“Mang…beneran Mang gak inget siapa yang bawa Putri waktu itu?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0o4NCOgfxQ
“bener non…waktu itu Mang Sapto lagi ada di dapur…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0SYzrrWSb9
“lho? terus gimana caranya Putri di bawa ke kamar?”, kata Putri sambil terus memainkan jemarinya di sekitar penis Sapto yang sudah loyo itu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKhHkwD33A
“kalo soal pintu depan…emang Mang Sapto lupa kunci…’n kalo soal kamar non…mungkin orang itu nemu kunci kamar non di tas non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Zr1Nr964c
“mm…bener juga…ya kali ya Mang…”. Putri semakin penasaran dan ingin tahu siapa yang menolongnya. Putri memeluk Sapto lebih erat seolah-olah gadis cantik itu tidak ingin Sapto lepas dari pelukannya. Sapto pun merangkul Putri lebih erat. Sapto sangat suka jika Putri sudah memeluknya karena tubuh Putri begitu hangat dan wangi. Seperti biasa, mereka berdua melewati masa-masa intim setelah bersenggama dengan saling berpelukan dan diam menikmati kesunyian malam. Dan kadang mereka berciuman dengan sangat mesra dan penuh rasa kasih sayang sebelum akhirnya mereka berdua tidur. Sudah 2 minggu setelah Putri masuk sekolah lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ235LiaKFel
Dan selama itu pula, Putri tetap mencari-cari jawaban atas pertanyaannya itu. Tapi, tak tahu harus mulai darimana, Putri akhirnya menyerah.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz1I6csjJoK
“non Putri…Mang Sapto sebentar lagi mau pergi…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnXuqLvHJp
“emang Mang Sapto mau pergi ke mana?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiDzLmzNn9o
“mau perpanjang KTP abis itu mau ke rumah saudara Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6rWQwHFznZ
“lama nggak?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrUPrOm9j79
“ya mungkin sore ato malem baru pulang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5NOxBuf6CJ
“yah lama banget…kalo gitu Putri ikut aja…yah? yah?”, kata Putri memegang tangan Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY421f45Udr
“aduh non…Mang sih emang pengen ngajak non Putri…tapi ntar sodara Mang ngomongin kalo non Putri ikut…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72CZ7yWT57
“yah…Mang Sapto jahad ah…”, Putri manyun. Sapto mengangkat dagu Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJL9lxEeuVT
“jangan marah dong non…”. Sapto mengelus-elus pipi Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8YU5Y7AGr
“iya Mang…Putri nggak marah kok…Mang Sapto mau pergi jam berapa?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVfYnZyA2CK
“sekarang non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZfRBvormb
“o ya udah…bentar…Putri ambilin bajunya…”. Putri membuka lemarinya yang kini tak hanya ada bajunya saja yang ada di sana, tapi juga pakaian Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0RwIzYBHhg
“nih Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYoquYWufWy
“makasih non…”. Sapto mengenakan pakaian yang diberikan Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHaoRxOfH2
Putri pun merapihkan pakaian Sapto. Sapto iseng, dia menarik lubang leher baju Putri ke depan sehingga dia bisa mengintip payudara Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTdxi4C255o
“Mang Sapto ngintip-ngintip nih…”, ujar Putri manja sambil terus mengancingkan baju Sapto seolah tak terjadi apa-apa.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtuDFOiFV32
“hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Dgn5OXogC
“nah…udah Mang…udah rapih..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsBdTawiNu
“makasih ya non…”. Putri dan Sapto keluar kamar.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyyQbbngkmb
“pulangnya jangan lama-lama ya Mang…awas kalo ngayap…”, ancam Putri, sudah seperti istri beneran Sapto saja.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlTuQwu38l
“iya non…tenang aja…abis selesai di rumah sodara…Mang Sapto langsung pulang..”. Tentu saja, buat apa Sapto ngelayap kalau di rumah sudah ada gadis cantik yang setia menunggunya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3EEUdEzJwx
“yaudah Mang…ati-ati ya Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡup1vmTilHk
“iya non…”. Sebelum membuka pintu depan, mereka berdua berciuman lagi, penuh kehangatan dan mesra, lama sekali.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyECa6qcNUi
Keduanya sama-sama tidak mau melepas ciumannya. Padahal hanya beberapa jam saja mereka akan berpisah, tapi ciuman yang mereka lakukan seperti pasangan yang akan berpisah bertahun-tahun. Akhirnya mereka berdua saling menjauhkan bibir mereka masing-masing.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk2Y6LsvPOP
“udah ya non…Mang pergi dulu…ati-ati di rumah…kunci pintunya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh9CPA09ivS
“iya..iya…Mang juga jangan lupa pesen Putri tadi ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsU1kDE5HQu
“tenang aja non…daahh..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZEZsRgJRQn
“daahhh…”. Putri tetap berdiri di ambang pintu sampai Sapto belok dan tak terlihat lagi. Putri menutup dan mengunci pintu. Dia bingung mau apa, Putri akhirnya duduk di sofa saja sambil menonton tv. Dan tanpa sadar Putri tertidur karena kurang tidur tadi malam.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8Y9hVKYLz
Sapto
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYDkPJZQXJ
Putri terbangun sendiri, segar sekali rasanya setelah ngulet beberapa kali. Jam menunjukkan pukul 10 pagi, sperma Sapto bekas tadi malam yang ada di beberapa bagian tubuh Putri kini sudah benar-benar mengering dan menjadi kerak membuat Putri jadi agak tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri. Putri mandi membersihkan tubuhnya yang belum di bersihkan sejak ‘dipinjam’ Sapto tadi malam. Biasanya hari Sabtu dan Minggu pada jam segini, Putri belum bisa mandi karena masih ‘sibuk’ di ranjang bersama Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQ2CBoD2Fa
“ting tong…ting tong…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYTLSW7cl0B
“siapa pagi-pagi gini?”, tanya Putri sambil bergegas mengenakan baju rumahnya dan segera berlari ke pintu depan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMs0apbfi9S
“iya..iya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwBwqlNW7ZF
“ha..hai…Putri…”. Putri terbengong tak percaya siapa yang ada di depannya sekarang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMNhVrMuFCq
“ka..kak..Anita?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrockpuzcSN
“gue mau ngomong sesuatu ke lo, Put…lo mau gak dengerin gue?”. Putri jadi bingung harus bilang apa, salah satu dari daftar orang yang dibencinya kini ada di depannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGa6BF4QXvN
“Put?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLxs6iauXY
“eh…iya..kak..ayo masuk…”. Putri belum membuat rencana balas dendamnya, tapi 1 dari 3 orang yang dibencinya sudah ada di depannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCmTB8oPy3
“sebentar..kak..”. Rasa benci yang besar tak membuat Putri jadi tidak santun. Sebagai tuan rumah, dia tetap membuatkan minuman untuk Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMQ4jWZfZo
“kak Anita..mau ngomong apa?”. Putri jadi agak canggung, padahal dulu dia dan Anita lumayan dekat dibanding ke Renata dan Nadya. Anita langsung jongkok di depan Putri dan menangis di paha Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJGDLKit2c
“maafin gue Put…maafin gue Put…gara-gara gue, Rena, ‘n Nadya…lo udah gak perawan lagi…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3jPotE36kD
“….”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjrhhwW3YVt
“pasti lo susah payah jaga keperawanan lo…maaf banget…gue ngerti kalo lo nggak mau maafin gue…”. Tiba-tiba rasa benci Putri jadi hilang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40XT8P4wu4
“iya kak…gak apa-apa…”, jawab Putri tenang. Anita menatap Putri, tak percaya jawaban yang keluar dari mulut Putri. Putri membuat Anita duduk di sebelahnya lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpa90NPfvCZ
“lo..maafin gue, Put?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9cr1LBXGS
“mm…sebenernya gue gak bisa maafin juga..tapi…semuanya gak bisa balik lagi…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFJSd76mm9
“gue bener-bener minta maaap banget ama lo…gue gak bisa ngentiin Nadya ‘n Rena ngancurin cewek polos kayak lo…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy109WAIfmZ
“iya kak iya…semua udah lewat..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEIIiPA3BXO
“makasih banget Put…gue ngomong gini karena gue takut lo mau bunuh diri lagi..kayak waktu itu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLciI76RYCf
“bunuh diri?? jangan-jangan…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhI9CDMZGm0
“iya, Put…gue yang nolong lo…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QaKJMpuFd
“nggak mungkin?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2MDoaChzbZ
“bener, Put..gue yang nolong lo…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkKk4jeIura
“gak mungkin !!”, Putri masih menolak kalau orang yang selama ini ia cari-cari adalah orang dalam daftar balas dendamnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1g2lX7xEp
