Sinopsis "Ini Sahabat Ku"
Mereka itu di kenal sangat dekat di SMP, bahkan begitu dekat sampai tak ada apapun yang dapat memisahkan mereka. Tapi kenapa hanya karena sebuah miskom kesalahpahaman, mereka menjadi saling menjauh di sekolah yang berbeda? 166Please respect copyright.PENANAIf4WY0u1vo
----166Please respect copyright.PENANAKyqvFlVDck
---166Please respect copyright.PENANAwZRfdhVkUy
--166Please respect copyright.PENANA70ZSp1p0tR
-
Di SMP Tunggal Cipta, ada dua sahabat yang di kenal banyak orang di sana karena kedekatannya.166Please respect copyright.PENANA6nsmcs4E30
Sasa dan Vany, dua sahabat yang selalu bersama di SMP. Mereka di kenal selalu kemana mana berdua, tapi tetap saja mereka juga bisa bersosialisasi dengan teman teman yang lain. Semua orang menyukai mereka berdua karena sikap mereka yang baik, tak hanya itu saja, mereka berdua juga pintar.
Setiap pagi, mereka selalu ceria dan tidak pernah bertengkar. Obrolan mereka juga selalu nyambung sehingga mereka nyaman satu sama lain.
Topik obrolan mereka setiap harinya adalah tentang hal yang dilalui oleh diri mereka masing-masing, tapi hari ini, topik obrolan mereka adalah tentang sekolah.
"Vany, aku ingin bertanya sesuatu" Kata Sasa yang saat ini bertanya pada Vany tentang suatu hal ketika mereka berada di kelas.
"Apa itu?" Vani menatap penasaran.
"Kan sebentar lagi kita lulus, kira kira kamu mau kemana? Sudah sepakat di SMA yang sana kan?" Sasa menatap antusias karena sebelumnya mereka juga sudah saling berjanji bahwa mereka akan sekolah di SMA yang sama.
Tapi tak disangka, wajah Vany tampak khawatir untuk menjawab pertanyaan milik Sasa tadi. "Um...." Vany menatap Sasa dengan wajah murung.
"Kenapa? Kita sudah sepakat mau ke SMA kan?" Kata Sasa.
Tapi wajah Vany masih terdiam dan agak ragu untuk menjawab, Sasa yang melihat itu bingung menjadi bertanya. "Vany, kenapa? Kamu mau ke SMA kan? Kan katanya kamu mau ke SMA sama aku, nanti kita bareng-bareng masuknya" Ucap Sasa dengan tatapan wajah lembut.
"Maaf ya, Sasa" Vany tiba tiba mengatakan kalimat itu membuat Sasa terkejut mendengarnya. Karena di mulai dari wajah Vany dan kalimat itu, tentu saja membuat Sasa berpikir negatif.
Lalu Vany menambah. "Maaf ya Sa, aku mau ke SMK" Kata Vany.
"Hah kenapa?! Tapi, katanya mau ke SMA?!" Sasa menjadi panik bahkan mengguncang kedua baju Vany dengan wajah tak percaya.
"Um..... SMA saingan nya berat, aku gak kuat Sa hehe"
"Masa hanya karena itu.... Vany, kita teman dari lama, kenapa tidak di SMA yang sama" Sasa menatap khawatir.
"Maaf Sasa, aku benar benar minta maaf" Hanya itu yang bisa dikatakan Vany.
Sasa agak kesal dengan keputusan Vany, meskipun begitu, Sasa tidak akan melepaskan tali persahabatan mereka.
"Baiklah, jika itu memang keputusan mu, aku tidak masalah, tapi kita akan tetap bertukar pesan dan jangan ragu untuk mengobrol dengan ku di chat" Kata Sasa.
"Ya, aku akan melakukan itu" Vany mengangguk.
Mereka yang selalu bersama di SMP, tiba-tiba harus berpisah. Sasa melanjutkan pendidikannya di SMA, sementara Vany berada di SMK.
Awalnya, mereka berusaha menjaga hubungan mereka tetap kuat meskipun terpisah oleh sekolah yang berbeda. Untuk terakhir kali mereka bertemu di hari SMP terakhir, mereka berjabat tangan. "Vany, jangan sampai putus sahabat kita ya"
"Iya, jangan sampai putus, terima kasih kamu sudah menemaniku di SMP, bahkan ketika aku sedih dan senang, aku benar-benar beruntung bisa dapat sahabat seperti kamu, Sasa" Tatap Vany membuat Sasa tersenyum senang dan tertawa kecil. "Oh ayolah Van, kamu juga sama baiknya kok..."
