Setibanya dirumah, Miko disambut oleh iringan tawa kedua buah hatinya. Miko pun bertanya.
"Minami, Hideo... Apa kalian sudah makan malam?" Tanya Miko.
"Belum yah... Soalnya mama pergi dari tadi siang dan hanya memberikan makanan kalengan siang tadi." Jawab sang kakak Minami.
"Oh... Ya sudah sekarang kalian bantu ayah ya untuk menyiapkan makan malam. Kita hari ini akan makan malam enak pokoknya." Balas Miko.
"Asyik ayah akan memasak makan malam enak buat kita kak. Gak sabar aku jadinya, begitu mama pulang pasti dia terkejut dengan rasa masakan ayah yang enak banget." Balas sang adik Hideo.
"Ya sudah ayo bantu Ayah. Minami bantu ayah didapur ya. Kalau Hideo bantu menata meja makan oke." Balas Miko.
"Siapp... Bos." Balas kompak kedua kakak beradik itu.
Mereka pun mulai menyiapkan makan malam dengan penuh keceriaan. Tak terasa waktu pun berlalu, makan malam sudah siap dan tertata rapih dimeja makan. Namun ibu mereka yakni Haruno belum menunjukkan tanda-tanda untuk pulang. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu dan memisahkan bagian untuk ibunya. Karena esok Minami dan Hideo harus berangkat sekolah, membuat sang ayah memutuskan untuk menemani mereka hingga terlelap.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam namun Haruno masih belum pulang juga. Perasaan Miko yang bercampur antara khawatir namun tak ingin membuat istrinya kesulitan pun memutuskan untuk menunggu sang istri di ruang tamu. Miko pun bergumam.
"Sudah hampir jam 12 malam tapi Haruno kok belum pulang juga ya. Ah sudahlah mungkin dia sedang lembur, wajar sih dia kan masih baru disana." Gumam Miko.
Sambil menunggu Haruno pulang, Miko berinisiatif untuk menyiapkan bahan makanan untuk berdagang esok hari. Tetapi hingga Miko selesai menyiapkan bahan-bahan, Haruno pun tak kunjung pulang. Hingga akhirnya Miko pun terlelap di sofa tua ruang tamu. Ini karena ia khawatir kalau istrinya pulang, suara ketukan pintu tak terdengar karena ia terlelap tidur di ranjang usangnya.
Hari pun beranjak pagi. Suara kokokan ayam tetangga pun membangunkan Miko. Anehnya Haruno masih belum pulang juga. Miko yang khawatir tak bisa berbuat banyak, ini karena ia tak memiliki handphone. Satu-satunya yang memiliki handphone di keluarga ini hanyalah Haruno. Itu pun Handphone hasil dari berdagang yang dibeli Miko untuk sekeluarga. Miko pun berkata.
"Sebaiknya aku mengantar anak-anak ke sekolah dulu baru aku pergi ke tempat kerjanya. Mungkin saja karena ia anak baru, ia mendapatkan diskriminasi dari para seniornya." Ucap Miko.
Dengan tergesa-gesa, Miko menyiapkan anak-anaknya untuk berangkat sekolah. Ketika mereka sudah siap untuk berangkat & baru membuka pintu rumah, Miko dikejutkan dengan kehadiran mobil Felari yang kemarin dinaiki oleh Haruno. Dari mobil itu keluar Haruno & pria asing yang Miko anggap bosnya Haruno. Miko pun menyuruh anaknya untuk masuk rumah terlebih dahulu karena ia ingin bertanya secara tegas pada Haruno. Miko pun menghampiri mereka yang sedang berpamit mesra di depan rumah dan berkata.
"Sayang... Kenapa baru pulang jam segini. Kok kamu gak bilang apa-apa ke aku kemarin." Ujar Miko.
Belum sempat membalas pertanyaan Miko, Kojima pun menyela obrolan dan berkata.
"Sayang??? Hahaha... Ternyata kamu suami yang membuat Haruno sengsara." Sela Kojima.
"Sengsara... Apa maksud mu. Bukannya malah kau yang membuat istriku sengsara dengan memberikan pekerjaan berlebihan padanya." Balas Miko.
"Pekerjaan... Hahaha. Memang kami semalam melakukan pekerjaan terbaik. Bahkan tubuh istri mu dari ujung kepala hingga ujung kaki pun sudah melakukan pekerjaannya dengan baik." Balas Kojima.
"Tubuh... Sayang apa maksudnya ini. Bukannya kau baru mendapatkan pekerjaan baru di sebuah apartemen mewah." Tanya Miko ke Haruno.
"Hah... Pekerjaan baru. Kemarin dari siang hingga detik ini kami menikmati malam nan intim berdua. Kami menciptakan sebuah gaya bermain baru yang tentunya memuaskan kami saat bertempur di ranjang." Sela Kojima sambil memegang bamper belakang Haruno.
