Ima tertegun melihat Rocky sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya yang kekar dengan otot keras terlihat di beberapa bagian tubuhnya membuat begundal satu ini makin maskulin. Penisnya yang sudah menegang itu juga lumayan besar dengan bulu-bulu tipis di sekitar pangkal paha.
Rocky mendekati sisi dalam sofa tempat dimana Ima masih tergolek lemas setelah membuat Wongso ejakulasi beberapa saat yang lalu, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat. Rocky begitu mengagumi wajah cantik Ima, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung bangir, dan sepasang mata indah yang nampak sayu.
“Aku mohon, jangan lakukan ini..” Pinta Ima lirih, tapi dalam hatinya tau jika permohononannya tak akan pernah digubris oleh Rocky. Apalagi Wongso meninggalkannya begitu saja dan lebih memilih menghabiskan rokok di teras rumah setelah memuaskan hasratnya.
“Tenang, Gue nggak akan kasar.” Ujar Rocky sambil memberi seringai mesum mengerikan.
Sebelum Ima sempat berpikir panjang Rocky langsung menindih tubuhnya yang telanjang bulat. Bibir tebal kehitaman begundal itu berusaha melumat bibir tipis Ima. Ima tiga kali menggelengkan kepala ke kiri dan kanan sebelum Rocky akhirnya berhasil mencaplok bibir Ima dan melumatnya.
"Uuugghhh! Eehhhmm!!"
Ima mendesah tertahan di tengah cumbuannya yang ganas. Secara refleks lidahnya juga ikut bermain membalas lidah Rocky yang menari-nari di dalam mulut. Perlahan tangan Rocky mulai meraba-raba vagina Ima.
Terdengar suara kecipak dari jarinya yang sedang mengocoki kewanitaan istri Andi yang sudah basah. Ima semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmat bercampur perasaan malu. Isak tangis bercampur dengan desahan nikmat dari sela-sela percumbuan.
"Udah! Udah!! Aku mohon!"
Kata Ima dengan napas terengah-engah setelah Rocky puas melumat bibirnya. Namun begundal itu hanya tersenyum tanpa melepaskan tindihannya. Kemudian Ima merasakan benda tumpul bersentuhan dengan bibir vaginanya, benda itu menekan mencoba menerobos masuk ke vagina yang terasa sangat sempit.
"Nikmatin aja, jangan banyak protes." Ucap Rocky sambil terus menekan penisnya ke dalam vagina Ima.
"Aaaahhh!! Sakiitt! Jangan diterusin!"
Ima mencoba menghindari sodokan penis Rocky dengan menggoyang-goyangkan pantat, namun dalam posisi terhimpit seperti itu, Ima tak dapat berbuat banyak untuk menghentikan gerak laju penis milik Rocky. Kini penis Rocky sudah setengahnya masuk, itupun sudah terasa memenuhi liang senggama dan mulai menciptakan rasa nikmat.
"Eeeemhh! vaginamu sempit banget!"
Ceracau Rocky yang terus menyodok vagina Ima sampai mentok. Pria itu memompakan penisnya dengan irama teratur, terdengar suara pelirnya yang terayun-ayun memukuli selangkangan. Ima sendiri yang dilanda kenikmatan terlarang hanya bisa mendesah dan merintih sambil kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri, seperti menggeleng-geleng, karena nikmat yang tak mampu dia tahan.
"Gila! Memekmu benar-benar enak!" Ceracau Rocky sambil menyodok vagina dengan kencang.
"Oooccchh! Cukup! Cukup, Aku mohon!!”
Rintih Ima antara menolak dan pasrah. Kira-kira 15 menit mereka melakukannya dalam gaya missionaris, kemudian Rocky melepaskan tubuh wanita cantik itu dan mengangkatnya hingga berdiri. Ima masih lemas hingga tangannya berpegangan pada kedua pundak kekar begundal itu. Rocky meminta Ima untuk menungging, tanpa perlawanan berarti dan tentu saja terpaksa Ima mengikuti kemauannya.
