Sudah dua minggu berlalu sejak Tia pertama kali mencoba berdandan sensual untuk suaminya. Sudah beberapa kali juga mereka coba mengulang role-playing. Awalnya Bram memang suka. Tapi setelah yang ketiga-empat kali, Bram menyadari bahwa Tia masih takut-takut menjalani perannya. Tidak heran. Mustahil mengubah sifat ‘anak baik’ Tia yang sudah berakar sejak kecil. Tia tidak punya pengalaman berperilaku genit dan nakal seperti pelacur-pelacur langganan Bram.
1924Please respect copyright.PENANADkExQGaBJ7
Itu bikin Bram agak kecewa.
1924Please respect copyright.PENANAWoDconGYUt
Selain itu, setelah pengalaman pertamanya di-anal oleh Bram, Tia kapok. Sakit, katanya; dia merasa nyeri selama sehari sesudahnya. Padahal Bram ingin melakukannya lagi.
1924Please respect copyright.PENANAaJ9OTRngTp
Itu bikin Bram tambah kecewa.
1924Please respect copyright.PENANA9hJYAUERBr
Tapi Tia belum tahu tentang kekecewaan Bram. Dia sendiri mengira Bram sudah puas, karena dia merasakan sendiri bahwa Bram makin bergairah. Tia pun jadi jauh lebih sering terpuaskan. Buat Tia, rumahtangga mereka berdua terasa semakin mesra.
1924Please respect copyright.PENANAXRkt9espUV
Tia tidak keberatan biarpun harus tambah repot demi Bram.
1924Please respect copyright.PENANApciaJHqBN5
*****
1924Please respect copyright.PENANAzijFmRQnjt
Suatu malam…
1924Please respect copyright.PENANASOSIMb5zyf
Menjelang tengah malam di rumah Bram dan Tia. Bram belum pulang; tapi sore sebelumnya dia sudah mengontak Tia, meminta Tia ‘bersiap-siap’. Tia tahu apa artinya itu, jadi sebelumnya Tia mampir ke salon milik Citra dulu. Citra yang sebelumnya sudah janji mau terus membantu Tia dengan senang hati merias Tia.
1924Please respect copyright.PENANAvEhKQjGq1h
Persis seperti pertama kali. Tia kembali menunggu Bram dengan sabar di rumah. Malam itu Tia memilih mengenakan gaun tidur sutra tipis pendek berwarna hijau, tanpa bra.
1924Please respect copyright.PENANAThrLcauaWE
Tia mendengar bunyi mobil masuk garasi. Lalu suara langkah orang mendekati pintu. Suaminya tersayang sudah datang…
1924Please respect copyright.PENANAtzjyaV77te
Pintu terbuka.
1924Please respect copyright.PENANA9wfWKdtUJv
“Puuunten.”
1924Please respect copyright.PENANAAPj2N9lyLb
Ternyata bukan cuma Bram yang datang.
1924Please respect copyright.PENANA2FVktMy8ob
*****
1924Please respect copyright.PENANAhhwV7oSBPe
Tia tertegun melihat empat orang yang ada di depan pintunya. Bram ada, tapi dalam keadaan tak sadar dan dipapah dua orang. Sedangkan yang memberi salam dalam bahasa daerah tadi adalah seorang laki-laki tua botak berperut buncit.
1924Please respect copyright.PENANA2fI2Ea67M1
“Mang Enjup?” tanya Tia.
1924Please respect copyright.PENANA43pTILnkYR
“Euleuh-euleuh, Neng Tia… Apa kabar? Ini, tadi kita habis ketemu klien, si Aden Bram kebanyakan minum, sampai mabuk berat terusnya ketiduran,” jawab si laki-laki tua.
1924Please respect copyright.PENANAJrgXY3RCUF
Laki-laki tua itu nyengir memperlihatkan sebaris gigi menguning. Namanya Jupri, tapi Tia mengenalnya sebagai “Mang Enjup”, orang sekampung orangtuanya yang sudah bekerja untuk orangtuanya sejak awal mereka memulai usaha. Mang Enjup awalnya pesuruh, tapi lama-lama bapak Tia mendapati bahwa bawahannya itu pintar membujuk dan meyakinkan orang, sehingga karier Mang Enjup pun lancar sebagai juru runding perusahaan. Di perusahaan keluarga mereka, Mang Enjup kini menempati jabatan manajer; Bram ditempatkan sebagai bawahannya, dengan harapan bisa menyerap ilmu Mang Enjup untuk kariernya kelak di posisi lebih tinggi. Maka itu Bram sering mendampingi Mang Enjup, menemui rekan bisnis dan ikut bernegosiasi.
1924Please respect copyright.PENANABo6OQQfp9N
“Baik, Mang. Aduh, maaf kalo Bram ngerepotin Mang. Ayo, masuk dulu.”
1924Please respect copyright.PENANAVWXJA8sMXj
Mang Enjup kenal baik dengan keluarga Tia dan Bram sejak lama, sejak keduanya masih kecil. Waktu kecil, Tia senang bermain-main dengan Mang Enjup yang lucu dan suka menggendong-gendongnya. Tapi setelah Tia agak besar, orangtuanya sempat melarang dia bermain dengan Mang Enjup. Waktu itu Tia sedih, tapi tak lama kemudian dia lupa karena sudah akrab dengan teman-teman sekolahnya. Mang Enjup sendiri tak pernah jauh dari Tia karena dia terus bekerja sebagai bawahan orangtua Tia.
1924Please respect copyright.PENANAfKzoI8wTvY
Bram yang ketiduran dipapah oleh dua orang bawahan Mang Enjup: asistennya, Danang, dan supir merangkap pengawalnya, Reja. Danang bertubuh sedang, berkulit gelap dengan muka jerawatan. Biarpun pekerjaannya kantoran, tapi Danang lebih sering berpenampilan urakan. Rambutnya yang agak gondrong dicat kemerahan, walaupun dia tidak jadi tambah keren karenanya. Dia keponakan Mang Enjup yang sebelumnya nganggur dan disuruh ikut pamannya supaya belajar kerja, tapi sebenarnya dia tidak punya keahlian selain menghabiskan duit. Sementara Reja mantan prajurit yang dipecat karena indisipliner, dan selanjutnya bekerja sebagai bodyguard plus supir Mang Enjup. Penampilannya masih khas tentara dengan rambut cepak dan badan berotot—ditambah bekas luka sabetan pisau di pipi kirinya, peninggalan perkelahian dengan sesama prajurit yang membuat dia dipecat.
1924Please respect copyright.PENANAC9e32JDtiJ
Reja dan Danang membawa Bram ke dekat sofa, lalu pelan-pelan menaruh Bram di sofa. Tia mencoba membangunkan Bram, tapi suaminya itu malah ngorok keras, menyemburkan hawa beralkohol dari mulutnya.
1924Please respect copyright.PENANAtxVwYT0Ub0
“Mas Bram, kubilang juga apa, Mas tuh nggak kuat minum…” kata Tia kepada Bram yang tentu saja tidak menjawab. Tia menyadari Bram bakal tertidur sampai besok pagi, jadi dia beralih ke tamu-tamunya.
1924Please respect copyright.PENANAaYAIZNGQkb
Tanpa dipersilakan, Mang Enjup sudah duduk di salah satu kursi tamu. Dia menghela nafas lega ketika bisa mendesakkan pantatnya yang besar di sofa.
1924Please respect copyright.PENANAILX7CHBIa4
“Mau minum dulu, Mang?” sapa Tia, berbasa-basi.
