Tercabar ego jantanku.
Disini, saat aku ingin mengakhiri round yang entah ke berapa dengan rentakku sendiri dalam usahaku untuk memuntahkan air jantanku, aku memandang tajam padanya.
"Kenapa? Nak keras lagi? Nak sedap lagi?” Aku mencekup dagunya.
2071Please respect copyright.PENANAgQ3WoLug5Q
Tone suaraku berubah keras. Nafsu ganasku menerpa.
Dapat ku saksikan matanya berubah menjadi takut.
2071Please respect copyright.PENANAQWL31PJh52
“Nak sedap lagi?”
2071Please respect copyright.PENANAxZKoVvJFhK
Kali ini aku hempap badannya terutama kelangkangnya dengan lebih berat dan kasar. Ku lunyai- lunyai dan tenyeh- tenyehkan pelvisku dengan kasar, seakan- akan mengosok keras pada kelangkangnya. Aku benar- benar menggunakan berat badanku untuk menekan seluruh badannya.
2071Please respect copyright.PENANAxkJpXGkPmc
“Macam ni? Ha? Macam ni?!” aku menampar pipi dan dagunya.
2071Please respect copyright.PENANASEiYiV2Gdy
“Keras macam ni?!” ujarku keras sambil memberi tamparan yang lebih kuat lagi pada dagu dan pipinya.
2071Please respect copyright.PENANAXNBPzZqDSU
Matanya memandang sayu padaku meminta simpati. Meminta aku untuk berhenti. Terputus- putus nafasnya menahan rasa takut yang menerpa.
2071Please respect copyright.PENANAlN1VV7oLJa
“Mmm~~ Abang~~” rintihnya ketakutan namun jepitannya mula merancak, berdenyut- denyut menjerut batangku semula.
“Na takut? Seram kat abang?!” aku memandang tajam padanya.
Nafsu ganasku menaik ke gear tinggi. Matanya merenung sayu, mengangguk kepala mengiyakan soalanku.
Aku tersenyum.
Bibirku melekap di bibirnya semula. Meneroka mulutnya, lelangitnya. Menghisap lidahnya, mencuri nafasnya.
2071Please respect copyright.PENANAXxvlEs1RwD
“Keras macam ni? Keras macam ni yang Na suka?” ujarku keras memacu sedapku dan sedapnya.
“Mm… ~~” jawabnya penuh getaran.
“Na suka? Suka? Suka?” ujarku memacu pancutku sendiri.
2071Please respect copyright.PENANA8xVq32hb8V
Berdenyut- denyut, mengembang menguncup mulut batangku.
Jerut elektrik sedap mula mengembang, mula membuai kantung telurku, saraf batangku.
Erangan, desahan dan mata Nina yang sayu juga memacu aku, seperti menagih aku untuk menamatkan permainan ini. Memberi zat- zat sedap dalam farajnya. Membuntingkannya.
2071Please respect copyright.PENANAvjTi1xJxn4
Ah…
Tunggu…
Ah…~~
Kejap…
Ah… Kejap…~~
Sikit lagi…
2071Please respect copyright.PENANAL1RLRgXxZ4
Dan...
2071Please respect copyright.PENANA0JbBX5fG6e
Saat getaran sedap pada pangkal batangku mula menzahirkan nikmatku dan mendesak pancutku, aku menghenjut keras.
2071Please respect copyright.PENANAmpSeYjOL9Y
“Na!~~Na!~~” suara kerasku memacu namanya.
2071Please respect copyright.PENANA7Ffj42UhAc
"NAAAAA!"
2071Please respect copyright.PENANAjQDXgXW1Ku
Dan dengan laungan yang terakhir itu aku akhirnya menyerah kalah...
2071Please respect copyright.PENANA6vjFz2OZTm
Terkerut- kerut kantung telurku.
2071Please respect copyright.PENANA4nrHrlBmcb
Berdenyut- denyut dan berlumba- lumba air pekatku memancut, memercik keluar menghala pintu rahimnya.
Aku tekan batangku sehingga ke pintu rahimnya. Air maniku pekat membuak- membuak melanggar- langgar basah pintu nikmatnya.
Didalam aku memancut, Nina juga turut mengerang keras, jepitan orgasmnya mengurut- urut batangku. Membuntingkannya.
Mungkin.
2071Please respect copyright.PENANAkpwIMj3tjz
Oh ya, lupa pula.
2071Please respect copyright.PENANAnlaK2O41iZ
Aku Mokhtar.
ns 15.158.61.40da2