Dengan kedua tangan berpegangan pada permukaan tembok, Ima menyodorkan pantatnya ke arah selangkangan Rocky yang berdiri di belakangnya. Tangan-tangannya yang kekar menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggul, punggung, dan payudara Ima. Jari-jarinya juga memilin-milin putting Ima secara bergantian, Rocky juga menyibakkan rambut wanita cantik itu agar bisa mencium pundak dan leher jenjangnya. Kali ini Rocky melakukannya dengan sangat lembut hingga membuat Ima mulai terbuai dalam sentuhan-sentuhan erotis.
Apakah Rocky bisa menundukkan Ima dengan caranya yang demikian itu? Dalam hati Ima masih ingin berontak untuk menghentikan semua ini, Ima adalah wanita baik-baik dan telah memiliki suami, dia tidak boleh tunduk pada begundal berambut cepak ini. Tapi apa daya Ima?
Dia kini bagai kijang yang telah lumpuh dalam terkaman serigala. Ima telah rebah ke tanah dan cakar-cakar serigala itu telah menghunjam di urat lehernya. Kini Ima hanyalah seonggok daging untuk dikonsumsi binatang jahanam.
Perlahan Ima merasakan penis Rocky kembali melesak masuk ke vagina . Titik-titik saraf sensitif pun bereaksi. Ima menengadahkan kepala sambil mendesah panjang, jari-jari tangannya menekan permukaa tembok dengan lebih erat. Kenikmatan itu seakan bagaikan air bah yang menghanyutkan seluruh haribaan, sungguh suatu kenikmatan yang tiada tara.
"Ayoo, goyangin pantatmu!!"
Perintah Rocky sambil sesekali tangannya meremasi bongkahan pantat Ima yang membulat padat. Birahi yang menggelegak campur aduk dengan perasaan bersalah, marah dan kecewa kepada Wongso yang dengan tega membiarkannya digagahi oleh Rocky, birahi itu mendorongnya menggerakkan pinggul menyambut sodokan penis Rocky. Ima merasakan vaginanya semakin banjir, terasa sekali dari suara becek yang makin terdengar dan semakin lancarnya penis Rocky merojok-rojok.
Ditengah genjotannya Rocky sesekali menampar pantat Ima secara kasar. Tak terasa, Ima malah semakin menikmati perkosaan ini, setiap genjotan kasar yang dilakukan oleh Rocky membuat tubuhnya bergetar hebat.
"Aaaahhhhh!! Terusin !! Aaaahhhh!!!"
Erang Ima sambil memaju mundurkan pantat mengikuti irama genjotan penis dari belakang. Gila! Kenapa Ima malah meminta seperti itu? Ima sungguh tidak menyadarinya ketika kata-kata itu terucap, apakah libidonya sudah demikian mendominasi melebihi nuraninya?
Tidak butuh waktu lama bagi wanita itu untuk kembali orgasme, dinding vaginanya semakin berkontraksi dan terasa seperti menyedoti penis Rocky. Pria itu menekan-nekan penisnya semakin dalam hingga akhirnya tubuh Ima pun mengejang hebat. Erangan panjang terlontar dari mulut Ima, wanita itu tidak peduli lagi apakah suaranya terdengar sampai luar sana atau tidak, yang jelas Ima tak sanggup lagi menahan gelora kenikmatan yang sedang menerpa tubuhnya saat ini. Ima dapat merasakan cairan kewanitaan sudah membanjiri vagina hingga meleleh keluar membasahi selangkangan dan paha dalamnya.
“Aaaahh!!! Aku keluar!!! Aaahhh!!!”
Tubuh Ima bergetar begitu hebat, kedua tangan Rocky meremas pantat wanita itu kemudian menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam rahim, Ima merasakan sesuatu telah menyembur kencang dari sana dan melumeri seluruh liang kewanitaannya, hangat dan basah.