1924Please respect copyright.PENANAoJMRTGS90K
“Jangan repot-repot, Neng. Mang juga sebentar lagi pulang. Udah malam.”
1924Please respect copyright.PENANAIqE1VM9Yev
“Nggak apa-apa, Mang, sebentar aja Tia bikinin. Kopi?”
1924Please respect copyright.PENANALSALZjNVcq
“Boleh, boleh.”
1924Please respect copyright.PENANARP1xMMFqS7
Tia tersenyum, lalu meninggalkan ruang tamu.
1924Please respect copyright.PENANAP23w2woeD3
*****
1924Please respect copyright.PENANAyvWQyI3pR4
Mang Enjup memperhatikan Tia dengan penuh minat.
1924Please respect copyright.PENANAl42eA0EKF5
Salah satu penyebab orangtua Tia dulu sempat melarang Tia terlalu dekat dengan pegawai mereka itu, adalah karena mereka tahu sifat Mang Enjup yang ‘cunihin’. Mereka takut Tia jadi mangsa kebiasaan buruk Mang Enjup yang suka bergenit-genit dengan perempuan. Di satu sisi, gaya bergaul Mang Enjup yang supel dan cepat akrab sangat memudahkan dia malang-melintang di ajang bisnis. Di sisi lain, sifat itu juga membuat Mang Enjup bereputasi agak jelek di perusahaan.
1924Please respect copyright.PENANAman8XPAiCT
Sudah agak lama Mang Enjup tidak bertemu Tia, walaupun Bram sudah jadi bawahannya cukup lama. Mang Enjup juga biasanya mengenal Tia yang berpenampilan sederhana, polos, dan baik-baik. Jadi, ketika yang membuka pintu rumah Bram tadi adalah perempuan bermake-up tebal dengan baju seksi, Mang Enjup sempat heran sebelum menyadari bahwa itu Tia. Rasa penasarannya berlanjut. Selain itu…
1924Please respect copyright.PENANAOaJGfClT7i
Tia kembali dari dapur membawa tiga cangkir kopi di atas nampan untuk tamu-tamunya. Mang Enjup memperhatikan anak bosnya itu. Hampir tumpah liurnya melihat bentuk tubuh Tia yang samar-samar terlihat di balik gaun malam sutra yang dipakai Tia. Matanya tak melewatkan kesempatan mengintip belahan dada Tia ketika Tia membungkuk untuk menaruh cangkir kopi di depannya.
1924Please respect copyright.PENANAK1UAu7uhEC
Tia lalu duduk menemani Mang Enjup, mengobrol ringan mengenai Bram dan perusahaan. Mang Enjup tidak henti-hentinya memuji-muji orangtua Tia dan Bram yang berhasil mengembangkan bisnis bersama menjadi cukup maju.
1924Please respect copyright.PENANAJN1kQPcZpQ
“Omong-omong,” celetuk Mang Enjup sambil tersenyum lebar, memandangi wajah Tia, “meni geulis pisan Neng Tia ini malam. Apa baru pulang dari kondangan?”
1924Please respect copyright.PENANAKDbHRkxfbB
“Ah, si Mang bisa aja,” Tia tersipu, “Enggak ada apa-apa, Mang, ini sih… buat suami aja.” Mukanya memerah.
1924Please respect copyright.PENANAqXVOCUe8d8
“Euleuh-euleuh…. Buat si Aden? Baguuusss… Itu baru namanyah istri yang baik, mau dandan secantik-cantiknya buat suami. Jangan kayak si Kokom sama si Lilis, boro-boro mau dandan buat Mang, kerjanya di rumah cuma molor sama ngomel.” Kokom dan Lilis adalah istri tua dan istri muda Mang Enjup, keduanya tinggal di kota asalnya, di rumah yang berbeda. Mang Enjup sendiri tidak memperhatikan istri-istrinya karena dia sendiri punya banyak selingkuhan: karyawati bawahannya, klien, rekanan, dan lain-lain. Tapi begitu dia melihat Tia, anak bosnya yang sudah dia kenal sejak kecil, yang sedang berpenampilan seksi ‘demi suami’, semua perempuan itu tersingkir dari kepala Mang Enjup. Bukan tanpa alasan dulu dia berakrab-akrab dengan Tia kecil. Tia sudah diincarnya sejak lama. Tapi lalu Tia menikah dengan Bram. Biar begitu, Mang Enjup orang yang tidak suka melewatkan kesempatan. Bram sedang teler. Tia ada di depannya…
1924Please respect copyright.PENANA9Xpmw9EKRp
“Ah, tapi si Aden ketiduran gitu, Neng? Kasihan, sudah dandan cantik-cantik, eeh malah ditinggal tidur. Kumaha atuh, Neng?” sindir Mang Enjup, sambil terus memperhatikan wajah Tia.
1924Please respect copyright.PENANAFjnmgpRnN4
Tia melengos. “Yah… ya udah, nggak pa-pa, tinggal cuci muka terus tidur.”
1924Please respect copyright.PENANAUHPe8QiHEP
Mang Enjup bangkit dari tempat duduknya, berjalan ke arah Tia. Tia tidak beranjak. Dia merasa tidak perlu bereaksi.
1924Please respect copyright.PENANAvHkEN1KI3T
Mang Enjup duduk di sofa, di samping Tia; lengannya merangkul pundak Tia.
1924Please respect copyright.PENANAFb99ZiFyzo
“Sayang atuh. Gimana kalau sama Mang saja?”
1924Please respect copyright.PENANAIfokXLq69m
Tia tidak mampu menolak kata-kata Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAPRr8tiJ2A0
*****
1924Please respect copyright.PENANA4ciXWlKrVC
Selain keluwesannya dalam bergaul, yang membuat Mang Enjup sangat hebat dalam mempengaruhi orang juga adalah semacam aji-ajian ilmu gendam yang dikuasainya. Ilmu itu mirip dengan hipnotis tingkat tinggi. Kalau sudah bisa menguasai pandangan dan perhatian sasarannya, Mang Enjup bisa membuat pertahanan mental sasarannya runtuh dengan menghilangkan rasa curiga dan tak percaya. Selanjutnya, sasaran ilmunya akan menurut saja kepada semua kata Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANALGwjyHS4md
Biasanya Mang Enjup baru akan menggunakan gendam kalau cara biasa sudah buntu, dan hanya untuk kasus-kasus yang “harus menang”. Itu untuk pekerjaan utamanya sebagai negosiator, dan dia jarang sekali harus perlu melakukannya; Mang Enjup cukup jago bersilat lidah dan melobi, sehingga dengan mengajak klien atau rekanan pelesir ke tempat hiburan, dan membayari ongkos makan + minum + cewek, urusan bisa beres. Tapi untuk urusan pribadi, Mang Enjup tidak segan-segan menggunakan ilmu gendamnya. Apalagi untuk yang satu ini. Ketika perempuan yang dia incar bertahun-tahun sudah di depan mata.
1924Please respect copyright.PENANAp7lbrUevAN
Sejak Tia membawakan kopi, Mang Enjup sudah melancarkan serangan. Sambil ngobrol, dia terus memandangi mata Tia, menguasai perhatian dan mengendorkan konsentrasi Tia. Ketika tadi dia bangun dan pindah duduk ke sebelah Tia, Tia sudah jatuh ke tangannya, makanya Tia tidak bergerak. Kesadaran Tia sudah digenggam Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAA9LOkC9LE2
Sekarang Tia ada dalam rangkulan Mang Enjup, tatapannya kosong. Mang Enjup tersenyum penuh kemenangan. Kedua bawahannya, Danang dan Reja, duduk diam sambil menyeruput kopi masing-masing, tidak berani berbuat apapun.
