Malaysia
Di rumah pak Fadlan,
Di kamar Hakim..
"Kenapo saye harus mengalami patah hati kembali, cinte saye kat khianati kembali, ape udah tak ade cinte yang tulus untuk saye", kata Hakim yang sedang sedih yang baru saja putus dari pacarnya.
Di ruang makan..
"Ibu, Hakim di mana, mengapa tak ade kat meja makan ?", tanya pak Fadlan.
"Hakim, di dalam bilik nya, pulang dari kerja dia belum keluar dari bilik nya, tunggu sekejap, ayah kat meja makan", jawab bu Nurmala.
"Ibu nak kemana ?", tanya pak Fadlan lagi.
"Ibu mahu pergi ke bilik Hakim, memanggilnya untuk makan malam bersama, sudah tiba masanya untuk makan malam ayah", jawab bu Nurmala lagi.
"Oh oke, jangan lamo ya ibu", kata pak Fadlan.
"Oke ayah", sambung bu Nurmala.
Indonesia
Di rumah mbah Sakiman,
Di kamar Titah..
"Tugas kuliah tinggal sedikit lagi, hayo semangat Titah mengerjakan tugas kuliahnya", kata Titah.
Di ruang tv..
"Loh tumben diajeng sendiri nonton tv nya, Titah mana ?", tanya mbah Sakiman.
"Titah enten kang mas ing kamar e", jawab mbah Jumirah.
"Oh..", seru mbah Sakiman.
"Amit mbah saktiman, mbah Jumirah, niki inum uga cemilan ne, kula lajeng pamit dhateng pawon iseh, amit", kata Jumiati.
"Inggih Jum", sambung mbah Sakiman.
"Maturnuwun nggih Jum, oh nggih Jum, panjenengan ningal Paijo mboten ?", tanya mbah Jumirah.
"Inggih sami-sami, mbah Jumirah, apunten mbah Jumirah, kula mboten melihat mas Paijo, bokmenawi Cecep utawa mas Pur mangertos mas Paijo ing pundi, mbah Jumirah", jawab Jumiati.
"Oh mekaten", kata mbah Jumirah.
"Nggih sampun menawi mekaten kula tedha tolong, tolong panjenengan timbali Cecep uga Purnomo dhateng mriki nggih Jum", sambung mbah Sakiman.
"Laksanakan mbah Sakiman, amit", kata Jumiati lagi.
"Nggih Jum", kata mbah Sakiman dan mbah Jumirah.
Di kamar Titah lagi..
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga tugas kuliahnya, sekarang tinggal, yah kouta internet habis lagi, beli dulu deh", kata Titah.
Di depan rumah mbah Sakiman..
"Aman tidak ada Cecep, saatnya keluar rumah hehe", kata Titah yang melihat Cecep tidak ada di pos satpam.
Di ruko teteh Sulis..
"Assalamu'alaikum, teh, teh Sulis..", Titah memberikan salam pada teteh Sulis.
"Wa'alaikumussalam", teteh Sulis menjawab salam dari Titah.
"Eh aya neng geulis, hayang beuli naon neng, pulsa atau sejena lainnya ?", tanya teteh Sulis.
"Muhun teh, abdi hayang beuli pulsa nya, biasa kouta ludes hehe..", jawab Titah.
"Oh oke, sabaraha nomer na neng ?", tanya teteh Sulis lagi.
"O815-xxxx-xx29", jawab Titah lagi.
"Pulsa na nu sabaraha ieu neng ?", tanya teteh Sulis lagi.
"Nu lima puluh ribu wae teh", jawab Titah lagi.
"Oke..", seru teteh Sulis.
"Atos asup teh, ieu duit na, pas nya teh", kata Titah.
"Muhun neng geulis", sambung teteh Sulis.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada teteh Sulis.
"Wa'alaikumussalam", teteh Sulis menjawab salam dari Titah.
Di rumah mbah Sakiman,
Masih di ruang tv..
"Jadi benar tidak ada yang melihat Paijo ?", tanya mbah Jumirah.
"Inggih, mboten mbah Jumirah", jawab Purnomo.
"Cecep nya juga tidak ibu bos nya", jawab Cecep juga.
"Apunten mbah Jumirah punika Paijo, eh jo, jo", kata Purnomo.
"Menapa, punapa ?", tanya Paijo.
"Panjenengan punapa ta jo ?", tanya mbah Sakiman.
"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada semua yang ada di ruang tengah.
"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang tengah menjawab salam dari Titah.
"Loh nak, bukannya kamu dikamar mengerjakan tugas kuliah, kok kamu datang dari luar, darimana kamu ?", tanya mbah Jumirah.
"Iya tadi di kamar, tugas sudah selesai, kouta juga habis, jadi Titah beli dulu deh, loh ini ada apa mbah, kenapa di kumpulkan di ruang tengah semua ?", tanya Titah juga.
