( Ibu Isma Guru Bahasa Inggris Rendi )
namaku Rendi, aku duduk di kelas 6 sekolah dasar. Ibuku bekerja sebagai pembantu di salah satu rumah klaster dan ayahku meninggalkanku karena dipenjara setelah mencuri ayam tetangganya. Ia dipenjara tunuh tahun sangat miris melihat koruptor yang dipotong masa tahanannya. Sampai sekarang aku tidak mendapat kabar ayah sama sekali.
Ibuku menjadi pembantu setelah ayahku dipenjara namun hal ini justru menyiksa batinnya. Nyonya Arumi sangat menghina rendah ibuku. Dia membuang sampah tepat di wajah ibuku, dia meludahi makanan bila tidak enak, dia menyuruh nyuruh layaknya ibuku seekor anjing. Hal itu membuatku marah namun apa daya aku tidak punya kuasa atau uang untuk menghentikan sikapnya.
***
bel telah berbunyi, aku sebelum pulang segera membeli pistol mainan di abang abang. Uang yang ku kumpulkan 1 tahun lebih dari uang jajanku akhirnya bisa dipakai untuk impianku. Pistol mainan ini menjadi mainan pertamaku sejak aku lahir.
pistol berwarna hitam coklat seperti pistol di film koboi. Di dalam boxnya terdapat peluru, buku manual, dan tentu saja pistolnya. Di dalam buku manual tersebut ku baca bukan untuk anak anak. Pelurunya memiliki fungsi asap yang dapat mempengaruhi pikiran targetnya sehingga menuruti apa yang dimau penembak.
aku berfikir untuk menembak ke nyonya Arumi. Dia akan menjadi budak ku.
Namun sebelum itu aku melihat Bu Isma. Guru bahasa inggris yang muda dan baru saja menikah sebulan yang lalu. Dia memili tubuh yang seksi dan wajah yang cantik. Aku terkadang ketika dia memanggilku, aku sedikit mesum untum berfikir membuka bajunya.
Dia sedang merapikan tasnya. Aku menghampirinya lalu salim kepadanya.
"Eh kamu belum pulang sekolah?" tanya Bu Isma yang menaruh tas jinjingnya 0di pundaknya.
"aku baru beli pistol mainan bu." ucapku sembari melihat wajahnya. Cantik dan ingin ku jilati pipi dan bibirnya.
"wah pistolnya bagus. tapu hati hati ya ini ada pelurunya, jangan kenai mata ya Rendi." pujinya sembari memberi wejangan
"baik bu." ucapku
aku melihat sekitar para anak anak lain sudah pulang dan lumayan sepi. Aku mengambil satu peluru dan memasukkan ke dalam pistol. Tersisa lima peluru lagi. Aku menembak ke arah paha kananya. Reaksi yang membuatmu terkejut. Badannya jadi tegak kaku berdiri menatap kosong. Aku melambaikan tangan dia tidak menanggapiku sama sekali. Sepertinya berhasil.
"Yess berhasil." ucapku
"saya Isma Wiranai akan mengikuti perintahku tuanku." kata dia dengan penuh hormat padaku.
"Bu Isma, pulang naik apa bu?" tanyaku sembari meraba pahanya. Lembut dan cukup besar.
"Saya pulang dengan gojek." katanya
"Oke mulai besok kamu bawa motor dan anter saya dulu ke rumah saya." perintahku
"baik tuan saya akan mengantarkanmu pulang." nurutnya.
"Bu ayo kita ke gudang belakang kantin." ucapku
Kita berdua pergi ke gudang belakang kantin. Tidak ada yang menyadari kalau kita berdua masuk ke gudang. Gudang yang sempit namun tetap ada ruang sedikit. Berisi bola bola berdebu dan alat olahraga.
"Bu coba buka seragammu." dia memulai dengan membuka kancing secara perlahan. Kancing ketiga sudah terlihat dia memakai BH berwarna coklat. Lipatan payudara yang seksi.
Seragam mulai dilepas dan menunukkan pusar di perutnya. Aku merapa sembari mencium payudaranya. Dia tidak ada reaksi apapun.
