Senin pagi, rutinitasku bekerja akhirnya kembali kujalani setelah melewati dua hari weekend saat kejadian pemerkosaan sekaligus perbudakan diriku. Seperti hari-hari biasanya akupun tetap menjaga penampilanku dengan jilbab yang menutup kepalaku, lengkap dengan kemeja kerja warna coklat, rok panjang serta heels yang biasa kupakai. Meski saat ini aku bukan lagi gadis perawan, tapi sebisa mungkin aku terus berusaha menutup aib tersebut. Begitu menyelesaikan dandananku, aku kemudian menstarter sepeda motorku dan berangkat ke kantor. Tepat pukul 06.00 WIB akupun sampai di kantor. “Sepertinya aku datang terlalu pagi, tapi ya sudahlah” pikirku karena melihat situasi parkiran di kantor masih sangat sepi. Hanya beberapa mobil milik pegawai eselon yang tampak sudah terparkir di beberapa tempat, sedangkan parkir sepeda motor banyak yang masih kosong. Sempat kulihat pula mobil milik atasanku, ya siapa lagi kalau bukan pak Surya. Lelaki yang sudah merenggut keperawananku. “Hmmmm, huftd..mudah-mudahan hari ini pak Surya gak berbuat macam-macam lagi” gumamku menghela nafas saat melihat mobilnya diparkiran. Selesai memarkirkan motorku, aku lalu melangkahkan kakiku ke ruangan humas untuk meletakkan tas yang kubawa. Kubuka pintu masuknya pelan-pelan, namun anehnya tak seorangpun pegawai maupun honorer yang ada di ruangan tersebut. Bahkan aku juga tak menemukan keberadaan pak Surya. “Tumben pak Surya nggak ada, kemana dia ya. Padahal mobilnya ada. Apa ada urusan sama pegawai di ruangan lain. Tapi biar ajalah, ngapain juga mikirin dia” tanyaku dalam hati bercampur sesalku pada atasanku yang cabul itu. Beranjak dari ruangan humas, aku selanjutnya bergegas ingin sarapan menuju kantin sambil menunggu teman-temanku datang sekalian menunggu jam kerja dimulai. Namun sama halnya seperti di ruangan humas dan parkiran, pagi saat aku datang suasana kantin kantorku juga masih kelihatan sepi. Tak banyak pegawai yang terlihat duduk menikmati hidangan kopi serta sarapan pagi. Tanpa terasa dinginnya suasana pagi membuatku jadi kebelet sehingga kutunda sebentar sarapanku yang hampir saja kupesan.
3402Please respect copyright.PENANAHxf3Kc5BVn
Sempat terbesit di otakku agar aku buang air kecil di toilet humas yang jaraknya paling dekat, tapi niat itu langsung kubatalkan karena kalau aku bertemu pak Surya aku bisa saja dicabulinya lagi. Agak kupercepat langkahku dan aku akhirnya memilih tempat yang menurutku aman, toilet lantai III bidang keuangan. Kuperhatikan sekitar ruangan bid keuangan tersebut juga agak ramai dibandingkan ruangan pegawai lain di lantai I, II ataupun lantai dasar. “Kayaknya aman” senyumku ketika memasuki toilet. Kuangkat rokku sambil duduk di closet dan langsung kutuntaskan hajatku. Tak lupa kusiram closet toilet itu lalu kubersihkan vaginaku. “Sekarang lanjutin sarapan lagi” legaku. Dengan girang kutinggalkan toilet tersebut agar bisa melanjutkan sarapanku yang tertunda tadi. Namun baru saja sampai di pintu keluar, tiba-tiba saja kurasakan mulutku dibekap oleh tangan seseorang. Sontak akupun menjadi panik dan meronta-meronta karena ketakutan. “Ughhhm..mmpthh..Mmmpthh” teriakku pelan karena suaraku tertahan.
3402Please respect copyright.PENANABN4kHN9y8f
Disela kepanikanku, tubuhku yang masih dalam posisi berdiri dengan mulut dibekap tersebut kemudian digiring masuk kembali ke dalam toilet. Pintu pun langsung ditutupnya. Dibalikkannya badanku dan disandarkan ke dinding. “SsssStt jangan ribut manis. Saya lagi pengen mencicipimu sekarang” kata pria itu yang ternyata adalah pak Surya. “Ppaak Sssuryaa ngapain di sini pak. Ini toilet perempuan. Ntar kalau ketahuan orang lain gimana pak” tanyaku kaget bercampur heran karena kemunculannya. “PlaaaakK…plaak..” bukannya dijawab, wajahku justru ditamparnya dengan agak kuat. “Apa kmu lupa Phut harus memanggilku tuan?” hardiknya. “Iyaa maaf ttuan…tuaan lepasin Dephut, Dephut takut ketahuan” cemasku meminta pengertiannya. “Kalau kamu nggak mau ketahuan, kamu harus layani saya dulu. Saya tadi sengaja mengikutimu diam-diam sampai ke sini…Mmmuuuachh…Mmmuaahh” ujarnya yang langsung menciumi bibirku secara bernafsu. Bukannya menolak, aku yang masih dilanda kecemasan pelan-pelan ikut terbawa arus permainan pak Surya. Kini sejak sering disentuh laki-laki tubuhku pun selalu mudah terangsang. Meski aku tahu ini adalah hari kerja dan kantor pasti akan ramai, tapi lama-lama hal itu seolah tak memberikan pengaruh padaku. Untuk kesekian kalinya, aku kembali ditaklukkan nafsuku. Tak cuma menciumi bibir merahku, tangan pak Surya juga mulai aktif menggerayangi dadaku. Dibukanya kancing kemejaku, dilepasnya pengait braku lalu terpampanglah payudaraku dengan seketika. “Kita quick seks aja ya manis.. saya sudah tidak tahan. Kamu benar-benar menggoda Phut. SLhhh…Uuccmpthh…Mmuaach..SSsLppthhhh…” tawarnya disertai ciuman dan kuluman di bibirku.