1924Please respect copyright.PENANAnKeZrLcl6G
“Heheheheheh,” Mang Enjup terkekeh. Tangannya mulai beraksi mengelus-elus leher Tia, bahu Tia, terus ke pinggang dan paha. Mang Enjup tersenyum lebar ketika menyadari Tia tidak pakai celana dalam. Sebelumnya, dia sudah melihat bahwa Tia tidak memakai beha ketika mengintip belahan dada Tia yang tampak waktu Tia menyuguhkan kopi tadi. Sungguh senang dia melihat Tia kecil yang dulu digendong-gendong dan dipangku-pangkunya (dengan niat tersembunyi, tentunya) sekarang tumbuh jadi perempuan cantik yang bertubuh lumayan bagus, dan entah kenapa, gaya berdandannya di rumah mirip kupu-kupu malam.
1924Please respect copyright.PENANAfTXs1RAnGo
“Tia. Bisa jawab pertanyaan Mang?” kata Mang Enjup sambil mengelus-elus paha Tia.
1924Please respect copyright.PENANAQQEqI2VxiS
“Bisa,” suara Tia datar, tanpa ekspresi.
1924Please respect copyright.PENANA6mIxqffPpT
“Sedang apa kamu tadi, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAmE392auib6
“Aku nunggu Mas Bram pulang.”
1924Please respect copyright.PENANAdWtZsBPm3i
“Kamu pakai apa sekarang, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAy4l7U3hSZx
“Sekarang aku cuma pakai gaun malam pendek, yang dulu dibelikan Mas Bram.”
1924Please respect copyright.PENANA4N2iwD9tJL
“Terus apa lagi?”
1924Please respect copyright.PENANAby35sPLiUW
“Nggak pakai apa-apa lagi.”
1924Please respect copyright.PENANACnCy232lD4
“Kamu pakai beha? Celana dalam?”
1924Please respect copyright.PENANAblRBf1XcPu
“Nggak. Aku nggak pakai beha, nggak pakai celana dalam…”
1924Please respect copyright.PENANAYSyf1wBXzq
“Begitu. Terus. Ada apa dengan mukamu?”
1924Please respect copyright.PENANAFL4O7wbwGe
“Tadi aku ke salon Kak Citra. Minta didandani seperti kemarin-kemarin.”
1924Please respect copyright.PENANAvFobj9ly4w
“Didandani… seperti gimana, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAakDgatpaFx
“Yang lengkap… tebal, menor, seperti dandanan Kak Citra.”
1924Please respect copyright.PENANAYMl0bZLqAf
Mang Enjup juga ingat Citra. Dia tersenyum sendiri mengingat-ingat masa lalu. Kemudian dia melanjutkan interogasi. Sekarang satu tangannya mulai menjamah ke balik gaun tipis Tia. Ditemukannya kemaluan Tia, dan mulailah dia mengelus-elus bagian luarnya.
1924Please respect copyright.PENANA8jVWRJJCrA
“Coba lihat mukamu Tia… bedak tebal, lipstik merah… bajumu juga seperti itu. Kenapa kamu dandan seperti ini, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAO2Oyuc76ym
“Buat Mas Bram…”
1924Please respect copyright.PENANAWu1I0BeecK
“Kenapa?” Mang Enjup menemukan klitoris Tia dan mulai menjepit-jepitnya di sela jari. Tia mendesah tertahan.
1924Please respect copyright.PENANAcoaTePFqJl
“Hahh… karena… saran Kak Citra. Aku mesti jadi seperti yang Bram suka, katanya.”
1924Please respect copyright.PENANAekaaWobD5L
“Bram suka yang seperti ini? Apa dia minta?”
1924Please respect copyright.PENANABTSjbORgCr
“Tidak… tapi aku lihat foto-foto di HP-nya… foto wanita panggilan… dandanan mereka seperti itu… ehh… ah…” Mang Enjup menjolokkan satu jarinya ke celah kewanitaan Tia. Sementara itu, Mang Enjup juga menjilati tengkuk Tia, sehingga Tia mulai terangsang.
1924Please respect copyright.PENANA9EBrs9jqJI
“Terus gimana Tia… Bram suka?”
1924Please respect copyright.PENANAjlWgim7EMz
“Bram suka…”
1924Please respect copyright.PENANA4fiOItFtLY
“Kamu sendiri?”
1924Please respect copyright.PENANANhmFX998PU
Tia terdiam, tidak menjawab. Mang Enjup sekarang sudah memasukkan dua jarinya, dan mulai mengobel vagina Tia, sambil mencubit-cubit klitoris Tia. Daerah yang dijelajahi jari Mang Enjup mulai terasa basah.
1924Please respect copyright.PENANAsVmYRUulxM
“Ayo jawab Tia… Jawab yang jujur.”
1924Please respect copyright.PENANAVtJfjQdW57
“Aku… ah!” Tia mengerang sedikit setelah Mang Enjup mencubit itilnya agak keras, lalu melanjutkan, “…malu…”
1924Please respect copyright.PENANAS2futmREBU
“Kenapa malu, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAOPjSPQRqQF
“Malu… soalnya harus berpakaian dan berdandan seperti ini… Seperti pelacur yang jual diri… nggak biasa… rasanya bukan seperti aku… aku bukan perempuan murahan…”
1924Please respect copyright.PENANAIxB7ko8xCV
Mang Enjup terus menggerayangi tubuh Tia, meremas payudara Tia, menjilati tengkuk Tia. Tia tersandar tak berdaya pada badan Mang Enjup, matanya kosong, bibirnya terus mengeluarkan erangan dan desahan kenikmatan. Dari pengakuan Tia, Mang Enjup tahu apa alasan dia bergaya seperti pelacur. Muncul satu ide di kepala Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAMerH5eBTOh
“Kenapa harus malu, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANA2UCbtFXIdx
“Soalnya…”
1924Please respect copyright.PENANAmxD3XpX9OD
“Dengar kata-kata Mang sesudah ini, Tia. Dengar dan ikuti untuk seterusnya. Ngerti?”
1924Please respect copyright.PENANAVnc5PiRcCx
“Mengerti…”
1924Please respect copyright.PENANAXjyniX4P21
“Kamu tahu seperti apa penampilanmu sekarang, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANA8JFwCT6gLg
“Tahu…”
1924Please respect copyright.PENANA37Ng8O3A9P
“Seperti apa?”
1924Please respect copyright.PENANAZLLiQ8lJq2
“Seperti pelacur… seperti perempuan murahan…”
1924Please respect copyright.PENANAXkAVYhfcU9
“Tapi kamu nggak suka, kan?”
1924Please respect copyright.PENANAaP6glxTM8o
“Iya… aku nggak suka… tapi demi Bram.”
1924Please respect copyright.PENANAkVSyUcPrge
“Salah, Tia.”
1924Please respect copyright.PENANAF0b8oHLYYC
“Salah…?”
1924Please respect copyright.PENANAYrxX6pFHxI
“Kamu salah, Tia. Kamu sebenarnya diam-diam suka berpenampilan seperti itu. Kamu sebenarnya suka berdandan secantik-cantiknya, seseksi-seksinya. Iya kan, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANARWF0ayeOxV
“Iya…”
1924Please respect copyright.PENANA6WvIXekbK2
Mang Enjup nyengir. Lebar sekali. Lalu dia melanjutkan membisikkan sugestinya ke telinga Tia.
1924Please respect copyright.PENANAxXj1C5GJZc
“Kamu harus sadar, Tia. Kamu harus sadar kamu itu seksi, dan diam-diam kamu mau dikagumi. Iya kan, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAJoy9H5lNre
“Iya…”
1924Please respect copyright.PENANA7fCe1Lr2pz
“Mulai sekarang, kamu suka berdandan seksi. Ulangi.”
