10.10.3010
Nico PoV.
'Shit.. ternyata yang dibilang nya selama ini benar' Gumam ku yang sedang terjebak di dalam kamar ku sendiri.
Saat ini sudah pukul 05.27 menjelang pagi & Aku masih kaget dengan yang sedang terjadi sekarang.
Keluarga ku dibantai secara sadis oleh manusia lain atau aku harus menyebut mereka dengan istilah Walker.
Kini hanya aku seorang didalam kamar dengan bersenjatakan tongkat baseball ku, sebenar nya aku sudah mencoba untuk menghubungi J tapi sial nya lost signal lebih cepat dari dugaan ku.
'Kalo aku mau bertahan hidup maka aku harus membunuh keluarga ku sendiri & menutup pintu depan, tapi..' Gumam ku terpotong.
'Apa aku sanggup?' Tanya ku ke diri ku sendiri.
"Brak!!"
"Groo.. Gruoo.. Grr"
"Fuck!"
70Please respect copyright.PENANA33Dd44ys2F
*****
70Please respect copyright.PENANAXDTmTKJWjv
Akhirnya aku beranjak keluar melalui balkon kamar ku yang berdekatan dengan balkon kamar orang tua ku.
"Anjirr, jauh juga ternyata" Gumam ku.
aku melempar tongkat baseball ku ke balkon seberang lalu mulai mengambil ancang-ancang dan
"Happ" Dalam sekali lompat aku berhasil.
Aku mulai masuk kedalam kamar Orang Tua ku dan mengambil pistol Ayah ku yang ada dilemari pakaian nya.
Aku lumayan paham benda berat ini karena Ayah ku lumayan sering mengajari ku sebelum akhirnya Ia pensiun sebagai tentara angkatan darat Valhalla.
*SekedarInfo.
Ayah ku merupakan mantan militer karena itu perlengkapan seperti ini masih disimpan.
Aku masih bimbang dengan pilihan yang harus ku buat.
'Kill or Die' Gumam ku.
Aku mulai teringat kalimat yang sering sahabat ku katakan itu.
'Okay, Aku milih kill' Batin ku mantap.
Aku membuka pintu kamar dengan perlahan hingga aku melihat sosok Ibu ku yang sedang membelakangi ku.
Dengan cepat aku mengenyahkan pikiran itu bahwa Ia bukan Ibu yang aku kenal lagi.
Dengan perlahan aku mendekati nya dan mengambil ancang-ancang untuk memukul kepala Ibu ku sendiri.
Tanpa aku sadari Ibu ku mulai sadar akan keberadaan ku dan reflek aku langsung memukul kepala nya spontan hingga hancur dengan darah yang mengenai wajah ku.
Aku terdiam kaku dengan pikiran kosong dan terus bergumam bahwa aku baru saja membunuh Ibu ku sendiri sampai sesuatu menyadarkan ku kembali.
Dengan sekali dorongan aku terjatuh dan Ayah ku sedang berada di atas ku seakan ingin memakan ku.
Dengan air mata yang mulai mengalir di pelupuk mata, aku mulai mematahkan leher Ayah ku kemudian memeluk nya erat disertai tangisan terkencang ku malam itu.
70Please respect copyright.PENANA1kaVOzPUxv
*****
70Please respect copyright.PENANAXUgLYs1t4R
Setelah hati ku mulai tenang, Aku beranjak turun kebawah dan ternyata dibawah kosong dengan cepat aku langsung berlari kemudian memblokade semua pintu masuk.
Aku menggendong mayat Orang Tua ku kedalam kamar mereka kemudian membungkus nya dengan kain bersih.
"Maafin Nico Ma.. Pa.." Lirih ku.
"Nico minta maaf belum sempat bahagiain Papa & Mama".
Aku menatap sendu kearah kedua Orang Tua ku, Jujur aku belum siap dengan semua ini namun aku tahu bahwa aku tetap tidak bisa menolak.
Aku berjalan keluar dari kamar Orang Tua ku kemudian memulai persiapan untuk menghadapi bencana kiamat ini.
70Please respect copyright.PENANAMtT6jmLJ3Y
*****
70Please respect copyright.PENANAgYrV4NIm1G
Justin PoV.
Kini sudah pukul 04.23 dini hari.
Keadaan diluar juga sudah mulai sedikit lebih tenang namun sungguh seperti kapal pecah.
"Aku ikut Nii, tapi dengan syarat kalo aku cuman jadi beban Nii harus tinggalin aku" Ucap Kay memecahkan lamunan ku.
"Nii juga gak berniat buat bawa beban, jadi Nii bakalan bantu Kay supaya bisa lindungi diri sendiri dan juga selama adik ceroboh ku masih hidup, Nii gak bakalan secepat itu buat pergi" Ucap ku kemudian berjalan kearah dapur untuk tidur seadanya.
Aku merebahkan badan ku diatas kasur kecil di dapur ku yang sudah disediakan Kay untuk ku melewati malam ini, ketika aku mulai tidak mendengar keributan diluar mata ku mulai sayup sayup terpejam.
'System Error'
'System Error'
'System Error'
'Try to Restart The System'
'Can't Restart The System'
'Abnormal Player Detected'
'Access Denied'
'Restore System'
'Resolve System'
'Created a System According To The Player Want'
'System Denied'
'Administrator Detected'
'System Accepted'
'Abnormal Player Already Join'
'Completed'
70Please respect copyright.PENANAaR0eAWktNR
*****
70Please respect copyright.PENANAfBHLWPBPwb
"Dorr.. Dorr"
"Drrt"
"Hey,..."
Aku terbangun spontan, kaget dengan suara ramai di ruang tamu.
Dengan sigap aku mengambil senjata yang ada di sebelah ku kemudian berjalan perlahan mencari posisi dibalik dinding pembatas ruang tamu dan dapur ku.
Aku melihat benda yang terikat di lengan kiri ku menunjukkan pukul 07.13 pagi, aku mulai memperhatikan 4 orang asing diruang tamu ku.. tunggu bukankah salah satu dari mereka.
'Kay?!' Gumam ku.
Dengan hati-hati aku berjalan kearah mereka dengan P90 yang diarahkan ke kepala salah satu dari 3 orang misterius tersebut.
"Woahh, hei nak santai saja.. Sebaiknya kau turunkan senjata itu" Ucap pria yang terlihat masih muda namun dengan pangkat tinggi di bahu nya.
'Sepertinya Ia pemimpin nya disini' Batin ku.
Aku menatap pria itu dengan sinis kemudian menembak ke arah pistol di pinggang kanan perempuan disebelah lelaki tadi.
Perempuan itu terlihat terkejut berbanding terbalik dengan lelaki berpangkat tadi, Ia malah tertawa dengan keras hingga mengundang perhatian beberapa walker diluar sana.
"Aku sarankan agar tangan putih mu itu untuk tetap diam agar tidak terluka" Ucap ku sinis.
Pria itu menatap ku dengan datar kemudian mendekati ku "Kau tahu ada pepatah yang pernah mengatakan bahwa kau harus siap mengambil resiko untuk membunuh atau dibunuh ketika kau berani untuk menarik pelatuk nya, nak" Ucap nya kemudian mendekati senjata yang diarahkan kepada nya hingga menyentuh dahi nya.
70Please respect copyright.PENANAqeEgdwIGm3
~To Be Continue~
70Please respect copyright.PENANAo9OW6LvWGR
'Ikutin terus cerita nya jangan sampai ketinggalan
'Vote. Comment. Follow. Share
'Thank70Please respect copyright.PENANAYx2de2yj2I