“suer, Put…gue nolong lo karena gue takut merasa bersalah banget kalo lo ampe bunuh diri…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAlbe6xjVCo
“…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXTeFPJF5f
“lo masih gak percaya? nih…”. Tiba-tiba Anita langsung memagut bibir Putri dan memperagakan saat dia memberi nafas buatan ke Putri waktu itu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL4qK7Fo4W4
“gimana, Put?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOjAtcRA1z
“mm…”. Anita berpikir Putri belum percaya jadi dia memagut bibir Putri lagi. Tapi, kali ini, Anita dan Putri sama-sama memejamkan matanya. Putri merasa memang benar Anita yang menolongnya karena rasanya sama seperti waktu itu. Tapi, ada perasaan aneh yang muncul tiba-tiba. Anita merasa bibir Putri sangat lembut, Anita pun tergoda memagut bibir Putri lebih. Dan tanpa sadar, Putri membalas Anita. Mereka berdua pun jadi saling melumat bibir. Kadang Anita yang mengulum bibir Putri, dan kadang sebaliknya. Lidah mereka pun juga sudah saling belit-membelit. Begitu nikmat ciuman mereka. Putri sadar, tak seharusnya ia menyukai ciuman Anita, tapi Anita sangat ahli mencumbu Putri. Anita menuruni leher Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8kyxVGXwiu
“ehhh…”. Anita mencumbui bahkan menjilati leher Putri. Putri melirih pelan, menikmati rangsangan dari Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFdLDrUG1GO
“nggak…”. Putri mendorong Anita. Wajah Anita memerah, ditolak Putri. Anita sendiri juga tidak tahu kenapa tiba-tiba muncul nafsu saat mencium Putri tadi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNkcBQT5Vw
“maaf, Put…”, keadaan pun jadi canggung lagi. Mereka berdua diam dan memandang ke arah lain.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngbWLGD7Ru
“lo percaya Put sekarang?”, Anita memecah keheningan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0Uaw6bIvh
“mm…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnzwguiYsE
“o ya waktu itu…gue pakein cardigan ke lo…warna item ‘n celana jeans…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3yiVh9je3
“cardigan?”. Putri mulai percaya karena dia ingat cardigan itu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIqhqmT8ZT
“coba lo cek…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyzOz3GvK7
“bentar, kak…”. Putri kembali dengan membawa cardigan hitam yang dimaksud.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0c5MuoJGA
“yang ini?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyh8LRadf7R
“coba lo liat…ada inisial AI di label kerah…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡntylwy1wCe
“jadi…ini emang cardigan kak Anita…kenapa? kenapa kak Anita nolong Putri? kenapa kak Anita gak biarin Putri mati aja?”. Air mata keluar dari sela-sela mata Putri. Anita memegang kedua bahu Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtOp9iR6GTh
“maaf Put…gue gak bisa ngebiarin lo…soalnya lo sama ama gue…terjebak Renata ‘n Nadya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIaYrtCwyTv
“maksud kak Anita?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFFfGD2ZO0u
“iya…lo ngingetin gue dulu…nasib gue juga kayak lo sebenernya…tapi gue gak mau nyerah ‘n mau balas dendam ke mereka…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZcCuMoS2M
“jadi…kak Anita gak suka sama kak Rena ‘n kak Nadya?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhxg3cOiDI
“iya…gue benci banget ama mereka…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXlX7T5nsb
“terus kenapa kak Anita masih jadi anak buah mereka?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjc45TY1lce
“gue nunggu waktu yang tepat…tapi sampe sekarang..gue gak pernah dapet kesempatan…’n malah ada lo..korban baru mereka…maafin gue…gak bisa nolong lo..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYW06uPsjVP
“gak apa-apa kak…kayaknya emang udah takdir Putri…”. Putri hampir menangis lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzAxTOTUom
“tenang Put…mulai sekarang…gue bakal ngelindungin lo dari 2 cewek sialan itu…”. Anita merangkul Putri untuk membuatnya merasa nyaman. Putri menyandarkan kepalanya ke pundak Anita. Anita membelai rambut Putri. Lalu mereka berhadap-hadapan, saling bertatapan. Putri menutup matanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Anita. Ciuman hangat itu terjadi lagi, tapi keduanya menyadari sepenuhnya ciuman kali ini. Dan keduanya juga sama-sama menginginkannya. Setelah berciuman lumayan lama, bibir mereka pun terlepas. Mereka berdua saling bertatapan lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQOKAqpUPt
“Putri…lo emang bener-bener cantik…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiyR17Zw3i7
“makasih kak…”. Anita menciumi leher Putri lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1iqyaCfWTs
“hmmhhh…”, lirih Putri mendongakkan kepalanya memberi keleluasaan bagi Anita. Tangan Anita menyingkap kaos Putri secara perlahan. Putri tak menunjukkan penolakan, Anita kini beralih ke dada Putri. Anita kaget karena mengetahui Putri tidak memakai bh saat dia meremas payudara Putri perlahan. Dengan bantuan Putri, Anita melepas kaos Putri. Payudara Putri yang bulat dan putih mulus itu menjadi sasaran ciuman Anita. Anita gemas sekali dengan kedua buah payudara Putri yang begitu bulat dan kenyal itu. Ciuman dan jilatan mendarat di sekujur kedua buah payudara Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqvGuCrHyhf
“kaakhh…”, lirih Putri saat Anita mulai menjilati dan mengemuti kedua putingnya. Tangan Anita menyelinap ke dalam celana Putri. Anita menyelipkan jari tengahnya ke belahan vagina Putri dan menggosok-gosoknya secara perlahan untuk membangkitkan gairah Putri sambil menciumi leher Putri lagi. Tubuh Putri terasa semakin panas, begitu juga dengan udara di sekitarnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZDe1wUhvw
Semakin Putri merasa ‘panas’, secara alami tubuhnya seperti mengeluarkan aroma wangi yang menenangkan bagaikan aroma terapi. Itu terjadi tanpa Putri sadari, tapi Putri tahu hal itu karena Sapto bilang kepada Putri. Setelah meraba-raba sebentar, akhirnya Anita menemukan lembah kenikmatan Putri. Tubuh Putri bergetar dan kedua pahanya sedikit menutup merasakan sensasi jari tengah Anita yang mulai memasuki vaginanya. Mulut Putri terbuka sedikit, desahan lembut keluar dari mulut mungil Putri dan perlahan dia melebarkan kedua pahanya, mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan keberadaan jari tengah Anita yang terus bergerak keluar masuk liang vaginanya. Anita menjilati telinga kiri Putri, membuat Putri menurunkan kepalanya ke kiri menutupi kupingnya karena rasanya geli. Tak salah kalau Sapto sering menyebut Putri ‘si pancingan hawa nafsu’ karena wajah imutnya, kulitnya yang putih mulus, dan tubuhnya yang mungil nan sexy itu tidak hanya bisa memancing nafsu para pria, tapi juga wanita seperti Anita sekarang. Apalagi, Putri sangat mudah terangsang karena tubuhnya yang memang sensitif terhadap sentuhan. Untungnya, setelah kehilangan kesuciannya, Putri bisa menjaga dirinya dan berhati-hati dengan tubuhnya sendiri karena dia tahu kalau dia sangat ‘sensitif’. Sejak dinodai Arman, si bandar narkoba, Putri tidak pernah membiarkan ada laki-laki yang menyentuhnya selain kedua punggung tangannya atau pundaknya. Telapak tangan Putri pun bisa membuat Putri jadi ‘aneh’ sehingga Putri tak membolehkan satu pun temannya yang pria menyentuhnya. Tak ada pria yang bisa menyentuh Putri, tak ada satu pun kecuali Sapto. Sebenarnya Sapto juga tidak terlalu ‘menguasai’ Putri, Sapto membolehkan Putri untuk pacaran atau setidaknya punya teman dekat pria karena Sapto tahu Putri masih remaja yang sedang gemar-gemarnya pacaran lagipula secara tidak resmi, Putri itu adalah adik ipar Sapto meski Sapto belum menikah dengan Reisha secara resmi dan meski Sapto bisa bebas meniduri Putri. Tapi, Putri tidak mau pacaran, baginya Sapto itu kakak ipar, ayah, dan sekaligus pacarnya. Sapto memang benar-benar beruntung, awalnya dia hanya penasaran ingin mencicipi tubuh Putri, tapi kini sama seperti kakaknya, Putri sudah bertekuk lutut dan tidak mau lepas dari Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDDZWEpYWj8
“kaaakkhhh !!!”, erang Putri mengejang mendapat orgasmenya. Anita sengaja ‘menggaruk’ liang vagina Putri agar orgasmenya benar-benar maksimal.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbWB1pQ7kug
Tubuh Putri mengedut-edut menuntaskan gelombang orgasmenya yang tersisa. Mereka berdua sama-sama diam. Anita merangkul Putri, tangannya tetap bersemayam di dalam celana Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqj3RfOpm7j
“maaf ya Put…gue ngelakuin tadi…dari dulu gue suka sama lo….”, bisik Anita lembut…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yyHE9vNfg
“hmm…”. Putri merasa seperti sedang berada di pelukan kakaknya, nyaman dan hangat sehingga dia betah bersandar di bahu Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmnQG2WUqFh
“kak Anita suka ama Putri?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsBC5wLInNP
“iya Put…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfrvTgjMJP
“kenapa?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi96ZmXo7G2
“lo cantik Put…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6DeVBlPlj
“jadi…kak Anita..?”, Putri bangun dan menatap Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7bjek5Bo5O
“oh bukan Put…gue tau yang lo pikirin…gue bukan lesbi..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuU7mERyfQG
