"Vany, kenapa?" Nadia tampak panik melihat Vany menangis terisak.
Dia bahkan mencoba bertanya masalah Vany yang menangis.
"Hiks.... Sasa.... Sasa sudah sama yang lain... Hiks.... Dia sengaja tidak online.... Hiks..." Vany mengatakan nya dengan terisak dan menangis tersedu sedu membuat Nadia merasa iba, lalu dia memeluk Vani.
"Ssh... Tenanglah, sebenarnya apa yang terjadi?"
"Hiks.... Aku sama Sasa sudah sangat lama di SMP, kami saling melengkapi dan bersahabat tapi dia tampak sudah dapat yang lain, aku lihat di status nya, bahkan kemarin kemarin, dia tidak online, dan sekarang dia tidak membaca pesan ku, bisa bisanya dia melakukan itu...." Vany menunjukan pesan di ponsel nya.
Lalu Nadia terdiam sebentar. "Apa kamu yakin? Siapa tahu dia masih menganggap mu sebagai sahabat, itu hanya iseng saja dia terlihat bersenang senang dengan yang lain, tidak perlu khawatir" Dia mencoba menghibur Vany.
Tapi wajah Vany terdiam dan terus menunduk. "(Aku sangat yakin, begitu yakin bahwa itu adalah teman barunya Sasa dan dia tampak tertawa senang....)" Lalu ada pesan masuk di ponsel Vany, yakni dari Sasa.
Pesan itu tertulis. "Baiklah, aku tentukan nanti pulang sekolah, mari bertemu di supermarket dekat SMP kita dulu"
"Hei, dia membalas nih" Nadia memberikan ponsel nya.
"Supermarket? Itu adalah tempat yang sering kita kunjungi ketika SMP, kenapa dia masih ingin bertemu jika dia ada teman baru... Aku tidak akan datang" Nadia mengatakan nya dengan wajah kesal.
"Tidak bisa begitu, kalian kan sahabat, jadi harus tetap begitu seterusnya, jadi datang lah, jangan buat dia menunggu dengan kesalah pahaman yang bisa terjadi kapanpun nantinya" Kata Nadia.
Kalimat yang baik itu membuat Vany terbujuk dan akhirnya mengangguk perlahan. "Tapi..... Tetap saja....."
"Vany, dia itu adalah teman mu, kamu harus mengikuti permintaan nya bahkan kalian akan melakukan pertemuan setelah tidak melakukan nya"
"(Meskipun begitu, aku tetap harus berpikir tentang dia yang bahagia, bahkan bisa tertawa senang bersama teman nya...) Haiz.... Baiklah.... Tapi, aku ingin kamu ikut dengan ku" Tatap Vany membuat Nadia bingung.
"Kenapa?"
"Yah, aku hanya ingin kamu ikut dengan ku, temani aku ke sana" Tambah Vany, Nadia tampak ragu hingga akhirnya dia mengangguk.
Hingga ketika di supermarket, yang datang duluan adalah mereka. Vany dan Nadia yang melihat sekitar memastikan bahwa Sasa memang belum datang.
"Wah, dia terlambat, pasti dalam perjalanan" Gumam Nadia sambil melihat jam di ponselnya. "(Benar benar menjengkelkan, dia pasti sengaja melakukan nya....)"
"Di sini akan bosan menunggu, bagaimana jika jajan dulu?" Vany menatap.
"Ya, boleh" Nadia setuju lalu mereka masuk dan membeli makanan untuk menunggu Sasa. Mereka membeli sambil bercanda dan tertawa bersama, bahkan mereka memiliki kesukaan makanan maupun minuman yang sama.
"Eh, kamu juga suka ini?" Vany menatap terkejut sekaligus senang.
"Iya, soalnya ini enak sekali hehe" Balas Nadia. Mereka terus mengobrol dengan baik hingga keluar dari supermarket dan menunggu di meja dan kursi yang sudah di sediakan di luar supermarket.
"Vany, menurut kamu, pelajaran apa yang kamu sukai?" Nadia mulai membicarakan topik membuat mereka tampak akrab. 126Please respect copyright.PENANAI0Ns8A1oEK
"Em, sebenarnya aku suka--
"Vany!" Tiba tiba ada yang memanggil membuat mereka berdua menoleh. Rupanya Sasa, dia menyapa dengan senyum nya dan mendekat.
