Namaku Doni, aku adalah seorang anak SMA yang tinggal di sebuah desa yang masih dibilang tertinggal dalam hal kemajuan teknologi. Bukan hanya itu pola pikir masyarakatnya pun masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di kota.
di sekolah aku mempunyai seorang teman sapruddin, tapi biasanya ia dipanggil dengan direng (udin ireng). meskipun begitu aku tetap memanggilnya dengan nama udin, karena aku merasa tak enak hati memanggilnya dengan panggilan begitu. Lagipula sebenarnya udin tak hitam amat, hanya sedikit lebih hitam dari anak desa pada umumnya saja. karena hubungan kami yang sudah dekat, jadilah kami sering main bersama.
suatu ketika aku malas sekali untuk mengikuti kegiatan sekolah, jadilah aku mengajak si udin untuk membolos pada hari itu. awalnya si udin agak ragu untuk menerimanya karena memang ia anak yang terbilang cukup rajin, tapi entah kenapa hari itu ia menerima ajakan dariku.
"kalo bolos kita mau kemana?" tanya udin.
"entah, eh katamu rumahmu nggak begitu jauh dari sekolah to?" ucapku.
"iya, mau ke rumahku po?"
"yaudah ayo, aku lagi males betul hari ini sekolah"
Akhirnya sebelum bel sekolah berbunyi kami bergegas menuju rumah udin, ternyata jarak antar sekolah dan rumahnya terbilang cukup dekat hanya sekitar 1,7 km . walaupun kami sudah berteman cukup lama, ini adalah pertama kalinya aku bertamu ke rumah udin dan aku pun baru mengetahui jika udin memiliki mamak yang mengalami gangguan jiwa. kenapa aku bisa tau jika emaknya udin menggidap penyakit itu? karena ketika aku masuk ke rumahnya sekilas aku melihat seorang wanita yang kakinya sedang dipasung.
mengetahui aku kaget melihat ini, udin langsung menenangkan ku.
"itu emak ku bolo, udah edan dari lama"
"kok bisa din?"
"nggak tau, pokoknya dari aku SMP, emak ku udh kayak gitu"
"oalah" hanya ini yang bisa aku ucapkan saat ini, soalnya aku bingung harus merespon seperti apa.
ketika dirumahnya udin, aku hanya ngobrol dengan udin dan kemudian tertidur. ketika terbangun, aku tak melihat keberadaan udin di dekatku.
"din din!!" panggilku.
Aku mencoba mencari di dalam rumah namun sama sekali tak kelihatan batang hidungnya. sampai ketika aku mendengar suara udin yang sedang mengobrol dengan seseorang dari luar rumah. aku mencoba mengintip melalui jendela untuk melihat apa yang sedang udin lakukan.
Ternyata udin sedang berada di atas atap rumah tetangganya untuk membantu mengganti beberapa genting yang sudah bocor. melihat hal itu aku berniat untuk kembali tidur, sampai ketika aku berjalan menuju kamarnya udin, aku melewati kamar dari emaknya udin.
Entah kenapa terbesit rasa penasaran ku untuk melihat kondisi dari emaknya udin.
secara perlahan aku memasuki kamar tersebut dan terpampanglah seorang wanita yang sedang terduduk menyampingi pintu dan salah satu kakinya dipasung. lama ku melihat kondisi emaknya udin tersebut sampai akhirnya emaknya udin menyadari keberadaanku di kamarnya.
namun bukanya bereaksi ia malah hanya melihat ku dalam diam tak merespon sama sekali.
saat ia menghadap ke arahku, aku bisa melihat belahan payudaranya yang terlihat karena daster yang dipakai tidak dikancingi dan itu terlihat begitu menggoda.
"susunya bikin ngaceng kontol asu" ucapku dalam hati.
entah setan mana yang menarik ku, tanpa sadar aku mendekati dan meletakkan tanganku dipayudara emaknya udin dan mencoba meremasnya. anehnya emaknya udin sama sekali tidak merespon, raut wajahnya masih sama seperti pertama kali aku memasuki kamar ini.
lalu aku tersadar bahwa bisa saja udin telah selesai dengan kegiatannya, buru buru aku bergegas menuju kamar udin dam alhasil ternyata udin belum ada dikamarnya. kembali aku mengintip melalui jendela untuk melihat dimanakah udin berada.
ternyata udin belum selesai dengan pekerjaan menganti gentingnya itu, mungkin karena terus diajak ngobrol oleh tetangganya. melihat itu aku langsung tancap gas kembali ke kamar emaknya untuk melanjutkan kegiatan nakal tadi.
tanpa babibu aku langsung menghampiri dan membuka sedikit daster untuk mengeluarkan payudara indah itu. sialan ternyata payudara emaknya udin lebih besar dari yang aku bayangkan, ini membuatku jadi makin ngaceng dibuatnya.
kuberanikan diri untuk mengeluarkan kontol ku yang sudah tegak menjulang keangkasa dari sarangnya.
aku menghisap payudara yang kanan sedangkan kuremas dan kupilin pilin payudara yang kiri dengan tangan kiriku. tangan kananku kuganakan untuk mengocok kontol ku.
aku terus melakukan kegiatan itu sampai aku sudah mencapai puncaknya langsung kuarahkan kontol ku menuju ke dadanya.
crot crot crot
tiga kali kontolku menyemburkan mani ke payudara emaknya udin. dan lagi-lagi emaknya udin tanpa ekspresi. aku segera merapikan daster emaknya dan celanaku lalu segera menuju ke kamarnya udin. untungnya udin belumlah berada dirumah, baru setelah sepuluh menit kemudian ia kembali kerumah.
"weh udah bangun to?" ucap udin ketika masuk ke kamar.
"hehehe iya cok, kamu darimana kok ngilang?" tanyaku pura-pura polos
"dari rumah sebelah, tetangga minta tolong"
"yowes cok, aku tak langsung pulang, udh mulai sore ini"
"iyo cok, aku nggak bisa nganter lo ya" jawab udin
"gapapa, aku pamit ya"
segera aku bergegas pergi meninggalkan rumah udin, berharap udin tak mengetahui perbuatan yang kulakukan kepada mamaknya. ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dan semoga ada kesempatan lagi untuk sekalian menikmati tubuh emaknya.
ns 15.158.61.20da2