Sudah seminggu berlalu dari hari dimana aku melakukan hal nakal kepada emaknya udin, jujur saja aku sama sekali tidak bisa melupakan kejadian pada hari itu. Justru timbul rasa untuk melakukan hal yang lebih dari sebelumnya, karena itu aku coba untuk mensiasati keadaan agar bisa mendapatkan kesempatan kembali.
Setelah kupikir pikir menginap dirumahnya adalah salah satu cara paling mudah untuk itu, jadilah aku mencari alasan untuk bisa menginap dirumah udin.
“din sabtu besok tanggal merah, aku nginep rumah mu ya” ucapku.
“loh ngapa? Kok tiba-tiba?” tanya udin.
“nggak papa, enak dirumahmu” jawabku.
“oh youwess, dating aja”
“okeh jumat sore aku kerumahmu”
Pada hari jumat sore aku sudah tiba dirumah udin, aku disambut baik olehnya bahkan aku disuguhi the hangat saat baru tiba. Pada sore itu aku menghabiskan waktu untuk mengobrol dan bertukar candaan dengan siu din walaupun yang ada dibenakku adalah payudara emaknya udin.
Saat malam hari aku di ajak oleh udin untuk berkeliling desanya sembari mengobrol banyak hal, dari obrolan ini aku jadi mengetahui banyak hal tentang udin dan keluarganya. Udin adalah anak kedua dari dua bersaudara, udin mempunyai seorang kakak perempuan yang sudah menikah dan sekarang tinggal bersama suaminya di desa tetangga. Kakak perempuannya inilah yang setiap pagi selalu mengurusi emaknya udin, aku jadi mengerti alasan saat aku melakukan hal nakal itu aku sama sekali tak mencium aroma tidak sedap dari emaknya udin seperti kebanyakan orang dengan gangguan jiwa.
Sedangkan untuk bapaknya udin adalah seorang supir pribadi dari juragan sawit dan pulang sebulan sekali. Mengetahui hal ini aku menjadi leluasa dalam melakukan hal hal nakal nanti. Pada akhirnya kami kembali lagi kerumah udin karena waktu sudah semakin larut.
Pada malam itu aku mengetahui bahwa udin adalah seorang kebo maksudnya saat sudah tidur sulit sekali untuk membangunkannya, mengetahui hal tersebut sebenarnya aku ingin melancarkan aksiku, tapi niat itu kuurungkan karena aku sangat kelelahan.
Aku terbangun saat adzan shubuh berkumandang, tapi bukan karena adzannya melainkan karena suara gedoran dipintu kamar udin.
“din din bangun din, sekolah”
Sebenarnya aku enggan untuk beranjak dari Kasur, tapi karena sang pengedor tak menyerah juga akhirnya aku beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu kamar. Terpampanglah seorang Perempuan yang berumur sekitar dua puluh tahunan.
“kamu siapa?”
“temennya udin mbak, mbaknya siapa?”
“oalah temennya udin to, saya mbaknya udin”
Mbaknya udin perawakannya mirip sekali dengan emaknya udin hanya saja mbaknya sedikit lebih berisi, aku jadi penasaran apakah payudaranya juga sebesar milik mamaknya.
Akhirnya setelah sekian lama berjuang udin bangun juga, setelah itu mbaknya langsung menuju kamar emaknya untuk mengurusinya. Sedikit aku mengintip kegiatan di dalam kamar itu yang ternyata emaknya sedang dimandikan dengan cara membasuh seluruh tubuhnya mengunakan sebuah kain.
Pada pagi hari saat matahari sudah mulai tinggi mbaknya udin pergi meninggalkan kami, tapi bukan pergi begitu saja ia telah memasak untuk kami bertiga. Aku juga baru mengetahui saat makan emaknya udin bisa makan seperti orang pada umumnya meski dengan tanpa ekspresi seperti sebelumnya.
Singkatnya pada hari itu aku banyak melakukan kegiatan dengan udin dan mendapatkan banyak kenalan tetangganya udin. Akhirnya malam hari tiba, tentunya otak dan kontolku sudah tak sabar untuk menggerayangi tubuh milik mamaknya udin.
Sesaat setelah aku memastikan bahwa udin sudah benar benar terlelap aku langsung menuju kamar mamaknya yang ternyata belum tertidur. Ia masih tanpa ekspresi saat melihat aku masuk ke dalam kamarnya. Karena aku mengetahui bahwa udin tak akan bangun dan sudah memastikan bahwa udin sudah benar benar tidur, tanpa menunggu banyak alasan lagi aku lansung menerjang ranjang mamaknya untuk memuaskan nafsu birahi.
Dengan cepat aku membuka kancing dasternya dan langsung memperlihatkan payudara indah yang agak sedikit kendur itu. Aku langsung menghisap putingnya dengan keras sambil memainkan payudara yang satunya dengan tanganku.
Belum puas sampai disitu aku menggunakan tangan kananku untuk menyingkap bagian bawah daster, ternyata emaknya udin tidak menggunakan pakain dalam sama sekali. Setelah kulihat memek milik mamaknya udin ditutupi oleh jembut yang begitu lebat sehingga aku tak bisa langsung menemukan dimana lubang kenikmatan itu, jadi aku mengunakan jari untuk sedikit memainkan memeknya seperti di film film porno yang pernah kulihat.
Saat sudah menemukan lubang yang pernah mengeluarkan udin, dengan lembut aku memasukan dua jariku ke dalam memeknya. Secara samar aku mendengar desahan dari mamaknya udin yang entah kenapa membuatku makin bersemangat mengerayanginya. Malah aku dengan sengaja membisikkan kalimat yang seharusnya tak boleh di keluarkan dalam keadaan normal.
“desah yang kuat sayang” bisikku di telinga mamaknya udin.
Berhubung kontolku sudah tak kuat lagi menahan diri, aku langsung membuka celana boxer sekaligus celana dalam untuk melepaskan kontol gagah yang berukuran 17 cm ini. Tanpa babibu aku langsung mencobloskan kontolku ke dalam memeknya.
Dalam kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan aku menyadari bahwa emaknya udin mulai menunjukan sedikit ekspresi. Oleh karena itu aku langsung mengenjot dengan semangat, aku terus mengenjot dan tanpa henti meremas, menghisap, mengigit dan menjilat payudara serta bagian leher dan telinganya.
Dan tentunya suara desahan mamaknya udin kian jelas terdengar.
“desah terus sayang” “enak kan kontol temen anakmu?” racauku di samping telinga mamaknya udin.
Awalnya aku berniat untuk juga memainkan mulutnya, tapi niat itu kuurungkan karena tercium bau tak sedap dari mulutnya.
Setelah 20 menit mengenjot aku mulai merasa klimaks, alhasil dengan cepat aku mencabut kontolku dari memeknya dan memasukannya ke dalam mulut.
CROT CROT CROT
Entah berapa banyak maniku yang keluar dimulut mamaknya udin yang jelas aku merasa sangat puas, setelah beristirahat sebentar aku langsung berberes dan secara mengendap-endap pergi menuju kamarnya udin, sesampainya disana kulihat udin masih tertidur dengan lelap.
Melihat hal itu membuatku lega karena aksiku tidak ketahuan, tetapi entah kenapa aku malah terangsang kembali dan putar arah menuju kamar mamaknya udin lagi. Alhasil pada malam itu aku melakukan tiga kali persetubuhan dengan mamaknya udin.
719Please respect copyright.PENANACJ8xsZwNRy