Tapi Vany tampak memasang wajah biasa saja dan melanjutkan bicaranya pada Nadia. "Aku suka bahasa Inggris dan mungkin yang lain juga suka meskipun ada beberapa yang tidak aku sukai hehe"
"Vany" Sasa mendekat dengan wajah bingung karena Vany tampak mencampakan nya. Dia juga merasakan ketidaknyamanan.
Lalu Vany menoleh. "Sasa, apa kamu sudah dapat teman baru du SMA mu? Aku lihat kamu sangat akrab" Tatap Vany dengan lirikan nya.
"Eh, apa maksudmu?" Sasa bingung, tapi ia terkejut baru sadar. "(Apa di status itu?!!)" Ia menjadi berwajah panik. "(Aku tak sengaja melakukan nya, kupikir itu hanyalah waktu luang yang aku habiskan, karena aku berpikir Vany tidak selalu online... Aku melakukan kesalahan....)"
Ia melihat Vany mulai berinteraksi dengan teman barunya itu bahkan dengan beraninya, Vany fokus hanya pada Nadia bukan pada Sasa yang baru saja datang, dan rasa cemburu mulai tumbuh dalam hatinya.
"Baiklah, sepertinya sudah ya ketemuan nya" Vany berdiri.
"Eh, aku baru saja datang, kita belum mengobrol apapun!" Sasa menatap terkejut.
"Loh, butuh mengobrol? Kan bisa sama teman baru mu" Vany langsung mengatakan itu, seketika Sasa terdiam mendengar itu.
Lalu Vany memegang tangan Nadia dan berjalan pergi, Nadia hanya bisa terdiam bingung karena tidak tahu situasinya hingga di jalan, dia bertanya pada Vany. 126Please respect copyright.PENANAcO4z7zL8Ri
"Vany, kenapa kau bersikap begitu?"
"Dia pantas mendapatkan nya, dia mencampakan aku di pesan ponsel, biar dia tahu bahwa aku sungguh terpukul ketika dia memamerkan teman barunya" Balas Vany dengan masih kesal.
"Tapi, bagaimana jika itu hanya kesalahpahaman?" Nadia menatap.
Mendengar itu membuat Vany terdiam, dia lalu memasang wajah khawatir. "Um.... Yah, mungkin aku akan tahu jika itu kesalahpahaman, yang penting dia tahu apa kesalahan nya"
"(Kenapa Vany bicara seperti itu, apa ini kesalah pahaman, aku memang tidak online karena aku membuat video dengan Dewi, tapi, Dewi bukan sepenuhnya teman dekat....)" Tanpa berbicara, kesenjangan antara mereka semakin besar. Sasa bahkan masih bertanya tanya kesalahan nya memasang status itu yang membuat Vany berpikir bahwa Sasa sudah dapat sahabat yang baru.
Seiring waktu, persahabatan mereka merosot. Mereka mulai menjauh satu sama lain, bahkan tidak lagi berkomunikasi. Namun, kejelasan akan situasi itu menjadi kunci untuk memecahkan konflik.
Sasa tampak menatap ponselnya, dia memasang wajah khawatirnya. "(Apa yang harus aku lakukan.... Tanpa sadar aku menyakiti perasaan Vany dan apa di sini, hanya aku yang merasa komunikasi kita sudah hilang... Mungkin aku harus menjelaskan nya pada Vany)" Pikir Sasa dengan perasaan masih begitu ragu dan khawatir.
Suatu hari, Sasa memutuskan untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku akan melakukan nya" Sepulang sekolah, dia mengabari Vany di Chat. Bahwa dia meminta ketemuan pada Vany.
126Please respect copyright.PENANACOO4jJ2AZw
Pesan itu kebetulan langsung terkirim, Vany yang kemas kemas akan pergi pulang, ia menjadi menatap pesan itu dan terdiam sebentar. "(Kenapa dia ingin meminta ketemuan lagi, apa dia ingin memamerkan teman barunya juga....)" Ia berwajah kesal.
Lalu Nadia datang. "Vany, mau pulang bareng?" Tatap Nadia.
Tapi Vany menggeleng. "Maaf ya, duluan saja pulang nya, aku harus melakukan sesuatu" Kata Vany.
"Oh begitu, baiklah, kalau begitu hati hati ya nanti" Nadia berjalan pergi.
"Ya" Balas Vany, tapi ia kembali memasang wajah kecewa ketika melihat chat itu, kemudian dia menghela napas pasrah dan membalas chat itu bahwa dia setuju untuk melakukan pertemuan.
