Pak Tomi kemudian memeluk Lala dan bibir mereka berdua saling berciuman selama beberapa saat. Lala pun menyambut dengan hangat bibir Pak Tomi di bibirnya. Mereka berdua saling menghisap bibir. Bahkan mereka juga saling beradu lidah kala itu.
Lidah Lala dan Pak Tomi saling bertemu, mereka berdua saling menghisap lidah satu sama lain. Lala pun melakukannya dengan penuh kasih sayang, seolah Pak Tomi memang kekasihnya sendiri. Mereka berdua sudah terbawa suasana sampai seliar itu.
Setelah mereka berciuman sampai puas, Pak Tomi melepaskan bibirnya dari bibir Lala. Pak Tomi pun kemudian bertanya kepada Lala “Mbaknya masih pengen digenjot kontol saya lagi? Masih belum puas kah kamu sayang? Kamu kok binal banget sih jadi perempuan.”
Lala kemudian tersenyum menggoda dan menangguk perlahan “Aku pengen ngerasain kontol ini lagi tanpa kondom. Pasti rasanya enak banget sayaang. Aku belum puas, Bapak-bapak kaya kamu pasti bisa bikin aku squirt belasan kali kan?”
“Aku bener-bener pingin dan penasaran. Puasin aku semampu yang kamu bisa. Aku ini memang cewe gila dan kotor. Kotori aku dengan sepuas kamu sayaang,” tambahnya yang benar-benar sudah mempasrahkan dirinya kepada Pak Tomi kala itu.
Lala kemudian mendorong tubuh Pak Tomi hingga telentang di atas tempat tidur. Tanpa kondom atau apapun yang membatasi kemaluan mereka. Lala memasukkan kontolnya Pak Tomi ke dalam memeknya itu. Kali ini mereka berdua ingin melakukannya kepada kondom.
Lala seperti wanita yang sama sekali tidak memiliki kekasih. Dia lupa bahwa di sampingnya terdapat kekasihnya yang juga sedang dipijat. Dia sudah terhanyut dan terbawa suasana terlalu jauh. Dan Pak Tomi pun terlihat memanfaatkan kesempatan itu.
“Aahhh… rasanya hangat banget. Udah pelukan kamu rasanya hangat, kemaluan kamu pun rasanya hangat. Aku benar-benar dipenuhi oleh kehangatan tubuh kamu sayaang,” ujar Lala dengan raut wajah yang sangat bernafsu. Perlahan Lala mulai menggoyangkan pantatnya.
Sambil melihat Lala yang menari dengan indah dan perlahan di atas tubuhnya. Pak Tomi kemudian bertanya “Hayoo kamu lebih suka pakai kondom atau enggak? Kemaluan kamu ternyata lebih keset dari yang aku kira. Kamu masih singset banget Neng.”
“Beruntung banget kemaluan saya ini bisa masuk ke dalam kemaluan milik kamu. Beruntung banget saya bisa ngentotin perempuan secantik kamu. Hari ini saya merasa beruntung banget,” tambahnya yang terus memuji nikmatnya kemaluan Lala.
Lala dengan perlahan terus menggenjot kemaluannya Pak Tomi, pantatnya secara perlahan naik turun sambil kedua tangannya memegang ke kedua paha Pak Tomi. Dia melakukan ini untuk menyangga tubuhnya agar bisa bergerak lebih leluasa.
“Enak bangeeet! Aahhh enak bangeet sayaang! Aku juga beruntung banget bisa ngerasain kemaluan sebesar ini di dalam kemaluan aku. Ini pertama kalinya buat aku sayaang. Pengalaman yang luar biasa dan gak akan terlupakan,” jawab Lala sambil tersenyum manis.
Pak Tomi pun merubah posisi tubuhnya, dia dengan perlahan bangun dan tubuhnya bersandar ke dinding kamar. Kedua tangannya menggenggam pinggang Lala sambil memperhatikan tubuh Lala yang menari di atas tubuhnya.
“Kulit kamu putih dan sangat mulus. Gunung kembar kamu besar dan putiknya terlihat tebal. Gunung kembar kamu itu kenyotable banget. Diremas feelnya enak, dihisap pun feelnya enak. Kamu perempuan yang luar biasa nikmat,” puji Pak Tomi kepada Lala.
Lala terlihat tersenyum sambil mendesah perlahan “Aahhh… Aahhh… kamu pengen nyusu lagi sayaang? I.. Ini sedot lagi kedua belah dada akuuhh. Sedot dan hisap kedua dada aku semau kamu. Aku sekarang milik kamu sepenuhnya sayaang.”
“Tubuh ini, kedua dada ini, kemaluan ini. Semuanya milik kamu, aku hanya bisa pasrah dan kamu bebas mau ngapain aku. Aku sudah menyerahkannya sepenuhnya kepada kamu,” tambahnya seolah ingin membuat Pak Tomi tersanjung dengan perkataannya.
Pak Tomi kemudian menarik tubuh Lala dan dia mengangkat kedua tangan lala ke atas. Pak Tomi dengan ganasnya menjilati dan menghisap kedua ketiak Lala. Pak Tomi saking sudah nafsunya sama Lala, sudah gak merasa jijik lagi dengan Lala.
