
Perkenalkan namaku Karina atau biasa disapa Ririn, aku adalah seorang wanita karier yang cukup bisa dibilang sukses dan sedang berada di puncak karier-ku. Selain berprofesi sebagai wanita karier, dirumah aku juga merupakan seorang istri dan Ibu dari putra semata wayangku.
8497Please respect copyright.PENANA1lT0x6GLt2
8497Please respect copyright.PENANAC6wRlXRfdX
Sejak kecil aku memang dibesarkan dari keluarga yang cukup memahami agama, walaupun dulu kehidupan masa kecilku tergolong serba pas-pasan, namun kedua orang tua-ku selalu membekali-ku dengan nilai agama. Itulah alasannya aku sudah dibiasakan memakai hijab sejak kecil.
8497Please respect copyright.PENANAH4meYhU92v
8497Please respect copyright.PENANA9B5XzMdx8b
Walaupun memakai hijab dan taat beragama, tidak menjadikan-ku wanita yang kaku dan kuper. Di usiaku yang sudah kepala tiga aku tidak mau kalah dengan anak remaja jaman sekarang, aku memang cukup mengikuti tren fasion dan senang berpenampilan menarik .
8497Please respect copyright.PENANAe77e0L9g1V
8497Please respect copyright.PENANAzKTHZcJLBn
Sebagai istri, aku sangat menyayangi dan menghormati suamiku, tidak ada dibenak-ku sama sekali niat untuk menghianatinya. Namun semenjak kejadian di Bali beberapa minggu yang lalu semua itu seakan-akan runtuh.
8497Please respect copyright.PENANArPWOiQTfGz
8497Please respect copyright.PENANAVcorTjTC5F
Aku yang sangat mengagumi sosok Bos-ku yaitu Pak Simon, hampir setiap saat aku selalu mendampingi Pak Simon. Sampai saat kami melakukan perjalanan dinas yang kesekian kalinya, yaitu di Bali. Di sanalah beliau mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku yang begitu menguminya tanpa sadar menyambut perasaan beliau. Saat itulah pertama kalinya dalam hidupku aku menghianati suamiku. Walaupun aku dan Pak Simon sepakat tidak lagi mengungkit-ungkit kehilafan kami saat itu, namun aku sama sekali tidak bisa membohongi hatiku.
8497Please respect copyright.PENANAomDuTMePPv
8497Please respect copyright.PENANAT8TRJu6QK2
Kejadian itu telah membelikan tanda luka dihatiku, dan rasa bersalah yang menyesakan dada, seakan-akan terus menghampiri apabila aku melihat wajah suamiku yang selalu mendampingiku hingga kini.
8497Please respect copyright.PENANAbFVZ5VSMZS
8497Please respect copyright.PENANA6qgqGtuzpx
Mungkin dengan memberi perhatian lebih kepada suamiku akan mengobati rasa bersalahku. Itu lah alasan aku hari ini pulang kerja lebih awal, serta tidak lupa membeli beberapa kilo ayam dan bumbu dapur. Karena hari ini aku ingin memasak opor ayam kesukaan suamiku.
8497Please respect copyright.PENANAeq0qH6U7Zv
8497Please respect copyright.PENANAyA4c3xsU4x
Tinggal beberapa rumah lagi, aku sampai dirumah. Kubayangkan wajah suamiku ketika pulang dengan lapar nanti. Membuatku tanpa sadar menghayal dan tidak fokus menyetir. Dan tiba-tiba aku tersadar kalau di depan mobilku saat ini sedang berjalan seorang kakek-kakek dengan pikulan yang berada tepat dihadapan mobilku.
8497Please respect copyright.PENANA5cqp5OZU2X
8497Please respect copyright.PENANAksDjAvdrlU
“Ckiiiiiittttttt” Ku injak rem mobilku sekuat tenaga. Jantungku pun berdebar cepat, untung saja aku berhasil menghentikan mobilku sebelum menabraknya.
8497Please respect copyright.PENANAh9RXGDWUQV
8497Please respect copyright.PENANA4Z4WyU5Gev
Dengan cepat aku reflek turun dari mobil dan menghampiri kakek tersebut. “Kek..Kakek tidak apa-apa?” Tanya-ku panik
8497Please respect copyright.PENANAMkFJsrxyHz
8497Please respect copyright.PENANA6exC3IPmAH
“Ti…tidak apa-apa kok neng…. Saya tidak kena sama sekali..” Jawab-nya sambil tersenyum menampakan giginya yang mulai ompong. Di ujung pikulannya terlihat beberapa sol sepatu dan sepatu tua, yang tersusun rapih diatas sebuah kotak kayu hitam yang sudah terlihat lapuk. Aku pun dapat menebak kalau dia adalah tukang sol yang sering lewat di sekitar komplek
8497Please respect copyright.PENANAMBeN49SCDw
8497Please respect copyright.PENANAoe4XhWIJuJ
“Benar Kek.. Kakek tidak apa-apa? Maaf saya melamun tadi..”
8497Please respect copyright.PENANAdPPHseZ7R5
8497Please respect copyright.PENANA8QVLuKqISL
“I..Ya… Neng… Saya tidak apa-apa…” Jawab-nya lagi, sambil membasuh keringat diwajahnya dengan lengan kemaja lusuhnya.
8497Please respect copyright.PENANAYleYnvozZF
Tentu saja penampilanya membuatku merasa Iba, Di umurnya yang tidak lagi muda dia masih mampu berjalan jauh untuk menawarkan jasa perbaikan sol sepatu.
8497Please respect copyright.PENANAbLdNzTSlJN
8497Please respect copyright.PENANAPxAGjcuU7G
Kuberanikan diri menghampirinya lebih dekat dan mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet-ku. “ Sekali lagi maaf yah kek… Ini sekedar untuk rasa bersalah saya” Ujar-ku sopan sambil menyodorkan uang tersebut.
8497Please respect copyright.PENANAIjVONpV0mI
8497Please respect copyright.PENANAgf4W1EnUJf
Kakek itu pun kembali tersenyum, “kok saya dikasih duit neng?, memang eneng mau benerin sol sepatu?” Tanyanya santai dengan logat sedikit kampungan.
8497Please respect copyright.PENANAd5ImibMkaw
8497Please respect copyright.PENANAo0QM0v7VWz
Akupun terheran dengan pertanyaan kakek tersebut.. “Bu…bukan begitu.. tadikan karena keteledoran saya, hampir saja mobil saya menabrak kakek..”
8497Please respect copyright.PENANAlWZgfEfDjf
8497Please respect copyright.PENANAvMnhSMrAXm
“Ohh… Saya kan tidak apa-apa neng.. jadi maaf saya gak bisa nerima duit dari eneng.. tua-tua gini saya masih sanggup nyari duit halal kok… dan saya bukan pengemis…”
8497Please respect copyright.PENANAOIUyphmJtd
8497Please respect copyright.PENANA35tg4Vlfsh
Jawaban kakek tersebut membuatku kembali terdiam memandangi wajahnya yang penuh dengan kerutan. Keringat yang menetes di keningnya kembali ia usap dengan lengan kemejanya. Walau sudah lewat tengah hari namun panasnya mata hari saat itu cukup terik, membuat udara ibu kota siang itu memang cukup panas. Aku pun yang begitu kasian melihatnya menjadi bingung harus bagaimana karena kakek tersebut tidak ingin menerima uang pemberiaanku.
8497Please respect copyright.PENANAEYgGZx5w6p
8497Please respect copyright.PENANA9hkQzIrJWZ
“ee…..A…Anu neng…” Ucapnya Ragu.
