( Bu Mutya *Ibu dari Kevin*)
Tiga bulan lagi akan ada perpisahan sekolah dan aku akan meninggalkan sekolah yang brengsek ini. Aku tau bahwa nilai bisa dibeli dengan uang jadi yang benar benar pintar tidak bisa menunjukkan dirinya. Ranking 1 hanyalah orang bodoh yang ingin terlihat jenius. Para guru - guru mendapatkan gaji kecil jadi dengan cara kotor mereka bisa hidup sejahtera termasuk Bu Isma yang sering mengganti nilai ujian bahasa inggris salah satu orang terkaya. Dia sangat nakal dan pemalas namun dapat nilai 100. Ternyata setelah ku selidiki Bu Isma diberi 200 ribu per ujian. Bagaimana tidak tergiur dengan sikap seperti itu.
Nama anak itu Kevin, dia pembuli satu angkatan namun tidak ada masalah sama sekali bagi guru guru disana. Orangtua Kevin kaya raya dan dua menggunakan kekuasaan untuk mengejek sepuasnya.
Namun aku tau apa yang harus aku lakukan yaitu aku mengambil ibunya yaitu Bu Mutya, wanita berumur 40an dengan rambut pendek serta pakaian yang cukup elegan karena dia bekerja sebagai direktur di suatu perusahaan air minum. Hal itu membuat para siswa laki laki lumayan kagum apalagi dengan cara bicaranya yang berwibawa sayangnya aku tau ketika Bu Mutya berhadapan dengan teman sebangkuku dia sangat meninggi dan mengejek temanku yang bapaknya hanya berjualan nasi goreng. Hal itu juga membuatky murka kepadanya.
Teman sebangku, Andi adalah satu satunya temanku di sekolah. Ia sangat rajin dan baik kepadaku. Dia tidak pernah memberikanku harta maupun makanan namun dia sellau menolongku untuk mengajari tugas sekolah. Andi akan kuberikan Bu Mutya sebagai hadiah selama ini dan Kevin akan merasakan patah hati terbesar karena ibunya akan direbut olehku lalu ku ubah menjadi binal.
Sepulang sekolah aku melihat Andi yang menangis di pojokan.
"Kenapa Di? tumben kamu nangis." kataku
"mainanku ren diambil kevin. Terus dihancurin." Aku melihat kevin membuang suatu mainan ke tempat sampah. "Aku nabung untuk mainan itu Ren." lanjutnya yang ku tau itu sangat sakit karena kita kerja keras dan dihancurkan oleh anak yang tau keluarganya enak.
"Kamu ga lapor? jangan diem ajaa." ucapku
"kamu tau dia gimana di sekolah ini mana mungkin aku bisa ngelapor." dia menahan nangisnya.
"Di, kamu ga salah." aku pengen Andi ga diem aja atau setidaknya tegas kepada Kevin.
Bu Mutya tiba tiba datang. Dia menarik tubuh Andi dengan keras lalu melemparkan dua lembar lima puluh ke wajah Andi. Kevin berada di belakang tubuh Bu Mutya.
"Gitu aja nangis. Sana Beli lagi dasar miskin." ketus Bu Mutya
"Bu dia nabung bu, bukan soal nominal harga." Kataku
"Kamu ikut campur aja urusan orang." Jawab Bu Mutya.
"Iya lu sok asik dah." kata Kevin
"Dia teman saya dan anak ibu seenaknya hancurin mainan dia. Bukan soal duit bu tapi gimana cara ngehargain barang." kataku
"ga usa ngajarin deh gitu gituan. kamu anak kecil." Mutya melirik tajam kepadaku. Dia sedang memakai Kemeja berwarna Merah dengan celana hitam. Sepatu Kulit yang terlihat mahal menghiasi kakinya.
"Bu apa dengan kekayaan ibu bisa seenaknya?" tanyaku
"Eh kurang ngajar ya."
"Ren cukup, udah ngalah aja." kata Andi
"Ga bisa Ren kamu harus ngerti kalo kita ga boleh diem kalau ditindas." kataku
Bu Isma datang kepadaku, dia menyuruh kkta semua untuk masuk ke ruangan dan bertemu dengan ruang BK. Disana Guru BKnya sedang berpegian keluar jadi Bu Isma yang menggantikannya.
Di ruangan yang lumayan besar. Hanya ada kita berlima yaitu Bu Isma, Bu Mutya, Andi, Kevin, Dan Aku. Aku berdiri karena bangku hanya untuk bertiga. Andi duduk dengan murung berbeda dengan Kevin yang malas dengan keadaan ruang BK.