“jadi maksudnya?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQH01FOaghH
“gue normal…gue masih suka sama cowok…tapi pas liat lo…gue langsung suka sama lo…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU03HZWwnnd
“….”. Putri masih bingung dengan jawaban Anita. Tiba-tiba hp Putri berbunyi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlaV04Ie49i
“bentar ya kak…”. Putri pun menjauh dari Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Jzg79XLjd
“ya halo Mang?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXLvx2xrWB
“halo non…lagi apa?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4JV2tMkSR
“lagi ngobrol aja ama temen…Mang Sapto lagi ada dimana? kok belum pulang sih? Mang Sapto ngayap ya?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWr3hTPTnpb
“nggak..nggak..non…nggak…gini non…Mang Sapto diajak jenguk paman Mang Sapto yang lagi sakit…jadi Mang Sapto gak bisa pulang sekarang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVO4nLbNUaY
“ah..Mang Sapto jahad ah..”, protes Putri dengan nada manja.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1gmZZEqOT
“ya abisnya gimana dong non?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjkfpMD0gs
“yaudah gak apa-apa…tapi besok Mang Sapto mesti pulang ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjMWV0TgoNa
“iya non pasti…Mang Sapto gak bakal tega biarin non Putri tidur sendirian lebih dari 1 hari…hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi0ThkwdjdY
“janji ya? awas lho…kalo besok gak pulang..Putri kunciin pintunya biar Mang Sapto gak bisa masuk…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxeoJ77JNxq
“aduh..jangan non…iya non iya…Mang Sapto janji deh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAGWryI9202
“yaudah…Mang Sapto ati-ati ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBg2GUwDCSn
“oke non…non Putri tidurnya jangan malem-malem ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyqJLfNDkGa
“iya…Mang Sapto juga…daah…mmuuaahh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nfA9yLI71
“mmuuah…daah…”. Putri kembali duduk di samping Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJQX17EwSH
“kak Anita…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSrYS16gZK7
“iya…Put…kenapa?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgzaF4s3A9
“kak Anita malem ini ada acara gak?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNGxGtDNK3K
“mm…kayaknya nggak ada Put…kenapa?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdr0WjViw4K
“kak Anita mau nggak nginep di sini? Putri nggak berani sendirian?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiREJGwLWB
“emang pembantu lo ke mana?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9XsCs73ELj
“lagi jenguk saudaranya…kak Anita mau ya nginep di sini?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5xx1kjBaM
“o yauda deh…oke…gue nginep di sini…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZg8Z2rdqH
“makasih banget kak…”. Mereka pun menghabiskan waktu dengan mengobrol bagai tak pernah terjadi apa-apa. Segala rahasia saling mereka beberkan. Putri pintar, tanpa Anita sadari, Putri merekam segala omongan Anita, untuk jaga-jaga kalau Anita cuma pura-pura dan ini semua hanya tipuan dari Renata, Anita, dan Nadya (disingkat bisa jadi RAN ya? hihi). Anita beberkan semua rahasianya sendiri mulai dari kebenciannya terhadap Renata dan Nadya sampai masalah pribadinya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe3o2KAQz6j
“tapi Put…gue gak bawa baju nih…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgjt86Uyvok
“pake punya Putri aja…kan badan Putri ama kak Anita sama..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZCp4I8Yv6
“oh iya ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIubRmQZ1Nx
“kak Anita udah makan?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPBCqeQnum
“belum…kita makan di luar yuk…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjMnUSO4bkn
“baru Putri pengen ajakkin…ayo kak…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXotnz9J9nu
“yaudah..sana lo…ganti baju…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHTmYZI2Q5K
“oke..bentar ya kak..”. Putri menaruh hasil rekamannya tadi di tempat yang menurutnya paling aman di dalam kamarnya. Setelah merasa aman, barulah Putri mengganti pakaiannya. Mereka berdua pergi makan di luar sambil refreshing. Mereka pulang sekitar jam 9 malam.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Wgk7kYxz3
“egghh…gila capek…”, kata Putri ngulet di atas kasurnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtAh4S4cvaV
“Put…ntar gue tidur di mana nih?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCG5tVLjNH
“bareng Putri aja ya kak?”, pinta Putri dengan wajah imutnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK2CRQrvA9R
“gak apa-apa emang?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3N5y9Nl6bn
“ya gak apa-apa…kan kakak ama Putri sama-sama cewek…lagian emang kak Anita mau ngapain Putri sih?”, goda Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8MWUIiDQi
“oh iya..ya…”, jawab Anita bingung, Putri sudah berubah 180 derajat.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2rVOk2PeI
“yaudah Put…gue minjem baju lo ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4yw7lHsKl1
“iya kak…pilih aja yang ada di lemari…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnUFcNr0bi
“oke…tapi gue mandi dulu ah…”. Anita pun pergi ke kamar mandi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCymJ2VgJx
Tak lama kemudian, Anita keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjkYZBybEA
“Put…sabun mandi lo enak banget wanginya…gue make tadi…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFDxBi6uNz
“iya kak…pake aja…”. Setelah mendapatkan baju Putri yang sesuai dengan seleranya, tanpa ragu-ragu Anita meloloskan handuk dari tubuhnya. Putri memandangi tubuh Anita bagian belakang. Terlihat jelas kalau Anita sangat merawat tubuhnya. Kulitnya yang putih meski tak seputih kulit Putri terlihat berkemilauan dan berkesan halus walaupun belum disentuh. Apalagi kedua bongkahan pantat Anita yang kelihatan enak untuk ditabuh (emangnya gendang..hihi). Sebenarnya Anita memang sengaja mempertontonkan tubuhnya ke Putri, maklum namanya cewek, Anita ingin Putri tahu kalau tidak hanya dia yang bertubuh bagus. Anita sengaja memutar tubuhnya. Putri mengagumi tubuh Anita. Payudaranya bulat dan tak ada cacat sama sekali. Dan rambut kemaluannya begitu rapih tercukur, seperti bentuk segitiga di atas bibir vaginanya. Anita pun memakai pakaian dan segera bergabung dengan Putri. Curhat dan senda gurau mereka bagi di atas tempat tidur sambil berselimutan bagai teman yang sangat akrab. Padahal, tadinya Putri dendam kesumat ke Anita, tapi entah, rasa itu lenyap tak bersisa seperti terbawa arus sungai.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UWNyI0Xzw
“Put…maapin gue ya..”, kata Anita mengelus pipi Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufPlz6TxLx
“iya kak…”, nada Putri pelan. Anita pun mencium Putri lagi. Mereka berdua bercumbu dengan mesra lagi, kedua gadis cantik itu berciuman dan pelukan mereka semakin erat satu sama lain. Seperti tak ada hari esok bagi mereka, keduanya saling melumat bibir dan saling membelit lidah dengan nafsu yang menggebu-gebu. Padahal jenis kelamin mereka sama, tapi kenapa mereka begitu bernafsu. Meski gadis normal, Anita begitu semangat melumat bibir Putri karena bibir Putri yang lembut serta wajah cantik nan imut Putri yang memang dikagumi Anita dari dulu. Sedangkan Putri, begitu bergairah karena Anita benar-benar lihai mencumbunya. Tangan Anita merayap menuruni punggung Putri dan mengenggam kedua bongkahan pantat Putri yang langsung diremas-remas Anita. Putri langsung sadar dan tidak ingin celananya ‘dirogoh’ duluan seperti tadi, Putri pun langsung menuju langkah berikutnya. Putri menciumi leher Anita untuk melemahkan Anita. Tapi, ciuman, jilatan, dan cupangan di leher sepertinya tidak berpengaruh ke Anita. Putri langsung berpindah ke telinga Anita. Tubuh dan Anita sedikit bergetar ketika Putri mulai menjilati telinga Anita. Putri langsung fokus menjilati kedua telinga Anita. Anita menggeliat-geliat sambil mendesahkan nama Putri dengan manja karena rasanya 51% geli dan 49% nikmat.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzweRX1awcX
Tangan Anita pun sudah berhenti, tapi tetap menggenggam pantat Putri yang bulat itu karena Putri memang tidak pernah atau lebih tepatnya tidak diperbolehkan memakai cd dan bh oleh Sapto baik mau tidur ataupun aktivitas sehari-hari. Putri mendorong Anita sehingga dari tidur menyamping, kini Anita tidur terlentang, Putri langsung menaiki tubuh Anita. Putri begitu agresif menciumi wajah, kuping, dan leher Anita. Sangat agresif, seperti bukan Putri saja. Sisi liar Putri keluar. Beda sekali dengan sehari-harinya. Mungkin karena biasanya dia yang berada di bawah dan di dominasi Sapto jadi ketika ada kesempatan seperti ini Putri langsung membebaskan sisi agresifnya. Dengan bantuan Anita, Putri melepaskan kaosnya yang baru saja menempel di tubuh Anita. Dengan gemasnya, Putri mencubiti kedua buah payudara Anita. Anita dan Putri malah tertawa kecil. Lalu Putri menarik, mencubit, dan memilin kedua puting Anita. Setelah asyik memainkan kedua puting Anita, Putri melayangkan ciuman demi ciuman ke sekujur payudara Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9pO0OO5TzT