Padahal ketek Lala itu ada deodorannya. Tapi Pak Tomi terlihat sangat menikmatinya. Lala pun sepertinya baru pertama kalinya merasakan kedua ketiaknya dihisap dan dijilati. Dia terlihat memejamkan mata dan begitu menikmati apa yang dilakukan Pak Tomi.
Sementara Lala masih fokus terus menggenjot kontol Pak Tomi. Sambil menikmati kedua ketiaknya di jilati dan dihisap oleh Pak Tomi “Aaaahhh… Aaaaahhh… kamu kok totalitas banget sih nikmatin akunya. Ketek aku masih ada deodorannya sayaang.”
“Ketek aku masih ada deodorannya. Kamu emangnya gak jijik sama ketek aku? Aaaahhh… Aaaahh… Enaaak… isep terus ketiak aku sayaang. Rasanya enak dan geli bangeet,” ujarnya yang sangat menyukai Pak Tomi yang menjilati kedua ketiaknya yang putih dan tidak berbulu itu.
Sementara Ria saat ini sudah bertelanjang dada di hadapan gua “Maas… jangan lupain aku ada di sini sayang. Kontol kamu ini keliatan tegang banget sayang. Yuk sini main kuda-kudaan sama aku. Kamu juga butuh dipuasin loh sebagai laki-laki.”
Ria kemudian naik ke atas tempat tidur dan duduk di atas perut gua. Dia tersenyum manis sambil memandangi wajah gua kala itu. Kami berdua saling bertatapan, gua memandangi wajah Ria yang gak terlalu cantik. Tapi wajahnya manis dan enak dipandang.
Dia kemudian terlihat berusaha memasukkan kontol gua ke dalam memeknya “Pu.. Punya kamu penisnya juga besar dan enak kok. Jangan marah dan cemburu sama Mbak Lala yaa. Dia ngomong begitu pasti karena terbawa suasana saja kok. Pak Tomi memang sangat ahli dalam hal seperti ini.”
Gua sebenarnya ngerasa agak canggung sama Ria. Bahkan sebenarnya gua gak menganggap dia ada selama 1 jam gua berada di tempat ini “I… Iyaa saya gak bakal marah kok. Saya juga kok yang pengen ngeliat Lala dipuasin sama Pak Tomi. Saya memang dari tadi nontonin karena penasaran dan pengen ngeliat.”
Baru beberapa menit gua lagi nikmatin genjotan memek Ria di kontol gua. Tiba-tiba Lala udah jerit-jerit meracau gak karuan. Suaranya keras banget bahkan sampai kedengeran sangat jelas dari sini “AAAHHH!! AAAAHHHH!!! AAAAHHH!!! PAK TOMII!! PAK TOMII SAYAANG!! AKU MAU KELUAAR LAGII!! AKU MAU KELUAR LAGII!!!”
Pak Tomi tiba-tiba menjawab “SAMAA SAYAANG!! AKU JUGA MAU KELUAR!! AKU JUGA MAU KELUAAR!! AKU KELUAR DI DALAM MEMEK KAMU YAA SAYANG!! AKU KELUAR DI DALAM MEMEK KAMU!! KITA KELUAR BARENGAN SAYANG!! I LOVE YOU LALA!! I LOVE YOU MBAK LALA!!”
Gua yang merasa udah gak kuat lagi mendengar desahan dan jeritan mereka. Ditambah gua juga rasanya gak rela. Sama sekali gak rela Pak Tomi harus keluarin cairan spermanya di dalam kemaluannya Lala. Gua saat itu langsung ngelepasin kontol gua dari memeknya Ria. Gua bangun dari tempat tidur dan langsung lari ke biliknya Lala.
Gua dengan cepat ngebuka gordyn yang menutupi mereka dan gua berteriak “LALA KAMU NGAPAIN SAMA PAK TOMI!! JANGAN KELUARIN DI DALAM PAK!! JANGAN HAMILIN PACAR SAYA!! LALA INI PACAR SAYA JANGAN DIHAMILIN!!”
Seketika Pak Tomi dan Lala sontak kaget mendengar teriakan Gua. Lala kemudian menghentikan genjotannya dan menoleh ke samping kanan, tempat gua berada “Sa.. sayaang? Ka.. Kamu udah bangun sayaang? Kok kamu udah bangun? Enggak sayaang! Enggak! Pak Tomi gak lagi hamilin aku kok! Aku minta maaf sayaang… Aku bener-bener minta maaf!” 1150Please respect copyright.PENANAqG2eeWqDNU
Note : Untuk baca kelanjutan ceritanya silahkan kunjungi 1150Please respect copyright.PENANAI56gt26HIE
https://karyakarsa.com/beelesmanaaa/series/pacar-binalku-lala-series1150Please respect copyright.PENANAs4qLwsVWto
https://novelkita.online/series/pacar-ganasku-lala-s1-full-chapter/1150Please respect copyright.PENANAv4HOca6yt8
1150Please respect copyright.PENANAcOwEBvbUK1