Hingga mereka benar benar bertemu di suatu tempat. Yakni di supermarket kemarin, rupanya pemikiran Vany salah, Sasa hanya datang sendirian, dia tak membawa siapapun dan di antara mereka, tak ada yang menunggu, mereka kebetulan ke sana bersama dan Sasa langsung menghadap Vany.
Dia menjelaskan bahwa teman barunya hanyalah kenalan baru dan bahwa persahabatan mereka tetap tak tergantikan. Sasa juga tidak tahu bahwa Vany merasa terlupakan.
"Vany, maaf meminta mu kemari" Kata Sasa, dia bertemu Vany di supermarket lagi dan Vany hanya memasang wajah menunduk, dia antara masih kecewa dengan Sasa.
"Vany, aku minta maaf, sebenarnya itu bukan teman dekatku, dia hanyalah kenalan baru dan aku tetap menganggap persahabatan kita tetap tak tergantikan. Aku selalu menantikan kamu menyapa ku setiap pagi di ponsel, kita saling mengobrol di ponsel, tapi karena miskom yang terjadi mulai dari tidak online dan bahkan, aku memasang status itu, aku tidak bermaksud begitu, kamu tetap teman ku satu satunya" Kata Sasa.
Vany, mendengar penjelasan Sasa menjadi terdiam. Dia seperti tidak percaya dengan perkataan Sasa.
"Vany, aku mohon, kamu teman ku satu satunya, kamu menemaniku ketika SMP, kita menikmati persahabatan mereka dan kini, apa kita hanya akan terputus hanya karena sebuah miskom, kamu salah paham, aku janji tidak akan membuat status seperti itu lagi" Sasa kembali meyakinkan.
"(Mungkin memang benar, ini adalah kesalahpahaman) Janji ya" Tatap Vany.
Seketika Sasa tersenyum senang dan berjalan mendekat, dia mengangkat jari kelingking nya. "Iya, aku berjanji"
Kesalahpahaman yang terjadi membuat mereka belajar untuk lebih komunikatif dan saling memahami. Mereka menyadari bahwa persahabatan sejati tidak mudah tergantikan oleh hal-hal kecil.
--126Please respect copyright.PENANAKG6l8N0zwE
Tampak Nadia mendekat ke Vany yang sudah datang pagi lagi. Dia melihat Vany yang berbunga bunga dan senang. 126Please respect copyright.PENANA3vdbP2FdPW
"Vany, bagaimana hubungan mu dengan sahabat mu?" Nadia menatap.
Lalu Vany menoleh dengan senyum nya, dan menunjukannya tangan nya yang terdapat gelang sangat cantik. "Ini di berikan olehnya, kami akan jadi sahabat selama nya" Balasnya, rupanya dia memakai gelang couple dan pastinya Sasa juga menggunakan gelang nya agar mereka saling terikat.
126Please respect copyright.PENANAUvFKbK41m0
Sebelumnya, setelah mereka baikan, Sasa menunjukan sesuatu. "Untuk menjaga perasaan kita, aku punya sesuatu" Dia mengeluarkan dua gelang yang sangat cantik, cocok untuk gadis feminim seperti mereka.
"Wah" Vany langsung tersenyum senang.
"Vany, mari kita membawa gelang ini sampai kita bertemu lagi di tempat yang berbeda" Kata Sasa, dia memakaikan gelang itu membuat Vany senang menatap nya.
"Sasa, terima kasih...." Tatapnya lalu Sasa mengangguk. Tangan mereka terlihat sama memakai gelang yang sama dan begitu cantik.
"(Persahabatan kami menjadi kembali lagi, kesalahpahaman dapat di selesaikan dan juga, kami memutuskan untuk membuat jadwal online chat bersama, tak hanya itu, kami memutuskan ke rumah salah satu dari kita untuk berkunjung dan bermain agar persahabatan kita tidak putus lagi.....)"
Dengan ketulusan hati, Sasa dan Vany membangun kembali hubungan persahabatan mereka. Mereka belajar bahwa terkadang, untuk menjaga persahabatan tetap kuat, diperlukan upaya dan komunikasi yang jujur. Meskipun berada di sekolah yang berbeda, mereka menemukan cara untuk terus mendukung dan memahami satu sama lain.
126Please respect copyright.PENANAcTq4s9rlEd
TAMAT
ns 15.158.61.20da2