia meremasnya kedua payudara itu sesekali menarik - narik pentilnya. Aku makin panas bergoyang, sesekali aku memutar pantatku.
“ Akkhh..” pekik Mario saat merasakan gesekan pelan vaginaku kepada kontolnya.
Rasanya begitu tak tertahankan. 1301Please respect copyright.PENANAWlwWpdN7sn
Ahkkk, ahhh, aku tak tahan lagi Put..” jerit Mario merasakan kontollnya berdenyut - denyut seperti akan mengeluarkan sesuatu dari dalam.
Aku hanya tersenyum dan makin mempercepat goyanganku, hingga Mario memegang pinggulku dan menekannya turun. 1301Please respect copyright.PENANAwboqJsoxYD
“Akuuu keluaar, aah..aah” Mario menjerit panjang, dia menghentak - hentakkan pantatnya ke atas. Kurasakan batang kontol Mario menghujam sangat dalam di rahimku. Kontolnya berdenyut, disertai jepitan vaginaku pada miliknya.
Akhirnya kontol milik Mario memuntahkan pejunya menyiram rahimku jauh didalam sana.
“ Kau sangat hebat, Put “ Mario memuji permainanku.
Aku hanya tertawa mendengar pengakuan Mario karena bisa membuatnya puas.
Aku turun dari atas tubuh Mario dan kembali memakai seluruh pakaianku. Mari mengambil Cd dan celana panjang dan juga memakainya.
Kami keluar dari kamar, sambil bergandengan tangan. “ Kamu sangat hebat malam ini Put “ pujinya padaku sambil menggenggam tanganku.
“ Asalkan kamu puas, aku sangat senang “ balasku padanya.
“ Gimana jadi gak kita keluar malam ini “ tanyaku pada Mario.
“ Ayo “ ajak Mario dengan senyuman tersungging di bibirnya.
Setelah mengunci pintu, aku dan Mario melesat meninggalkan rumah. Ibuku mungkin akan pulang sekitar pukul 1 malam.
Hal itu sudah lumrah jika dia masuk malam. Bahkan ibu lebih senang jika mendapat shift malam. Katanya lebih banyak mendapatkan tip dari tamu
Aku tidak begitu peduli. Aku dan ibu memiliki kehidupan masing - masing. Dan aku tidak ingin tahu apa yang dilakukan ibu diluar sana. Yang ada di benakku aku bisa mendapatkan kebahagiaan dengan teman - teman. Berkumpul dan melepaskan seluruh beban dihati.
Diatas motor aku memeluk Mario yang fokus mengendarai motornya.
Hingga tiba di cafe dimana kami biasa berkumpul menghabiskan waktu. Bernyanyi, tertawa, melupakan seluruh beban yang menghimpit dada.
1301Please respect copyright.PENANAZduW9AO322