3402Please respect copyright.PENANA3wMPQ8fQOL
Puas melumati air ludahku, lidah pak Surya lalu melanjutkan kulumannya di payudaraku. Dihisapnya payudaraku dan dicupangnya sampai kemerah-merahan. Sesekali digigitnya pelan-pelan putingku. Perlakuannya itupun semakin menaikkan gairahku. “Ttuuuaaan, aaaaarhh ennaak.. isap susu Phut ttuaan, aaagh” desahku. Tak kupedulikan lagi resiko atas perbuatanku ini, yang kupikirkan saat ini hanyalah kepuasan. “Cepat nungging jalang” perintahnya yang langsung kuturuti. Kubalikkan badanku menghadap dinding, kusingkap rokku dan kulepaskan celana dalamku. “Plaaaak..kenapa diaam Phut. Kamu ngapain sekarang nungging kayak anjing betina gini” tanya pak Surya diiringi tamparan di pantatku. “Aaaargh ttuaan, Phut juga udah nggak tahan. Cepat masukin ttuann” jawabku. “Plaaaak..plaaak, nggak tahan apa, masukin apa. Saya belum mengerti” tanyanya lagi mempermainkanku sambil menampar pantatku untuk kedua kalinya. “Uuuughhh, siaaaal” gerutuku menghadapi kelakuannya tersebut. “Phut nggak tahan pengen dientot sama ttuaaan. Cepat masukin kontolmu tuan, masukin kontolmu ke lubang memekku” teriakku agak kuat tanpa bisa kubendung lagi. “SLEeebhh….ouughh…memekmu sudah banjir Phut, enak banget rasanya jepitan memekmu jalang..Eeeghhh…Ploook…Pploghh..Plokkkhh….” ceracau pak Surya memompa vaginaku. “Aaaargh…genjott teruss ttuaan…genjotin memek Phut. Heegh…lagiii aaaaaargh…tuaaan aaah kkontolmuu bbesaar…enaaak..mentok ddirahimkuu…ooohhhh” balasku mengikuti ritme goyangannya. “Ploook…poookkh…Jleebbh…memekmu bikiiin ketagihaaan Phut…aargh…memek lontee. Kamu berjilbab tapi lontee, pelacuurrrr kamu Phut..aaaaaah” hinanya diikuti hentakan keras penisnya di dalam vaginaku. “SssssHhh…aaaaahh akkuu aaah memang lontemu tuaan…Aku PelacUurr. Lebiih cepaaat ttuaaan, lebih cepaaat goyangin kontolmuuu…zinahii aku..aaaahh” erangku tak kalah liar. Bunyi benturan selangkangan pak Surya dan selangkanganku ditambah desahan serta kata-kata kotor kami berdua terus menggema di toilet yang menjadi tempat kami bersetubuh. Hinaan dan cacian yang dilontarkan pak Surya terhadapku bahkan telah menjadi bumbu kenikmatan bagi persetubuhan yang kami lakukan. Bisa kurasakan vaginaku pun saat ini semakin basah dan gatal menerima tusukan penis pak Surya. “Ploookk…Gghhhh…pPlokkk…memekmuuu tetap sempitt Phut. Aaaarhh Jleeeebh…padahal ssudah dientot berkali-kaliiii…aaaaah aaaaahHh…” tuturnya ngos-ngosan.
“Lebiiiih dalaaaam ttuaaaaaaan, Phut maaau nyampai..Phut mau kkeeluaar” mohonku merasakan orgasme yang sudah terujung. “Keluarin dimana Phut, keluarin dimana spermaku” katanya.
3402Please respect copyright.PENANApZQEM0Bui3
“Jangaaan ccaabut kontolmu ttuaaan, keluariin spermamu di dalam memekmu, di rahimkuuuu…aaaaah…Phut keluaaar ttuaaan…lontemuu ini mauu Kkeeluaaaar aarghhh..Ccrrotth…Sssrrhh..Ccroothhhhhhhhh” jeritkuu mengejang merasakan ledakan orgasmeku.
“Saya juga keluaaaar Phut.. saya sampaiiiii…JjEeeeeeebbhhh….rrasakaan spermakuu lonteee. Kuhamili kamu lonte, Defi Wahyuni lonteee murahaaaan aaaaaah CrroOothh…Ccrrooooothhhh….” teriak pak Surya mengikuti orgasmeku. Bersamaan pula dengan semburan spermanya mengisi rahimku. Ketika orgasme, penis pak Surya tak langsung mengecil. Penisnya pasti berkedut cukup lama mengimbangi denyutan vaginaku. Mungkin itulah salah satu kehebatan pak Surya sehingga aku jadi ketagihan dengan penisnya. Seluruh liang senggamaku pun penuh oleh penisnya saat kami bersetubuh. Usai meneguk kenikmatan bersama, aku dan pak Surya selanjutnya buru-buru membersihkan diri serta merapikan pakaian kami yang sudah acak-acakan. Tapi baru saja akan mengenakan celana dalam dan braku, pintu toilet mendadak terbuka dari luar. Dan..Braaaak..hempasan pintu tersebut langsung membuatku gemetaran. Pak Surya pun tak kalah kaget, wajahnya terlihat melongo menatap kedatangan dua orang dibalik pintu itu.
3402Please respect copyright.PENANAqMCi3FXV5u
3402Please respect copyright.PENANAcyis8OWL2O