1924Please respect copyright.PENANAzz8CTRv69D
“Mulai sekarang, aku suka berdandan seksi.”
1924Please respect copyright.PENANA6ZEgPgz2GR
“Mulai sekarang, kamu ingin menggoda semua laki-laki. Ulangi.”
1924Please respect copyright.PENANA35RBuxzqXz
“Mulai sekarang, aku ingin menggoda semua laki-laki.”
1924Please respect copyright.PENANAuj54WQl9a1
“Bagus, Tia. Jangan pernah lupa yang kamu bilang tadi. Ngerti?”
1924Please respect copyright.PENANA7reqJzBcOm
“Mengerti.”
1924Please respect copyright.PENANAtl3FUH8lxZ
Mang Enjup menengok ke arah Bram yang masih ngorok di atas sofa, dan tidak tahu kehidupan istrinya sedang diubah untuk seterusnya.
1924Please respect copyright.PENANAl85RY1ovPU
Sambil terus menjamah seluruh tubuh Tia, Mang Enjup membisikkan berbagai sugesti ke telinga Tia. Sementara itu, sentuhan demi sentuhan Mang Enjup membuat tubuh Tia makin tak mampu menahan gelora nafsu.
1924Please respect copyright.PENANAzTuFrqsMlA
“Ahh… ah… ah! Ahnggg!!”
1924Please respect copyright.PENANA8tZCEolo9t
Terdengar erangan panjang Tia, mengiringi orgasme pertamanya malam itu di tangan Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAlVE59oiS8C
“Bagaimana rasanya yang tadi Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAd7pKoywKO5
“Hahh… enak sekali Mang…”
1924Please respect copyright.PENANAyqsdXOyjQi
“Sekarang giliran kamu bikin enak Mang. Ayo sini Tia, Mang pangku.”
1924Please respect copyright.PENANA1bjqOdb4zv
Tia menurut, berdiri, lalu duduk di pangkuan Mang Enjup. Bokongnya bersandar di perut gendut Mang Enjup. Burung Mang Enjup yang mengeras di balik celana tergencet belahan pantat Tia. Mang Enjup menyibak rambut panjang Tia ke depan, sehingga lidahnya tak terhalang ketika menjelajahi punggung Tia. Kedua tangannya memegang pinggang Tia dan menggerak-gerakkan tubuh Tia maju-mundur, sehingga bokong Tia jadi mengelus-elus ereksinya. Lalu Mang Enjup menggeser Tia ke depan supaya dia bisa membuka resleting celana, membebaskan kejantanannya. Penis Mang Enjup tak terlalu besar dan nyaris tenggelam di bawah perutnya yang gendut, tapi sekarang tegak dan keras setelah menikmati sentuhan bokong Tia. Mang Enjup merogoh ke arah kemaluan Tia, merangsang vagina Tia lagi. Tia mulai keenakan, dan menyandarkan diri ke perut dan dada Mang Enjup; Mang Enjup terus menjilati dan menggigiti telinga, tengkuk, dan pundak Tia.
1924Please respect copyright.PENANAYzZnoNzP1o
Mang Enjup tersenyum jahat. Tia, anak bosnya, yang sudah diincarnya sejak kecil, sekarang sudah ada di tangannya. Dulu, ketika memangku Tia yang masih anak-anak, dia sudah membayangkan memerawani Tia, merebut kehormatan gadis kecil yang dipangkunya, membuat Tia jadi wanita dewasa. Tentu saja, Tia kecil belum tahu bahwa Mang Enjup yang ramah dan lucu itu selalu konak bila memangku atau menggendongnya. Sekarang, Tia yang sudah besar, sudah bahenol, kembali ada di pangkuannya. Setelah bertahun-tahun menunggu dan berencana. Sayang Bram sudah menduluinya membobol keperawanan Tia. Tapi yang penting sekarang Tia sudah di tangannya…
1924Please respect copyright.PENANAPaaenSctib
“Nah, Neng Tia, sekarang Mang mau masuk…”
1924Please respect copyright.PENANAKUto7oJhvz
Setelah merentangkan kedua paha Tia, Mang Enjup mendorong kepala burungnya masuk ke vagina Tia. Tia meringis sedikit; Mang Enjup sendiri langsung kelabakan, tidak siap menghadapi ketatnya himpitan dinding dalam vagina Tia.
1924Please respect copyright.PENANAm4dEY0KeiF
“Addeuhhh… Neng! Sempit amat inih!”
1924Please respect copyright.PENANA4hBYn0Ssq0
Mang Enjup amat puas, bisa melakukan sesuatu yang sudah diimpikannya bertahun-tahun. Dia tak buang-buang waktu dengan segera menggenjot Tia. Tapi sayang, fisiknya yang sudah tua tak mendukung…
1924Please respect copyright.PENANAVJ5YV3X9EI
“Uuuh… !! Anjing siah!“
1924Please respect copyright.PENANA5iRj531FcY
Mang Enjup memaki-maki karena burungnya terlalu cepat ejakulasi. Impiannya bertahun-tahun untuk menyetubuhi Tia terwujud… dan berakhir setelah beberapa menit saja dengan tumpahnya cairan putih di dalam vagina Tia. Tak lama kemudian penisnya melembek dan menciut. Tapi Tia malah belum berhenti bergerak, pinggulnya terus geal-geol seperti penari jaipong di pangkuan Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAoXd3dj6u9b
Meski Tia masih di pangkuannya, burung Mang Enjup belum bangun lagi. Maklumlah, dia sudah tua, dan belum lama ini ahli pengobatan tradisional spesialis kejantanan langganan Mang Enjup meninggal dunia sehingga andalan Mang Enjup itu tidak lagi selalu siap bertempur. Ingin ronde dua pun Mang Enjup harus menunggu lama. Sementara Tia di pangkuannya belum puas.
1924Please respect copyright.PENANAwSDr2ExCS6
“Aahmm… mau lagi dong…”
1924Please respect copyright.PENANA3l0fs7crvB
“Hehehe…” Mang Enjup terkekeh mendengar permintaan manja Tia tadi. Tia masih dalam pengaruh hipnotisnya… dan masih akan mendengar kata-katanya. Dia memutuskan untuk menjerumuskan Tia lebih lanjut.
1924Please respect copyright.PENANA0udNHIcEQg
“Mau apa, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAESQrUhraIo
“Mau… dientot lagi…”
1924Please respect copyright.PENANAQVBrXERDWX
Mang Enjup menoleh ke arah Danang dan Reja. Kedua anak buahnya itu terlihat melongo setelah menonton adegan porno langsung di depan mereka.
1924Please respect copyright.PENANA2eXDu0JkC5
“Danang!” seru Mang Enjup. Yang dipanggil tersentak dari keadaan mupeng.
1924Please respect copyright.PENANAXIe1fk9pU5
“HP kamu bisa rekam video kan? Ayo keluarin.”
1924Please respect copyright.PENANAzUkjKEoyGj
Danang nyengir dan langsung ngerti apa maksud atasan merangkap pamannya itu. Segera dia keluarkan ponsel miliknya dengan fungsi perekam video yang sudah beberapa kali memberi kontribusi 3gp kepada ajang video porno amatir di internet. Mang Enjup mendorong pelan Tia dari pangkuannya, lalu membuat Tia berlutut di lantai. Kemudian dia berdiri, mengambil HP Danang, dan menyuruh Danang serta Reja mendekat. Danang dan Reja berdiri di depan Tia yang bersimpuh, menghadapkan jendulan di balik celana mereka ke arah muka Tia. Sementara Mang Enjup sendiri duduk di kursi tamu, di belakang Danang dan Reja, matanya tak lepas menatap mata Tia. Dia menyalakan fungsi kamera video HP Danang.
