Sumpah aku ngeri dan takut banget liatnya, tapi aku berusaha berpikir positif. Mungkin dia hanya ingin menyampaikan fantasinya sebagai anak-anak. “Udah aahh, Dek. Kamu nanti pasti bisa kok dapet cewe yang lebih dari Mbak. Udah yuk kita tidur sekarang.”
Aku pun memutuskan langsung narik selimut, dan mematikan lampu tidur. Namun Reno saat itu berkata kepadaku. “Mbak peluk aku dong, aku selama ini gak pernah dipeluk Mbak Diana. Sama Mbak Risa aku udah pernah dipeluk. Sama Mbak Diana belum, boleh?”
Aku sontak menatap Reno dengan sorot mata yang agak tajam. Sorot mata penuh kecurigaan dan rasa tidak percaya. Namun sekali lagi, aku mencoba tegasin ke diri aku. Kalo Reno hanya lah anak-anak. Aku gak perlu bersikap berlebihan, aku harus berpikir positif.
“Iyaudah sini yuk Mbak peluk. Tapi kamu langsung tidur yaa. Mbak gak mau meluk kalo kamu gak langsung tidur.” Aku pun menuruti keinginan Reno, aku peluk dia dan aku dekap di dadaku. Meski saat itu aku lagi pakai mini dress warna pink, dengan tali tipis.
Dengan tali tipis di pundak, dan belahan toketku yang juga terlihat jelas. Bahkan aku ngerasain belahan toketku nyentuh ujung hidung Reno. Tapi yaa gimana lagi, semua baju tidurku kaya begini. Semuanya selalu ada tonjolan belahan dadanya, emang aku sukanya ini.
Sukanya pakaian tidur yang sangat terbuka, biar badan gak sumpek dan berasa bener-bener istirahat. Sambil berpelukan, aku pun berusaha tertidur. Aku ngeliat Reno kayanya udah tidur, karena aku denger suara dia mendengkur. Jadi aku bisa tidur tenang.
Sekitar 15 menit kemudian, aku pun akhirnya benar-benar terlelap. Sambil mendekap Reno di dalam pelukan aku. Anak SMP kelas 2, berusia 13 tahun yang ganteng tapi mesum. Aku yakin pasti dia udah punya pacar, tapi akhirnya dia tinggal ke Jakarta.
Putus mungkin sama cewenya yang di Makasar. Iyaudah biarin aja lah, kenapa pikiranku jadi kemana-mana. Aku memutuskan untuk langsung tidur. Dan aku bisa tidur dengan tenang akhirnya. Namun saat aku sedang tidur nyenyak, lagi mimpi indah-indahnya.
Kesadaranku tiba-tiba terkumpul, aku mulai terbangun dari tidurku. Karena ngerasa geli dan terangsang di bagian puting. Sekilas saat itu aku bermimpi, toketku lagi dikenyot sama Bang Riko. “Aaahhh… Bangg… Kamu nakaal. Aaahhh… Aaahhh… Bangg… Aaahhh…”
Aku mendesah gak karuan, dengan kondisi mata masih tertutup. Sampai akhirnya 10 detik kemudian, kesadaranku semakin terkumpul lebih banyak. Dan aku pun sadar, kalo yang ngenyot toket aku bukan lah Bang Riko. Sontak aku langsung membuka mataku.
Dan ketika aku bangun, aku ngeliat Reno lagi menghisap kedua toketku secara bergantian. Kedua tali mini dress warna pink yang aku pakai. Diturunkan sampai lepas dari kedua lenganku. Setelahnya mini dress yang aku pakai, ditarik ke bawah sampai pinggang.
Hingga kedua toketku mencuat keluar, dan bisa dilihat oleh anak ini. Dia menikmatinya, seolah aku memang benar kekasihnya. “Re—Renoo! Kamu ngapain, Reno! Kamu ngapain ngemut payudara Mbak! Reno kamu gilaa! Kamu mesum dan kotor banget!”
Aku sontak mendorong kepala Reno, aku dorong ke samping kiri hingga dia jatuh telentang di samping kiriku. Wajah Reno langsung pucat, karena aku kebangun ketika dia lagi menghisap kedua putingku. “Ma—Maafin aku, Mbak. To—Tolong jangan kasih tau Ibu!”