“Ooooccchhhhh!!!! Occhhhh!!!!” Rocky juga mengerang hebat, ternyata dia mengeluarkan spermanya di dalam vagina Ima.
"Enak kan ?” Tanya Rocky dengan masih mendiamkan penisnya yang mulai melemah di dalam vagina, Ima hanya terdiam, malu menggakui jika persetubuhan barusan juga membuatnya merasa puas.
“Minggir! Sekarang giliran Gue bro!”
Anwar yang bertubuh agak tambun dengan rambut tipis di atas kepalanya kini sudah mendekati tubuh Ima setelah sebelumnya hanya melihat persetubuhan sambil sesekali mencumbu Risma di atas sofa.
Ima sudah luluh tanpa daya, lemas tak berbekas. Makas saat Anwar menarik tubuhnya dalam pelukan sama sekali taka da penolakan. Ima sudah pasrah, atau mungkin juga sudah tak peduli lagi dengan apa yang akan dilakukan oleh Anwar pada tubuhnya sebentar lagi.
"Jongkok! Emutin kontolku!" Perintah Anwar dengan kasar.
Ima tanpa daya langsung menuruti perintah begundal itu, perlahan Ima berjongkok di bawah tubuh Anwar yang sudah telanjang bulat. Pelan-pelan dia mulai mengocok penis Anwar dengan tangan kanannya, memberikan rangsangan pada senjata Anwar agar lebih mengeras.
Anwar memegang bagian belakang kepala Ima, menggerakkannya maju mendekati kepala penis yang sudah mulai mengeras. Tanpa menunggu perintah, Ima membuka mulutnya dan mulai memasukkan batang penis Anwar ke dalam. Perlahan Ima mulai menggerakkan kepalanya maju mundur, mengocok penis Anwar keluar masuk di dalam rongga mulut.
Anwar melepaskan tangannya dari kepala wanita itu, dia membebaskan Ima untuk mengeksplore seluruh jengkal batang penisnya. Hisapan dan kuluman mulut Ima lambat laun semakin cepat dan intens, tak jarang Ima juga mengocok penis Anwar dengan tangannya sambil mulutnya terus menghisap kepala penis begundal itu.
"Oochhghh! Pinter banget, ooohhhh!!" Puji Anwar sambil terus menikmati oral sex yang diberikan oleh Ima.
Ima masih melanjutkan oral sex di bawah tubuh begundal itu. Anwar kembali menekan kepala Ima, dia juga memaksa seluruh batang penisnya bisa masuk lebih dalam ke mulut Ima. Lambat tapi pasti, birahi Ima mulai ikut terbakar, tangan kanannya mulai menyentuh dan memainkan permukaan vaginannya sendiri.
Gerakan pinggul Anwar maju mundur dengan cepat mengobok-obok isi mulut Ima, gerakan kasar itu beberapa kali berhasil membuatnya tersedak hebat, bahkan tak jarang Ima hendak memuntahkan isi perutnya karena batang penis Anwar hampir menyumbat kerongkongannya.
Setelah puas bermain-main dengan mulut Ima, Anwar menarik tubuh sintal istri Andi itu. Kini tubuh keduanya saling berhadapan, dengan rakusnya Anwar melumat bibir ranum Ima, wanita itu awalnya tak kuasa menanggapi serangan kasar bibir Anwar, tapi lambat laun Ima mulai bisa mengimbangi ciuman Anwar. Bibir keduanya saling memagut, dua lidah saling menjilat liar, mulut keduanya saling memuaskan satu sama lain.
"Ayo masukin." Kata Ima setelah menyudahi ciuman.
"Lu udah pengen kontolku?" Anwar mengacung-acungkan penisnya, seolah menyombongkan pusakanya pada Ima.
"Iya Bang, aku pengen dipuasin kontolmu." Ima kembali mengocok penis begundal itu dalam posisi berdiri, jilatan lidahnya berpindah ke puting Anwar.
"Lu emang lonte!" Teriak Anwar saat Ima menggigit putingnya dengan keras.