“mmmm….teeruss Puuthh…”, Anita membelai-belai rambut Putri yang mulai mengemuti kedua putingnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsCj3QJhHto
“aw..uuhh..uhh…”, lirih Anita. Putri menggigiti kedua puting Anita dengan gemasnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmCbrmYUetq
Putri menuruni tubuh Anita dan kini dia menjilati pusar Anita. Lalu Putri menarik celana Anita ke bawah dengan mudah karena bagian pinggang celananya terbuat dari karet. Padahal baru saja Anita memakai pakaian, kini dia sudah telanjang lagi. Putri mengusap-usap dan menekan-nekan klitoris Anita dengan ibu jarinya sebelum akhirnya Putri ciumi klitoris Anita berkali-kali membuat tubuh Anita sedikit kejang-kejang. Putri julurkan lidahnya dan ditempelkan ke lubang pantat Anita lalu ditarik lidahnya ke atas sampai klitoris Anita ikut terjilat.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuSju9d01l
“eemmmhhh !!”, erang Anita setiap kali Putri menyapu belahan bibir vaginanya berulang kali. Putri terlihat tidak kegok ‘berhadapan’ dengan daerah pribadi Anita. Bagaimana tidak, selama pelatihan waktu itu, kakaknya selalu menghidangkan ‘hidangan spesial’nya ke Putri karena Reisha tidak hanya mengajari Putri bagaimana caranya memuaskan pria, tapi juga memuaskan wanita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DwjLT3xVW
Putri melebarkan bibir vagina Anita, Putri selipkan jari telunjuknya masuk ke dalam vagina Anita. Setelah puas mengorek
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xyQGLkOmJ
“Puuuuthhh !!!”, tubuh Anita menegang, kedua kakinya otomatis merapat membuat kepala Putri terjepit di antara paha Anita. Putri dengan tenang menyeruput cairan vagina Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WYGaFpmWN
“uuummhhh…yeesshh..Puuth..”, lirih Anita. Putri menggunakan lidahnya untuk mengais-ngais sisa cairan yang mungkin masih ada di liang vagina Anita. Setelah yakin tak ada lagi cairan vagina Anita untuknya, Putri mengangkat kepalanya dan tersenyum ke Anita. Anita membalas senyum Putri. Putri bangun dan tidur di samping Anita yang belum menutup ‘warung’nya. Anita mengatur nafasnya yang belum beraturan. Sementara Putri asik memainkan puting Anita dengan jari-jarinya. Tiba-tiba Anita langsung bangun, mendorong Putri dan langsung naik ke atas Putri yang kini tidur terlentang. Anita mencumbui Putri, bibir Putri diserbu habis-habisan oleh Anita. Dicium, dijilat, dan diemuti Anita. Begitu puas, Anita mencupangi leher Putri dengan ganas. Putri terkekeh-kekeh kegelian dicupangi Anita. Sepertinya Anita ingin ‘balas dendam’ atas yang tadi. Anita menyingkap kaos Putri ke atas dan langsung menikmati kedua buah kembar Putri lagi. Anita membuat celah di antara kedua buah payudara Putri basah karena air liurnya. Anita menurunkan celana Putri dan langsung ‘menyantap’ vagina Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3vc74AgYF
“ooohhh !! heemmhhh !! nngghhh !!!”, ‘nyanyian’ yang keluar dari mulut Putri semakin membakar nafsu Anita untuk membuat Putri orgasme. Matanya terpejam, tubuhnya menggelinjang, desahan-desahan keluar dari mulut mungilnya, Putri mengulum bibirnya sendiri merasakan kenikmatan di bagian bawah tubuhnya. Anita begitu lihai menggunakan jari telunjuk dan lidahnya bergantian untuk mengorek-ngorek vagina Putri. Putri menekan kepala Anita ke selangkangannya. Tak lama kemudian, Putri melenguh panjang dan tubuhnya sedikit melengkung ke atas, tak tahan lagi menerima serbuan lidah Anita di ‘lembah’nya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCtUCirBHRF
“srrppphh…”. Bunyi Anita yang sedang menyeruput cairan Putri sangat kencang. Meskipun ‘lelehan’ vagina Putri sudah habis, Anita tetap mengobok-obok vagina Putri. Putri tidak keberatan Anita tetap berada di selangkangannya karena begitu nikmat terasa. Dan akhirnya, Putri pun kembali merasakan puncak kenikmatannya untuk yang kedua kali.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3jaLplAms
Anita meluruskan kedua kaki Putri lalu mulai menelanjangi Putri. Kini, 2 gadis cantik itu sama-sama tak berbusana. Begitu putih dan mulus kulit mereka berdua, tak ada lecet sedikit pun di tubuh mereka. Pemandangan yang sangat erotis saat Anita mulai merangkak menaiki tubuh Putri dengan perlahan. Anita menindih tubuh Putri dan mencium bibir Putri. Kedua payudara gadis cantik saling menempel erat. Kedua puting Anita menindih puting Putri. Lalu Anita melepaskan bibirnya dan menggerakkan tubuhnya maju mundur sehingga kedua puting 2 gadis cantik itu saling bergesekkan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd7BVDSb4Lw
“mmmhhh…”, lirih Putri menikmati sensasi putingnya yang bergesekkan dengan puting Anita. Bagai mendapat mainan baru, Anita mengeksplorasi setiap bagian dari tubuh Putri. Bukan salah Anita jika dia begitu betah mengeksplorasi tubuh Putri karena wajah Putri yang cantik nan imut serta tubuhnya yang putih, sexy, dan mungil itu tentu akan membuat siapa saja ‘gemas’ melihatnya apalagi sudah telanjang seperti sekarang. Meski malam ini vaginanya tidak ‘ditusuk’, sama saja seperti malam-malam sebelumnya bersama Sapto, Putri merasa sangat kelelahan karena Anita rajin sekali membuatnya orgasme terus menerus. Sekitar jam 23.23, Anita dan Putri sudah sama-sama kelelahan. Mereka berdua pun tidur dengan saling berpelukan untuk saling menghangatkan karena mereka berdua terlalu lelah untuk memakai pakaian mereka lagi. Keesokan paginya, Putri bangun lebih dulu daripada Anita karena dia sudah terbiasa bangun pagi setelah melayani Sapto semalaman untuk menyiapkan sarapan. Tangan Anita masih memeluk tubuh Putri. Putri mengangkat tangan Anita perlahan sambil bangun dari tempat tidur. Putri memungut dan mengenakan pakaiannya kembali lalu menuju dapur. Dia menyiapkan sarapan. Saat sedang memasak telur, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡixny1ptgIe
“halo non…”, kata Sapto sambil menciumi tengkuk leher Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOJ4wENlzi
“eh…Mang..udah pulang…”, Putri langsung tahu kalau orang yang memeluknya adalah Sapto karena cuma Sapto yang berani langsung memeluknya seperti ini.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcIOMHFJv5
Putri mulai ‘terganggu’ dengan ciuman bertubi-tubi dari Sapto di tengkuk lehernya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEiEQ6qHL1j
“non…tau aja Mang Sapto mau pulang jam segini…dibikinin sarapan..hehe”, Sapto berhenti menciumi tengkuk leher Putri dan menaruh dagunya di pundak kanan Putri sambil tetap melingkarkan tangannya di pinggang Putri dari belakang seperti suami yang sedang menemani istrinya memasak di dapur.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeV3qaA1H2d
“yee…ini bukan buat Mang Sapto…”, ledek Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfwAZakKGaY
“lho? terus buat siapa? buat non sendiri?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbJQOI2tFB
“iya…ama buat temen Putri…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2Z5fgwLku
“temen non? mana?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTB27CyhpLE
“masih tidur di kamar Putri, Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmU20YVtslU
“jadi non…tidur bareng ama temen non itu?”, tanya Sapto mulai cemburu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywzM8eBLAv
“iya Mang…emang kenapa?”, pancing Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZ9IGt9er3
“…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOVTTnlWUFh
“hihi…Mang cemburu ya? tenang aja Mang…temen Putri cewek kok…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjAT7yWuoZ
“oh…kirain cowok…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B6u4TjvpN
“iya Mang…si Anita yang waktu itu Putri ceritain…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoRbIczQU3h
“Anita? salah satu dari genk cewek yang udah ngerjain non?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡymXaCQvrYe
“iya Mang…Anita yang itu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AcMibh7Ni
“kok non Putri ngebolehin dia nginep?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡytNWMTHHLP
“iya abisnya Mang kan gak pulang…Putri kan paling takut di rumah sendirian…dan kebetulan dia dateng..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZ7BAdkX5R
“tapi bukannya non benci banget ama dia?”, tangan Sapto pun menampung kedua buah payudara Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIC2xyQW9fl
“iya…tadinya Putri udah mau ngusir dia..tapi Mang…ternyata dia yang nolongin Putri waktu itu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpy9M5lzxYH
“oh si Anita itu yang nolongin non Putri…wah…berarti Mang mesti ngucapin terima kasih ke dia juga…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7JexF101u
“emang kenapa Mang?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9A7yjH2c7
“ya kalau non Putri gak ditolongin…Mang Sapto gak bisa kayak sekarang…hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9iNwAMiHcB
“dasar…mendingan bantuin Putri nyiapin sarapan buat kita…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuIMpcff1Ye
“oke non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4CZ0dj2SUb
“Mang..ntar kalau ada dia…Mang jangan deketin Putri ya…soalnya dia taunya Mang Sapto itu pembantu Putri…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNfFK27sQTo
“yah non…Mang Sapto kan sengaja pulang secepet mungkin soalnya udah kangen…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBsiDQyfGGL
