.2.
-jangan menyerah. setidaknya lakukan itu untuk dirimu sendiri-18Please respect copyright.PENANAm5y44R2U8X
18Please respect copyright.PENANASMHM72wjxH
18Please respect copyright.PENANAKmStTxs1In
Wiltshire, Inggris 2024
Coffee Shop tempat Everly bekerja sedang ramai pelanggan. Ia sedikit kewalahan, tapi ia senang karena itu berarti boss nya-si bapak tua orang scotlandia dengan perut bulat itu tidak akan mengomel sepanjang hari.
Lonceng yang menggantung di pintu toko berbunyi, tanda ada pelanggan lagi yang datang. Tapi kali ini bukan.
“Hai Everly, sepertinya hari ini kau sangat sibuk.” Gadis keturunan Inggris-Jepang dengan rambut sebahu menyapa Everly.
“Ya, seperti yang kau lihat Samantha.” Everly menyelesaikan cangkir terakhir yang sedang ia susun di rak setelah ia cuci. “Masih jam 2, tumben kau datang lebih awal?”
“Maaf Everly, aku kemari untuk menyampaikan sesuatu dan memohon bantuan mu.”
Perasaan Everly mulai ragu mendengar ucapan Samantha. Atensinya kini sepenuhnya ia berikan untuk Samantha-si pegawai shift dua di Coffee Shop ini.
“Aku akan ke London sore ini. Tolong gantikan shift ku hari ini….d-dan juga besok.” Ucap Samantha dengan kedua tangannya menggenggam tangan Everly dan ekspresi mukanya yang dibuat memelas.
Everly terkesiap, “kau sudah bicara pada Mr. Ralph?”
“Belum..” rengek Samantha.
Tidak, ini kabar buruk bagi Everly. Tidak ada pegawai lain selain Everly dan Samantha. Ia menggantikan Samantha sama artinya dengan ia akan bekerja sepanjang hari dari pagi hingga malam, mendengar ocehan Mr. Ralph dan harus rela berada dalam perkumpulan teman-teman ‘aneh’ Mr. Ralph. Sebagai tambahan informasi, Mr. Ralph hampir setiap malam mengumpulkan beberapa teman-teman scotlandianya ke toko. Di anggap Everly aneh karena penampilan mereka sangat jauh dari kata normal. Sebagian besar dari mereka bertubuh tinggi, memakai aksesoris dari hewan seperti kalung dari gigi rusa, berbadan berisi dengan perut bulat, rambut merah ikal panjang, jenggot yang menjuntai seperti Santa Klaus dan yang membuat Everly tidak tahan adalah obrolan dan tawa kencangnya dengan aksen Scotlandia yang asing di telinga Everly.
“Sebenarnya apa yang terjadi sampai kau harus semendadak ini pergi ke London?” Everly meminta penjelasan.
“BTS akan mengadakan Summer Concert di London dan aku ingin sekali datang. Setidaknya sekali seumur hidup aku harus bisa melihat secara langsung idola ku.”
“Kau akan menonton konser?” suara Everly agak meninggi karena tak habis pikir dengan Samantha.
“Iya. BTS tidak setiap hari datang ke London. Setahun sekali pun belum tentu mereka datang. Aku janji akan membawakanmu merchandise BTS.”
Ok well, Everly tidak peduli dengan merchandise dan siapa itu BTS. Yang dia tau hanya Samantha akan menemui idola nya dan Everly akan menemui nerakanya.
Everly dipekerjakan untuk mengisi shift pertama. Dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore. Tak banyak pilihan bagi Everly karena dia hanya lulusan SMA, bukan Universitas. Saat ia berpikir akan berhenti bekerja, Everly mengingat bagaimana susahnya dia mencari pekerjaan. Jika ia tidak bekerja, lalu siapa yang akan membiayai kebutuhan hidupnya?. Salah satu yang membuat Everly bertahan adalah karena tidak bertatap secara langsung dengan Mr. Ralph setiap hari. Menghadapi Mr. Ralph memang meyusahkan. Tapi, kelaparan dan tidak mempunyai uang adalah hal yang lebih menyakitkan.