8497Please respect copyright.PENANA0mEP7xH14S
8497Please respect copyright.PENANAzKzTOo2Fl7
“Iya…Kek… Ada apa?” Tanyaku lembut.
8497Please respect copyright.PENANAiphidj8iCx
8497Please respect copyright.PENANACnvbBs289w
“A..Apa neng tinggal deket sini?”
8497Please respect copyright.PENANA4mftqe0Wpw
8497Please respect copyright.PENANAykTPBCYS7P
“Iya kek… itu rumah saya” Jawab-ku menunjuk rumah yang berjarak dua rumah dari kami.
8497Please respect copyright.PENANAnO3VfICeQ5
8497Please respect copyright.PENANA91A9xBmMXw
“A..anu… kalau boleh saya minta air putih… “ Ujarnya ragu sambil menunjukan botol air mineral bekas yang kosong.
8497Please respect copyright.PENANA9PXzkdKj0Y
8497Please respect copyright.PENANAndcJvnRITy
“Oh… Silahkan Kek… air dingin ada kok… Jalan saja duluan saya parkir mobil saya dulu..”
8497Please respect copyright.PENANA9VOoUva5Bt
Yah paling tidak aku bisa membantunya walau hanya air mineral. Dengan cepat aku kembali menaiki mobil dan memarkirkannya di garasi mobil. Terlihat Mpok Inah, asisten rumah tanggaku langsung sigap membuka dan menutupkan pintu gerbang menyambutku.
8497Please respect copyright.PENANATPoYDR30p5
8497Please respect copyright.PENANAikq2HxX9aZ
“Pulang cepet Bu..?” Tanya-nya sambil membantu membawakan tas kerjaku.
8497Please respect copyright.PENANApZ5R9P0k6E
8497Please respect copyright.PENANA6OvhwYQeGv
“Iya Mpok… itu sekalian belanjaan dimobil di bawa.. nanti mau masak opor..”
8497Please respect copyright.PENANAZm6BZuhq54
8497Please respect copyright.PENANAOJYehVXlhH
“Iya Bu…”
8497Please respect copyright.PENANA22R9D8267d
8497Please respect copyright.PENANACYd876trOm
“Eh… sekalian tolong ambilin air dingin di kulkas bawa sini..” Ujar-ku sambil kembali berjalan ke pintu gerbang.
8497Please respect copyright.PENANAnQkuVrSfub
8497Please respect copyright.PENANAvUxZPEhgf8
“Dibawa keluar Bu?”
8497Please respect copyright.PENANA89xyJN5zcW
8497Please respect copyright.PENANAhMlf6T2oRx
“Iyah… sekalian gelasnya jangan lupa…”
8497Please respect copyright.PENANASlbQ4RrWkj
8497Please respect copyright.PENANAiiIdzbN2Hk
“I..iya Bu..” Jawabnya dengan wajah heran.
8497Please respect copyright.PENANAqfv0szICSc
8497Please respect copyright.PENANAEpqaHAV2rA
Aku pun membuka pintu kecil di samping gerbang, dan mencari keberadaan tukang sol tua tadi. “Eh… Sini pak masuk saja dulu… sebentar yah sedang diambilkan..”
8497Please respect copyright.PENANAYme0wfXKdL
8497Please respect copyright.PENANAINi5xYsyrm
Dengan ragu Kakek tersebut, memasuki gerbang rumahku. Dan duduk di pinggiran teras. “kenapa duduk di situ pak… itu loh ada bangku..”
8497Please respect copyright.PENANAR7Cd2Rra5k
8497Please respect copyright.PENANAQq235ZM9Gp
“Disini aja neng… enak yah neng rumahnya adem bannyak pohon…” Ujarnya sambil celingukan melihat ke arah halaman rumahku yang ditanami beberapa pohon buah.
8497Please respect copyright.PENANAgA7DDZqbWA
8497Please respect copyright.PENANAlWtYvr5Jf7
Dan tak lama Mpak Inah pun datang, “Bu ini minumnya….” Ujarnya memelan sambil menatap heran kearah kakek yang sedang duduk di teras.
8497Please respect copyright.PENANAAfWXcB9izK
8497Please respect copyright.PENANAbgibUYnkaX
“Taruh di meja saja Mpok.. makasih yah… Si Noval belum pulang?”
8497Please respect copyright.PENANAL38jGgMgfz
8497Please respect copyright.PENANA5y81Jn4pqh
“Belum Bu, paling lagi ada ekskul di sekolah..”
8497Please respect copyright.PENANAxnlzBZ7AJL
“oh..”
8497Please respect copyright.PENANA5KP2ZXLiHy
8497Please respect copyright.PENANAtdbx80WhwO
“Eh… Bu.. Itu siapa?” Bisik Mpok Inah heran
8497Please respect copyright.PENANA492WBYTPoY
8497Please respect copyright.PENANAEvU5vnfnnw
“Tadi saya melamun dan hampir nabrak kakek itu, jadi saya tawarin minum dirumah..”
8497Please respect copyright.PENANAywAYDo4VK4
8497Please respect copyright.PENANAk12YXet1B8
“OOOhhhhh….. saya tinggal nyetrika lagi yah Bu?”
8497Please respect copyright.PENANAV1KeAwRoF1
8497Please respect copyright.PENANAhiW9OD6wBO
“Iya Mpok, eh kemeja bapak biar saya saja yang nyetrika yah Mpok..”
8497Please respect copyright.PENANA8ZAsX41F2z
8497Please respect copyright.PENANAZuWz0cKYJV
“Iya Bu..” Memang semenjak kejadian dengan Pak Simon membuatku ingin lebih merawat dan meperhatikan suamiku. Sehingga kini segala keperluan suamiku aku lakukan sendiri.
8497Please respect copyright.PENANAmoGsMY8mUl
8497Please respect copyright.PENANAtI7GojoN2q
“Pak Ini air dinginya, diminum dulu..” Tawar-ku yang akhirnya harus menaruh air dingin dan gelas di sampingnya.
8497Please respect copyright.PENANAtf6DT1jcAH
8497Please respect copyright.PENANArM911XgzRn
“I…Iya neng…”
8497Please respect copyright.PENANA2XK9EV8r71
8497Please respect copyright.PENANALvvJ5TMMtK
“Jangan Iya-iya saja dong kek, atau mau minum sirup nanti saya buatkan” Ucapku sambil ikut duduk bersimpuh di teras.
8497Please respect copyright.PENANAtjJ3VIc9cs
8497Please respect copyright.PENANAO3bnqPAUqd
Sambil Kakek itu menikmati air dingin, kami pun mulai berbincang-bincang. Sambil sesekali memijat kakinya yang kurus, Kakek itu pun mulai bercerita tentang keluh kesah menjadi tukang sol di jaman sekarang. Membuat-ku pun tersadar kalau memang jasa tukang sol sudah jarang sekali dibutuhkan, banyaknya sepatu berharga miring membuat peran tukang sol seakan dipinggirkan tertelan jaman.
8497Please respect copyright.PENANAKvyfyM64qG
8497Please respect copyright.PENANAOBQthlpJ8G
Cukup lama kami berbincang-bincang, ternyata kakek tersebut cukup ramah dan terus bercerita mengenai pengalaman hidupnya mengadu nasip di Ibu kota. Membuatku semakin mengiba, bukan karena kemalangan nasip kakek tersebut, tapi perjuangannya untuk bertahan hidup lah yang membuatku mulai kagum padanya.