"Mbah kakung mu mau mengumumkan sesuatu nak", jawab mbah Jumirah.
"Loh mas jo kenapa ?", tanya Titah lagi.
"Tidak tahu nak, ini lagi di tanya oleh mbah kakung mu, ayo jo jawab pertanyaan dari suami saya", jawab mbah Jumirah lagi.
"Putus cinta mbah Jumirah, mbah Sakiman, Desi pacar saya di jodohkan oleh kedua orang tuanya", jawab Paijo sambil menangis.
"Hu lebay, huuu cengeng, lembek sekali sih jadi laki-laki, ingat mas jo mati satu tumbuh seribu, perempuan di dunia ini masih banyak stok nya", kata Titah mengejek Paijo yang sedang patah hati.
"Nah dengar tuh bu ustazah", sambung mbah Jumirah.
"Ya sudah mbah, Titah mau ke kamar dulu", kata Titah lagi.
"Iya nak", sambung mbah Jumirah.
"Oh ya ini ada pengumuman untuk kalian para abdi dalem ku, mulai bulan depan gaji kalian naik enam puluh persen", kata mbah Sakiman.
"Alhamdulillah..", kata Paijo, Jumiati, Purnomo, dan Cecep.
"Dan untuk Paijo", kata mbah Jumirah.
"Inggih kula mbah Jumirah", kata Paijo yang masih menangis.
"Kamu temui Titah gih, kamu keluarkan keluh kesahmu, mungkin Titah mau mendengarkannya", sambung mbah Jumirah.
"Laksanakan Mbah Jumirah", kata Paijo lagi yang masih menangis.
"Loh kok Titah sih diajeng ?", tanya mbah Sakiman.
"Memang biasanya begitu kan kang mas, Paijo berbagi keluh kesahnya pada Titah, karena hanya Titah saja yang ingin mendengarkan keluh kesahnya", jawab mbah Jumirah.
"Kamu ada benarnya juga sih diajeng dari pada dia tidak fokus kerja", kata mbah Sakiman.
Di kamar Titah lagi..
"Lupa ambil minum dan cemilan lagi, ke dapur dulu deh", kata Titah yang melupakan sesuatu dan juga baru saja masuk kedalam kamarnya.
Di depan kamar Titah..
"Assalamu'alaikum", Paijo memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Paijo.
"Mbak Titah ini saya bawakan..", kata Paijo yang datang ke kamar Titah yang membawa cemilan dan Air untuk Titah, yang sebenarnya Paijo ingin curhat.
"Pasti cemilan dan air minum kan ?", tanya Titah.
"Inggih mbak", jawab Paijo.
"Ya sudah bawa masuk ke dalam kamar saja", kata Titah.
"Mbak..", sambung Paijo.
"Iya mas jo, kenapa ?", tanya Titah lagi.
"Nganu mbak", jawab Paijo lagi.
"Nganu, nganu apa mas jo ?", tanya Titah lagi.
"Saya mau..", jawab Paijo lagi.
"Mau curhat kan?", tanya Titah lagi.
"Hehe inggih mbak", jawab Paijo lagi.
"Nggih sampun mlebet kamawon dhateng kamar", kata Titah.
"Oke..", sambung Paijo.
Malaysia
Di rumah pak Fadlan,
Di depan kamar Hakim..
“Hakim, Hakim astaghfirullahalazim, kenapa bilik awak konflik macam ini ?”, tanya bu Nurmala.
"Ibu..", kata Hakim yang menangis di pelukan ibunya.
"Loh kenapo awak nangis cuba becakap sama ibu ?", tanya bu Nurmala.
"Boleh Hakim becakap, cerita pade ibu ?", tanya Hakim juga.
"Iye tentu saja boleh putraku", jawa bu Nurmala.
"Oke, jadi macam ini dia berselingkuh ibu, sekarang saye dan dia telah berpisah", kata Hakim yang menceritakan masalah perpecahan dan pasangannya pada ibunya.
Di kamar Hakim lagi..
"Siap yang kamu maksud, Karina ?", tanya bu Nurmala lagi.
"Iye ibu, Karina", jawab Hakim lagi.
"Ibu tak menyangka jike karina macam itu, padahal ibu melihat dia selalu baik pade keluarga ini ternyata, ya udah putraku lebih baik terbangun lupakan saja betino itu, bangun lembaran lembaran lamo same karina dan bangun bukak lembaran baru same betino lain, putraku kat luo sano masih banyak betino yang jauh lebih baik dan lebih lawo dari karina, jadi kamu lebih sabar untuk mendapatkan cinte sejata bangun dan jangan lupo pade sang pencipta ya", kata bu Nurmala yang memberikan nasehat pada anaknya.
ns 15.158.61.44da2