1924Please respect copyright.PENANAJxnfa5pHYC
Danang yang sudah horny berat sudah mau membuka celana dan menerkam Tia, tapi Mang Enjup lebih dulu memperingatkannya. “Tahan dulu. Tunggu komando.” Kemudian Mang Enjup memulai menyorot Tia. Wajah Tia yang tertutup tata rias tampak bengong; mulutnya yang setengah terbuka dan matanya yang setengah tertutup memberi kesan
1924Please respect copyright.PENANAc1xUJtNhtc
“Tia,” perintahnya, “Coba kamu bilang, siapa kamu.”
1924Please respect copyright.PENANATtcXqW5aOO
Tia, tak berdaya di bawah pengaruh tatapan penjerumus Mang Enjup, menjawab. Suaranya kembali datar tanpa ekspresi.
1924Please respect copyright.PENANAiNAynlHyXN
“Saya Tia… “
1924Please respect copyright.PENANAlV63laJ7tD
“Bagus Tia. Sedang jadi apa kamu sekarang?”
1924Please respect copyright.PENANAHrc3Xi1SqW
“Saya sedang jadi…” Tia berhenti; bawah sadarnya masih belum bisa mengungkapkan dengan jelas.
1924Please respect copyright.PENANALNIkisEXcr
“Hee… Apa kamu tidak tahu Tia? Sekarang kamu sedang jadi pelacur. Sedang jadi apa, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANALygjh6Yk82
“Saya sedang jadi pelacur…”
1924Please respect copyright.PENANAT1iFdGSY0t
“Benar Tia. Kamu sedang jadi lonte. Kamu dandan menor, pake baju seksi. Buat siapa?”
1924Please respect copyright.PENANA3jKLbWL8xi
“Buat Mas Bram…”
1924Please respect copyright.PENANALxB6fDcGxZ
“Bukan.”
1924Please respect copyright.PENANAic1GSYpgng
“Bukan?”
1924Please respect copyright.PENANAi6RsF6y2s2
“Lihat siapa yang ada di sini, Tia. Kamu tahu? Sebenarnya kamu dandan bukan buat Bram saja. Kamu pengen dilihat semua orang. Dianggap cantik dan seksi oleh orang. Karena kamu sebenarnya lonte yang suka nggoda laki-laki.”
1924Please respect copyright.PENANAwRhmegCqzp
“Iya…” Mang Enjup melihat sedikit perubahan ekspresi, seolah Tia agak enggan. Mungkin bawah sadar Tia sedang berusaha menolak sugestinya.
1924Please respect copyright.PENANAI2Kz7cOUYS
“Jangan dilawan, Tia. Akui saja.”
1924Please respect copyright.PENANAOdxYP8haTD
“…”
1924Please respect copyright.PENANAhllslHDoHK
“Lihat Tia. Lihat gara-gara kamu, dua orang ini jadi konak nggak ketulungan. Kasihan kan.”
1924Please respect copyright.PENANA0k73RMvvm8
“Konak…”
1924Please respect copyright.PENANAFXqt6OUxX3
“Sebagai lonte, kamu jangan diam aja melihat orang konak. Hayo bantu mereka. Isap kontol mereka.”
1924Please respect copyright.PENANAuYyLz9xPqS
Mang Enjup mengangguk ke arah Danang dan Reja. Keduanya dengan senang hati membuka resleting celana dan menodongkan ‘senjata’ mereka ke muka Tia. Danang sedikit iri melihat punya Reja yang lebih besar daripada punya dirinya sendiri.
1924Please respect copyright.PENANAGoqoBpJz5e
Kedua tangan Tia masing-masing menggenggam penis yang diacungkan ke arahnya, lalu mulai mengocok. Lalu seperti lonte berpengalaman Tia mulai menggilir kedua penis itu dengan bibirnya. Danang terkekeh merasakan bibir empuk merah Tia melumat batangnya. Dielusnya rambut panjang Tia. Kemudian ganti giliran Reja, Tia memiringkan kepala lalu menggigit lembut pangkal batang Reja sebelum menjilatnya dari bawah ke atas.
1924Please respect copyright.PENANAy6nFOd91Kw
Mang Enjup memfilmkan itu sambil terbahak-bahak dalam hati. Salah satu kenikmatan hidup yang paling dia sukai adalah perempuan, namun sayang penyakit ejakulasi dini-nya sangat mengganggu dia merasakan kenikmatan itu. Kadang dia frustrasi ketika hanya bisa bertahan beberapa menit menggarap gadis-gadis yang sudah menyerahkan diri kepadanya. Frustrasinya itu akhirnya dia salurkan dengan cara merusak kepribadian para sasarannya dengan ilmu hipnotis; perempuan yang jatuh ke tangannya dia ubah menjadi lebih binal. Selanjutnya dia akan puas apabila perempuan-perempuan itu terjerumus akibat perubahan yang dia tanamkan. Pernah Mang Enjup membuat seorang perempuan mantan rekanannya yang sudah menikah menjadi membenci suaminya, sehingga akhirnya bercerai. Kali lain, Mang Enjup mengacau pemikiran seorang gadis yang diwawancaranya untuk lamaran kerja, sehingga gadis yang awalnya alim itu kini melacurkan diri di suatu kawasan hiburan malam terkenal (karena tidak diterima kerja sebagai karyawatinya). Dan sekarang, dia pun sedang mengubah Tia.
1924Please respect copyright.PENANABmyaia0zws
Tia berganti-ganti menyepong Danang dan Reja; lipstik merahnya mulai celemotan setelah bibirnya naik-turun dua batang kejantanan. Kedua anak buah Mang Enjup mulai tak tahan, dan Danang yang duluan ejakulasi, ketika posisi anunya sedang di dalam rongga mulut Tia. Ketika itu juga Danang langsung refleks mencengkeram dan menekan kepala Tia ke selangkangannya, sehingga seluruh semburannya tidak ada yang tumpah di luar.
1924Please respect copyright.PENANAyMlIDsV5bR
“Uehh… gile enak banget!” teriak Danang. Tia mundur setelah kepalanya dilepaskan Danang, sambil menutup bibirnya dengan tangan, seolah menahan agar dia tidak memuntahkan mani Danang. Mang Enjup maju dan menyorot muka Tia dengan kamera video HP Danang.
1924Please respect copyright.PENANA9KnOEaUTGi
“Gimana, Tia? Enak kan? Jangan ditelan dulu. Buka mulutnya.”
1924Please respect copyright.PENANAnlEbIbh7Lz
Tia membuka mulutnya, memperlihatkan sisa sperma Danang yang belum sempat tertelan. Dimain-mainkannya cairan lengket itu dengan lidahnya, sebelum akhirnya ditelan juga.
1924Please respect copyright.PENANArSlZFUpEWr
“Enak, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAlkzu3zk06B
“Enak…”
1924Please respect copyright.PENANA4zNage32aG
“Enak kan ngisap kontol?”
1924Please respect copyright.PENANAWtT0YtALgi
“Iya… kontol enak…”
1924Please respect copyright.PENANAAIX4rrsmzI
Semua itu terekam oleh kamera HP Danang. Mang Enjup sengaja merekam semuanya dalam video, untuk jaga-jaga. Barangkali kelak ada yang tidak beres, dia bisa menyelamatkan diri dengan memeras Tia.