8497Please respect copyright.PENANA9pIBgR5lJB
8497Please respect copyright.PENANApHYFXJs1Y3
“BRRRRRRRRRSSSSSSSSS” hujan pun tiba tiba turun dengan lebatnya, membuat kami terpaksa bangkit agar tidak kena tampiasan air hujan.
8497Please respect copyright.PENANAXHiEj4F76r
“Perasaan tadi panas…. “ ujarku melihat halaman rumahku mulai basah digenangi air hujan.
8497Please respect copyright.PENANAga552M3z6f
8497Please respect copyright.PENANA9tuwrjgA9X
“Iya neng, yasudah saya pamit saja kalau begitu… “ Ujar kakek tersebut sambil kembali memikul peralatan solnya.
8497Please respect copyright.PENANAPsWBKJWk4m
8497Please respect copyright.PENANALkQOKkbYQn
“Tapi hujar deras kek, masuk aja dulu ke dalam..”
8497Please respect copyright.PENANA6YZosvNnji
8497Please respect copyright.PENANAYDZUtg2G9J
“Tidak usah neng.. “
8497Please respect copyright.PENANArcFlHDYO64
8497Please respect copyright.PENANAnkKz3dpA8K
“Hujan kek, kayanya akan lama redanya, kakek mau kemana?”
8497Please respect copyright.PENANAok68I3RUtW
8497Please respect copyright.PENANAwHPWmuwKgx
“Saya mau langsung pulang saja neng, kan udah gak bisa muter lagi” Jawabnya dengan senyum. Sebuah senyum yang ikhlas, seolah-olah tidak menyalahkan tuhan yang memberikan berkah ujan untuk umatnya. Walau tentu saja itu membuat si Kakek tidak dapat melanjutkan berkeliling mencari nafkah.
8497Please respect copyright.PENANAQ0ekUU9BXn
8497Please respect copyright.PENANAlh06P8n2MR
“Kalau begitu saya antar pakai mobil yah?” Ujarku yang tak tega membiarkannya hujan-hujanan.
8497Please respect copyright.PENANA3DMgVkwdno
8497Please respect copyright.PENANA7QRgYMAgNm
“Tidak usah neng, rumah saya dekat… gak jauh dari komplek sini..”
8497Please respect copyright.PENANAUxE9vaqFrP
8497Please respect copyright.PENANACC8hd9XpA2
“Tapi hujannya deras, sudah kakek tunggu disini sebentar…. Jangan kemana-mana…” Aku pun bergegas mengambil kunci mobilku.
8497Please respect copyright.PENANAz4ou3ao9ws
8497Please respect copyright.PENANAeRX3rYQTZ6
“Ngapain repot-repot sih neng…?”
8497Please respect copyright.PENANAGEYYVDbnYj
8497Please respect copyright.PENANA9CQXBmUE5e
“Sudah, tidak repot sama sekali kok kek… ayo masuk ke mobil..”
8497Please respect copyright.PENANAs7pGOT5Tdd
8497Please respect copyright.PENANATEhB8MFLrG
8497Please respect copyright.PENANAet84ODjNhx
Aku pun membantu kakek tersebut menaruh barang-barangnya ke korsi belakang, dan kami pun meluncur menembus hujan yang semakin deras. Dijalan kakek tersebut kembali bercerita tentang anaknya yang bekerja sebagai di petani di kampung. Setelah di mobil aku baru menyadari kalau ternyata si kakek cukup bau. Bau keringat si kakek barcampur bau matahari begitu menyengat di mobilku yang berAC, bahkan pengharum mobilku tidak banyak menolong. Tapi aku tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena semakin lama hidungku mulai terbiasa, seiring obrolan kami yang berlanjut.
8497Please respect copyright.PENANAyymGf41igp
8497Please respect copyright.PENANAwOqW0qBFXi
Di jalan ia kembali bercerita tentang kedua anaknya yang bekerja sebagai buruh tani di kampung, dan kerinduannya akan cucu-cucunya yang sudah mulai sekolah. Aku pun hanya bisa mendengarkan dengan perasaan miris. Apalagi matanya sedikit berkaca-kaca saat bercerita tentang almarhum istrinya yang meninggal karena tidak mampu berobat.
8497Please respect copyright.PENANAyvzRFtWIhb
8497Please respect copyright.PENANAtsJzQTiplb
Tak lama kami pun tiba di suatu perkampungan padat. Karena jalan yang sempit aku pun terpaksa memarkirkan mobilku di pinggir jalan, dan mengantar kakek tersebut dengan payung yang selalu tersedia di mobil.
8497Please respect copyright.PENANArccfN0k8sP
8497Please respect copyright.PENANATmfxjJ4ya2
Namun payung tersebut tidak terlalu besar, membuat tubuh kami saling berhimpitan karena aku bersih keras ingin memayungi kakek tersebut sampai ke rumahnya. walau pun aku sadar dalam keadaan ini membuat payudaraku menempel di pundak kakek tersebut, bahkan beberapa kali tangan kakek tersebut menyentuh payudaraku, saat ia mencoba membetulkan posisi pikulannya. Mungkin tidak sengaja fikirku tidak terlalu mempermasalahkan.
8497Please respect copyright.PENANAHaihyK1LZA
8497Please respect copyright.PENANAy6vBluewDU
Akhirnya kami pun sampai di sepetak rumah kontakan yang terlihat kumuh. Dengan sopan kakek tersebut pun mempersilahkanku untuk mampir. Aku yang penasaran dengan isi dalam-nya pun ikut masuk ke dalam.
8497Please respect copyright.PENANAuBavCHI8Dz
Dengan hati yang kembali miris aku berdiri ditengah-tengah ruangan yang hampir kosong, karena hanya diisi dengan sebua tempat tidur reot berkasur kapuk tanpa seprei dan sebuah lemari kayu usang. Sepertinya listrik juga sedang mati, karena lampu enggan menyala saat kakek tersebut berusaha menekan-nekan stopkontak di dinding.
8497Please respect copyright.PENANAkvYRUnCWjT
8497Please respect copyright.PENANA65zUojRLju
“Mati lampu?” Tanyaku sambil menggigil kedinginan karena pakaianku telah basah kuyup. Derasnya hujan membuat payung kecil yang kami pakai seperti tidak berfungsi.
8497Please respect copyright.PENANAcRDLS6ziGD
8497Please respect copyright.PENANAEB1EpkRj0w
“Iya neng, disini kalau hujan sering mati lampu.. dingin yah neng? Maaf bukannya saya mau ngusir, tapi sebaiknya eneng langsung pulang saja dari pada masuk angin.. atau mau mandi dulu… saya masih simpan kok baju bekas istri saya.. tapi baju rombeng neng..”
8497Please respect copyright.PENANAE4qHbRHLa6
8497Please respect copyright.PENANAQ52ARfJfhu
Tentu saja aku tidak ingin mandi di sini, karena dapat aku tebak kalau kamar mandi di sini juga pasti jorok. “Sa… saya pi…pinjam baju nenek sa…saja pak..” Jawab-ku dengan bibir yang bergetar kedinginan.
8497Please respect copyright.PENANAH5FkTOrf0x
Kakek tersebut pun langsung sigap membongkar isi lemarinya. Entah mengapa aku masih tidak tega meninggalkan kakek tersebut sendirian dirumah begitu saja. Toh hujan masih deras, jadi tidak ada salahnya menemani kakek tersebut mengobrol lebih banyak fikirku.
8497Please respect copyright.PENANAg8kQVp70x4
8497Please respect copyright.PENANAoOrO9y7NYs
“Tapi maaf tidak ada kerudung neng..” Ujarnya sambil menyodorkan sebuah daster batik lusuh yang dilipat rapih.