“ya abisnya gimana donk…selama dia belum pulang doang Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPUac8Dur5o
“yah…yaudah deh…”, Sapto menghela nafas, nafsunya menyetubuhi Putri terpaksa harus di-pending dulu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVkZPsvcU0
“tenang aja Mang…ntar sore Putri suruh pulang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyk1dhGGZ7B
“oke non..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXi2FQW6jCf
“tapi maap lagi nih Mang…Mang Sapto gak bisa sarapan bareng ama Putri”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZ8ORdK52v
“o yaudah…gak apa-apa non…Mang Sapto makan di kamar Mang Sapto aja…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutphiqdEK8
“tar kalo udahan…Putri ke kamar Mang Sapto deh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwY3XDhHbLt
“oke…Mang Sapto tunggu ya non…”. Sapto pun membawa sarapannya ke kamarnya. Tak lama kemudian, Anita datang dengan muka yang sudah segar.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡceLJUxcCKn
“ayo kak Anita sarapan…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiV7t8JDkU
“oke Put…oh iya..manggil gue Nita aja…gak usah pake kak…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Kg3Bd52Ya
“iya ka…eh…Nit..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQusP7x1O9
“nah gitu…”. Mereka berdua pun sarapan dengan lahap karena mereka lapar sekali.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFBuFnCu9AN
“gue aja Put..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3KDPmtuC6r
“gak apa-apa…lo kan tamu…eh maap…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1xjshC64a
“gak apa-apa Put..pake gue lo aja biar lebih akrab…tapi beneran gak apa-apa lo yang cuci piring, Put?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT0MalAnDQ9
“iya…gak apa-apa…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt6lbaIdxeu
“nggak…gue mau bantuin…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSLJx7ZHt5i
“yaudah…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs56YMjPxPx
“Put…gue mau mandi ya…”, kata Anita setelah selesai mencuci piring.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzvFUyxyU2v
“oke…”. Putri pun langsung berjalan menuju kamar Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH0RiPHnRlX
“tok…tok…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡor60yvaAPY
“ya masuk…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfnqrotc4k
“udah di makan belom Mang?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAixDGMUA8
“udah non..tinggal dikit lagi…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11EQLhhHgZ
“sini…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWycVbUfeUT
Putri duduk di samping Sapto dan mengambil piring Sapto. Putri menyuapi Sapto dengan penuh kelembutan. Benar-benar seperti pasangan suami istri yang sedang mesra-mesranya. Sapto dan Putri terlihat begitu serasi meski keduanya berbeda jauh satu sama lain. Putri, seorang gadis cantik dan kaya. Sedangkan Sapto hanyalah pembantu yang tidak tampan. Tapi, sejak peristiwa Sapto menangkap basah Putri sedang masturbasi, kini keduanya tidak bisa terpisahkan. Hubungan fisik yang mereka lakukan setiap hari menambah kemesraan mereka.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYW3EfaS2y
“enak gak Mang?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLtJhamUWjF
“enak non…non yang bikin sih..jadi enak..hehe..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HpCdV0XSz
“alah..Mang Sapto bisa aja…”. Sapto merapat ke Putri, dia merangkul Putri dan mengarahkan wajah Putri ke arahnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxVynxb5NE
“hhmm…cccpphhh…ccpphh…”. Mereka berdua bercumbu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7PlPJaqS6
Tangan Sapto pun langsung menggerayangi payudara kiri Putri. Diremas-remasnya payudara Putri yang sangat empuk itu dengan lembut. Sapto tidak bisa lagi menahan hasratnya untuk menikmati tubuh Putri. Dan Putri pun tidak kuasa menahan rangsangan dari Sapto. Tubuhnya sudah terlalu terbiasa menerima rangsangan dari Sapto sehingga dia tidak bisa menolak Sapto yang mulai menjamahnya. Lidah mereka sudah saling mengait dan saling membelit.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4SRtuOSts
Tangan Sapto menyusup ke dalam kaos Putri. Sapto putar ke kanan kiri kedua puting Putri bergantian seperti sedang mencari frekuensi radio lalu dia memelintir dan memilin-milin kedua puting Putri menambah sensasi nikmat yang dirasakan Putri. Puas ‘men-setting’ payudara Putri, tangan Sapto pun merayap turun dan kini menyusup masuk ke dalam celana tidur Putri. Sapto mengelus-elus daerah pribadi Putri itu. Meski namanya daerah pribadi, tapi kini daerah Putri yang itu sudah tidak pribadi lagi karena Sapto sudah mempunyai izin 24 jam dari sang pemiliknya. Sapto pun melepaskan bibir Putri, Putri memeluk Sapto dengan erat sambil merasakan kenikmatan yang sedang melanda selangkangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1kRiBiXASU
“mmhhh…Maangg…terusshh !!”, desah Putri pelan. Mendengar desahan Putri, Sapto pun semakin semangat mengobel-ngobel vagina Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcicff0FrQ
Dekapan Putri semakin kencang dan lenguhan panjang keluar dari mulutnya. Sapto mengeluarkan tangannya yang basah dari celana Putri. Sapto menarik kaos Putri ke atas dan Putri pun meluruskan kedua tangannya ke atas. Sapto pun langsung menyusu ke Putri. Sapto mengenyoti kedua puting Putri bergantian dengan sangat kuat. Puas menyusu, Sapto jongkok di hadapan Putri setelah membuka bajunya sendiri. Sapto menarik celana Putri, sudah tak sabar ingin melihat ‘tempat’ favoritnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOq7Z3zhjO
“eits…”, Putri meledek Sapto dengan merapatkan kedua pahanya seolah tak mengizinkan Sapto. Sapto tersenyum melihat tingkah Putri karena gemas. Sapto menciumi kedua lutut Putri, kedua tangannya merayap maju ke paha Putri. Sapto mengelus-elus pangkal paha Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZKUdpFojyd
“ayo dong non…buka..”, rayu Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5cpfw2HVO
“iya Mang iya…”. Putri pun melebarkan kedua pahanya, membuka ‘toko’nya untuk pelanggan setianya, Sapto. Semerbak harum langsung tercium oleh Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVezR9eMYLd
Sapto hapal betul dengan aroma ini, hanya satu yang wanginya seperti. Tentu saja, sumbernya dari daerah kewanitaan gadis cantik yang mengangkang lebar di depannya. Sapto diam sejenak mengagumi keindahan kelamin Putri. Begitu terawat, dan bentuk serta warnanya yang agak kemerah-merahan begitu menggunggah selera. Sapto pun mendekatkan hidungnya ke vagina Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNdxwidP994
“non..tumben…biasanya punya non..wangi banget…kok sekarang gak terlalu wangi?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvB7YCW6L8q
“ya kan Putri belum mandi…jadi Mang Sapto gak mau nih…”, ledek Putri pura-pura menutupi vaginanya dengan tangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnXo7EoDov
“eh jangan non…siapa bilang Mang Sapto gak mau..hehe…”, ujar Sapto menyingkirkan tangan Putri dan langsung menyerbu selangkangan Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1apXZKnvrs
Putri hanya bisa mendesah dan melirih keenakan. Lidah Sapto bergerak begitu tepat memberikan kenikmatan untuk Putri karena Sapto sudah hapal betul seluk beluk liang vagina Putri dan di bagian mana harus dijilatnya sehingga tak butuh lama bagi Putri mencapai puncak kenikmatannya. Meski tak seharum seperti biasanya, Sapto tetap betah berlama-lama berada di selangkangan Putri. Putri pun sampai 3x orgasme karena Sapto terus menerus ‘menyerbu’ vaginanya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDP1avE5b6
“OOUUHH !!! MAANNGGHHH !!!”, lenguh Putri lagi mendapatkan orgasmenya untuk yang keempat kali. Setelah ‘menguras’ vagina Putri sebanyak 4 kali, Sapto pun akhirnya berhenti. Tapi, kepala Sapto tetap berada di antara kedua paha Putri, tak mau pergi dari sana.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡad7yGhCUcx
“hehe..maap ya non…Mang Sapto kangen banget ama non soalnya..”, kata Sapto sambil mengelus-elus paha Putri yang sangat halus.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1s5nxGUjyo
“iya Mang…gak apa-apa…”, jawab Putri pelan. Sapto tersenyum mendengar jawaban Putri, dia bangun dan membuka celananya sendiri, kini dia hanya tinggal memakai kolor saja. Sapto duduk di sebelah Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfCNutTy1V
“non…gantian dong…hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZR84F54K0
“iya Mang…”. Kini, Putri sudah berdiri di depan Sapto. Sapto menarik pinggang Putri dan menciumi perut Putri yang rata itu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSQSOlh8Xf6
“kenapa, Mang? kok perut Putri diciumin?”, tanya Putri tersenyum sambil mengelus-elus kepala Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNekbpNZ93
“nggak non…Mang Sapto pengen nanya…kalo misalnya non Reisha ngebolehin Mang Sapto bikin non Putri hamil..non Putri mau gak sih?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUrzxrT06M0
“mau Mang…mau banget malah..hehe..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ641vkwepgv
“ah yang bener non ?!”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjkZT3zVP6
“iya Mang…beneran…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡts9P0cyhn9
“makasi ya non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPEKpXC0COJ