1924Please respect copyright.PENANAnjqDlPpykc
Tapi kata-kata Tia yang terakhir itu sungguh tidak terduga. Bisa aja si Neng ngomong begitu…
1924Please respect copyright.PENANAtycHK7xQ38
“Nah, ingat itu Tia. Kamu suka ngisap kontol. Coba ulangi.”
1924Please respect copyright.PENANAPgcK1t856a
“Aku suka ngisap kontol.”
1924Please respect copyright.PENANAnwyZ60tLFj
Sementara Danang memulihkan diri, amunisi Reja masih penuh. Reja tidak banyak bicara, tapi dari wajahnya terlihat dia tidak puas karena Tia berhenti.
1924Please respect copyright.PENANA678mGfkbwe
“Bagus,” kata Mang Enjup kepada Tia, “nah, Tia, karena kamu sekarang sudah jadi lonte, kamu harus ingat baik-baik. Lonte itu nggak cuma ngentot sama suaminya. Lonte itu mau ngentot sama semua orang. Gak peduli sejelek apapun orangnya, se-ancur apapun orangnya, lonte harus mau. Mulai sekarang, kamu nggak akan menolak ngentot sama siapapun. Biarpun kamu nggak suka, kamu nggak akan nolak. Ngerti, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANA00oEz6LBJM
“Mengerti.”
1924Please respect copyright.PENANAhjBe84DZ7G
“Nah, sekarang kamu ngentotlah sama dia.”
1924Please respect copyright.PENANA70nbS9akPO
Reja menghampiri Tia yang duduk di lantai, membuat Tia dalam posisi seperti mau merangkak. Gaun pendek Tia disibaknya sehingga terlihatlah pantat Tia yang mulus dan sekal. Tidak cuma Reja, Mang Enjup yang jadi juru kamera pun tergiur melihat bokong bulat-montok Tia yang tadi sempat mengulek kejantanannya. Mang Enjup memang paling suka pantat bahenol khas perempuan kampung halamannya. Dengan antusias ditontonnya dari balik kamera bagaimana kejantanan Reja yang besar dan menakutkan itu melesak masuk ke kewanitaan Tia, sementara Tia meringis keenakan selagi tubuh Reja menindihnya. Sebelumnya, baru Bram yang pernah mencicipi tubuh Tia. Tapi malam itu Tia tadi telah dijamah Mang Enjup (biar hanya sebentar), lalu Danang (baru di mulut), dan sekarang Reja—barangnya-lah yang paling besar di antara semua yang pernah mempenetrasi Tia. Si nyonya muda itu merintih dan mengerang, kelopak matanya yang dipercantik eyeshadow senada warna bajunya terpejam ketika dia merasakan ukuran luarbiasa onderdil Reja memaksa liang kenikmatannya merentang lebih lebar daripada biasa.
1924Please respect copyright.PENANALRKaXZYLF1
Reja menggenjot dengan buas dalam posisi doggy style, tanpa basa-basi atau pelan-pelan dulu, dan ketika Tia menjerit, makin kencanglah aksinya. Entah Tia menjerit kesakitan atau keenakan, Reja tidak peduli.
1924Please respect copyright.PENANAuDXrVDPVJS
“AA!! AH! Ah! Ah!” Tia menggigit bibir, berteriak, menganga, menyentakkan kepala. Tiap tusukan Reja membuatnya tersentak ke depan, kedua payudaranya berguncang, gairahnya membara. Tak lama kemudian Tia mengalami orgasme kedua malam itu, di tengah gempuran gencar Reja. Mang Enjup merekam lolongan panjang yang muncul ketika Tia tersungkur, mencium lantai, rambutnya tergerai di sekeliling kepala, ditaklukkan klimaks.
1924Please respect copyright.PENANApxJl1UVVhx
Tapi Reja benar-benar tahan lama. Walaupun disiksa jepitan vagina Tia, dia masih tetap dapat mempertahankan kekerasan anunya. Didengarnya Mang Enjup berkata sesuatu.
1924Please respect copyright.PENANAdXCWbXcn2P
“Ja! Cabut, terus kamu bawa dia ke kursi, hajar pantatnya.”
1924Please respect copyright.PENANAwakpAzzvmS
Agak susah Reja melepaskan burungnya dari sempitnya memek Tia. Supir mantan tentara itu lantas mencekal pinggang Tia, lalu duduk dan menarik Tia ke pangkuannya. Tia yang baru saja orgasme tidak mampu melawan ketika ditarik Reja. Ketika Tia sudah berada di pangkuan Reja, Mang Enjup kembali mengajak bicara Tia.
1924Please respect copyright.PENANAjj8SNpNwM4
“Dasar nakal, Tia. Sudah ngentot sama sembarang orang, keenakan pula. Dasar lonte.”
1924Please respect copyright.PENANAWzNRoHAqe3
Tia cuma terengah-engah menerima penghinaan dari Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANABxqgqWLIIK
“Hei Tia. Sudah pernah main belakang? Lubang pantatmu sudah pernah ada yang nyodok belum? Ayo dijawab.”
1924Please respect copyright.PENANAYxphUhubYp
“Sudah…”
1924Please respect copyright.PENANAGwJG2eWInN
Ternyata si Bram doyan pantat juga, pikir Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANA0OOPtWNgWp
“Kamu suka dibegitukan, Tia?”
1924Please respect copyright.PENANAUtXW3DIXoZ
“Enggak…”
1924Please respect copyright.PENANAZEYzOls1V0
“Kenapa nggak suka?”
1924Please respect copyright.PENANAmFKmMGQtr5
“Sakit… jijik… malu…”
1924Please respect copyright.PENANAy2iPmfbtKS
“Oh… gitu. Tapi mulai sekarang kamu nggak keberatan lagi dientot di pantat. Ngerti?”
1924Please respect copyright.PENANAJPYCMCNwaM
“Mengerti…”
1924Please respect copyright.PENANAqcRiNhVj8E
“Bagus. Sekarang buka tuh lubang biar kontol bisa masuk.”
1924Please respect copyright.PENANA1SEBxqsOzf
Tia mengangkang di atas pangkuan Reja. Tangannya menjulur ke arah selangkangan, meregangkan bagian sekitar lubang duburnya. Kemaluan jumbo Reja yang basah dengan cairan vagina Tia bersiap masuk.
1924Please respect copyright.PENANAGTWL4Fnd9o
“Eughhh…” Wajah Tia berubah meringis ketika kepala penis Reja berusaha menerobos saluran sempit yang baru satu kali ditembus dari luar itu. “Ah! Haah! Haduhh!!” Ketika beberapa malam lalu Bram memerawani anusnya, Tia juga menjerit-jerit, tapi senjata Bram tidak sebesar punya Reja. Bisa dibayangkan perbandingan kekuatan desakannya dan rasa sakit yang ditimbulkannya. Sampai-sampai air mata Tia mengalir selintas. Susah payah Reja mendorong, memaksa dinding dalam dubur Tia agar mau menerima benda tumpul keras berukuran ekstra. Hampir pingsan Tia ketika seluruh penis Reja berhasil dimasukkan sampai pangkal. Tia merasakan refleks normal bagian tubuhnya yang itu untuk mendorong keluar benda-benda yang ada di dalamnya membuat jepitannya terhadap batang Reja makin kencang. Dia mengeluh lemah, merasakan sensasi ‘terisi penuh’ yang tak wajar. Tubuh atasnya ambruk ke dada Reja; Reja langsung menyambut dengan ciuman-ciuman ke tengkuk dan bahu serta gerayangan ke dada dan perut, sementara pinggulnya mulai memompa.
