Alam Terbuka
Balai Desa
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Agrhhh ... owhhh ... ugrhhh ... egrhhh ... ougrhhh ... shhh ... agrhhh....” Yuli dalam keadaan posisi woman on top mendengar setiap penjelasan dari Pak Aryo. Wanita cantik itu tidak percaya kalau masih ada tradisi gila seperti itu di abad ke-21 ini.
“Semua wanita di desa ini pasti melewati ritual seperti kamu sekarang, Yuli. Anak yang dilahirkan di desa ini berarti anak kita bersama dan wanita yang ada di desa ini juga berarti adalah istri bersama-sama,” ucap Pak Aryo dengan tenang.
“Bahkan tidak terkecuali kakak ipar kamu, Maya. Dia juga dientot oleh para pria yang ada di desa ini. Dia setuju menjadi lonte di Desa Cipogoh karena sudah ketagihan dengan kontol para pria desa sini. Maya mengajak Rendi dan kamu tinggal di sini karena dia tidak bisa hamil. Maka dari itu kamu mulai sekarang menjadi istri semua orang di desa ini, Yuli,” lanjut sesepuh Desa Cipogoh kemudian mencium lembut kening Yuli.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Owhhh ... berarti! Agrhhh ... berarti, Mbak Maya. Ahhh ... ahhh ... ahhh....”
“Iya, Maya sudah jadi istri semua orang di Desa Cipogoh.”
Pikiran Yuli menjadi melayang ke mana-mana mendengar ucapan Pak Aryo. Tubuhnya seketika berapi-api membayangkan banyak kontol berada di sekelilingnya. Wanita cantik itu yang tadinya hanya menahan desahannya, kini mulai lepas hilang kendali.
“Sudah, terima aja diri kamu yang memang tubuh kamu itu sudah menerima kontol lain selain kontol suamimu, Yuli,” bisik Pak Aryo di telinga Yuli sambil mengelus lembut kepala wanita cantik itu.
“TIDAK! TIDAK! TIDAK!” teriak Yuli dengan tubuhnya masih saja terguncang dengan batang kontol yang menghantam liang kewanitaannya.
HAHAHA....
“Lepaskan, Yuli! Tidak perlu kamu tahan-tahan. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan menggila dengan rasa nikmat yang kamu rasakan sekarang.”
Pikiran Yuli menjadi kalut. Bayangan-bayang kontol, suami, dan anaknya menjadi satu. Pandangan mata wanita cantik berambut panjang itu menjadi kabur dan dia seperti tidak mengenal dirinya sendiri.
PLOK … PLOK … PLOK....
Apa yang diucapkan oleh Pak Aryo itu seperti membius pikiran Yuli agar menerima semua keadaannya yang sekarang sedang dialaminya. Rasa nikmat itu tidak dapat dibohonginya. Tetapi perasaan bersalah karena mengkhianati cinta suaminya masih tersisa sedikit di hatinya. Sampai akhirnya Yuli yang masih bertahan dengan akal sehatnya tidak dapat menahannya lagi.
Yuli yang sudah tidak berdaya dengan apa yang terjadi padanya akhirnya pertahanannya hancur. Tembok akal sehatnya itu roboh dan menghancurkan semua yang telah ditahannya sejak tadi.
“OUGRHHH ... PAK! AGRHHH ... ENAK! UGRHHH ... TERUS! AHHH ... AHHH ... AHHH ... YANG CEPET GENJOTNYA. UGRHHH ... YULI MAU KELUAR. AGRHHH ... YULI KELUARGHHH....” Yuli mengerang karena klimaks mendatanginya dengan tubuhnya itu bergetar dengan hebatnya. Saking nikmatnya yang dia rasakan, badan wanita cantik itu menggelinjang geli dan dari lobang memeknya yang tertanam batang kontol itu memuncrat cairan cintanya yang begitu banyaknya.
“Kamu sudah menjadi salah satu wanita lonte di desa ini, Yuli,” ucap pelan Pak Aryo sambil melihat wanita yang sedang mengejang karena klimaksnya itu.
*******
Rumah (Sore Hari)
Rendi pulang dari tempat kerjanya dan melihat kalau Yuli sudah bersama Pak Aryo, kakaknya, dan beberapa warga Desa Cipogoh lainnya. Tadinya dia ingin mengajak Yuli untuk menikmati suasana alam Desa Cipogoh berdua saja karena sudah lama juga dia tidak menghabiskan waktu bersama-sama dengan istrinya itu. Namun sepertinya Rendi mengurungkan niatnya karena sudah melihat kehadiran banyak orang di rumahnya.
“Rendi ... maaf, ya. Malah jadi ngerepotin. Tadi di balai desa kekurangan orang buat bantu-bantu, jadinya minta bantuan istri kamu,” ucap Pak Aryo dengan sedikit menundukkan kepalanya.
“Gpp, Pak. Saya malah seneng kalau istri saya bisa bantu-bantu dan dekat dengan warga desa sini,” jawab Rendi sopan.
“Syukur lah kalau kamu gak masalah. Tadi juga di balai desa Yuli banyak bantu-bantu dan mungkin sekarang dia butuh istirahat,” ucap Pak Aryo dengan senyum misterius di wajahnya sambil melihat Yuli.
Rendi menengok ke arah Yuli dengan perasaan puas. Pria itu tersenyum dengan senyum yang penuh kelembutan. Tadinya dia berpikir kalau istrinya itu tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan di desa. Ternyata semua pemikirannya itu salah.
Yuli sendiri berdiri di samping Maya yang kedua tangannya itu mengepal satu sama lain. Perasaan bersalah karena sudah mengkhianati suami tercintanya itu telah hilang dan tergantikan dengan perasaan aneh di hatinya.
