Di kamar Titah dan Afgan lagi..
"Duh anak-anak belum pulang lagi, jangan-jangan anak-anak lupa lagi kalau hari ini kan mau ke rumah kakung nya, coba telepon mereka deh, duh gak diangkat lagi sama Junior, coba Mala saja deh, duh sama juga lagi gak diangkat, coba telepon Paijo saja kalau begitu, bismillah semoga di angkat." Kata Titah yang mencoba menelepon anak-anaknya dan mencoba menelepon Paijo.
Di mobil Afgan lagi..
"Waduh cah ayu lagi telepon, duh nanti kalau tanya anak-anak bagaimana ini, kata den mas Afgan gak boleh ngomong-ngomong sama cah ayu, sudahlah saya jawab saja sesuai dengan perintah den mas Afgan." Kata Paijo yang mendapatkan telepon dari Titah.
....
"Assalamu'alaikum cah ayu."
"Wa'alaikumussalam lik."
"Inggih cah ayu enten menapa, enten ingkang sanguh lik jo bantu cah ayu ?"
"Anak-anak sami lik jo mboten ?"
"Mboten cah ayu, anak-anak mboten kaliyan lik jo, emange punapa ta cah ayu ?"
"Anak-anak dereng mantuk sekolah lik jo, kula kinten anak-anak sami lik jo, oh nggih sampun deh menawi mboten bersama kaliyan lik jo, oh inggih emange lik jo saweg ing pundi ?"
"Kula saweg ing radin cah ayu, kersa jemput den mas, den mas meeting kaliyan kliennya ing njawi kantor mekaten." Kata Paijo yang memberikan alasan pada Titah.
"Oh oke, menawi mekaten saksampune urusan lik jo rampung mantuk dhateng griya nggih , uga terna kula dhateng Bandung, kajengipun anak-anak benjing kamawon kaliyan bapak e nyusul dhateng Bandung." Pinta Titah.
"Laksanakan cah ayu." Kata Paijo melaksanakan perintah dari Titah.
"Nggih sampun mekaten kamawon, assalamu'alaikum."
"Inggih wa'alaikumussalam cah ayu."
....
Paijo pun sampai di hotel dan kemudian segera memesan kamar hotel untuk Renaldi dan keluarga. Setelah Paijo memesan kamar untuk Renaldi dan keluarga, barulah Paijo memberikan laporan pada Afgan, sekalian meminta izin untuk mengantarkan Titah ke Bandung.
Afgan mengizinkan Paijo mengantarkan Titah ke Bandung. Afgan juga mendapat telepon dari Titah, setelah Paijo meneleponnya. Titah meminta agar Afgan mengantarkan anak-anaknya besok ke Bandung.
Di Hotel..
"Alhamdulillah selesai memesan hotel, sekarang saatnya laporan ke den mas Afgan." Kata Paijo yang baru saja selesai memesan kamar hotel untuk Renaldi dan keluarga.
....
"Assalamu'alaikum den mas."
"Wa'alaikumussalam lik."
"Bagaimana lik sudah beres pesan kamar hotel untuk Renaldi dan keluarga ?"
"Sudah den mas, oh ya sekalian saya mau minta izin ke den mas, cah ayu minta saya antar ke Bandung, boleh ?"
"Boleh, tapi nanti setelah lik jo antar istri saya ke Bandung, lik jo kembali ke Jakarta ya untuk mengantarkan saya, Renaldi, Citra, dan anak-anak ke Bandung."
"Laksanakan den mas."
"Oke, oh ya nanti jangan kamu jemput saya biar saya naik kendaraan umum saja ya."
"Laksanakan den mas."
"Ya sudah kalau begitu, assalamu'alaikum lik jo."
"Wa'alaikumussalam den mas."
....
Bandung
Di rumah pak Nano
Di dapur..
"Loh bi kok banyak sekali sih belanjaannya memangnya siapa yang mau datang ke rumah ?"
"Neng geulis, bu."
"Oh..!!"
"Ibu.." Ferdi memanggil Natasha.
"Iya sayang, kenapa ?"
"Susu ya."
"Oh oke, bi bikinin susu ya." Pinta Natasha.
"Muhun bu." Cengek melaksanakan perintah dari Natasha.
Di rumah Fandi
Di kamar Fandi dan Tasya..
"Kamu whatsapp an dengan siapa sih sya ?"
"Dengan Afgan."
"Oh..!!"
"Iya, oh ya Fan, kamu tau gak Renaldi pulang ke Indonesia, dan hari ini sudah ada di jakarta, satu lagi besok kan ulang tahun nya Titah, kita cari kado yuk, sekalian makan di luar, sudah lama kan gak makan di luar."
"Oh iya, besok kan tanggal dua puluh ya, oke deh yuk kita keluar, eh ya tapi anak-anak ?"
"Ya jemput lah, sekalian ajak juga."
"Oke, siap-siap dulu."
"Iya Fandi."
Di kamar Irsyad..
"Fan.." Irsyad memanggil Afan.