1924Please respect copyright.PENANASLGGWXY8es
Kemarin-kemarin Tia sudah memutuskan tidak mau disodomi lagi setelah pengalaman pertamanya dengan Bram. Tapi keputusannya itu sudah dibatalkan pengaruh hipnotis Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANAANa9tFoqpw
Nyeri yang Tia rasakan ketika Reja memasukkan penisnya sedikit mereda, dan Tia merasakan bahwa di antara rasa sakit itu terselip kenikmatan. Tia merintih lembut ketika Reja menarik anunya sampai hampir keluar. Sejenak dia merasa kosong, ingin diisi kembali; keinginan itu segera terpenuhi dengan kembalinya batang Reja ke dalam anusnya. Reja awalnya tidak bisa bergerak cepat, karena begitu sempitnya jalan belakang Tia yang jarang dipakai itu, tapi lama-lama gerakan maju-mundurnya makin cepat. Dengan tiap tusukan, Tia merasakan tubuhnya mulai menuju klimaks. Tia mulai menikmati setiap gesekan batang Reja di dinding saluran duburnya, setiap desakan kepala kontol Reja dalam lubangnya. Nafas Reja mulai memburu, jepitan lubang anus Tia benar-benar menguji ketahanannya.
1924Please respect copyright.PENANAebo721tn13
Mang Enjup sangat puas melihat wajah Tia yang kelihatan sangat mesum, terengah-engah keenakan selagi anusnya disodok kontol besar seorang laki-laki yang bukan suaminya. Anak bosnya itu benar-benar kelihatan seperti lonte murahan. Dan Mang Enjup juga tahu, PSK betulan saja banyak yang tidak mau melayani seks anal; artinya dia sudah berhasil merubah Tia menjadi lebih parah. Tak perlulah semua bagian video yang direkamnya dipertahankan, pikir Mang Enjup. Cukup bagian si Tia dibo’ol saja.
1924Please respect copyright.PENANAHMQc8bwPtD
“Woi, Ja! Ikutan!” Danang memutuskan untuk tidak bengong saja. Kemaluannya sudah bertenaga lagi. “Memeknya buat gua, ya!?”
1924Please respect copyright.PENANAMQyy31fleC
Posisi Tia yang mengangkang di pangkuan Reja dengan pantat tertembus senjata tumpul Reja jelas sangat mengundang. Dengan terburu-buru Danang mendekati Tia dari depan, dan tanpa basa-basi menempatkan kepala penisnya di bibir vagina perempuan yang bukan haknya itu. Sekali dorong, dan kehormatan Tia sebagai seorang istri kembali tercemar oleh bagian tubuh orang lain. Tia mendesah, mengerang, merasakan sensasi baru ketika dua orang memasuki tubuhnya sekaligus—double penetration yang baru pertama kali dialaminya sendiri. Memeknya langsung membanjir karena diterpa rangsangan demi rangsangan. Reja dan Danang mengeroyok kedua lubang Tia dari depan dan belakang, kadang berbarengan, kadang bergantian. Tia sendiri balas menggoyang pinggulnya, kadang melawan tusukan Danang dari depan, kadang menggilas coblosan Reja dari bawah. Yang keluar dari mulut Tia hanya aneka jerit kenikmatan yang tak jelas artinya. Lalu sekujur tubuh Tia serasa meledak ketika dia orgasme untuk ketiga kalinya, lebih hebat dibanding yang sebelumnya.
1924Please respect copyright.PENANAi3e0gXZIz2
Reja melenguh keras ketika akhirnya kehilangan kendali, dicengkeramnya pinggul Tia keras-keras ketika penis besarnya memuncratkan mani ke dalam ujung saluran pencernaan Tia. Lama sekali dia mengosongkan muatannya di dalam pantat Tia. Ketika semburannya selesai dan Reja menarik keluar penisnya, dubur Tia menganga dengan tak senonohnya dan cairan putih keruh mengalir keluar—sekali-sekali alirannya berubah jadi muncratan akibat refleks normal bagian tubuh itu. Mang Enjup tak lupa mengabadikannya dalam sorotan close-up.
1924Please respect copyright.PENANA4TGXd5casq
Melihat Reja mesti istirahat, Danang tidak berhenti. Reja menggeser tubuh Tia sehingga bisa menyingkir dari bawah Tia. Sekarang Danang ada di atas Tia yang terduduk tanpa daya di sofa. Sambil menggerayangi payudara Tia dan mencupangi leher Tia, dia terus merangsek lubang sanggama Tia. Terus begitu sampai akhirnya Danang pun ejakulasi, di dalam rahim Tia. Tia yang akalnya sedang kacau tak mampu menolak benih asing tertumpah dalam dirinya.
1924Please respect copyright.PENANAEPpbmftmTb
Mang Enjup mulai kesal akan keadaan dirinya yang sudah tak muda lagi ketika setelah cukup lama pun kejantanannya belum mampu bertempur lagi. Sementara itu kedua asistennya yang masih muda hanya perlu waktu tak seberapa lama sebelum mereka kembali siap menyetubuhi lonte mereka malam itu, Tia.
1924Please respect copyright.PENANAXF7vxQqjhu
*****
1924Please respect copyright.PENANAcG9yVNblI2
Sejam kemudian, Reja dan Danang akhirnya tak kuat lagi. Mereka berdua menggeletak kecapekan di kiri-kanan Tia yang juga terkapar. Sungguh mengenaskan keadaan Tia; wajahnya ternoda cipratan mani yang tadi sempat ditumpahkan di sana, sementara liang vagina dan duburnya yang babak belur dipenuhi sperma Reja dan Danang yang sedikit-sedikit mengalir keluar. Dada dan pundaknya penuh bekas cupangan dan gigitan. Benar-benar seperti seorang wanita tuna susila yang habis dibayar untuk pesta seks semalaman.
1924Please respect copyright.PENANArNLiLCZjTU
Setelah memotret Tia dalam keadaan seperti itu beberapa kali, Mang Enjup menggoyangkan tubuh Tia untuk meminta perhatiannya. Mang Enjup hendak menyelesaikan tindakannya terhadap Tia malam itu.
1924Please respect copyright.PENANAe0gU3dgjWW
“Tia, bangun. Tatap mata Mang dan dengarkan semua kata Mang. Mengerti?”
1924Please respect copyright.PENANAlw2suOAPwL
“Mengerti…” suara Tia terdengar lemah.
1924Please respect copyright.PENANAj6CIJXmCEu
“Sehabis ini, kamu akan lupa semua yang terjadi malam ini. Kamu tidak akan ingat pernah diberitahu segala macam oleh Mang, tapi semua itu tetap akan kamu patuhi dan ikuti. Tidak akan kamu kaitkan perubahan perilakumu dengan kata-kata Mang. Sesudah Mang menjentikkan jari, kamu akan tidur selama satu jam, lalu bangun dan tidak ingat apa-apa. Kalau di badanmu ada bekas-bekas bersetubuh, itu karena kamu habis bersetubuh dengan Bram. Ngerti, geulis?”
1924Please respect copyright.PENANAQvSKKuqgwh
“Ya…”
1924Please respect copyright.PENANAvoojNHz7lZ
CTAK.
1924Please respect copyright.PENANAe41jYAo1kq
Tia memejamkan mata untuk tidur selama satu jam ke depan sesuai perintah Mang Enjup. Mang Enjup tersenyum puas. Biarpun tidak bisa maksimal menikmati tubuh Tia, dia puas bisa mengubah Tia untuk seterusnya. Pikirannya sudah membayangkan berbagai hal yang bakal dialami Tia kelak.