“Kamu gilaa! Ini Mbak kamu sendiri loh! Malah kamu lecehin kaya gini! Kenapa kamu ngemut payudara Mbak? Kamu nonton bokep yaa? Kamu itu masih remaja! Kamu masih 13 tahun! Otak kamu mesum bukan main!” bentakku dengan nada suara yang keras di kamar.
“A-Aku gak bisa nahan diri aku, ngeliat keseksian tubuh Mbak. Belahan payudara, leher, ketiak, pinggang, sampai wajah. Maafin aku, Mbak. Aku gak bisa nahan diri aku. Tolong maafin aku dan jangan kasih tau ke Ibu!” jawabnya menjelaskan isi pikirannya itu.
Aku saat itu langsung ngerebut handphonenya Reno. Pikiranku langsung gak karuan, entah kenapa aku kepikiran. Jangan-jangan dia udah ngelakuin ini berkali-kali. Tapi aku gak sadar dan gak kebangun. Dan aku juga curiga, dia kemungkinan foto aku pas lagi telanjang.
Pas lagi telanjang dada, pas lagi toketku mencuat keluar. Bisa jadi dia foto atau malah dia rekam video. Dan ketika aku buka galerinya, semua dugaanku benar. Reno, dia mengoleksi foto toket aku. Bahkan ada puluhan foto, tidak bahkan mungkin ratusan malah.
Ada video juga, yang jumlahnya puluhan. Di mana di video itu menampilkan, salah satu tangannya yang meremas toketku secara bergantian. Juga memainkan putingku, bahkan ada satu video. Di mana dia berhasil menghisap putingku, dan aku gak terbangun.
Aku shock bukan main, seharusnya aku gak biarin Reno tidur sekamar sama aku. “Kamu bener-bener keterlaluan, Reno! Ada ratusan foto payudara Mbak di sini! Jangan bilang udah kamu sebar ke internet! Bahkan ada video kamu lagi nenen payudara Mbak!”
Reno terus menerus meminta maaf, dan memohon ampun agar gak aku marahi. Sampai akhirnya aku membentaknya dengan sangat keras. “KAMU KELUAR SEKARANG! TIDUR SANA SAMA IBU KAMU! JANGAN MASUK KAMAR MBAK LAGI SAMPAI KAPAN PUN!”
Reno sambil menangis dia pun turun dari kasur, dan lari keluar naik ke lantai dua. Sementara aku berjalan menuju dapur, mencoba mengambil air untuk aku minum. Agar aku merasa lebih tenang dan bisa berpikir jernih. Namun saat aku sedang minum air putih.
Tiba-tiba aja, secara samar-samar. Aku mendengar suara desahan Risa dari dalam kamarnya. Kok bisa Risa mendesah? Padahal Satrio lagi gak nginep di sini? Ada apa di dalam? Gak mungkin Rian ngelakuin macam-macam, dia masih berusia 10 tahun sekarang.
Aku berjalan mendekati kamar Risa, dan suara itu semakin terdengar jelas. Aku langsung mengetuk pintu kamar Risa. “Risa kamu di dalam kah? Risa kenapa kamu mendesah kaya gitu? Kamu lagi masturbasi di dalem? Risa tolong jawab Mbak Risa!”
Aku benar-benar panik, karena Risa gak menjawab perkataanku. Kamarnya Risa pun terkunci, namun untungnya semua pintu di sini ada passwordnya. Terpasang pakai teknologi kunci pintu yang udah canggih. Meski aku sama sekali gak megang kunci kamar Risa.
Tapi karena aku tau password kamarnya, aku tinggal menekan tombol angka di pintu kamar Risa. Setelah semua angka aku tekan, kunci pun terbuka. Aku segera menarik handle pintu dan masuk. Aku langsung kaget setengah mampus, bener-bener gak percaya saat itu.
Aku ngeliat Risa, adikku sendiri lagi ciuman dan ngentot sama Om Iqbal. Mereka ngentot dengan gaya woman on top. Di mana dengan raut wajah bahagia, Risa menggenjot penis Om Iqbal. Sambil bibirnya cipokan dengan mesranya, aku gak melihat ada paksaan.3643Please respect copyright.PENANAsnaLXo81WK
3643Please respect copyright.PENANAOxAYcGq3XZ