18Please respect copyright.PENANArVZxOJ2Jzp
London, Inggris 2024
Rombongan boyband BTS dari Korea Selatan tiba di bandara Heathrow. Para wartawan dan fans sudah memenuhi lobby bandara bahkan sebelum idola mereka tiba. Kilatan flash dari kamera tanpa jeda menyambar mereka. Teriakan menyebut nama-nama member bergemuruh menyambut. Hanya anggukan kepala, lambaian tangan dan jari yang dibentuk tanda love adalah balasannya. Mereka harus segera meninggalkan bandara dan melanjutkan jadwal ‘pekerjaan’nya. ._.
“Hyung, malam ini kau mau ikut ke bar?” tanya Jimin pada Yoongi yang terlihat sibuk dengan laptop di kasur hotelnya.
“Sebentar lagi kita akan rehealsal. Jika kau lupa.”
“Yang sering kali lupa jadwal itu kau, Hyung.” Jimin mendengus.
“Kau tidak lelah setelah seharian bertemu banyak orang dan malam ini kau akan bertemu orang lagi?” tanya sinis Yoongi.
“Tenang saja. Bar nya sudah disewa oleh Manajer, jadi kau tidak perlu khawatir.”
“Akan ku pikirkan nanti.”
“Tidak ada penolakan. Karena bersenang-senang ke bar nanti malam sudah kumasukkan ke dalam jadwal BTS.” Jimin tertawa meninggalkan Yoongi.
Satu lemparan bantal dari Yoongi berhasil mengenai kepala Jimin sebelum ia melarikan diri dari kamar Yoongi.
Setelah rehealsal, mereka-para member BTS ditambah dengan beberapa staff benar-benar menyeret Yoongi ke bar. Bar dengan pencahayaan temaram dan musik yang mengalun tenang membuat Yoongi sedikit lega. Untung saja mereka tidak memilih tempat yang bising- batin Yoongi.
Botol-botol minuman seperti vodka, wiski dan wine dengan berbagai merk berjejer rapi di rak yang dihiasi lampu terang berwarna kuning dan menjadi highlight di ruangan itu. Para member tidak minum banyak karena besok mereka sudah harus tampil di Summer Concert. Jadi, yang mereka lakukan hanya makan malam dan berbincang santai.
“Saat konser besok, kita harus tampil maksimal. Tidak ada celah. Tapi ingat, jangan paksakan energi kalian.” Titah Namjoon-leader BTS
“Benar. Kita harus mengontrol energi dan emosi kita diatas panggung. Menjadi energik di atas panggung memang akan terlihat keren dan para fans akan menyadari itu. Tapi, menjaga performance tetap stabil itu juga bagian dari profesionalisme. Kau harus ingat itu Jung Kook.” JHope juga memberikan pendapatnya dan dijawab anggukan kepala dari Jung Kook yang sedang asyik menyantap steak nya.
“Setelah konser besok apakah ada rencana untuk party?” tanya Jimin.
“Kata Manajer besok malam kita akan menginap di vila milik kenalannya dan berpesta barbeque disana.” Jawab V.
“waaaahhh… rencana bagus. Jangan lupa ingatkan Manajer untuk membeli ramyeon, hyung.” Jung Kook bersemangat.
“Disana ada perangkat komputer untuk bermain game kan?” Jin-member tertua menimpali pertanyaan.
Yoongi hanya menjadi pendengar di tengah perbincangan dan gelak tawa teman-temannya. Tak banyak bicara. Tersenyum sesekali merespon candaan dari yang lain. Ia hanya merasa isi otaknya tidak berada di tempat ini. Pandangannya kabur. Pening menyapa kepala nya lagi. Ia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari nya dan memejamkan mata erat. Shit, kumohon jangan sekarang – batin Yoongi.
._.
ns 15.158.61.20da2