Yuli tidak tahu perasaan apa itu. Tetapi wanita cantik itu tidak mengatakan yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya pada suaminya, Rendi.
*******
Desa Cipogoh
Rendi berjibaku dengan pekerjaannya yang menumpuk seperti biasa. Pria itu sedikit khawatir kalau keseringan meninggalkan Yuli di rumah akan membuat istrinya itu merasa bosan. Namun tanpa diketahuinya kalau tubuh istrinya itu sedang dipakai beramai-ramai oleh warga Desa Cipogoh.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Agrhhh ... egrhhh ... ugrhhh ... ougrhhh ... shhhgrhhh....”
Yuli pagi itu hanya menggunakan lingrie yang mengangkat payudaranya agar dapat membusung dengan indahnya. Lehernya telah dipasang collar berantai dan dia berjalan merangkak seperti anjing di jalanan Desa Cipogoh sambil dari belakang tubuhnya itu menghantam sebuah batang kontol di dalam lobang memeknya.
“Gimana, Yuli. Enak dientot gini?” tanya salah satu pria yang sedang berjongkok dan melihat payudara indah Yuli terguncang ke sana ke mari.
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh....” Yuli merasa gila. Bisa-bisanya mereka menyetubuhinya di jalanan terbuka seperti ini. Apalagi tubuhnya itu dengan jelas telanjang bulat dan siapa saja dapat melihatnya.
“Hehehe ... pertama kali ya ngentot kayak gini, Yuli? Enak kan ngentot di tempat terbuka seperti ini?” tanya pria lainnya yang mengelilingi tubuh istri Rendi tersebut.
PLOK ... PLOK ... PLOK...
Yuli dipaksa untuk mengangkangkan lebar kakinya selebar mungkin dengan posisi menungging. Sampai pose yang dibuat wanita cantik itu sangat lah erotis dan terlihat menggairahkan. Rambut panjangnya terurai bebas sambil suara desahan nikmat itu keluar dari mulut manisnya.
“Ahhh ... ini gila! Ugrhhh ... bisa-bisanya mereka mengentot aku dalam keadaan seperti sekarang,” ucap Yuli dalam hatinya yang pikirannya perlahan-lahan menjadi gila.
Sejak tadi Yuli dipaksa untuk berjalan menungging seperti anjing sambil tetap batang kontol itu mengentot di dalam lobang memeknya. Collar yang terpasang di leher wanita cantik itu sendiri ditarik oleh pria yang ada di depannya.
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh....”
Yuli merasa dirinya benar-benar seperti binatang. Dia sudah tidak dianggap lagi sebagai seorang manusia karena para pria itu memperlakukannya sungguh lah sangat merendahkan dirinya
“Makan nih, KONTOL! Agrhhh ... memek lonte baru memang paling mantep. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... NGENTOT!” teriak pria yang sedang mengentot lobang memek Yuli.
Para pria yang menonton perbuatan mesum itu tentu saja tidak tinggal diam. Mereka mengomentari kotor dengan tontonan cabul yang ada di depan mata mereka.
“Hahaha ... terus entot memeknya! Jangan kasih kendur, Bos!”
“Montok banget ini body lonte. Ahhh ... pasti memeknya enak banget.”
“Gila! Itu tetek pengen gue remes-remes, dah. Gak sabar gue ngentot memek lonte.”
PLOK ... PLOK ... PLOK....
Yuli terus berjalan sampai berhenti di sebuah lembah yang mana di bawahnya terdapat sebuah bangunan.
“PLAK! Gimana, Yul? Memek kamu sudah becek banget ini, loh. Sepertinya kamu sudah menerima diri kamu menjadi salah satu wanita lonte di desa ini,” ucap Pak Aryo pelan sambil menampar kasar pantat semok Yuli.
“Awww....”
“Kamu lihat bangunan di bawah, itu tempat kerja suami kamu,” bisik Pak Aryo di telinga Yuli.
Yuli langsung menengokkan wajahnya saat mendengar ucapan Pak Aryo. Matanya untuk sesaat menatap wajah pria tua itu hingga akhirnya kembali memfokuskan pandangannya pada bangunan yang ada di depan matanya.
“Agrhhh ... gila! Kenapa perasaan ini makin menjadi-jadi. Ugrhhh....” Yuli tidak tahu kenapa liang kewanitaannya itu malah menjadi bertambah becek saat mendengar ucapan Pak Aryo.
Yuli seharusnya takut kalau perbuatan gilanya itu akan diketahui oleh Rendi. Tetapi mengapa malah tubuhnya berkata lain dan lobang memeknya semakin menjadi sensitif.
“Agrhhh ... stop! Ugrhhh ... berhenti! Shhh...”
PLOK ... PLOK ... PLOK....
Yuli yang sudah dientot secara bergantian itu menjadi tidak tahu lagi batang kontol siapa saja yang masuk ke dalam lobang memeknya. Pikiran wanita cantik berambut panjang menjadi gila karena kegilaan warga Desa Cipogoh.
Orang-orang lainnya yang merupakan warga Desa Cipogoh pun mulai berdatangan silih berganti. Tak hanya pria, di sana juga wanita melihat ritual Desa Cipogoh di mana Yuli sedang melakukan hubungan sex dengan banyak pria.
Bersambung....
Bagi kalian yang menyukai cerita karya tulisanku, bisa mendukungku agar tetap semangat dalam menulis dan berkarya dengan cara memberikan love pada ceritaku serta mem-follow akun penanaku. :)
Apabila kalian sudah tidak sabar untuk membaca kelanjutan ceritanya, kalian bisa membacanya langsung di Karyakarsa milik aku.
ns 15.158.61.12da2