Mereka memutuskan berpisah namun tetap terhubung sebagai sahabat. Ketika di hari pertama mereka masuk ke SMA maupun SMK, Mereka menjalaninya dengan lancar dan dengan baik tanpa ada hambatan.
"Halo" Ada yang menyapa Sasa di SMA nya. Membuat Sasa menoleh pada siswi yang mendekat.
"Halo, aku Dewi, nama kamu siapa?" Siswi yang bernama Dewi itu tertarik untuk berkenalan dengan Sasa.
"Ah Halo juga, aku Sasa"
"Sasa, nama kamu bagus, mulai sekarang kita teman ya" Dewi mengulur tangan lalu Sasa mengangguk dan menerima jabatan tangan itu. Sasa mendapat kenalan teman di SMA nya.
Dewi merupakan teman pertama Sasa di SMA. Dewi dan Sasa mulai berteman seperti pada umumya, bercanda bersama, tertawa, bersedih, dsb.
Hubungan mereka baik, tapi Sasa tetap tidak melupakan Vany, di sela nya di sekolah, dia mencoba mengirim pesan pada Vany yang bertuliskan. "Vany, bagaimana kabarmu di SMK?"
Setelah mengirim, tapi sayangnya, pesan itu tidak tersampaikan di Vany, bahkan centang satu, tak ada keterangan di kontak Vany membuat Sasa terdiam berpikir.
"Kenapa dia tidak online? Apa dia sibuk di siang ini? Atau mungkin tidak dapat internet?" Sasa terdiam bingung di tempatnya berdiri menghadap ponselnya.
Lalu datang Dewi membawa minuman padanya. "Halo Sasa" Dia mendekat.
"Ah Dewi, kemana saja kamu?"
"Aku membeli minuman, ini" Dewi memberikan satu botol minuman padanya dan rupanya dia tadi membawa dua botol.
"Eh, enggak perlu, aku tidak mau" Sasa menolak dengan rasa tidak enak.
"Sudahlah, aku sudah beli" Dewi memberikan nya di tangan nya.
"Um, baiklah, terima kasih ya" Sasa menatap senang.
"Iya, sama sama, eh ngomong ngomong apa yang kamu tatap di ponselmu dengan wajah serius?" Tanya Vany dengan penasaran.
"Ah ini, aku hanya mengirim pesan pada teman ku yang ada di SMK, tapi di tidak online" Balas Sasa dengan rasa khawatir menatap ponselnya.
"Oh, mungkin dia sibuk, tunggu saja nanti... Dia teman mu Smp?" Tanya Dewi.
"Iya, dia sangat baik, bahkan menemani ku"
"Wah wah.... Sahabat nih"
"Iya, dia sahabat ku, tapi kami terpaksa berpisah, entah karena apa Vani ada di SMK" Sasa tampak sedih.
Tapi Dewi memegang bahunya menenangkan nya membuat Sasa menatapnya. Dia melihat Dewi memasang wajah lembut dengan senyum nya.
"Tidak perlu di pikirkan, dia sibuk jadi jangan terlalu khawatir, aku akan menemani mu di sini" Kata Dewi.
"Aw... Makasih, kamu baik sekali deh" Sasa menatap lalu mereka tertawa akrab. Sasa langsung akrab pada Dewi di SMA nya.
Bahkan tak hanya sebatas mengobrol akrab, pembicaraan mereka juga lancar dan Dewi juga selalu membantu dan menolong Sasa di saat kesusahan menghadapi hari ini.
Hingga ketika pada malam hari, tampak tangan seseorang mengambil ponsel di meja belajar, tepatnya tangan milik Vany. Dia menatap ponsel nya dengan wajah datar, lalu langsung mendapatkan pesan masuk ketika dia membuka ponselnya.
Itu milik Sasa, pesan yang tadi dikirimkan siang tadi dan tidak terkirim, bahkan baru malam hari Vany membacanya.
Vany tersenyum senang sendiri lalu mengetik membalas. "Maaf ya aku lama balas, ponsel ku tadi ketinggalan, aku tak membawa ponsel tadi, kabar ku baik, bagaimana dengan mu?"
Pesan itu kemudian terkirim, tapi yang aneh adalah, pesan itu hanya centang satu layaknya Sasa tidak online membuat Vany terdiam.