"Ada apa kalian sampai ribut?" disini kalau tidak ku panggil budak dia tidak akan bereaksi apapun.
"Bu jangan memperpanjang masalah ini cuman hal kecil." ucap Bu Mutya
"Bu terlalu nyepelehin apapun bu." bantahku
"Diam kamu." Tegas Bu Mutya menunjuk wajahku
"Bu ini harusnya bisa diselesiakan secara baik baik jangan marah marah depan kelas." Ucap Bu Isma
"Iya bu saya udah kasi duit ganti rugi lagian kenapa banget si Andi nangis." jelas Kevin yang membuatku geram.
"Eh duit aja terus mikirnya, rasa sakit belum tentu bisa dibayar dengan duit." bantahku.
"Ini anak berisik banget, dari tadi ngoceh terus. Gua taro duit juga diem lu." Bu Mutya menggebrak meja dan dia melotot kepadaku.
Aku tidak takut smaa sekali dengan sikapnya kepadaku. Aku mengambil pistol mainan ku dari saku celana kemudian mengarahkan ke perutnya. Dia tertawa karena aku seperti orang gila namun ketika peluru itu sampai ke perutnya wajah dia berubah.
"Budak." teriakku membuat Bu Isma langsung sujud kepadaku.
"Tuanku yang terhormat, semua perintahmu adalah kewajibanku." dia seperti menyembah diriku.
"Ma, mama kenapa diem?" Khawatir Kevin melihat mamanya menatap kosong.
"Andi tolong boleh ga?" tanyaku
"Apa Ren?" katanya
"Tolong kasih tas Bu Mutya kepadaku." pintaku. Ia segera memberikan tas itu namun dengan tingkah laku yang aneh. Kevin kejang kejang menangis kejer namun ruangan itu sepi jadi percuma saja.
"Bu Isma tolong pegangin Kevin." Bu Isma segera menarik Kevin dari genggaman mamanya. Dia mendekap Kevin dengan kedua tangannya.
"Hentikan, lu apain mak gua." dia menangis. Kevin pembuli akan tau rasa paling menyakitkan. Aku tidak pelan pelan memperlihatkan bagaimana aku meremas payudara Bu Mutya. Aku tau karena Bu Mutya tidak akan bereaksi apapun.
"Kamu harus ikuti apa perintah tuan?" kata Bu Isma sembari menutup mulut Kevin. Suara Kevin tidak terlalu jelas. Dia hanya mengeluarkan air mata terus terusna sembari melihat mamanya diambil oleh diriku.
"Bu Mutya yang galak padaku coba sujud minta maaf." aku masih meremas payudaranya yang pas. Memang tidak besar namun aku sangat puas karena nyaman di tanganku. Andi hanya terdiam melihat perilaku diriku yang mesum ini.
Bu Mutya menurunkan tubuhnya memegang kedua kakiku dengan tangannya yang penuh kutek warna merah dan gelang emas. Dia menundukkan kepalanya. "Maafkan saya tuan telah marah kepasa Anda harusnya saya tidak melakukan itu kepadamu. Maafkan budakmu ini tuan." dia mengemis kepadaku.
"Kamu akhirnya tunduk juga kepadaku." kataku
"Iya tuan saya hanya tunduk kepada tuan." ucap Bu Mutya
"Sekarang saya ga akan panggil kamu Bu lagi ya karena Bu hanya untuk ibu saya." aku mengelus pantat Bu Mutya yang lumayan semok.
"Baik Tuan, panggil apapun yang kamu mau saya akan senang dengan panggilanmu." ucap Mutya kepadaku
"Kevin lihatlah sekarang ibu lu punya gua dia udh ikutin apapun yang gua lakukan." Kataku kepada Kevin yang semakin menangis kejar.
Aku menghampiri pintu BK dan ku kunci serta ku tutup hordeng. Aku akan menunjukkan sesuatu yang menyakitkan dengan tertutup hehe. Aku menyuruh Mutya berdiri. Wanita jutek itu berdiri tegak dengan kemeja yang lusuh.
"Andi kamu jangan sedih lagi ya. Kamu sudah baik banget padaku." kataku yang menarik tangannya untuk berdiri. Andi seperti lelkai polos yang bingung dan naif.
"Bisa diem ga si kamu?" Isma kesal dengan Kevin yang masih bicara. Kakinya gemetar.
"Mutya buka kemejamu dan menari di depan Andi." Perintahku
"Baik tuan." Kemeja dibuka secara perlahan. Kulit putih eksotisnya mulus dan BH putih terlihat dengan motif bunga mawar kecil. Kakinya sudah menggoyangkan untuk siap siap menari. Mutya sudah seperti penari tiang di klub malam.