Sapto meremas-remas pantat Putri dan membenamkan wajahnya ke perut Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3fQX0XWxO7
“ayo non..”. Putri pun langsung jongkok di depan Sapto. Sapto membuka kedua pahanya lebar-lebar.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSahsAcJLS6
“ih…pasti punya Mang Sapto bau nih…”, canda Putri sambil mengelus-elus tonjolan yang timbul di celana Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEZgkaF4iG
“iya non..dari kemaren Mang Sapto kan gak ganti kolor…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1voNOUQxdR
“iiih…Mang Sapto jorok…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDAqWrmzkYN
“hehe…makanya non…bersihin punya Mang Sapto ya…hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsGGh87Pmo
“Putri siap melayani Anda…hihi…”. Kedua tangan Putri menyusup melalui kedua sisi lubang dari celana Sapto. Putri pun akhirnya menemukan ‘kunci’ Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuSewPnVul0
“aduh…tangan non Putri makin halus aja ya..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJJc8T7GLM
“hehe…bisa aja Mang Sapto…”. Putri meremas-remas dan memijit-mijit penis Sapto dengan lembut dan penuh perasaan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6bKcqtv05A
Sapto tersenyum ke arah Putri. Putri semakin telaten ‘memelihara’ burungnya. Tahu cara memijit penis dengan benar. Putri mengeluarkan kedua tangannya dan mengendus-endus kedua tangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7xhs4Nq33x
“tuh kan…punya Mang Sapto bau ih…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlr3GHpst6R
“bau sih bau…tapi non Putri suka kan?”, ledek Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGdWJhNPBy
“ih..Mang Sapto…”. Putri memukul pelan tonjolan celana Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0EbfdakXj2
“aww…sakit non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGQSzgL39u
“hehe…maap..maap…”. Putri menciumi tonjolan Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0LfBARNpQ
“gimana, Mang? udah gak sakit kan?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5GQJgPyucn
“iya non…hehe…”. Putri menarik celana kolor Sapto. Kini, dua-duanya sama telanjang bulat. Putri memandangi penis Sapto yang sudah mengacung ke arahnya. Penis yang selama ini sudah sangat sering mengait vaginanya. Di mata Putri, penis Sapto sudah terlihat bagai ‘kunci’. Kunci untuk daerah kewanitaannya. Putri mendekatkan wajahnya ke selangkangan Sapto. Putri menjilati kedua pangkal paha Sapto serta daerah ‘berambut’ Sapto. Lidah Putri bergerak menyibak bulu kemaluan Sapto sampai daerah itu benar-benar basah kuyup oleh air liur Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1q1ajpYS8
Putri lebarkan lagi kedua paha Sapto sehingga dia semakin jelas melihat kantung buah zakar Sapto yang menggantung. Putri menciumi kantung zakar yang keriput itu dengan mesra sambil mengocok batang penis Sapto. Tidak ada rasa jijik bagi Putri, sudah biasa baginya berhadapan dengan ‘tongkat’ ini karena setiap harinya Sapto selalu menyuguhkan batangnya ke Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡen1664fRf8
“aduh non…enak non…hehe..terus non…”. Lidah Putri bergerak menyapu setiap inci dari pangkal paha dan kantung buah zakar Sapto. Putri memberi kecupan-kecupan mesra di sekujur batang penis Sapto mulai dari pucuk sampai ke pangkal penis Sapto seolah-olah Putri ingin menunjukkan kalau dia begitu ‘menyayangi’ batang yang sedang ada di hadapannya, batang yang sudah membuat Putri bertekuk lutut sampai Putri jadi merasa ada yang kurang jika sehari saja tak bertemu dengan Sapto dan ‘peliharaan’nya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkgM6s4uWm3
“rrr…mhh…”, Sapto bergetar saat Putri ‘mengulik’ lubang kencingnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdA1MK1bWkx
“duh non…udaah non…”, Sapto sampai minta ampun karena Putri terus ‘mengulik’ lubang kencingnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQJJ7v3wHm3
“kenapa, Mang ? bukannya enak ?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYyn7G3FIx
“iya non…tapi kalo terus-terusan…ngilu juga…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkb1sCN0EO
“maap ya Mang…Putri gak tau…”. Untuk menebus kesalahannya, Putri mulai mengemuti ‘topi’ merah muda Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNMAxO2if1P
“mm…”. Tubuh Sapto menggelinjang keenakan. Putri membuka mulut mungilnya lebar-lebar. Dia memajukan kepalanya sendiri sampai bibir atasnya menyentuh rambut kemaluan Sapto dan langsung menutup rapat-rapat mulutnya untuk mengunci posisi penis Sapto yang ada di dalam mulutnya. Putri mendongak ke atas dan tersenyum. Sapto membalas sambil membelai rambutnya. Sapto tertawa kecil dalam hati melihat Putri seperti ikan yang tersangkut di ‘kail’. Putri memulai tugasnya dengan begitu bersemangat. Kepalanya maju mundur dengan cepat untuk memberi kocokan yang sesuai dengan selera Sapto di penisnya. Dan kadang Putri dengan gemasnya menggelitik lubang kencing Sapto lagi. Tangan kanan Putri begitu aktif meremas-remas zakar Sapto dengan lembut. Sapto mengangkat tangan kiri Putri ke atas dan dikulumnya jari-jari Putri satu per satu serta menjilati telapak dan punggung tangan Putri. Sapto memang sangat mengagumi keindahan tubuh Putri, meski kini setiap hari dia bisa merengkuh kenikmatan dari tubuh Putri dengan mudah, tapi Sapto tidak pernah ada rasa bosan bahkan dia semakin tergila-gila melihat tubuh Putri yang begitu putih, mulus, dan halus. Saking tergila-gilanya, Sapto pun sering mengulumi jari-jari kaki Putri meski Putri baru saja seharian memakai sepatu setelah pulang sekolah.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz8O23eeOo9
Awalnya, Putri tidak enak juga Sapto mengulumi dan menjilati kedua kakinya, tapi lama kelamaan Putri mulai terbiasa dan senang mengetahui kalau Sapto tidak hanya memuja bagian tertentu saja dari tubuhnya melainkan seluruh tubuhnya. Tentu, banyak lelaki yang ingin menjadi Sapto saat ini. Duduk santai dan hanya tinggal membuka pahanya dan membiarkan seorang gadis cantik yang bekerja ‘membersihkan’ selangkangannya. Putri terlihat begitu menikmati ‘sosis’ berurat milik Sapto dengan sepenuh hati.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy49Ppo2VaV
“mmhh…nonhh….”. Zakar Sapto telah memproduksi ‘tinta putih’ dan menyalurkannya menuju ke lubang keluarnya. Putri pun bisa merasakan penis Sapto yang mulai berdenyut-denyut di dalam mulutnya. Putri pun semakin aktif menghisap dan mengulum kuat-kuat.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJC26DEuL4n
“eeeehhh…UUUHHH NONNNHH !!!”, erang Sapto tak bisa menahan lagi keinginan ‘ular’nya untuk muntah padahal dia masih ingin berlama-lama merasakan nikmatnya permainan lidah Putri. Putri dengan sigap menampung semua sperma Sapto dan sedikit meremas zakar Sapto untuk ‘menguras’ penis Sapto. Putri masih asik mengemuti kepala penis Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WAdflLYiG
“Putri ! Putri !”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAuFQcVZuB
“waduh..Anita udahan mandinya…”, Putri panik mencari baju dan celananya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEX7CLWeaiW
“ini bajunya non…”. Putri langsung memakai baju dan celananya dan bergegas keluar kamar Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmb9ooWQlg
“eh disini lo Put…”. Putri berpura-pura keluar dari kamar mandi dekat dapur.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxtHmjw5H3
“udahan mandinya, Nit?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYXyZH0sLOL
“udah…”. Putri berbicara agak jauh dari Anita sambil sedikit menutup mulutnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cG5ozr7eG
Putri tahu mulutnya pasti masih kental dengan aroma sperma dan takut tercium Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZttNnBsSFk
“Put..gue balik ya…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZXSEwLsWLi
“oh..lo mau balik? yaudah…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKIcrp7r53
“ati-ati ya Nit…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbWchXj347
“iya, Put…”. Putri berdiri di ambang pintu rumahnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe9IjG28wvy
“non…lanjutin yang tadi yuk…”, kata Sapto berbisik di telinga Putri dari belakang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7itGm4PvMN
“ayo…siapa takut…”. Semenjak kejadian itu, Anita dan Putri semakin hari semakin akrab. Tapi, mereka berdua sepakat jika di sekolah, mereka biasa-biasa saja. Anita sering main dan menginap di rumah Putri. Sapto merasa terganggu karena tak bisa berduaan bersama Putri dengan bebas, akhirnya Putri pun melarang Anita main ke rumahnya kecuali hari Minggu.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3ZAbT7sKB
“Nit…lo beneran mao jadi anak buah gue ‘n bales dendam ke Nadya ‘n Renata?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYika8i5b2W
“iya, Put…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4NV7t4Qia
“oke kalo gitu lo besok ke sekolah gak pake cd ‘n bh..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcJBJoXvSY
“tapi, Put…”. Anita merasa cemas juga, dulu Renata dan Nadya tidak menyuruhnya ke sekolah tanpa cd dan bh karena waktu itu Renata dan Nadya baru kelas 2 sehingga mereka belum terlalu kejam seperti sekarang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgw2bWUd0kl
“gak ada tapi-tapian..lo mesti nurutin gue…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd7P343dtuv