8497Please respect copyright.PENANAlxzCCthHpr
8497Please respect copyright.PENANAB5FBQAZlNE
“Tidak…a..apa…a..apa…kek..” Jawab-ku semakin kedinginan karena angin yang menerobos masuk dari celah atap asbes.
8497Please respect copyright.PENANAU7fOpDRFf4
8497Please respect copyright.PENANAOqNEKBPOaH
Setelah kakek tersebut menunggu diluar, aku pun langsung melepaskan kerudung dan pakaian-ku, ternyata sangat tidak nyaman bila harus melepaskan pakaian di tempat yang sangat asing bagiku. Aku sedikit kesal saat mengetahui kalau pakaian dalam-ku juga basah. “Masa harus dilepas juga” Batinku, sambil meraba pakaian dalam-ku yang basah seluruhnya.
8497Please respect copyright.PENANApEffqf8jXD
8497Please respect copyright.PENANANWRfn4Oy3g
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengenakan pakaian dalam basahku, walaupun dingin, itu lebih baik daripada harus menahan rasa risih di depan kakek. Dengan cepat ku raih handuk tadi, “Hfffff” aku pun sedikit mengerutkan wajahku saat mencium bau handuk tersebut. Dapat ku tebak ini adalah bau badan si kakek, karena aku telah terpaksa menghirupnya sepanjang jalan saat di mobil tadi.
8497Please respect copyright.PENANAwA5rxLAbIy
8497Please respect copyright.PENANA8xgaujIXvC
Aku yang tidak punya pilihan lain, terpakasa mengeringkan tubuhku dengan handuk bau tersebut, sambil berusaha menahan nafas sekuatnya. Setelah selesai, aku pun mengambil daster batik yang tadi diberikan si kakek. Aku pun sedikit miris melihat kondisi daster yang sudah sangat usang, dengan bahan yang sudah menipis dan warna yang memudar.
8497Please respect copyright.PENANAtSCq3lr7Db
8497Please respect copyright.PENANAaTbVUKuiw7
Namun aku tidak punya pilihan lain, karena angin dari celah asbes terus berhembus membekukan tubuhku yang setengah telanjang. Dengan cepat aku kenakan daster tersebut, bau lembab khas pakaian yang lama tersimpan di lemari langsung tercium ketika aku mengenakan pakaian tersebut. Rupanya daster tersebut tidak pas dibadanku yang tinggi langsing, walaupun berukuran besar namun daster tersebut sedikit pendek untuku dan hanya sebatas beberapa senti dari lututku. Aku sebenarnya sedikit ragu dan ingin menggantinya kembali dengan bajuku yang basaha namun saat aku intip jendela dan melihat kakek tadi meringkuk sambil mengelus pundaknya kedinginan. Aku langsung bergegas membukakan pintu untuknya
8497Please respect copyright.PENANAj0yMRVGNeH
8497Please respect copyright.PENANAiN7vFSu1L6
“Kek… cepat masuk…” Panggilku
8497Please respect copyright.PENANAoWnFFFJUPZ
8497Please respect copyright.PENANABuH4XIxW8h
“eh… i..iya neng…” Jawab kakek tersebut langsung masuk kedalam .
8497Please respect copyright.PENANAEsrDaujs6Y
8497Please respect copyright.PENANA5F9rLOcSsD
Sempat aku melihat berubahan ekspresi wajah si kakek saat menatap wajah-ku sebelum kemudian ia memalingkan pandangannya. Mungkin dia sedikit pangling melihat ku yang tanpa kerudung dengan rambut panjangku yang ku biarkan tergerai.
8497Please respect copyright.PENANA7ZtgsE2ApB
8497Please respect copyright.PENANA4eZ0bDnnYi
Setelah masuk ke dalam si kakek langsung sigap menyalakan lilin yang sudah tigal setengah, sementara aku terduduk miris di ranjang reot membayangkan kehidupan kakek sehari-hari di sepetak ruangan yang kosong ini. Tidak ada TV, Radio, apalagi gadged yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masarakan Ibu kota. Hanya ada foto buram anak-anak kecil di dinding, yang mungkin adalah foto cucu atau anak si kakek.
8497Please respect copyright.PENANASB1ap9s2qQ
8497Please respect copyright.PENANAfaElMZY3y8
Tubuh kurus berbalut kemeja basah tersebut kini sibuk merapihkan beberapa alat sol sepatu yang ia letakan di laci lemari. Sedari tadi si kakek hanya berdiam diri dan seperti enggan menolehkan wajahku yang kini duduk di belakangnya.
8497Please respect copyright.PENANAkkDidK0Glf
8497Please respect copyright.PENANATD27V4Z8Gg
“Kek… ?” Panggilku
8497Please respect copyright.PENANAW46M7imWFq
8497Please respect copyright.PENANATfN0usfhWG
“Iya neng, masih kedinginan? Maaf disini tida ada air panas, jadi saya tidak bisa nyediain apa-apa” Jawabnya tanpa menoleh kepadaku. Membuatku sedikit bingung, “Apa ada yang salah yah?” Batinku melihat kakek yang seolah tidak memperdulikan keberadaanku, dan terus sibuk dengan peralatan solnya.
8497Please respect copyright.PENANADMq6J5deqU
8497Please respect copyright.PENANASgJghgJ6pP
Berselang beberapa menit kemudian si kakek kembali berucap, “ Maaf neng… bukan saya kurang sopan.. saya cuman tidak enak karena sekarang eneng gak pakai kerudung.. saya tidak ingin melihat apa yang hanya boleh dilihat suami eneng” Ujar si kakek tanpa berani menatap ke arahku.
8497Please respect copyright.PENANAfHL1gJRLrK
8497Please respect copyright.PENANAd7dYk2kT72
Ucapa tersebut tentu saja sangan mengena untuk-ku. Ternyata selain pekerja keras si kakek juga merupakan orang yang sangat menghargai kehormatan wanita. Membuatku sedikit merasa sesak, menyadari selain suamiku aku juga pernah melepaskan kerudungku di depan Pak Simon, atasanku.
8497Please respect copyright.PENANAWdAbb1JH3j
8497Please respect copyright.PENANA8Hk5Ap65eh
Akhirya aku berniat untuk pulang, karena merasa keberadaanku hanya mengganggu waktu istirahat si Kakek. Sampai tiba-tiba aku melihat air mulai merambat masuk dari celah pintu yang tertutup. “ Pak Banjir..” Teriak-ku panik karena air yang masuk semakin banyak.
8497Please respect copyright.PENANAruvK1Ycpxp
8497Please respect copyright.PENANAQM4zHzNqJF
“Wah iya neng.. “ Ujar si Kakek langsung sigap menaruh kotak solnya di atas kasur.
8497Please respect copyright.PENANAgf5tEQXmdw
8497Please respect copyright.PENANAImJn3nxllc
8497Please respect copyright.PENANABKoKGa0bDk
“Kek.. jangan dibawah.. sini naik keranjang” Perintahku saat air dengan cepat menggenangi seisi kamruangan.
8497Please respect copyright.PENANAV80ncGZEzG
8497Please respect copyright.PENANAmEvp0FlBnM
“Sudah tidak apa-apa… saya sudah biasa… paling sebentar lagi surut..” Ujar si Kakek lagi-lagi tanpa menoleh kepadaku. Walau air banjir sudah meninggi hingga merendam setengah betisnya.