"Andi aku tau kamu kesepian kalau aku sedang membaca buku jadi kamu bisa ga kesepian lagi karena sekarang Mutya pacar kamu." Mutya mulai membuka BHnya juga dan menunjukkan Payudaranya yang fresh. Aku mendekati dan mencubit pentilnya.
"Kevin lihatlah sekarang ibumu jadi pacar temanmu." Kata Isma yang mendorong Kevin untuk sedikit melebar dari jarak ibunya.
"Bukankah kamu senang kevin akhirnya ibumu menjadi bebas tanpa mikirin anak tolol kaya kamu." Aku menempelkan pipiku ke payudara Mutya.
"Ren aku ga mau serius gapapa aku baik baik aja." tolak Andi
"Gapapa Andi santai Mutya sekarang pacar kamu. Oh ya Mutya panggil Andi sayang ya." kataku
"Sayangku Andi, maafin aku ya tadi maaf banget." dia berhenti menari dan mendekati Andi dia memasang wajah melas.
"Nikmati Andi." kataku sembari mebdekati Kevin lalu menamparnya.
"Sayang kamu maafin aku kan?" kata Mutya memegang tangan Andi
"Iya.. tapi aku masih anak kecil tante apa gapapa kalau kita pacaran." kata Andi
"Ih jangan panggil tante aku pasangan kamu. Gitu kamu mah." kata Mutya yang clingy atau manja ke Andi.
"Iya sayang kita nanti pergi yuk ke mall aku mau ke mall sayang." Andi menerima Mutya menjadi pacarnya padahal sebelumnya dia dimaki maki oleh Mutya.
"Andi kamu ga mau coba ngewe sama Mutya?" tanyaku
"Oh ya bener juga." Andi membuka pakaiannnya dan Mutya membuka celananya. Mereka berdua telanjang bulat. Kontol kecil Andi mulai tegak dan menuju vagina Mutya. Kevin menggelengkan kepala, ia masih saja menangis.
"Arghhhhhh mantep say. .ang ahhhhhh." Desah Mutya.
Mereka ngewe dengan Mutya menaruhkan dirinya di meja BK. Posisi membelakangi Andi. Mutya merasa sangat nikmat tanpa memperdulikan perasaan anaknya lagi. Andi meremas payudara Mutya yang sedang bergoyang.
"Andi gimana?" tanyaku
"enak banget Ren, makasi yaaa dah dapet pacar aku." Kontol Andi yang kecil menjelajah Mutya. Mutya memasang wajah binal dengan mulut yang terbuka dan mata yang ke atas.
"Sayang teruss sayang aku udah ga peduli anakku." kata Mutya dengan kasar ngomong begitu. Rasa Sakit Kevin mendengar kalimat itu.
Ku paksa buka celana Kevin dan benar saja dia berdiri. Isma dan Aku tertawa mengejek kalau dia sange dengan ibunya sendiri.
"Sayangku Mutya, mau ga aku jadi satu satunya hidupmu." Andi hebat juga ngomong gitu. Dia melepaskan Kontolnya dan memutar balik Mutya. Mereka berdua berhadapan. Andi mengelus pipi Mutya.
"Iya sayang Andi sekarang satu satunya hidup aku. Aku udah ga anggap kevin anak ko, dia cuman anak tolol yang harusnya aku lupain." kata Mutya.
Semakin ngaceng ku tarik tangan Kevin dan suruh dia kocok. Kevin pelan pelan ngocok kontolnya.
"Dasar anak tolol ngocokin ibunya sendiri anjing anjing." kataku yang sedikit kasar tapi tak masalah juga.
"Hahahaa liat anakmu itu sayang dia ngocokin kamu." kata Andi dengan tertawa
"Memang aku jijik punya anak kaya dia. Aku mau punya anak dari spermamu aja." kata Mutya.
Kontol Andi dimasukan kembali ke memeknya dan goyangan penuh goyangan terjadi. Desahan indah dari Mutya mengaung ruangan BK ini. Dari luar tidak ada yang kedalam karena memang ini jam pulang sekolah.
Andi dan Mutya berciuman bibir. Bukan ciuman biasa namun ciuman french kiss yaitu ciuman lidah. Mereka saling mengirim air liur mereka. Andi meremas payudara Mutya. Mutya menerima dengan menaruh tangannya di pundak Andi.
"Enak ya Kevin?" tanyaku sambil menamparnya
Kevin menggelengkan kepalanya namun tangannya semakin cepat mengocok.
"Sayang muaaachhh muachhhh aku sayang kamu Andi sayangku."