Keesokan harinya, Anita menuruti perintah Putri. Anita tak pernah merasa sangat ‘terbuka’ seperti ini. Daerah pribadinya dengan dunia luar hanya dipisahkan oleh rok abu-abunya yang mini itu. Anita selalu merasa ada yang memperhatikan selangkangannya dan semua orang mengetahui kalau dia tidak memakai celana dalam. Anita jadi mengerti perasaan Putri sewaktu pertama kali di suruh begini. Dag dig dug sekaligus merasa sangat terekspos yang Anita rasakan, tapi Anita juga merasakan perasaan menggelitik seperti terangsang jika berpikir siapa saja, dimana saja, dan kapan saja seseorang bisa tahu dia tidak memakai celana dalam dan bisa menyusupkan tangan ke dalam roknya dan memainkan ‘surga kecil’nya. Anita sering menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan fantasinya itu karena vaginanya terasa lembap dan ada sedikit cairan terasa meleleh keluar dari sela-sela bibir vaginanya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloUyr6AjOo
“Nit…gue tunggu di gerbang ya…”. Seperti mendapat perintah dari bos, Anita yang tadi di dalam wc bergegas keluar menuju gerbang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSEkqSWwxzv
Saat Anita keluar dari kamar mandi dan berbelok ternyata ada 2 cowok sehingga tabrakan pun tak dapat dihindari. Anita jatuh ke belakang.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLkYIUKzSz
“aduuhh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgOIoY0PDc
“ma..maa…”. 2 cowok itu terbelalak melihat pemandangan yang ada di depan mereka. Anita jatuh ke belakang dan kakinya terbuka lebar sehingga roknya terangkat ke atas dan memperlihatkan isinya yang indah. Anita langsung sadar dan bangun. Dia langsung berlari ke gerbang dengan muka memerah sementara dua cowok itu masih terbengong tak percaya dengan apa yang baru saja mereka saksikan. Putri hanya tersenyum saja melihat Anita yang malu dan langsung masuk ke dalam mobil.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMTnzT1gRJ
“gimana? enak jadi gue?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDoEgSGN6t
“mm…”. Putri duduk di sebelah Anita dan menyingkap rok Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKhV892iVw
“wah..lo horny ya Nit..gak pake cd ke sekolah?”, ejek Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhAwF9770YW
“…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XSwJa67dZ
“ok Nit..mulai sekarang lo ke sekolah kayak gini terus…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0rFff1P2R6
“mmhh…”. Putri mulai mengelus-elus vagina Anita dengan lembut.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC90drLkukt
“mulai sekarang…gue bos lo..lo harus nurutin gue…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOmPKZhhIVm
“ii..yaa..hh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKg3697vZ8w
“V lo punya gue…mau gue apain aja..terserah gue..ok?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtXqJlwrnC
“oo..keehh Puut..”. Tiba-tiba pintu mobil terbuka, dan Anita merasa belaian lain. Beda dengan tangan Putri yang halus, kali ini tangan satu lagi agak kasar. Anita melihat ke arah kanan. Pandangan matanya tajam menatap Sapto seolah tak rela Sapto ikut membelai vaginanya. Tapi, Anita tidak bisa menghentikannya karena belaian Sapto begitu tepat mengenai daerah-daerah yang paling nikmat di selangkangannya sementara Putri sudah berhenti.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlvc41DKwT
“oh ya Nit…bukan cuma gue yang punya V lo…tapi Mang Sapto juga…terserah dia mau ngapain…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfRr6FwI01
“mm..hh…”, Anita mengangguk pelan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1H7PnTtzh
“hhhnnn !!!”, lenguh Anita setelah beberapa menit Sapto memainkan vaginanya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVPXbelGRiF
Usai membuat Anita orgasme, Sapto duduk di kursi pengemudi dan mengemudikan mobil. Putri pun senang, Anita kini menjadi bonekanya. Putri sering memanggil Anita ke wc hanya untuk memainkan vaginanya. Anehnya, Anita malah senang dikuasai Putri dan melakukan semua perintah Putri dengan senang hati. Karena Putri sudah yakin, Putri tidak memberikan hukuman apa-apa lagi ke Anita, status mereka kini malah seperti adik kakak. Putri pun membuka rahasianya ke Anita soal hubungannya dengan Sapto. Dan tentu saja Sapto yang beruntung, Anita malah tertarik ingin bergabung ke percintaan Putri dengan Sapto.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc92gocCmCN
“gimana, Put? udah kamu lakuin rencana kakak?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhlPmY3zcNJ
“udah kak…berhasil..sekarang si Anita udah jadi anak buah Putri…malah katanya dia pengen bantuin bales dendam ke Renata ‘n Nadya, kak..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7ZwAPdLS1
“wah bagus itu…kamu bisa manfaatin Anita…jadiin dia boneka kamu…buat ngerjain Nadya ‘n Renata…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGe01JsDqK
“mm..bener juga..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡffLg6LHgBJ
“ok…target kita selanjutnya Nadya…begini….”. Putri mendengarkan semua perkataan Reisha lewat telpon dengan seksama.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ0HSll6WHx
“gimana? jelas, Put?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxeBYiOnH7L
“oh gitu ya, kak..jadi Putri harus punya rekaman video buat jaminan…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBw9PgR0mPH
“iya..biar kamu aman..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXmk4iyjCqJ
“ok, kak…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5bJxeXSScZ
“Mang Sapto mana?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1xKY9lT3L
“nih…lagi tiduran di paha Putri…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcW3ENJnKhZ
“halo non Reisha…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxmfIM3l8i
“Mang Sapto…lagi tidur di pahanya Putri ya?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLJ5mXVGwG
“iya non…malah non Putri gak pake celana..padahal Mang Sapto suruh pake celana…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJVDRkW0L3
“boong…Putri gak dibolehin pake celana ama Mang Sapto…”, teriak Putri. Mereka bertiga bercengkrama lewat telpon. Sambil terus berbicara dengan Reisha, Sapto memiringkan tubuhnya sehingga wajahnya menghadap ke perut Putri. Putri menonton tv dengan biasa seperti tidak ada apa-apa karena dia sudah terbiasa dengan ‘kehadiran’ Sapto di selangkangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAnE1TNaWl
“bos..film kedua udah selesai..”, Anita berbicara lewat telpon.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskf3N2KiIr
“bagus…sekarang lo ke rumah gue…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZfGMpT0mnN
“ok bos…”. Dalam waktu singkat, Anita sampai di rumah Putri. Kini, Nadya sudah berada di genggaman Putri. Putri dan Anita mengerjai Nadya terus sampai akhirnya Nadya melaporkan Anita ke polisi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMvKTDOg4y
“tenang saja nona Nadya…kami akan tahan Anita ini..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5si7od21K
“makasih, Pak…MAMPUS LO, NIT !!”. Begitu mobil Nadya sudah menjauh dari kantor polisi itu, borgol yang membelenggu kedua tangan Anita dilepaskan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Vv7WgEnbF
“makasih ya, Pak Bambang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3PuMEVMvWR
“iya neng Anita…untung aja si Nadya itu lapornya ke sini…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAaxxwOqv8
“iya…Anita juga gak nyangka kalo si Nadya itu berani lapor polisi…liat aja nanti…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn8jBRNlw1t
“nah neng Anita…mana nih ucapan terima kasihnya?”, bisik Untung memeluk Anita dari belakang dan mengelus-elus paha Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMD4BWRMY9y
“iya..Pak Untung..tenang aja…ada kok ucapan terima kasihnya…”, balas Anita manja.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mNCKW1KLD
“bapak juga dapet kan?”, tanya Bambang mendekati Anita yang sedang dipeluk Untung.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCIkJclrkEU
“iya…”. Untung mengangkat rok Anita ke atas, Bambang jongkok dan memperhatikan vagina Anita yang sangat bersih dan harum.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡouC6JaC5UN
“ini ya ucapan terima kasihnya?”, tanya Bambang mengelus belahan bibir vagina Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWiN4AQyPSK
“iya..Anita cuma punya ini…”. Bambang dan Untung pun bekerja sama menelanjangi Anita, mereka sudah tak sabar ingin menerima ‘balas budi’ Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu767solLlG
“oh iya Pak…Pak Alex, Jody, Udin, ‘n Pak Jamal dibebasin juga kan?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMzBx2yQMkL
“kenapa, neng? kok dibebasin juga? neng Anita kan gak kenal banget ama mereka?”, jawab Bambang sambil melepaskan kaos kaki Anita, satu-satunya yang masih menempel di tubuh Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz3WNABKjQV
“ya tapi…kasihan kan…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZn9DDeHJKC
“yaudah neng…tenang aja…ntar mereka dibebasin kok…”. Untung sudah meremas-remas kedua buah payudara Anita, sepertinya dia sudah tidak sabar ingin mendengar lenguhan, rintihan, dan desahan manja keluar dari mulut Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfslJ67DPx