"Iya syad, kenapa ?"
"Tolong ambilin obeng sama tang dong."
"Oh ya tunggu sebentar ya."
"Em..!!" seru Afan.
Di kamar Afan..
"Afan, loh kok gak ada, suara apa itu ya di kamarnya Irsyad, jangan-jangan di kamar Irsyad ?, coba ke sana deh." Tasya bertanya-tanya sendiri, karena mendengar sesuatu dari kamar Irsyad.
Di kamar Irsyad lagi..
"Fan mana, fan yang tadi ku minta ?"
"Tunggu sebentar kenapa sih, aha ketemu, nih syad barang yang elu minta tadi."
"Lama banget sih." Keluh Irsyad.
"Ya kan gua nyari dulu syad." Keluh Afan juga.
Di depan kamar Irsyad..
"Assalamu'alaikum."
Di kamar Irsyad lagi..
"Wa'alaikumussalam."
"Mama masuk ya."
"Iya mah.."
"Kalian sedang apa sih ?"
"Ini loh mah Afan lagi bantuin Irsyad untuk bikin alat baru mah."
"Oh.."
"Nah dah jadi. Sepatu super jadi kita gak perlu takut untuk terlambat ke sekolah lagi deh."
"Berarti tinggal kita uji saja dong syad ?"
"Iya fan. Oh ya mah, mama tumben ke kamar ada apa ?"
"Kalian siap-siap ya mama sama papa mau ajak kalian makan di luar sekalian cari kado buat tante Titah." Pinta Tasya.
"Oke mah.." Seru Afan dan Irsyad bersamaan.
"Ya sudah mama tunggu di bawah ya." Kata Tasya yang meninggalkan kedua anaknya di kamar.
"Oke mah.." Seru Afan dan Irsyad bersamaan lagi.
"Oh ya syad gimana kita coba saja nanti atau besok. Sekarang kita siap-siap yuk sudah di tunggu mama soalnya."
"Oke.."
"Ya dah gua pergi ke kamar ya." Kata Afan yang hendak pergi dari kamar Irsyad.
"Em.." Irsyad hanya mengangguk mengiyakan perkataan dari Afan.
Di depan rumah Fandi..
"Anak-anak mana sih kok gak belum keluar juga ?" Kata Fandi yang sudah menunggu terlalu lama anak-anaknya di depan rumahnya.
"Sabar sayang, sebentar lagi. Nah.. Itu dia mereka." Kata Tasya yang menunjuk ke arah anak-anaknya.
"Yuk pah, sudah siap nih."
"Jadi kapan kita perginya."
"Sekarang dong. Yuk masuk ke mobil."
"Oke.." Sorak Afan dan Irsyad bersamaan.
Ketika tiba di mall meraka (Fandi dan keluarga maksudnya hehe) berjumpa dengan Ferdi dan Natasha. Di susul oleh pak Nano yang rupanya ingin membeli kado untuk putrinya tercinta.
Sementara itu anak-anak Renaldi dan anak pertama Afgan (Arka, Dara, dan Afgan Junior) tengah sibuk memilih tempat makan di mall, sedangkan Renaldi, Citra, dan Afgan juga sibuk mempersiapkan kejutan ulang tahun Titah.
Dan tentu saja tak ketinggalan Mala anak ke dua Afgan yang masih sibuk mengunyah makanan di restoran yang suka di datangi oleh Mala dan juga ibunya setelah selesai belanja di mall.
Jakarta
Di rumah Afgan
Di ruang tengah..
"Kebetulan ada mbok Surip, pamit dulu deh, mbok, mbok, mbok.."
"Inggih bu Afgan."
"Saya pamit pergi ke rumah romo ya di Bandung, saya titip anak-anak dan suami saya ya di rumah." Kata Titah yang berbicara pada mbok Surip menggunakan suara.
"Ha.. Ke Surabaya, bu Afgan untuk nyusul pak Afgan dan anak-anak. Loh bukannya pak Afgan dan anak-anak di Jakarta ya bu?" Tanya mbok Surip dengan bingung dan tidak nyambung dengan apa yang dikatakan oleh Titah tadi.
"Hadeh.. Kok bisa lupa gini sih aku ya. Kalau ternyata mbok Surip itu kurang pendengarannya. Ha.. Titah tau harus apa, whatsapp mbok Surip saja."
[Nyonya Titah : Mbok Surip, saya pamit pergi ke rumah romo ya di Bandung, saya titip anak-anak dan suami saya ya di rumah.]
Kata Titah yang baru saja mengirimkan chat whatsapp pada mbok Surip.
"Loh kok bu Afgan whatsapp saya sih kan bisa ngomong langsung. Oh bu Afgan mau pamit ke Bandung. Iya bu silahkan dan hati-hati di jalan ya." Kata mbok Surip yang nyambung ketika di ajak bicara lewat whatsapp.
"Oke.."
[Nyonya Titah : Assalamu'alaikum.]
"Wa'alaikumsalam bu."
ns 15.158.61.48da2