"Aku juga muaaachhhhh slruppp." setelah bicara seperti itu Andi melepas ciumanya dan mencium payudara Mutya dengan nyaman. Mutya menarik lehernya keatas dengan senyum.
"Isma berdiri dan tinggalkan dia ngocok." Isma berdiri dan berada disampingku. Ku suruh Isma untuk mengulum kontolku. Dengan segera dia mengulumku, dia membuka celanaku dan memasukan kontolku ke mulutnya. Mulutnya menjilati dengan lihai seperti kemarin. Aku mengelus kepalanya.
"Andi jangan berhenti ya sayang ngewe sama aku." kata Mutya.
"Iya sayangku." Andi memasukan kontolnya lebih keras dan Mutya sudah terbata bata ngomongnya.
"Hmmmm ennnn akkkk aannnn diiii." Kata Mutya.
"Sayang besok anter aku aja ya jangan Kevin, sebelum pulang aku mau kita jalan jalan." kata Andi dengan melepas kontolnya lalu meraih tangan kanannya untuk menggesek memeknya.
"iya sa...yang a...ku a..kan jem...put ka..mu dan a...kan beli.. ahhhh kan apa...pun yang arghhhhh kamu mau sayang." kata Mutya dengab mesra namun terbata bata
"denger kevin noh ibu lu jadi binal temen lu sendiri." kata aku
Memek Mutua semakin gemetar dan ingin mengeluarkan cairan. Ku suruh Andi untuk membawanya ke depan Kevin. Mutya berdiri diatas Kevin yang duduk sambil ngocok. Tak lama kencing keluar dari Mutya dan memuncratkan ke wajah Kevin. Air kencing yang bau berwarna kuning muncrat dari ibunya dengan rendah kepada anaknya yang angkuh. Andi terasa bahagia.
Dengan saat yang sama aku mengeluarkan kencing di mulut Isma. Isma menelna semua air kencingku tanpa merasa jijik sama sekali.
"Rasain Vin, ibumu sudah jadi milik aku. Jangan berharap dia bakal balik ke kamu." kata Andi sembari meremas payudara Mutya kembali.
Mutya tertawa jahat. Isma tertawa dengan suara tenggorokan yang terhalang kontolku.
Kencing belumuran dilantai dan kita semua tidak ada yang peduli. Kevin semakin menangis dan depresi dengan apa yang terjadi hari ini.
Setelah pertunjukan menyenangkan ini aku dan Andi pulang dengan masing masing membawa wanita tua yang sudah menikah meninggalkan Kevin pembuli tersiksa selama hidupnya.
Dua minggu kemudian, aku melihat Andi dijemput oleh Mutya. Aku cukup terkejut karena Mutya sudah tidak pakai kemeja seperti biasanya. Dia memakai Dress berwarna putih dengan payudara yang terlihat dan celana dalam berwarna yang terpampang jelas. Orang orang sekitar sekolah melihat dengan aneh karena ia menjemput Andi bukan Kevin. Aku jelaskan kepada orang orang kalau Kevin menghancurkan Mainan Andi jadi sebagai gantinya Mutya akan menjemput Andi sepulang sekolah setopa hari. Mereka masih tidak percaya.
Yang mereka tidak tahu adalah kepemilikan anak secara diam diam diubah. Hanya Kevin, Andi, Mutya, dan Aku tentunya yang menjadi saksi melihat. Kevin secara hukum telah selesai dengan Mutya. Pacar Andi tersebut sudah tidak mengakui Kevin sebagai anak di pengadilan. Dan ada sesuatu yang dikirimkan oleh Andi kepadaku dalam bentuk video.
"Ren lihat deh sekarang aku dimana." kata Andi yang memegang kamera lalu terlihat Mutya sedang mengulum Andi. Mereka berdua telanjang bulat.
"Sekarang aku dan Mutya resmi jadi suami istri secara hukum. Kita ga resepsi karena menurutku kita ga penting. Mutya udah ceraikan suaminya tau ga suaminya depresi dan dia jadi masuk rumah sakit jiwa." kata Andi dan aku terkesima dengan caranya.
"Sayang aku suka kontol kamu." Kata Mutya dengan mesra dan meminta Andi untuk mengelus kepalanya lagi.
"Ini apartemen dibeli oleh Mutya atas namaku." Andi tertawa. "Oh ya untuk Kevin sekarang dia udah diangkat smaa anak pemulung jadi ya gitu dia tidak bisa apa apa dan pendiam sekarang hehehe." Andi yang ku kenal berubah tapi aku sangat bangga padanya.
Mutya dan Andi bahagia bersama.
1411Please respect copyright.PENANASjkrRdsDsJ
1411Please respect copyright.PENANAyJF0TzZMhw