“nah ini baru neng Anita yang kita kenal…hehe…”, komentar Bambang setelah berdiri dan memandangi Anita yang sudah telanjang, tak ada satu pun yang menempel di tubuhnya kecuali kalungnya. Mereka berdua langsung ‘menggiring’ Anita ke kamar yang biasa digunakan untuk istirahat sebentar di kantor polisi itu. Kedua polisi itu pun bisa menikmati ‘hadiah’ mereka tanpa diundi lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOPTFrwfIs
“halo, Nit…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CoqNiWFLV
“haa..ha..loo…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQu69zfwwr
“gimana, Nit…lo udah bebas kan?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCRcdeXzGw
“i..iyaa..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSWs5hTjsa
“bagus deh…gue takut aja lo kenapa-kenapa…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpwtxUZ7Y5
“mmhhh…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPLrUnCqa3
“lo kenapa sih?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IFvHHyNjL
“i…iniii…Paakk..Bambanghh..eemmhhh…”. Putri langsung mengerti.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4aiLxa3UpV
“oh…yaudah deh…ntar gue telpon lagi…tuuut..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ97jbZeHAuu
“gimana si neng Anita, non?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3Yx0YP6Ap
“udah bebas…kayaknya sekarang lagi ngelayanin Pak Bambang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfts6up6zu
“oh..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTgdg6dO13L
Setelah menaruh hpnya di meja samping tempat tidur, Putri kembali menyenderkan kepalanya ke bahu kanan Sapto karena tadi mereka berdua sedang asik menonton tv.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMUMHXsuKbV
“awas aja Nadya…ntar kita kerjain ya Mang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuM7YfCdR6z
“iya non…tunggu tanggal mainnya..”, balas Sapto sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua sampai pinggang. Sambil terus menonton, tangan Sapto menyelinap ke dalam selimut lalu menuntun tangan kiri Putri ke ‘tongkat’ penakluk wanita miliknya, ‘tongkat’ yang telah merubah nasib Sapto dari pembantu biasa menjadi seperti raja dengan 3 permaisuri cantik yang rela kapan saja melayaninya di atas ranjang karena telah membuat Reisha, Putri, dan kini Anita bertekuk lutut kepadanya. Tanpa basa-basi, Putri mulai memijat, mengocok, dan mengelus-elus benda tumpul kebanggaan Sapto itu. Setelah menuntun tangan Putri, Sapto menaruh tangan kanannya di paha kiri Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFy3Jv1mw1
“eh..tangannya ngapain?”, ujar Putri sambil tetap serius menonton tv seperti tidak terjadi apa-apa padahal tangan Sapto semakin aktif ‘bergerilya’ di daerah selangkangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5Pbi55CDK
“hehe…iseng non…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJrf68iukD
“mmhh..”, desah Putri pelan. Konsentrasinya mulai terganggu. Putri langsung bangun dan mereka berdua saling bertatapan. Tangan Putri dan Sapto masih berada di alat kelamin satu sama lain. Vagina Putri terasa panas dan lembab kembali. Dan penis Sapto sudah kembali keras dan kekar, mengacung tegak. Artinya, ‘roket’ Sapto sudah siap mendarat lagi di ‘pangkalan’nya yaitu liang vagina Putri. Sapto memberi isyarat dengan mengangguk. Putri mengulum bibir bawahnya dan mengangguk seperti malu-malu mengakui kalau dia sudah siap untuk ronde kedua. Malam itu, meski mereka terpisah jarak dan tempat yang jauh, kedua gadis cantik itu, Putri dan Anita, sama-sama sedang ‘sibuk’. Putri sibuk bercinta dengan penuh gairah bersama Sapto, sedangkan Anita sibuk melayani Bambang dan Untung sebagai ucapan terima kasihnya. 2 minggu telah berlalu, hubungan Anita, Putri, dan Sapto semakin dekat akibat ‘kontak fisik’ yang sering mereka lakukan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfI8myLvjf
“Anita?!”, Nadya kaget melihat Anita berada di ujung meja makan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxS3DYy1vc2
“anjrit Nad !! demen juga lo dikeroyok?? hahaha…”, teman-temannya menertawakan Nadya. Nadya malu setengah mati, wajahnya merah seperti tomat. Nadya langsung berlari keluar dan berlari menuju ke parkiran.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2AbPwoYZ6
“Putri?!”. Putri berdiri menyender ke mobil Nadya sambil tersenyum.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡed5bNeHlzq
“udah gue bilang kan Nad…kalo lo macem-macem bakal gue sebar tuh filem lo…”. Nadya menengok ke belakang, Anita yang berbicara sambil berjalan ke arahnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZv0WnFJcx
“enak Nad? gue permaluin lo di depan temen-temen lo?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCukRFStC88
“gue sama Anita udah bikin vcd bokep lo…’n video bokep lo bakal kesebar…dan yang pasti ortu lo yang bakal dapet pertama…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx22gngt5WX
“pleaassee Put…jangan Put..tolong Put…gue gak bakal macem-macem lagi…”, pinta Nadya sambil menangis dan memeluk kaki Putri.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM72ZFcCLQJ
“oke…sekarang buka baju lo !!”, teriak Anita sedangkan Putri hanya diam saja. Dengan pasrah, Nadya melepas gaunnya sendiri dan pakaian dalamnya. Nadya merasakan dinginnya malam dengan tubuhnya yang sudah tak tertutup apa-apa lagi.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhO4sXkr74
“mana kunci mobil lo?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjyOs4k0Jn
“sekarang lo masuk mobil…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMoBSs26q1F
“duduk di tengah !!”, tambah Anita.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsRLGNvFfUL
“tunggu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Gp7zT8qq6
Nadya pasrah saja menuruti semua perintah Anita dan Putri dan duduk di kursi tengah mobilnya sendiri tanpa busana. Lalu secara serempak, 4 pintu mobil Nadya terbuka. 4 lelaki masuk dan duduk. Nadya kaget saat melihat wajah keempat pria itu. Alex, Jody, Udin, dan Jamal.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGHAJ3iBINU
“halo neng Nadya…”. Nadya refleks merapatkan pahanya dan menutupi payudara serta vaginanya dengan kedua tangannya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPe74o3bjiD
“kenapa sih neng Nadya pake ngelaporin kita ke polisi segala? bukannya neng demen maen ama kita? HAHAHA !!”, ledek Jody yang duduk di jok depan.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHBvFtN6VTQ
“tau neng…awas kita bales…nanti kita sodomi terus ampe neng Nadya gak bisa jalan…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYGvkb5WWb
“SETUJU !!”, teriak Alex dan Jamal yang duduk di samping kanan dan kiri Nadya. Mereka berdua menarik dan memasukkan tangan Nadya ke celana mereka masing-masing. Alex dan Jamal menahan tangan Nadya agar tetap di dalam celana mereka sementara mereka melebarkan kedua kaki Nadya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpa2o7ZxjX
Jody menengok ke belakang dan mengulurkan tangannya ke selangkangan Nadya. Nadya hanya bisa pasrah saja, vaginanya menjadi ‘tempat kobokan’ Alex, Jody, dan Jamal.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpwUnyY81Ho
“nah Pak Alex..Pak Jody..Pak Jamal sama Pak Udin…boleh bawa Nadya kemana aja selama 2 minggu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4v5qiKZc3S
“kemana aja neng?”, tanya Jody.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhUe3zED7Fl
“iya kemana aja…terserah..jadi bapak-bapak bisa bales dendam ke cewek belagu ini…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBngTDiMUtS
“gimana kalo 4 minggu aja neng…biar satu orang satu minggu jatahnya..hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6qnuwtvHU
“yaudah terserah aja…asal jangan ampe ada lecet di badannya dia…’n dia harus minum ini terus…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyRHnOF0Xw
“apaan nih neng?”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBol2Jitke
“obat anti hamil…biar bapak-bapak bisa keluar di dalem rahimnya dia…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJj7iBFKSUK
“yah…tapi kan seru kalo ampe neng Nadya hamil gara-gara kita berempat…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuDMd0Ea3Gb
“perintahnya Putri begitu…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRIeRUzcbC
“oh..oke deh…”. Mobil Nadya pun menjauh dari parkiran itu. Putri dan Anita masuk ke dalam mobil Putri. Sapto langsung mengendarai mobil menjauh. Tak lama jalan, Anita dan Putri duduk semakin mendekat. Dekat, dekat, dan akhirnya mereka berciuman.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4l2KZ2Ol7E
Tangan Anita pun langsung menggerayangi tubuh Putri. Tidak Anita, tidak Sapto, keduanya sama-sama mudah terpancing nafsu jika berada di dekat Putri. Keduanya saling melucuti pakaian satu sama lain. Begitu Anita melepas celana Putri, Sapto yang sudah terganggu konsentrasinya sedari tadi langsung mengendus-endus aroma yang muncul. Sapto dan batang kejantanannya sudah hafal aroma ini, apalagi penis Sapto seperti langsung bereaksi dan bangun dari tidurnya.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmkaNlmLSJ
“aduh…curang nih…masa Mang Sapto nyetir…non Putri sama neng Anita asik di belakang…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2C9BtXAtOp
“tenang aja Mang…sampe rumah…kita keroyok deh..”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYQj0muegMp
“wah asik…hehe…”.
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡodhrvnb31J
276Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH1rd1cgfgt
