Lanjutan.
"Oh, jadi gitu toh ceritanya nek? " tanyaku. Iya, ikuloh met kakekmu faham betul ceritanya sampai detail banget, pas ngehajar tentara jepang.
"Opo sek bawa-bawa kulo?" Tanya Kakeku dari belakang rumah.
"Iniloh pa, si Slamet nanya soal kang Sutimin!" Sahut nenek.
Oh, itu toh sini met tak ceritain kisah kang Sutimin.
Aku ikut kakekku ke belakang rumah untuk mendengarkan kisah kakek Sutimin yang baru saja wafat. Giniloh met sebelum dimulai bisa ga bikin kopi dulu?
Dalam hati, "Hadeh dah semangat 45, eh disuruh bikin kopi." Akhirnya aku ngeloyor ke dapur buat bikin kopi.Tak lama aku datang membawa kopi. Ini kek sahutku.
Oh, duduk di sini. Jadi, waktu itu kang Sutimin adalah komandan laskar rakyat didesa kita, beliau memimpin beberapa pemuda dari desa kita, termasuk saya.
Jadi, awalnya pertikaian kang Sutimin dengan lima tentara Jepang itu terjadi karena mereka ingin menculik perempuan-perempuan dari desa kita.
Kang Sutimin dan warga melawan tentara Jepang sampai ada yang gugur dari pihak kita. Syukurlah penculikan gagal karena ada bantuan dari laskar lain dari kampung sebelah, dan ternyata komandannya adalah saudara kembar kang Sutimin yang bernama Kang Sutisno. Ya, kang Sutisno lah yang menyelamatkan kami dari serangan tentara Jepang. Jadi begitulah ceritanya!
"Jadi, yang kulihat di WC tadi adalah saudara kembar kakek Sutimin ya? " tanyaku. Kakekku menjawab sambil tersenyum lebar, "Ya, begitulah, Zaman sudah modern kok masih percaya hantu!"
"Waduh, kena prank hantu dong." Kataku sambil menggaruk kepala dan nyengir!"
Tamat.
57Please respect copyright.PENANAPhDDPynSxM