"A... Apa maksudnya. Apa yang dikatakan dia benar Haruno? Jawab aku sejujurnya!" Ucap Miko.
"Ya benar... Apa yang dikatakannya itu semuanya benar. Aku begini juga gara-gara kamu. Aku lelah hidup seperti ini. Aku rela melakukan apapun demi bisa hidup mewah. Sedangkan kalau aku bersamamu, aku gak bisa hidup mewah. Bahkan memakan daging pun kau gak bisa memberikannya." Jawab Haruno sambil mengeluarkan unek-uneknya.
"Kamu gak seperti Kojima yang bisa mengajakku ke tempat fancy setiap saat. Mengajakku makan di restoran mewah. Membawa ku jalan-jalan dengan mobil mewah. Pokoknya antara kamu dan Kojima itu bagaikan emas & sampah yang gak akan bisa setara." Lanjut Haruno.
"Sudahlah honey, cepat berikan surat cerai itu padanya. Wanita cantik nan seksi seperti kamu akan kasihan jika harus hidup dengan pria sepertinya." Ucap Kojima.
Kojima pun melempar surat cerai tersebut kearah Miko. Karena masih syok & tak kuasa menerima realita, Miko pun berkata.
"Haruno, apa ini yang kamu inginkan?. Apa kamu tega merusak hubungan kita selama 5 tahun ini?. Apa kamu gak kasihan sama anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa?." Ucap Miko.
"Ya... Ini yang aku inginkan. Aku sudah memikirkan matang-matang kalau besok lusa, aku akan menikah dengan calon pewaris tunggal Kojima Grup. Jadi tolong ya secepatnya kita bercerai." Balas Haruno.
"Baik... Jika itu yang kamu inginkan. Tapi aku minta satu hal. Anak-anak harus ikut denganku. Aku gak bisa membiarkan mereka hidup dengan ibu yang berhati iblis seperti mu." Balas Miko.
"Oke gak masalah, lagi pula mereka selama ini cuma menyusahkan ku saja. Cepat ya tanda tangani surat cerai itu. Nanti sore kita ketemu di kantor catatan sipil untuk bercerai." Balas Haruno.
"GAK USAH NANTI SORE, SEKARANG KITA KE KANTOR CATATAN SIPIL UNTUK MENGURUS PERCERAIAN INI. SILAHKAN KAMU KEMASI BARANG-BARANG MU DAN SEGERA PERGI DARI SINI." Ucap Miko sambil sedikit terbawa emosi.
"Lebih cepat lebih baik lah. Sudah, barang-barang mu di sedekahkan ke si miskin ini saja. Nanti akan aku belikan semua barang-barang mewah baru untukmu." Ujar Kojima.
Akhirnya mereka pun pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus perceraian. Rumah tangga yang telah diperjuangkan Miko selama 5 tahun ini runtuh karena alasan sepele yakni kekayaan. Setelah mereka resmi bercerai, Haruno yang tanpa rasa bersalah sedikitpun pergi meninggalkan Miko seorang diri. Dalam keterpurukan Miko pun bergumam.
"Karena kekayaan kau bisa berubah. Karena kekayaan kau tega meninggalkan anak-anak. Ternyata baik ke orang gak selamanya baik untuk diri sendiri ya." Gumam Miko sambil berderai air mata.
Perlu diketahui dulu saat Miko & Haruno pertama kali bertemu, Miko lah yang membebaskan Haruno dari lilitan hutang rentenir. Orang tua Haruno meminta tolong pada Miko selaku teman kecilnya untuk membebaskan Haruno dari cengkraman para rentenir. Pada saat itu Miko tanpa pikir panjang menebus Haruno yang sedang disandera oleh para rentenir. Hingga disaat mereka berdua bertemu, mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama.
Itu karena Miko yang dari usia 10 tahun tinggal di luar negeri sehingga membuatnya lupa dengan paras Haruno yang sekarang. Namun tak disangka yang awalnya teman kecil, lama-lama berjodoh dan membangun bahtera rumah tangga selama 5 tahun. Tapi kini kenangan itu telah sirna. Haruno memilih dengan orang lain yang lebih mapan. Ia tega meninggalkan semua kenangan indah masa lalu. Hingga Miko pun berkata.
"Lihat saja nanti. Aku akan membesarkan anak-anak ku menjadi orang yang hebat. Aku akan kembali dan membalas semua yang telah kau perbuat." Ucap Miko dengan penuh kesungguhan.
Satu minggu pun berlalu, Miko.....
32Please respect copyright.PENANAZ3vnY4pJQq
(Lanjut Chapter 3 Guys)
ns 15.158.61.11da2