8497Please respect copyright.PENANALs32qaqS9p
8497Please respect copyright.PENANAJwsRjloy0v
“Terus gimana nih kek…?” Tanya-ku semakin panik.
8497Please respect copyright.PENANAglowTpacKu
8497Please respect copyright.PENANAqmO6TaKTdf
“Mau gimana lagi neng… nanti juga surut sendiri..” Ucap si kakek sambil mengintip air yang memenuhi jalan, dari jendela kaca nako.
8497Please respect copyright.PENANAUGdGGCyqKT
8497Please respect copyright.PENANABlDon9NfVW
“Sini di atas kek.. atau aku juga turun” Ancamku agar si kakek mau mendengarkanku.
8497Please respect copyright.PENANAQIGXBbLHR9
8497Please respect copyright.PENANATUxt5Onhii
8497Please respect copyright.PENANABBAWT1qehx
Akhirnya setelah berkali-kali aku bujuk, kakek tersebut pun menurut. Tubuh renta berbalut pakaian basah tersebut pun kini terpaksa berdesak-desakan duduk di atas ranjang dengan ku dan dua buah kotak sol.
8497Please respect copyright.PENANAnTe9LUXgIE
8497Please respect copyright.PENANASd6MVnIf1q
Dalam posisi ini membuat paha dan pundak kami kami saling menempel, sehingga aku dapat merasakan dinginya kemeja dan celana si kakek yang basah. Kelip cahaya lilin seolah menambah suasana haru di ruangan kamar gelap yang kini tergenang air banjir.
8497Please respect copyright.PENANAUQHhqBoRxK
8497Please respect copyright.PENANApQhTyduQRf
Aku pun terpaku menatap wajah si Kakek yang dihiasi pancaran cahaya lilin yang terus bergerak di tiup angin. Dengan wajah penuh kerutan dan tulang pipi yang meonjol karena kurus, tatapan si kakek seolah menerawang jauh meratapi nasipnya di usianya yang sudah senja.
8497Please respect copyright.PENANAo67Y4km6xn
8497Please respect copyright.PENANAmrldnwoM1N
“Kek si sini sering banjir kaya gini?” Tanya-ku mencoba kembali membuka obrolan sambil menahan air mataku.
8497Please respect copyright.PENANAXiveApxjsp
8497Please respect copyright.PENANAFpzQpsHbQy
“Yah… begini lah neng kalau musim hujan.. malah biasanya sampe segitu..” Ujar si kakek lirih, sambil menunjuk dinding yang di hiasi garis kecoklatan bekas banjir.
8497Please respect copyright.PENANAh9bt6aTjxx
8497Please respect copyright.PENANAQo3TxzLAyi
“Kek…kok kakek bisa…” Ucapku yang tidak bisa lagi membendung air mataku.
8497Please respect copyright.PENANAy3RRHnZgof
Mungkin karena mendengar isakan tangisku, akhirnya si kakek menoleh ke arahku dan mengusap air di pipiku dengan jarinya yang renta. “Loh…kok nangis neng?... Orang secantik eneng gak pantes nangis..”
8497Please respect copyright.PENANAMt2gqNpH7C
8497Please respect copyright.PENANApgW8UAmU3t
“Maafin saya kek… hiks …hiks.. saya cuman gak kebayang kalau saya di posisi kakek..hiks…hikss..”
8497Please respect copyright.PENANAHDPKe21JzV
8497Please respect copyright.PENANAmhcl2IIJgW
“Saya gak pernah menyesal akan hidup saya kok neng… kan kalo gak gini saya belum tentu bisa ketemu eneng cantik…” Ucapnya sambil tersenyum tanpa beban.
8497Please respect copyright.PENANA0KQem0f5Qr
8497Please respect copyright.PENANArm8OlpWSw7
8497Please respect copyright.PENANAZuqfQzZhKe
“Kek…hiks….hiks… saya boleh meluk kakek?”
8497Please respect copyright.PENANAA4qb1Jt7I5
8497Please respect copyright.PENANAekwN5Vm7ic
Kakek tersebut pun mengangkuk sambil tersenyum menatapku. Dengan perlahan aku melingkarkan tanganku tangan ku memeluk tubuh si kakek, sambil menangis. Ku dekap tubuh renta itu erat-erat, sudah tidak ku perdulikan lagi payudaraku yang menekan dada si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAVd6ReAVspf
8497Please respect copyright.PENANAPPUXQY4cpf
Perlahan-lahan aku merasakan sesuatu mengelus pundak-ku, dapat ku tebak itu adalah tangan si kakek, usapan tersebut cukup terasa nyaman dan menenangkan. Setelah tangisku mereda aku perlahan melepaskan pelukanku dan aku pandangi wajah si kakek yang terlihat canggung.
8497Please respect copyright.PENANAVGDFADkLng
8497Please respect copyright.PENANAAADzK14Jnk
“Dipeluk eneng enak juga yah…. Hee …anget…. “ Ujarnya malu-malu.
8497Please respect copyright.PENANAl8mtIa5BzQ
8497Please respect copyright.PENANAIxAo2raWhp
“Kakek pasti kedinginan… kalau kakek mau… kakek boleh peluk saya kok..” Entah kenapa ucapan tersebut keluae begitu saja dari mulutku.
8497Please respect copyright.PENANAcAR35QAOVl
8497Please respect copyright.PENANA4Mu9BGLTD0
“Yang bener neng…?.. neng gak risih di peluk tua bangka kaya saya..”
8497Please respect copyright.PENANA64cjWVks4x
8497Please respect copyright.PENANAMmBUhcBAie
“Saya sangat kagum atas perjuangan hidup kakek, dan lagi kakek juga terus menolak uang pemberian saya… kalau peluk saya bisa meringankan beban hidup kakek, saya tidak keberatan kok”
8497Please respect copyright.PENANA0SLlPxHyCo
8497Please respect copyright.PENANAqUiXqAC35H
“Maaf yah neng.. Boleh saya?” Ucapnya sambil mendekat ke arahku dengan perlahan.
8497Please respect copyright.PENANAkp1oZdpCOu
8497Please respect copyright.PENANAY5GCkHrlHN
“Bener neng gak apa-apa?” Tanya-nya lagi masih tidak yakin.
8497Please respect copyright.PENANAY1ZuextacJ
Aku pun mengangguk sambil memberikan senyuman yang semanis mungkin, agar si kakek percaya. Perlahan tapi pasti si kakek semakin mendekat ke tubuhku.. Aku pun sedikit kaget saat si kakek ternyata bukan memeluku, tetapi malah bersandar di tubuhku.
8497Please respect copyright.PENANAKj0MIw1P9J
8497Please respect copyright.PENANA2Di0q3t6wS
Sengaja atau tidak kepala si kakek tapat bersandar diatas payudaraku. Walau dibatasi daster dan Bh yang aku kenakan, aku masih cukup merasa risih dengan adanya kepala orang asing yang kini bersandar di payudaraku.
8497Please respect copyright.PENANA9fimG5gn6x
8497Please respect copyright.PENANA69iN1xLhWc
Tanpa berani merubah posisi, aku tatap wajah keriput si kakek di atas payudaraku. Matanya terpejam dan wajahnya terlihat begitu damai, membuat rasa risihku perlahan-lahan hilang. Bahkan kini aku memberanikan diri untuk mengusap perlahan rambut putih si kakek. “pasti si kakek lagi membayangkan bersandar di dada istrinya” ujarku dalam hati.