"Ayoo Bang, masukin kontolmu." Rengek Ima.
Anwar membalikkan tubuh Ima, kini posisi Ima membelakangi tubuh Anwar. Anwar sedikit membungkukan tubuh Ima, tangan istri Andi itu kembali berpegangan pada permukaan tembok. Anwar menggesek-gesekkan kepala penisnya ke lubang vagina Ima, dia masih ingin mencoba mempermainkan birahi wanita itu.
"Oouucchhhh Bang ! Ayooo masukin, oouuucchhhh! Masukin kontolmu bangsat!" Ima seolah tak tahan, rasa gatal pada area kewanitaannya membuatnya meracau.
"Diam lonte!!"
Anwar menjambak rambut basah Ima dari belakang, membuat tubuh wanita itu sedikit melengkung ke arah belakang.
"Aaacccggghhhttt!!!"
Ima berteriak kencang saat seluruh batang penis Anwar masuk dengan tiba-tiba ke vagina bebarengan dengan jambakan begundal itu pada rambutnya.
Anwar mulai memompa tubuh Ima dari belakang dengan kecepatan tinggi. Anwar menyodokan seluruh batang penisnya dengan brutal, membuat tubuh Ima berguncang hebat. Anwar juga mulai menampar pantat bulat wanita itu, tamparan demi tamparan meninggalkan tanda merah pada pantat Ima.
"Enak? Jawab lonte!" Teriak Anwar disela-sela genjotannya pada tubuh Ima.
"Aaaaacchhttt!!! Bang!!! Pelaann Bang, saaakiitttt!!! Aaaacchhhhttt!!!"
Ima menekan permukaan tembok kuat-kuat agar tubuhnya tak semakin bergerak ke depan mengingat genjotan Anwar dari arah belakang semakin lama semakin brutal.
"Aaarrgghhttt!! Fuck!!! Lonte!!"
Seolah tak mendengar teriakan Ima, Anwar terus melesakkan penisnya ke dalam vagina wanita itu dengan kecepatan tinggi.
"Oooouuugg!!! Bang, aampuuunnn Bang! Aaaaaacht, Bang! Aampuunnn saakiit!! Aaaaacchhtt!!!"
Kepala Ima bergoyang goyang menandakan lesakan penis Anwar benar-benar telah menyakiti dirinya. Anwar menghentikan penetrasi, nafasnya terengah engah, begitu juga dengan Ima. Anwar melepaskan penisnya dari dalam vagina, tubuh Ima yang masih membungkuk membelakanginya diputar berhadapan dengan tubuhnya.
Kali ini Anwar sedikit menggeser tubuh Ima hingga punggung wanita itu menyentuh dinding. Anwar mulai menghisap dua puting Ima yang sudah daritadi mengeras, dua tangannya juga mulai meremas-remas payudara kenyal Ima.
"Aaaaacchhhh! Aaaauuuwww!" Ima kembali melenguh panjang saat Anwar menyedot puting kirinya.
Anwar lalu mengangkat satu kaki Ima, dia kembali bersiap melakukan penetrasi ke dalam vagina dari posisi depan. Penisnya yang masih menegang sempurna tak kesulitan untuk kembali merangsek, menerobos dinding vagina Ima.
"Aaaacchhhhh!"
Dua tangan Ima merangkul leher Anwar, mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang kini berdiri hanya dengan satu kaki. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini penetrasi penis Anwar sedikit lebih lembut, tak lagi menghentak kasar. Ima hanya bisa mengerang nikmat saat batang penis Anwar keluar masuk di dalam rahimnya. Gerakan tubuh Anwar yang simultan dan lembut ditambah kenakalan mulut Anwar yang terus menghisap puting lambat laun membuat Ima segera mendapatkan orgasme.
"Aaachh! Aku mau keluar! Aaaacchh!"
Ima memeluk erat tubuh Anwar, sesaat tubuhnya mengejang hebat. Anwar melepaskan penisnya dari dalam vagina Ima, dilepaskannya juga pelukan wanita itu. Dengan cepat Anwar berjongkok di bawah tubuh Ima, Anwar menghisap permukaan vagina Ima dengan keras.