"Bu sekarang tubuh ini akan berjalan sesuai perintahku." aku mengambik seragam dan menaruh dibawah. Tak peduli kotorpun
"Baik tuan. Tubuhku milik tuan." katanya
"Bu Isma coba julurkan lidahmu." Lidah Bu Isma keluar dan aku mulai menciumnya. Tanganku meremas payudaranya. Meskipun aku SD namun aku tau bagaimana cara mesun karena aku sering nonton bokep pas ibuku tidur atau sedang bekerja. Aku mencabut BHnya dan Payudara dengan pentil hitamnya terlihat. Aku mencubit pentilnya dan Bu Isma masih bereaksi dengan ciuman. Kita berdua ciuman di gudang dengan mesra.
"Bu, aku sangat sange dengan ibu." ucapku
"makasi tuan, aku juga senang kamu mesum denganku." katanya
aku mulai memasukan tanganku di celananya. Hangat dan pengap namun ku mulai menjelajahi memeknya dengan cepat. Ku gesek memeknya sehingga dia mendesah.
"Awas ketauan bu." ucapku
"iyaa tuan maafin saya." dia menghentikan desahannya. Tanganku menjadi memegng dua hal yaitu payudara dan vagina. Gesekanku membuat dia tak berani berdiri dengan tegak.
semakin lama memeknyaa mengeluarkan cairan dan membasahi celananya. aku menyuruhnya membuka seluruh celananya. Terlihat paha yang mulus. Memeknya item berbulu tapi itu tak masalah bagiku. Tanganku masuk dan menggeseknya kembali. Dia memuncratkan air kencingnya. Air kencing itu mengarah ke bola basket. Aku tertawa.
"Bu nanti anak anak akan memegang bola bekas air kencing ibu." katamu sembari tertawa kecil.
"Iya tuan aku senang kalau bola itu bekas air kencingku." kedua tangan mengarah jelas.
setelah air kencing itu berhenti aku meraba payudaranya dan meremas dengan kencang. Dia menahan kesakitan.
"Bu sekarang kulum kontolku dan tangan kirimu gesek memekmu." ucapku lalu mengarahkan kepalanya di depan kontolku. Dia jongkok sembari memasukan tangannya ke memeknya
aku merasa kenikmatan ketika mulutnya mulai memakan kontolku. Lidah dia lihai dalam menjilat. Dia sangat binal denganku. Tangannya mengocok kontolku juga. Ku dorong kepalanya sampai suara tenggorokan dia terdengar.
"Bu mulai sekarang tugas sekolah kamu yang kerjakan ya, nanti aku kasih semua." aku mengelua pipinya yang sudah berkeringat. Makeupnya luntur namun itu nustru membuat dia semakin mirip dengan pelacur. Lipstiknya tak karuan dan eyelinernya sudah mau pudar.
"Baik tuan tugas sekolahmu adalah kewajibanku, akan aku kerjakan semua untuk tuan." dia memasukan kontolku lagi sampai dengan cepat aku mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya.
"Telan dan rasakan kenikmatan sperma tuanmu." ucapku
"SLRUPPPPPP HMMMMM ENAK TUAN." Bu Isma kegirangan.
Aku menyuruhnya berdiri dan mengambil semua baju. Ku tidak peduli dengan bau pesing gudang ini. Kita berdua pergi dari gudang setelah semua rapi meski Bu Isma terlihat sangat lelah.
"Bu mau minta duit dong bu 200 ribu." pintaku
"iya tuan ini 200 ribu untuk tuan." dia mngambil uang dari dompetnya.
Bu Isma memesankan aku gojek dan kemudian aku melambaikan tangan kepadanya. Guru Bahasa Inggrisku sudah ku taklukan dengan mudah, aku tak perlu memikirkan sekolah lagi yang ku pikirkan sekarang hanyalah bagaimana menaklukan nyonya Arumi. Wanita Bangsat yang menyakiti hati ibuku. Semua ini untuk balas dendam.
Sesampai dirumah aku turun dan menuju ruangan sempit yang tak pantas u tuk ditinggali. Aku menaruh tasku dan membuka pakaianku. Aku merasa kontolku masih bekas mulut Bu Isma. Ibuku sedang menyapu ruang tamu. Nyonya Arumi membuang sampah plastik coklat ke kepala ibuku berulang kali. Geramku tak tertahan, namun aku tidak mau hanya menghipnotis dia saja seperti Bu Isma. Dia harus tersiksa lebih dari apa yang ibuku rasakan. Hidup Nyonya Arumi akan ku ubah menjadi hancur lebur dan tak karuan.
2455Please respect copyright.PENANAvVG03qRmeE