"dokter, pasien ruang rawat 3 krisis"
262Please respect copyright.PENANAdtrIbjLEz8
"Oke, bagaimana keadaannya"
262Please respect copyright.PENANALKdNuGDmOH
Suasana tegang menghiasi salah satu kamar pasien. Terlihat seorang remaja yang terbaring di sana dengan keadaan sulit bernafas.
262Please respect copyright.PENANAiDHuQOe9on
Laki-laki tinggi berjas putih itu segera menanganinya, setelah beberapa saat di tangani oleh sang dokter, pasien dengan nama Arya itu akhirnya kembali tenang.
262Please respect copyright.PENANAvRglfWONfO
"Arya, bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanya sang dokter
262Please respect copyright.PENANATkLdyEcadL
"Baik, dok. Sudah lebih baik" jawab Arya
262Please respect copyright.PENANA3pjoJKXy3K
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, dokter tersebut barulah keluar dari ruang rawat Arya dan kembali pada pekerjaannya yg lain.
262Please respect copyright.PENANAm3cFnvS1GY
Namanya Ryandra Reyasa Maharga, laki-laki 25 tahun yg sudah menjabat sebagai dokter. Dokter muda nan tampan yg banyak di kagumi baik dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, tapi sampai sekarang belum juga menambatkan hati pada siapapun. Bahkan pada dokter Aura yang katanya paling cantik di divisinya.
262Please respect copyright.PENANAmB1CqLYELf
"Kak Ryan!" Sapa gadis kecil 13 tahun yg tengah duduk di depan rumah sakit sambil melambaikan tangannya ke atas pada Reyasa.
262Please respect copyright.PENANAXmXENyG6WB
"Aulia..."
262Please respect copyright.PENANASIhfJhtoXY
Namanya Aulia, adik angkat satu-satunya Reyasa.
262Please respect copyright.PENANA8M751qUciu
"Kenapa tidak masuk?"
262Please respect copyright.PENANASLiHNuAFzO
"Kakak tau, aku sangat tidak suka aroma rumah sakit"
262Please respect copyright.PENANAn2Ie0WLPlk
"Aromanya tidak seburuk itu"
262Please respect copyright.PENANAyf37Lr1BNh
"Bagiku sangat buruk"
262Please respect copyright.PENANAF8epR8zouX
"Baiklah... Jadi kenapa kau kemari?"
262Please respect copyright.PENANAwJwcw9XHXV
"Ini ibu menyuruhku membawa makanan untukmu" ucapnya sambil memberikan kotak bekal yg di bawanya tadi.
262Please respect copyright.PENANA8zoreAo21E
"Jangan lupa di makan sampai habis ya, kakak!" Tambahnya lagi sambil menaik-turunkan alisnya, bercanda pada sang kakak
262Please respect copyright.PENANAyjwCBKFOQ5
Mereka tau betul bagaimana rasa masakan sang ibu. Jika tidak asin maka itu bukan masakan sang ibu.
262Please respect copyright.PENANAEnkUjLtwwO
"Iya... Iya, akan aku habiskan"
262Please respect copyright.PENANABW8pMCkRHH
"Good" Aulia mengacungkan jempolnya
262Please respect copyright.PENANAQXaSTFTrPW
"Yaudah, kau mau pulang sekarang?" Tanya Reyasa dan diangguki oleh adiknya itu.
262Please respect copyright.PENANAa7MdJD1eoW
"Perlu kakak antar?"
262Please respect copyright.PENANAi5yqsNPOkW
"Tidak perlu, jarak ke sanggar juga gak jauh-jauh banget"
262Please respect copyright.PENANAik8gua25DU
Walau masih kecil, Aulia sudah di sekolahkan di sekolah besar dan di masukkan ke banyak tempat les, katanya bagus untuk melatihnya dari kecil, dan itu semua pun dari kemauan Aulia sendiri.
262Please respect copyright.PENANAo9r5Hp5XpP
Dari kecil mereka di ajarkan untuk memutuskan jalan mereka sendiri, sisanya akan di bantu oleh ayah dan ibunya. Begitulah mereka menjadi orang besar yg mandiri nantinya.
262Please respect copyright.PENANAMgWQ74bWsm
"Yaudah aku jalan sekarang, bye bye.."
262Please respect copyright.PENANAm6iOkjMSGt
Setelah melihat sang adik pergi barulah Reyasa masuk kembali ke dalam rumah sakit.