"Aaaaaccchhh! Aaacchht! Bang! Achh!"
Ima berteriak kencang saat mulut dan lidah Anwar bertindak brutal di atas permukaan vaginanya, apalagi orgasme yang baru saja datang belum sepenuhnya hilang. Tangan Ima meremas keras rambut pria bertubuh tambun itu.
"Oouuchhh! Ooooucchhhh! Aaaacch!" Desahan Ima semakin tak terkontrol saat Anwar mulai menghisap klitorisnya.
"Ampun, aaaacchhh!!! Aku keluar lagi! Aacchh!!!"
Tubuh Ima kembali mengejang hebat saat orgasme keduanya kembali datang akibat hisapan mulut Anwar pada vaginanya. Anwar menghentikan hisapannya, dia membiarkan Ima melenguh panjang akibat orgasme. Dilihatnya wanita itu dengan penuh nafsu, Anwar kembali berdiri, diraihnya kepala Ima dan kembali menciumi bibirnya. Keduanya kembali terlibat ciuman panas.
Anwar lalu menarik tangan Ima, mengarahkannya untuk tidur terlentang di atas sofa. Tanpa penolakan, Ima seolah tau apa yang diinginkan begundal itu, dia mulai tidur terlentang di bawah tubuh Anwar, dua buah pahanya dibuka lebar seolah memberi jalan pada Anwar untuk kembali melakukan penetrasi di dalam vaginanya. Tak menunggu lama, Anwar mulai berjongkok di depan selangkangan Ima. Penisnya tegang mengkilap, siap untuk kembali mengobok-obok isi rahim wanita di depannya itu.
"Uuuuugghhhhttt!"
Ima menggigit bibirnya sendiri saat Anwar memasukkan batang penis ke dalam vaginannya dengan keras dan kasar, setelah masuk seluruhnya, Anwar mulai menggenjot tubuhnya dari atas dengan kecepatan tinggi.
"Aaacch! Aaaccchh! Bang! Aammpuunn Bang! Aagghh!"
Ima kembali berteriak kesetanan saat Anwar menggenjot tubuhnya dengan begitu kasar, beberapa kali Anwar juga menampar dua buah payudaranya dengan keras, membuat rasa ngilu pada dadanya.
"Aaaacchhhh!! Diam lonte!!! Rasakan kontol Gue!!! Aaacchhhh!!!"
Anwar tampaknya justru semakin terangsang saat melihat wanita itu berteriak kesakitan meminta ampun. Anwar semakin mempercepat genjotannya, membuat tubuh sintal Ima kelejotan kesana kemari, Anwar kini tak hanya menampar payudara Ima tapi juga mulai mencekik leher jenjang Ima. Rontaan Ima karena kesulitan bernafas semakin membuat Anwar bernafsu, lesakan demi lesakan penisnya dihujamkan semakin dalam dan keras.
"AAAARRGGHHTTT!!! Aku mau keluar!"
Anwar mencabut penisnya dari dalam vagina, secepat kilat dia arahkan batang penisnya itu ke dalam mulut Ima yang masih terengah-engah akibat kekurangan oksigen.
"Eeemmcchh!!! Eeemmcchhhh!!" Mata Ima melotot saat tiba-tiba mulutnya sudah dijejali batang penis Anwar.
"AAARRGGGHHTTTT!!!! iseep yang kenceng lonte!!!" Teriak Anwar sambil menjambak rambut Ima dari atas.
Beberapa detik kemudian tubuh Anwar mengejang, dia mengalami ejakulasi di dalam mulut Ima. Mulut Ima penuh oleh sperma Anwar, pria itu kemudian jatuh terduduk di samping sofa, nafasnya sedikit tersenggal.
433Please respect copyright.PENANATHf9WiAOrL
BERSAMBUNG
ns 15.158.61.17da2