8497Please respect copyright.PENANAG1ru30dEXA
8497Please respect copyright.PENANA4fRA4VoRxk
Sesekali si kakek menggerakan wajahnya, membatku sedikit geli di payudaraku. “Empuk yah kek?” Tanyaku
8497Please respect copyright.PENANA0w2G1TF6QV
8497Please respect copyright.PENANA8LSNtnj3sy
Mendengar pertanyaanku, si kakek kembali membuka mata dan segera mengangkat kepalanya, namun segera kucegah. “Saya tidak keberatan kok kek.. pasti kakek lagi kangen sama istrinya yah?”
8497Please respect copyright.PENANAWM5dc1umKQ
8497Please respect copyright.PENANAgeJJkG7aok
“A…anu… neng.. ma…maaf..” ujarnya panik dan terus berusaha untuk bangkit.
8497Please respect copyright.PENANA83dSces3Bm
8497Please respect copyright.PENANAzdyGrEHdvV
Entah sadar atau tidak, aku kembali menarik wajah si kakek untuk bersandar di payudaraku.. “Empukan punya eneng…..” Jawab-nya ragu.
8497Please respect copyright.PENANA1FyAFfGcnO
8497Please respect copyright.PENANAonQ2vVFF1g
Aku pun merasa wajah si kakek sedikit lebih kuat menekan payudaraku. “Masa sih kek… empukan punyaku?”
8497Please respect copyright.PENANAibQV7BIxNw
8497Please respect copyright.PENANA3i0Dmtz1J4
8497Please respect copyright.PENANATSk30SorTI
“Iya sumpah neng.. punya eneng empuk banget anget lagi..” Ucapnya sambil kembali memejamkan mata dan terlihat begitu menikmati bersandar di payudara-ku.
8497Please respect copyright.PENANA4UJwjKnFDI
8497Please respect copyright.PENANABbMm5N81Yt
“Ah..bisa aja..” Entah mengapa aku merasa senang payudaraku di puji si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAeMdRlsIvDq
8497Please respect copyright.PENANAqGE4CitTfx
“Neng… neng pake Bh basah yah?” Tanya si kakek, yang kini berani mengusap payudaraku.
8497Please respect copyright.PENANA22HizVCj1K
8497Please respect copyright.PENANAUBXXo7ibKA
“Dingin yah kek?, mau saya lepas dulu?”
8497Please respect copyright.PENANAb9KgaGjera
8497Please respect copyright.PENANAlATZIqX3Fq
“Bu..bukan begitu neng… sa..saya takut eneng masuk angin pake daleman basah gini..” Ucapnya sambil terus meraba bh ku dari luar daster tipis yang aku kenakan.
8497Please respect copyright.PENANAMRCXLwHZEZ
8497Please respect copyright.PENANAr2I5QkjJVG
“Saya buka dulu deh kek… kakek bangun dulu tapi”
8497Please respect copyright.PENANArses7WmRgi
8497Please respect copyright.PENANAH5rd7SrB5z
“A..anu neng..”
8497Please respect copyright.PENANAc6cur2Hs2l
8497Please respect copyright.PENANAwWlymtBAq3
“Kenapa kek?”
8497Please respect copyright.PENANAVRTPrhOWVt
8497Please respect copyright.PENANARqapEPvJxc
“A..anu… apa saya masih boleh senderan seperti ini?”
8497Please respect copyright.PENANAvShxT7ccxi
8497Please respect copyright.PENANAO1tapHCNar
“Boleh…kok… tapi bangun dulu yah kek.. saya buka dulu Bhnya..”
8497Please respect copyright.PENANAOd1kuBqtNI
8497Please respect copyright.PENANAnD7sw4mxzC
Tanpa mengucpkan sepatah katapun si kakek pun bangkit, memberiku kesempatan untuk membuka BH yang saat ini sedang kulepaskan di balik daster. Tidaklah sulit bagiku membuka BH tanpa melepas daster yang aku kenakan.
8497Please respect copyright.PENANAF4mQabkaRY
8497Please respect copyright.PENANABurCZTS3jn
“Sini neng… saya bantu gantungin..”
8497Please respect copyright.PENANAw3aRAaubXw
8497Please respect copyright.PENANAF8pWghCyE2
Sedikit risih juga saat melihat si kakek meraih BH miliku dari tanganku dan membantu menggantungkannya di paku dinding. Sedikit malu rasanya melihat BH biru miliku kini tergantung di tembok.
8497Please respect copyright.PENANADwd7eflbM3
8497Please respect copyright.PENANAp7RHDGtgCj
8497Please respect copyright.PENANA87fmJjmSr7
“Neng…? Panggil si kakek.
8497Please respect copyright.PENANA1sOnDK2UwI
8497Please respect copyright.PENANA8NUZwn8kG0
Aku pun mengerti maksudnya. “Sini kek… senderan di nenen aku lagi…. Pasti lebih empuk dan anget deh kan Bhnya sudah di lepas” Ucapku tanpa sadar telah terbawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan olehku yang terkenal alim.
8497Please respect copyright.PENANAf3XJy5GKOm
8497Please respect copyright.PENANASynbnHoWTR
8497Please respect copyright.PENANAobXAWDI7kl
“Ta..tapi neng… yang ini basah juga gak…? Sekalian aja di lepas dari pada masuk angin” ucap si kakek sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
8497Please respect copyright.PENANAiskzwlchwz
8497Please respect copyright.PENANAWLXt6Z85WT
Ku tatap wajah keriput kakek di hadapanku. Entah karena dinginnya hujan, atau suasana gelap rungan yang hanya di sinari oleh lilin yang terkesan romantis. Sebenarnya aku sadar kalau aku sudah melewati batas, tapi sesuatu di dalam diriku seperti tidak mengizinkan kesadaranku mengambil alih.
8497Please respect copyright.PENANAHJkr6PikLg
8497Please respect copyright.PENANA2KaCHWcQOq
Kucoba pura-pura meraba celana dalamku di depan si kakek “ Basah juga kek”
8497Please respect copyright.PENANAr7xUA14dYx
8497Please respect copyright.PENANA9IneNfzEUh
“Dibuka juga aja kalau begitu neng… atau boleh saya bantu bukain?”
8497Please respect copyright.PENANA84VpkGS9md
8497Please respect copyright.PENANAy8TLtvVgxx
Tanpa menjawab aku menyandarkan tubuhku di dindingdan memberi isyarat tanda setuju. Dengan ragu dan sambil terus menatapku takut, tangan sikakek mulai masuk kedalam celah dasterku, aku dapat merasakan tangan dingin tersebut kini telah berhasil meraih pinggiran celana dalamku.
8497Please respect copyright.PENANA1DYhANVXV0
Perlahan-lahan aku mulai merasakan celana dalamku mulai ditarik tangan tersebut. Aku lihat kini pandangan si kakek mulai tertuju pada dasterku yang tersingkap. Dapat ku tebak pasti saat ini si kakek dengan jelas dapat melihat celana dalam biruku, yang terus bergerak turun.Ku angkat sedikit pinggulku untuk memudahkan si kakek. Dapat ku rasakan kini hampir setengah vaginaku sudah terpampang bebas di hadapan si kakek.
8497Please respect copyright.PENANA0V8fSZ25Xv
8497Please respect copyright.PENANAFxwpZA9hL5
8497Please respect copyright.PENANAMVG2nlvZYf
“Kek… maaf.. je…jembut saya banyak..” Ucapku sekedar mengurangi rasa malu
8497Please respect copyright.PENANAGlHHpeC3MX
8497Please respect copyright.PENANAd4Kr6CFixZ
Tanpa memperdulikan rasa maluku, si kakek erus meloloskan celana dalamku. Hembusan dingin angin kini mulai terasa menyibak bibir kemaluanku. Menandakan kini celana dalamku sudah tidak menutupi kemaluanku lagi dan terpampang bebas di hadapan si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAos76FxG7v2
8497Please respect copyright.PENANAGtFiG3oHwd
“Saya gantung lagi yah neng…” Ucapnya sambil kembali menggantungkan celana dalamku.
