Angie terbangun keesokan paginya, tubuhnya terasa lenguh-lenguh. Tim masih tertidur sambil memeluk Angie. Angie tersenyum melihat wajah Tim, tidak pula wajahnya seperti lelaki yang fuck nya sehabis mungkin malam tadi. Dia teringat sepanjang malam Tim meratah tubuhnya dengan pelbagai posisi. Terdetik di hati Angie untuk "membalas jasa" Tim. Angie menyeluk tangannya ke dalam selimut dan meraba lembut batang Tim. Tim bergerak sedikit dengan sentuhan Angie. Perlahan-lahan Angie masuk ke dalam selimut, batang Tim yang setengah keras itu dijilatnya pada takuk batang Tim. Angie mengulum hujung batang Tim dan kedengar bunyi Tim mendesah seperti baru bangun. Angie meneruskan tindakannya itu untuk menhisap batang Tim. Baru sebentar, batang Tim tegang seperti kayu. Angie semakin khusyuk menghisap batang Tim. Terasa tangan Tim perlahan mengusap rambutnya, diiringi bunyi desahan dari Tim.
"Arg, sedap sayang. Really, u give the best blowjob ever" ujar Tim perlahan. Angie terus menghisap sehingga ke kedua biji Tim dan dikulumnya perlahan. tertahan-tahan suara Tim menahan kesedapan. Angie kembali lagi mengisap batang Tim sedalam-dalamnya, Terasa hujung batang Tim menyentuh kerongkongnya. Angie menahan saja dengan rasa ingin muntahnya keranabaginya sedap benar batang Tim.
Tangan Tim merayap ke belakang tubuh Angie yang terbongkok dalam selimut. Tim menjilat jarinya dan perlahan memasukkan satu jari ke dalam bontot Angie.
"Ah, perlahan Tim." ujar Angie. Lubang bontotnya yang masih ketat itu masih terasa sakit dek penangan ganas Tim pada malam sebelumnya. Apabila Tim merasakan bahawa Angie sudah boleh menerima batangnya, Tim bergerak ke belakang Angie dan menatap bentuk bontot Angie yang besar itu.
"Papp!" satu tamparan kuat singgah di bontot Angie. "Fuck, sakitlah" kata Angie sambil tertawa kecil. Tim tidak membuang masa dan terus memasukkan batangnya ke dalam lubang bontot Angie itu.
"Ugh, kenapa bontot u masih ketat ni. I ingat i dah cukup bagi barai dah malam tadi" kata Tim kepada Angie sambil dia perlahan menjolok keluar masuk batangnya. Bontot Angie terasa mengemut ketat batang Tim setiapkali Tim menjolok habis batangnya. Desahan mereka silih berganti pagi itu.
Tim merangkul kemas tubuh Angie dari belakang sambil memainkan jarinya pada kedua payudara Angie. Payudara besar Angie itu bergoyang-goyang seiring dengan ayunan batang Tim pada bontot Angie.
Angie menggosok kelentinya dengan jarinya sehingga dia mengeluarkan cairan nikmat yang menitis di celah pahanya. Mana tidaknya, tubuh chubby Angie itu semamangnya sangat banyak berair.
Apabila Tim merasakan Angie semakin hampir untuk klimaks, Tim melajukan jolokannya.
"Fuck me harder Tim. I hampir cum" rengek manja Angie.
Tim menghenyak ganas bontot Angie sehingga suara Angie terpaksa mengigit selimut untuk menahan dirinya daripada berteriak.
"Sayang, I'm cumming! AHH" desah Tim sambil melepaskan berdas-das air mani ke dalam bontot Angie.
Pada masa yang sama, lutut Angie terketar-ketar apabila dia klimaks, kedengar bunyi nafas Angie termengah-mengah.
Tim mengambil ass plug Angie yang terbiar di tepi katil dan memasukkannya ke dalam bontot Angie.
"Simpan air i elok-elok eh, sayang?" kata Tim, lalu membalikkan tubuh Angie yang masih terkapai penat.
Tim menatap lama tubuh Angie yang masih kelelahan dan mencium setiap bahagian tubuh Angie dengan manja. Tidak sia-sia dia menjemput Angie datang bercuti ke rumahnya. Dapat juga dia akhirnya bertemu dengan seorang wanita yang mungkin dpt menjadi lawan dengan nafsunya. terdetik di hati kecilnya, mungkin juga dia telah jatuh cinta.
Masih lagi berbaki 2 malam untuk Angie berada di situ.
ns 15.158.61.45da2