Anna terus menjalani sesi terapi dengan Dr. Evans, mencoba menjelajahi labirin pikirannya yang gelap. Setiap pertemuan memberinya sedikit pencerahan, tetapi juga menambah kebingungannya.
578Please respect copyright.PENANAfH3JLAsGmc
Saat waktu berlalu, Anna semakin terpikat oleh aura misterius Dr. Evans. Dia merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh psikiater itu, sesuatu yang tidak ingin dia ungkapkan.
578Please respect copyright.PENANAxON5vRbG7P
"Bagaimana perasaanmu hari ini, Anna?" tanya Dr. Evans dengan suara lembut namun tajam.
578Please respect copyright.PENANAvBO9q6E2Yb
Anna menghela napas. "Saya merasa... seperti terjebak dalam labirin yang semakin rumit. Saya tidak tahu lagi apa yang nyata dan apa yang hanya ilusi."
578Please respect copyright.PENANAsj3tRSfciP
Dr. Evans tersenyum, tetapi senyumnya terasa mencekam. "Saya mengerti perasaanmu, Anna. Terkadang, kebenaran itu sulit ditemukan di tengah kegelapan."
578Please respect copyright.PENANAUSb4PPzmaz
"Mungkin itu sebabnya saya merasa begitu tersesat," sahut Anna, matanya mencari jawaban di wajah Dr. Evans.
578Please respect copyright.PENANAJ5cJdwc9mn
Namun, sebelum dia bisa mendapatkan jawaban yang dia cari, Dr. Evans memotongnya. "Kita harus mencari jawaban bersama-sama, Anna. Tapi kamu harus siap untuk menghadapi apa pun yang kita temukan di dalam dirimu sendiri."
578Please respect copyright.PENANAJXPbm8rhKl
Anna menelan ludah, merasakan kehadiran yang mengancam di sekelilingnya. "Saya... saya mencoba, Dokter. Tapi terkadang rasanya seperti saya tidak punya kendali atas pikiran saya sendiri."
578Please respect copyright.PENANAMjBgvWJzxM
Dr. Evans mengangguk, matanya menyelidiki setiap ekspresi di wajah Anna. "Itu adalah bagian dari proses, Anna. Kamu tidak sendiri dalam perjuangan ini."
578Please respect copyright.PENANA2vb17aDOAT
Namun, di balik senyum Dr. Evans, Anna merasakan ada sesuatu yang disembunyikan, sesuatu yang membuatnya semakin ragu akan kebenaran yang diberikan psikiater itu.
578Please respect copyright.PENANAgfLD3otP83
Hingga suatu hari, Anna tidak lagi datang untuk sesi terapi berikutnya. Dr. Evans menunggu dengan sabar, tetapi Anna tidak pernah muncul.
578Please respect copyright.PENANA29qMLoAqW4
Beberapa hari kemudian, pihak rumah sakit menginformasikan kepada Dr. Evans bahwa Anna ditemukan tak bernyawa di kamar apartemennya. Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau bunuh diri, tetapi penyebab kematian Anna tetap menjadi misteri.
578Please respect copyright.PENANA1Pt045za1f
Dr. Evans menatap layar ponselnya, senyumnya menghilang dari wajahnya yang gelap. Dia tahu bahwa kematian Anna adalah akhir dari sebuah permainan pikiran yang berbahaya, sebuah permainan yang dia mainkan dengan sempurna. Dan meskipun kematian Anna tidak bisa dihubungkan langsung dengan dirinya, dia tahu bahwa dia telah menorehkan bekas yang dalam di pikiran gadis itu.
578Please respect copyright.PENANAgAsssWhZrJ
Dalam keheningan yang menyelimuti ruangannya, Dr. Evans tersenyum, kegelapannya kembali menyerapnya. Dia tahu bahwa permainan pikiran ini belum berakhir, dan bahwa ada lagi orang-orang yang siap dia mainkan.
578Please respect copyright.PENANArsk9OUxP2o