8497Please respect copyright.PENANA3FSSw7HjbC
8497Please respect copyright.PENANAZvVFkrpdP2
“Kek… baju kakek kan juga basah, sekalian saja dibuka..nanti kakek juga masuk angin loh”
8497Please respect copyright.PENANAqTYGSYYPU0
8497Please respect copyright.PENANAnM0nb6vvJI
“Emang gak apa-apa neng? Eneng gak risih?”
8497Please respect copyright.PENANAk42cGL5UKM
8497Please respect copyright.PENANAxThAZkoafJ
“Tidak apa-apa kok kek”
8497Please respect copyright.PENANA0mUj8JuBzf
8497Please respect copyright.PENANAv7FB1pzicA
“sebentar yah neng..” dengan cepat ia membuka kemeja yang ia kenakan. Terlihatlah tubuh si kakek yang hanya tinggal tulang berlapis kulit. “Celananya juga buka neng?”
8497Please respect copyright.PENANAPdtGmmEz8x
8497Please respect copyright.PENANAJEtCmr5MhO
“Ka..kalau basah buka aja kek.. “
8497Please respect copyright.PENANAAI88ld1eOW
8497Please respect copyright.PENANAmoHWhmTjJK
Tanpa mengunggu lagi kakek tersebut mulai membuka celananya, walau terlihat sedikit kesulitan karena dilakukan diatas ranjang yang sempit. Sudah hampir setengah celana si kakek tersebut telepas . Dan ternyata si kakek tidak mengenakan celana dalam, membuat penisnya yang hitam dan setengah mengeras kini berguncang-guncang saat ia mencoba meloloskan celana yang menyangkut di kakinya.
8497Please respect copyright.PENANAiktV3KSX5t
8497Please respect copyright.PENANAhoHnjzgbYv
Sebenarnya aku sedikit jijik melihat penis si kakek yang hitam dengan biji zakar yang terlihat kendor, namun disisi lain aku juga penasaran.
8497Please respect copyright.PENANAowInukkHtM
8497Please respect copyright.PENANAYZ0AWJtrY6
“Kek… pake sarung nih… burungnya tuh kemana-mana” Ucapku sambil menyodorkan sarung yang tergantung di dinding tidak jauh dari posisiku.
8497Please respect copyright.PENANATn374C4RqH
8497Please respect copyright.PENANA3TCo8n9guB
“Eh.. makasih neng..maaf y neng” UJar si kakek, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan kini sibuk memakai sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
8497Please respect copyright.PENANA7Qud3Zlynh
8497Please respect copyright.PENANAocygTIyYy3
Sementara aku hanya bisa terpaku membayangkan bentuk penis si kakek, yang baru saja terpampang di depanku.
8497Please respect copyright.PENANAqdsynGGK18
8497Please respect copyright.PENANAJQwkzK0egx
“neng… saya masih boleh senderan ke eneng?” Tanya-nya hati-hati
8497Please respect copyright.PENANA26aL1dHzx1
8497Please respect copyright.PENANAQYA8MwHOxk
“Boleh kek… sini… “ Ujarku sambil menepuk payudaraku yang hanya di tutupi daster tipis. Mungkin kalau tidak tersamarkan dnegan motif batik, tonjolon putingku sudah terlihat jelas.
8497Please respect copyright.PENANAPWArBnF84O
8497Please respect copyright.PENANACZ5Yu7H1bA
Tanpa diminta lagi, si kakek langsung menghampiri tubuhku yang setengah berbaring sambil bersandar di tembok. Membuat tubuh ku seolah-olah ditindih oleh tubuh kakek yang hanya mengenakan sarung.
8497Please respect copyright.PENANATyLHc3U6hp
8497Please respect copyright.PENANAVrkT8nCn7E
“Enak yah kek?”
8497Please respect copyright.PENANAS4UKf26TwS
“Iya neng… ternyata selain empuk punya neng alus” Ucapnya sambil mengusapkan wajahnya di payudaraku.
8497Please respect copyright.PENANA81SzTZOr7m
8497Please respect copyright.PENANA43bjIhHx9v
Entah sengaja atau tidak, kini bibir si kakek tepat berada di putingku, membuat mulut kakek terus menggelitik putingku ketika ia berbicara. Apalagi si kakek kini terus mengoceh tentang sesuatu yang sudah tidak bisa lagi ku tanggapi dengan fokus, karena rasa geli di putingku. Apalagi putign adalah salah satu titik rangsangku yang paling sensitif.
8497Please respect copyright.PENANAjEbFCsBVBb
8497Please respect copyright.PENANALA3uA85bt0
Kini ku rasakan tangan si kakek mulai membelai perutku, dan terus naik hingga menyentuh payudaraku. Dan akhirnya tangan kasar tersebut berhasil mendapatkan putingku yang satunya.
8497Please respect copyright.PENANAjapCD4ftxn
8497Please respect copyright.PENANAKqovlh3EIx
“Awwhh…kek… jangan di situ… jangan digigit… awhhhh” Jeritku ketika sesekali bibir si kakek memilin putingku yang masih dilapisi daster. Sementara sesuatu yang keras mulai menyundul-nyundul pahaku, yang dapat ku tebak itu adalah penis si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAfHCxEKffq3
8497Please respect copyright.PENANAhVIcnD7Nki
“Neng… boleh saya remes?”
8497Please respect copyright.PENANARCa2pWWMpO
8497Please respect copyright.PENANA0WCHylR0cg
“Boleh, tapi dari luar aja yah kek…” Ucapku yang masih berharap perzinahan ini tidak semakin parah.
8497Please respect copyright.PENANA32JtOgbP0H
8497Please respect copyright.PENANAI1Wsgcce7w
Dengan sekuat tenaga tangan kasar si kakek mulai meremas-remas payudarahku seperti dodol, sungguh terasa nyeri bahkan aku aku merasakan payudaraku seperti ingin pecah di remas tangan kasar si kakek. Namun bukan menghindar aku malah mendesah-desah menikmati sensasi yang selama ini belum pernah aku rasakan.
8497Please respect copyright.PENANAYzf0PcBNBN
8497Please respect copyright.PENANAJY1YlaEmw9
Perlahan-lahan aku dapat merasakan si kakek mulai menggeser pinggulnya, membuat penisnya yang kini sedang degang kini menekan-nekan vaginaku dan hanya di batasi oleh sebuah sarung yang ia kenakan.
8497Please respect copyright.PENANAPduclGWEEu
8497Please respect copyright.PENANAkBnyYi8NM6
“kek…Kakek mau?” tanyaku dengan nafas memburu.
8497Please respect copyright.PENANAt5vExOAArN
8497Please respect copyright.PENANASYwPQQjvaM
“Boleh neng?”
8497Please respect copyright.PENANA5gI1e6tJAj
8497Please respect copyright.PENANAisskyAA3MB
“Tapi dengan satu syarat… kakek terima uang pemberianku.”
8497Please respect copyright.PENANAKQ1eUCrAXR
8497Please respect copyright.PENANASEVZwUfUr6
“Eneng yakin?”