"Um? Kenapa dia tidak online? Positif saja, mungkin sudah tidur" Ia berpikir bahwa Sasa sudah tidur di malam itu, jadi tidak online.
Hingga esok harinya, Vany terbangun pagi pagi dan tak lupa mengecek ponselnya melihat apakah Sasa sudah membalas pesan nya tadi malam.
Tapi itu hanya centang satu, bahkan masih tetap segitu, tapi Vany tidak menghiraukan itu, dia menambah pesan lagi di antaranya. "Sasa, pagi, nanti chat aku ya"
166Please respect copyright.PENANAFXtspHbQnE
Di sekolah, Sasa langsung datang ke kelas dan bertemu Dewi yang membaca buku, mereka menatap. "Halo Sasa" Dewi menyapa dengan ramah.
"Halo Dewi, pagi...." Sasa langsung duduk mendekat.
"Eh iya, kamu tahu ada filter baru di pengedit video, mau coba" Dewi menunjukan ponsel nya.
"Boleh" Sasa mengangguk, lalu mereka merekam bersama tanpa sadar, Sasa hampir melupakan Vany yang mengirim pesan padanya, bahkan dia tidak membuka ponselnya sendiri.
Setelah melakukan beberapa video yang asik, mereka tampak tertawa kembali bersama.
"Wah, itu bagus banget" Sasa melihat hasilnya di ponsel Dewi. "Tolong kirimkan aku ya" Tatap nya lalu Dewi mengangguk.
Hingga saat itu, Sasa akhirnya memegang ponsel nya dan langsung membuat video itu menjadi status.
Ketika selesai memasang status, dia teringat Vany membuat nya menatap pesan Vany. "Oh, Vany sudah mengirimkan pesan" Dia senang lalu membukanya. Dia membaca pesan itu.
"Oh, tadi malam aku ketiduran, pasti dia kecewa sekali, semoga ketika aku mengirim pesan, dia langsung membaca" Sasa mengetik pesan.
"Vany, aku ingin kita ketemuan, tolong tentukan waktunya"
Pesan itu kemudian terkirim dan rupanya pesan itu langsung terkirim, tinggal tunggu Vany membuka pesan nya.
"Nah, bagus, akhirnya terkirim, hanya tinggal tunggu notifikasi nya" Ia senang.
"Sasa" Dewi kemudian memanggil membuat Sasa menoleh.
"Ayo coba filter yang ini" Dia menunjukan ponselnya.
"Oh, ok" Sasa meletakan ponselnya dan mendekat ke Dewi, mereka kembali membuat video bersama.
166Please respect copyright.PENANAuYORsXelqd
Di sisi lain, Vany membuka ponselnya dan menerima pesan dari Sasa. "Wah, akhirnya" Dia membukanya dan membaca pesan tadi lalu membalas.
"Aku bisa kapan saja"
Kemudian kebetulan membuka bagian status dan rupanya Sasa membuat status membuat nya penasaran dan langsung membukanya.
Tapi siapa sangka, wajah nya terdiam dengan alis mengkerut, wajahnya tampak tak percaya melihat apa yang ada di video itu.
Vany tanpa sengaja melihat dalam video itu bahwa Sasa tertawa dan berbicara akrab dengan teman barunya di sekolahnya yang baru. Tanpa mengetahui konteks sebenarnya, Vany merasa terlupakan dan merasa bahwa Sasa telah meninggalkannya. "(Kenapa? Siapa orang itu, kenapa dia tampak sangat dekat.... Sasa, apa kamu lupa padaku?)" Vany kembali melihat chat Sasa, di sana pesan milik Vany sudah terkirim tapi Sasa tidak membaca itu dan sepertinya Sasa masih bermain bersama Dewi membuat video itu.
"(Kenapa dia jahat sekali.... Melupakan aku begitu saja....)" Vany mulai kesal, kekesalan nya tidak terkendali kan hanya karena melihat status milik Sasa.
Lalu ada yang datang. "Vany, mau jajan tidak?" Tawar nya yang mendekat pada Vany yang sedang sedih menundukan wajah.
"Vany?" Dia mendekat, dia adalah Nadia, orang seperti Nadia akan bersikap peduli pada Vany yang sedang sedih.
"Hei, kamu kenapa?" Dia panik mendekat.
Hingga tiba tiba saja Vani menangis. "Hiks.... Hiks...."
"Vany, kamu kenapa?" Nadia panik.
ns 15.158.61.20da2