262Please respect copyright.PENANA7SxNqQXgfE
***
262Please respect copyright.PENANAnYclht4H4h
"Bahkan langit sekarang sedang merasakan kesedihanku, Sky" ucap gadis berambut hazel dengan panjang sepinggang itu pada peliharaan kecil di sampingnya, seekor anak anjing berbulu putih yg bernama Sky.
262Please respect copyright.PENANAdxCZgU5cHq
"Sky, apa kau lapar?" Tanya nya pada Sky sekali lagi.
262Please respect copyright.PENANAIufTBWkBbV
"Aku lapar, tapi hujan membuatku tidak mood. Dewi air pasti sengaja menurunkan hujan untuk membuat ku kesal sekarang"
262Please respect copyright.PENANAlUzngY3Och
Hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota, dan gadis itu hanya bisa mengeluh.
262Please respect copyright.PENANA73SX7czsbb
Lucine Quila Adelia, begitulah dewi Quila di panggil sekarang. Dengan tubuh manusia nya sekarang dia tidak bisa melakukan apapun.
262Please respect copyright.PENANAC69qlvxcUT
Tidak bisa dengan gampangnya menghentikan hujan atau mendatangkan angin seperti saat di alam langit.
262Please respect copyright.PENANAsvQQRgIDZE
"Apa yang kau lihat?" Tanya Quila pada Sky yang terus menatapnya tanpa menggonggong.
262Please respect copyright.PENANANATkLGGXwZ
"Iya, sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa! Ejek saja sepuas yang kau mau Sky!"
262Please respect copyright.PENANAbVcklTklxw
Walau mati dan terlahir kembali berapa kali pun, Quila tidak ingin ingatannya di hapus. Ia pikir ini sama dengan hukuman yang pantas di dapatkannya karena hancurnya dua alam, serta hukuman atas kematian Reyasa.
262Please respect copyright.PENANAteNwi1CFbW
"Tuan Reyasa, seharusnya kau melihat ini, dewi air membuatku kesal lagi" gumam Quila menatap butiran hujan yg berjatuhan di luar.
262Please respect copyright.PENANA5QJprDBSEh
"Seandainya kau ada di sini, maka kau pasti akan menghibur ku dengan guyonan mu yg tidak lucu itu" tambahnya lagi.
262Please respect copyright.PENANA5i1KFzeFZP
"Ini tidak seberapa, seharusnya hukumanku lebih besar lagi" Quila memejamkan matanya karena merasa sakit di dadanya akibat mengingat kejadian-kejadian di masa lalu.
262Please respect copyright.PENANAc4qBS7wbmw
'Criiingg' suara bell di depan toko berbunyi
262Please respect copyright.PENANAY3JagihkHa
"Selamat datang" ucapnya pada sang pelanggan
262Please respect copyright.PENANAlFyYJj8KXz
Quila membuka sebuah toko kelontong kecil yg di kelolanya sendiri. Toko di di kota besar yg jarang di tau orang.
262Please respect copyright.PENANADeci8MM4mj
Pukul 9 malam, Quila sedang membersihkan tokonya dan bersiap-siap untuk menutupnya.
Tapi, sebelum itu terjadi...
262Please respect copyright.PENANAjUDFrLk5B8
"Tunggu sebentar!" Ucap seseorang saat Quila akan menutup tokonya
262Please respect copyright.PENANA8HZhW7A26w
"Sebentar saja, tolong buka tokonya" ucap laki-laki itu lagi.
262Please respect copyright.PENANAC6pPnREV9R
'Tak!' Quila menjatuhkan kuncinya
262Please respect copyright.PENANAkV9EKnGSCd
Matanya menatap laki-laki di depannya tanpa berkata apa-apa. Ia refleks menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, dan air matanya sudah luruh membasahi pipinya.
262Please respect copyright.PENANAPIz0Ru4B7m
Laki-laki di depannya sangat mirip dengan Reyasa-nya.
262Please respect copyright.PENANA0YmC9VIMAu
"Tuan Reyasa" ucapnya pelan
262Please respect copyright.PENANAhZe0quhdcJ
"Kenapa kau menangis?"
262Please respect copyright.PENANATbj6ogmK9G
"Quila..." — Reyasa
262Please respect copyright.PENANAf494WGO0PF
—Bersambung—
ns 15.158.61.41da2