1924Please respect copyright.PENANATo3TdK8wVq
“Danang! Reja! Hayoh jangan pada molor di sini. Kita pergi!”
1924Please respect copyright.PENANADjaL7Gbiyu
Dua orang yang dipanggil itu bangun dengan susah payah. Danang merasa pinggangnya sakit dan dengkulnya tak bertenaga setelah entah beberapa ronde tadi merasakan semua lubang yang bisa dientot di tubuh Tia. Reja berdiri, menutup celananya, dan terus berjalan seperti tidak terjadi apa-apa. Mang Enjup dan rombongannya kemudian meninggalkan Tia yang terkapar dan ternoda di ruang tamu, ditemani Bram yang masih terbaring tak sadar di sofa.
1924Please respect copyright.PENANAtkNThLo7FH
*****
1924Please respect copyright.PENANA4HxHvMLAcm
Ketika Mang Enjup dan kedua bawahannya keluar pagar rumah Bram dan Tia untuk menuju mobil mereka yang diparkir di luar, satu suara menyapa mereka.
1924Please respect copyright.PENANAtw92iFDtfP
“Baru pulang, Mang?”
1924Please respect copyright.PENANA13ZgtUHE2i
Mang Enjup menoleh, melihat api rokok menyala di arah suara tadi datang. Rokok dengan filter terjepit bibir merah seorang perempuan yang wajah cantiknya kurang jelas terlihat di bawah lampu luar rumah yang kurang terang.
1924Please respect copyright.PENANAzQsDgvYKq8
“Euleuh-euleuh, Neng Citra, masih bangun? Ikutan ngeronda, atau sekarang salonnya buka dua puluh empat jam?”
1924Please respect copyright.PENANA1JCN7Plasg
Citra yang sedang duduk-duduk sambil merokok di luar salonnya itu menghampiri Mang Enjup.
1924Please respect copyright.PENANA44ehsRcPns
“Ah si Mang bisa aja. Tumben mampir ke sebelah. Ada urusan sama Bram atau Tia?” kata Citra sambil melirik genit. Mang Enjup tidak bisa tidak memperhatikan itu.
1924Please respect copyright.PENANA7EJfHN25Rs
“Mang cuma ngobrol-ngobrol sebentar sama Neng Tia. Kan sudah lama tidak ketemu. Neng Tia sekarang berubah, ya? Jadi pangling. Tambah cantik dia.”
1924Please respect copyright.PENANAkGBthwMqav
Citra terkikik. Berbeda dengan Tia, Citra sudah lama tahu kebiasaan buruk laki-laki tua pegawai orangtua adik iparnya itu.
1924Please respect copyright.PENANA6UTzkacHCp
“Nah, sekarang Mang mau pulang dulu. Sudah malam, dan kepala Mang agak pusing. Biasa, kerjaan. Perlu konsentrasi. Capek.”
1924Please respect copyright.PENANA2aJkxtaLxo
“Nggak mampir dulu, Mang?” goda Citra. “Citra pijatin deh Mang biar gak pusing.”
1924Please respect copyright.PENANA3ua0lxMeO8
Kenapa tidak, pikir Mang Enjup. Dia mengangguk dan kemudian mengikuti Citra masuk ke salon. Kedua anak buahnya membuntuti.
1924Please respect copyright.PENANAKHLCbCWTzD
*****
1924Please respect copyright.PENANAEdtMb2l0t5
Bram membuka mata dengan berat. Dia merasa kepalanya sakit, dan dia mengingat-ingat apa yang baru terjadi. Jelas tadi dia terlalu banyak menenggak minuman keras ketika menemani Mang Enjup menjamu tamu di satu pub. Setelah tamu itu pergi, dia terus minum-minum dengan Mang Enjup, dan dia tidak ingat lagi apa saja yang dia obrolkan dengan atasannya itu.
1924Please respect copyright.PENANAV18nLA9TSz
Mungkin dia menyebut-nyebut Tia.
1924Please respect copyright.PENANAiNSrAmoDTi
Berikutnya dia ambruk karena mabuk, lalu sepertinya dia ketiduran dan diantar pulang oleh Mang Enjup, karena dia sekarang terbaring di sofa di ruang tamunya sendiri.
1924Please respect copyright.PENANAoYzK8JVNrU
Dan tadi dia bermimpi aneh sekali, dia bermimpi Tia yang menunggunya malah dipangku oleh Mang Enjup, lalu Tia menuruti kata-kata Mang Enjup, dan Tia menyerahkan dirinya untuk disetubuhi dua orang yang tidak bisa dia ingat siapa…
1924Please respect copyright.PENANAwPsxArBgDd
Di mana Tia? Bram bangkit pelan-pelan, mengangkat kepalanya yang puyeng, dan dilihatnya Tia meringkuk di sofa, dengan baju dan dandanan acak-acakan. Dilihatnya bekas mani yang mulai mengering di pipi Tia.
1924Please respect copyright.PENANA09ULBFMrXP
Siapa yang…
1924Please respect copyright.PENANALcTyh2CbiD
Bram berguling sehingga turun dari sofa, lalu beringsut mendekati Tia. Digenggamnya bahu Tia lalu diguncang-guncangnya perlahan agar istrinya bangun.
1924Please respect copyright.PENANAnUbmDbEdN0
“Tia? Sayang, bangun yang…”
1924Please respect copyright.PENANAGGFVcC6DDo
“Uuhhh… Mas… Bram?”
1924Please respect copyright.PENANAFzzGUk8QGy
“Duh… sakit banget ni kepala. Kayaknya aku tadi kebanyakan minum… auw… apa… tadi aku diantar pulang?”
1924Please respect copyright.PENANAKmSNLGtr46
Tia terdiam, bingung karena ingatan jangka pendeknya sudah dikacaukan. Tia tidak ingat bagaimana Bram pulang, siapa yang mengantar Bram pulang, apa yang terjadi barusan. Yang dirasakannya cuma letih, pegal di sekujur tubuh, dan nyeri di sekitar selangkangan.
1924Please respect copyright.PENANAZshw0VLwNv
Bram mengelus pipi istrinya yang tergeletak lemah di sofa. Tanpa sengaja dia menyentuh peju kering yang tertempel di sana.
1924Please respect copyright.PENANAVIZXuPQ3af
“Tia… apa tadi kita…”
1924Please respect copyright.PENANATxvIAUptEq
Tatapan Tia lemah, tapi kali ini dia menjawab.
1924Please respect copyright.PENANAVQYv77YUf7
“Iya, Mas…”
1924Please respect copyright.PENANAbyKmLbh11F
Tia tersenyum lemah. Bram masih tidak percaya. Apa tadi dia bercinta dengan istrinya? Dia tidak ingat sama sekali.
1924Please respect copyright.PENANAimDGjRC9Aw
Dilihatnya sekali lagi wajah istrinya yang begitu dekat. Pastilah Tia tadi berdandan habis-habisan seperti biasa; sisa-sisanya masih terlihat, walaupun sebagian sudah terhapus akibat apapun yang tadi terjadi.
1924Please respect copyright.PENANAUeNyPj3cSA
Aroma tubuh Tia bercampur bau asing yang tak Bram kenal.
1924Please respect copyright.PENANAUPfywwBWOp
Ribuan pertanyaan mengganggu pikiran Bram. Tapi dia terlalu pusing akibat hangover untuk menanyakannya. Dia ambruk lagi, tertidur di samping wajah istrinya. Entah bagaimana perasaan Bram kalau saja dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
1924Please respect copyright.PENANAEFNFAmkkMt
Tia telah terjerumus.
ns 15.158.61.6da2