8497Please respect copyright.PENANArGPmT3cH9m
8497Please respect copyright.PENANAUqXnlUHbV1
Aku pun mengangguk sambil tersenyu, Ku kecup kening si kakek yang penuh dengan kerutan dan kerinat. “Kali ini saja kek, kakek boleh mengganggap kalau saya adalah nenek, istri kakek”
8497Please respect copyright.PENANAtbXAPHSUom
“terima kasih neng… eneng baik banget”Ujar si kakek sambil memeluk-ku erat.
8497Please respect copyright.PENANAXsmkcsqrDi
8497Please respect copyright.PENANAZ398gX2V2K
“Iya kek, anggap saja ini ungkapan rasa kagum saya kepada kakek, tolong bangun dulu kek.. saya buka dulu dasternya”
8497Please respect copyright.PENANA9Rt9ecNzZY
8497Please respect copyright.PENANAhppceaSXqL
Si kakek pun duduk membiarkanku membuka daster di depannya, “ini tubuh saya kek.. tubuh yang senang tiasa saya rawat, saat ini milik kakek” Ucapku dengan tubuh yang sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.
8497Please respect copyright.PENANAs3XTECvZzc
8497Please respect copyright.PENANA28OooMoJHN
“A..anu neng.. kalau boleh saya ingin neng pake jilbab… neng kelihatan lebih cantik, itu juga kalau neng gak keberatan” Ucapnya ragu.
8497Please respect copyright.PENANALDNFCJAj8G
8497Please respect copyright.PENANAnpKItpJc4M
“Tolong ambilkan jilbab saya kek maaf…” pintaku sambil menunjuk kearah tumpukan pakaian basahku.
8497Please respect copyright.PENANA5kHuFq0fiP
8497Please respect copyright.PENANALhNEuAyDVg
Dengan jantung berdebar kembali ku kenakan jilbab yang selama ini menjadi penutup auratku, aku belum pernah sama sekali bertelanjang dengan masih mengenakan jilbab, bahkan di depan suamiku.
8497Please respect copyright.PENANA2afb8Be49h
8497Please respect copyright.PENANAP813fbJvGt
“Neng cantik banget, boleh saya cium eneng”
8497Please respect copyright.PENANATBkhnDdjFD
8497Please respect copyright.PENANAk8iYLHpWst
8497Please respect copyright.PENANAgbIq0Zpa4F
8497Please respect copyright.PENANACaXqkTIsmf
Belum sempat aku menjawab, bibir tebal si kakek langsung melumat bibirku dengan ganas, permainan lidahnya membuatku berkali kali terpaksa menelan air liur si kakek. Kedua payudaraku pun juga ikut menjadi korban keganasan remasan tangan kasar si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAMxdIPBNTUP
8497Please respect copyright.PENANAuyYggBbaRd
Belum hilang rasa nyeri di payudaraku, kini giliran putingku yang dihisap secara bergantian oleh si kakek. Sementara aku hanya bisa memejamkan mataku menikmati cumbuan ganas si kakek.
8497Please respect copyright.PENANAI4D30dPcqq
8497Please respect copyright.PENANAqwwEDNTJAU
8497Please respect copyright.PENANAZLlh6ZYQQ2
Sampai suatu yang keras mulai terasa menyundul bibir kemaluanku, dan terus memaksa masuk. “Kek, tu…tunggu… aku belum basah….awwwww” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, penis besar tersebut sudah menghujam ke dalam lubang vaginaku.
8497Please respect copyright.PENANA7vX888iNrL
8497Please respect copyright.PENANA1x0lQtKEEg
Aku hanya bisa meringis saat penis si kakek bergesekan dengan dinding vagina-ku yang belum terlalu basah. Namun lama kelamaan aku cukup menikmatinya, walau si kakek tidak terlalu lihai memainkan penisnya di vaginaku, namun melihat tubuh hitam dan renta si kakek yang kini menggenjot tubuhku menimbulkan sensasi tersendiri, apalagi kini aku mengenakan jilbabku, sunggu membayangkannya membuat hasratku kian memuncak.
8497Please respect copyright.PENANAOV8pDk6WyT
8497Please respect copyright.PENANA9Vhf2cI5Kc
8497Please respect copyright.PENANApjvd46ionj
Namun di saat aku mulai menikmati persetubuhan beda usia ini, tiba-tiba tubuh si kakek mengejang diikuti cairan hangat yang membanjiri dinding vaginaku. Seketika tubuh renta tersebut pun ambruk menindihku, dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
8497Please respect copyright.PENANAEJGf1XzXUf
8497Please respect copyright.PENANA93wIW7GVlq
Walau sedikit kesal karena belum sempat mengalami orgasme, aku cukup bisa memaklumi kondisi fisik si kakek yang sudah tidak muda lagi.
8497Please respect copyright.PENANAGIEpOhSGPF
8497Please respect copyright.PENANAgSkqul8AFT
“Sudah kek?”
8497Please respect copyright.PENANACv3JepeQvd
8497Please respect copyright.PENANA9xdzaTrFEU
“Iya neng..”
8497Please respect copyright.PENANAW2mJwc7NHS
8497Please respect copyright.PENANAjs7qUeznpF
“Enak yah kek?” ucapku sambil mengusap keringat di dahinya.
8497Please respect copyright.PENANABKgeSRGvtS
8497Please respect copyright.PENANARRG1KOyQzk
“Maafin saya yah neng?”
8497Please respect copyright.PENANAG2xgaiCnxw
8497Please respect copyright.PENANAYzZjx9Hm0t
“Iya kek.. anggap saja kita sama-sama terbawa suasana..”
8497Please respect copyright.PENANAuM6rOhjpqz
8497Please respect copyright.PENANAbh5KBDtt7K
“Terima kasih yah neng… eneng jangan takut saya janji tidak akan cerita ke siapa-siapa” Ucapnya sambil berusaha bangkit.
8497Please respect copyright.PENANATIQNElTQEV
8497Please respect copyright.PENANA2OFBBzONS7
Sementara air banjir ternyata sudah surut, dan hujan pun mulai mereda. “Saya pamit yah kek… mumpung reda..” Pamitku sambil menggenggam kedua tangan si kakek. Tidak tega rasannya harus meninggalkan beliau sendiri di kamar gelap ini.
8497Please respect copyright.PENANAsTKVyI6N5A
8497Please respect copyright.PENANABjAoWWOjv5
“Saya benar-benar minta maaf neng” Ucapnya sambil merunduk, tanpa berani menatapku.
8497Please respect copyright.PENANABRPNPKrlys
Kembali ku peluk si kakek kedalam bekapan tubuhku yang masih telanjang bulat, sekedar sebagai pelukan perpisahan. Segera kembali ku kenakan pakaian keja ku yang basah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
8497Please respect copyright.PENANAlr1WUtq9Ej
8497Please respect copyright.PENANAoFkkOq0PvY
Aku pun pamit dari tempat tinggal si kakek, dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk si kakek, walau ia terus saja menolak uang pemberianku akhirnya si kakek mau menerima uang pemberianku.
8497Please respect copyright.PENANAim9NkRWFPk
8497Please respect copyright.PENANApflLpoSI74
Tanpa sadar hari sudah menjelang malam, aku yang baru teringat dengan niat ku untuk memasakan opor untuk suamiku, langsung bergegas mengendarai mobilku untuk pulang. Walau sedikit terbesit rasa penyesalan karena kembali menghianati suamiku, aku cukup senang bisa membantu si kakek tukang sol sepatu.
8497Please respect copyright.PENANAT8DtORdY34
8497Please respect copyright.PENANA2vLUaobOyc
8497Please respect copyright.PENANABDBQLKcumH
-TAMAT-
ns18.118.138.80da2