
“hey… berhenti! apakah kalian memang selalu seliar ini? seperti hewan ternak yang kelaparan”.
“shtttt… liat, si kacamata tengik! apakah dia merasa dia berkuasa ketika dia dilantik lagi menjadi ketua osis?”.
“pfttt… hahaha… mungkin dia merasa paling sok baik, padahal dia gak seberprestasi itu!”.
Beginilah keseharianku, menjadi seorang ketua osis di sebuah sekolah paling terkenal di kota ku. STM Bakti Nusa, sebuah sekolah yang terkenal bukan hanya karena prestasinya. Melainkan terkenal karena sering kali tawuran, dan banyak sekali anak-anak yang masuk ke dalam geng motor.
Perkenalkan, namaku Ega. Ega Kartika Putra, seorang siswa yang dilantik kembali menjadi ketua osis di tahun terakhirku di sekolah. Yup, karena memang tidak ada kandidat yang mencalonkan lagi. Apalagi setelah insiden di mana aku menyinggung pentolan paling berpengaruh satu sekolah. Dia bernama Rachman, seorang anak yang menjadi pentolan karena ketika dia baru saja masuk sekolah, dia telah menghabisi semua anak yang menentangnya. Bahkan tidak ada senior sekalipun yang berani menentangnya, dia satu angkatan denganku, bahkan kami satu kelas.
Saat itu di suatu siang, kelas kami tidak ada guru. Kelas saat itu sangatlah berisik, apalagi geng rachman yang memang bermain gitar dan bernyanyi. Meski kelas kosong, aku rasa tidak seharusnya mereka ribut.
“hey… berisik! kalian pikir ini terminal?”. tegur seorang guru yang memasuki kelas.
Dia adalah seorang guru muda, namanya Arumi. Dia mengajar matematika, dia populer karena cantik dan memiliki tubuh yang bagus.
“hah? lu siapa? sok ngatur gua!”. bentak rachman yang saat itu terusik karena dia sedang bernyanyi dengan kekasihnya.
“heh, saya guru ya di sini! sopan santun dijaga!”. balas bu arumi.
Ku lihat rachman berdiri, dia mendekati bu arumi. Dia memojokkan bu arumi hingga menempel ke tembok.
“ohhh… aku kira siapa, ternyata kamu sayang. maaf ya, aku tadi kira siapa”. ucap rachman sambil memegang dagu bu arumi.
“ja… jangan kurang ajar ya kamu! saya masihlah guru di sekolah ini!”. bentak bu arumi dambil mencoba mendorong rachman.
“sayang kok galak sih? jangan galak-galak dong!”. kekeh rachman.
“hahaha, gila lu bang! mentang-mentang cantik langsung manggil sayang”. tawa geng rachman.
Tiba-tiba rachman mencium tepat di bibir bu arumi.
“maaf ya sayang… tuh udah aku kiss”. ucap rachman sambil tersenyum.
Bu arumi sontak membelalak kaget, dia menampar wajah rachman.
“kamu gila ya? apa yang kamu lakukan?”. bentak bu arumi.
“hahaha… biar kamu gak marah terus kan”. tawa rachman.
Dia langsung kembali duduk bersama gengnya, ku lihat bu arumi pergi dengan wajah kesalnya. Yahhh, mungkin bu arumi teringat pesan dari guru lain, atau mengingat dirinya yang pernah dipermalukan karena suatu hari dia pernah memberi soal matematika tingkat universitas, tapi berujung dengan rachman yang mengerjakan semuanya dengan benar, bahkan menguraikan soal dan menjelaskan rumus lain yang membuat bu arumi malu. Karena memang, meski rachman urakan. Dia adalah siswa yang berprestasi, bahkan sering kali menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba, entah itu olimpiade, atau menjadi perwakilan sekolah untuk kejuaraan karate. Sedikit gambaran dari rachman, dia memiliki tinggi 195cm. Dengan alis yang tebal, dan badan yang atletis. Dia terkenal ketika dia membantai pentolan sekolah, entah itu seangkatan dengannya atau kakak kelas. Bahkan ada rumor alumni yang mencoba untuk mencari masalah malah berujung rusak parah. Selain penampilannya yang tampan, dia juga ditunjang dengan nilai akademik yang bagus. Bahkan seperti tanpa usaha untuk mendapatkan nilai bagus baginya, termasuk disaat bu arumi pertama kali masuk sebagai guru matematika. Dia tidak sengaja menyinggung rachman dan berakhir dipermalukan.
Suatu hari ketika aku pertama kali menjabat menjadi ketua osis, aku sedang berjalan menuju ke kantin sekolah yang bertempat di belakang sekolah.
“liat, itu si mata empat!”. ujar agnes.
“hey… mata empat sini!”. lanjutnya.
Agnes adalah wakil ketua osis, lebih tepatnya partnerku. Tapi karena kedekatannya dengan rachman, dia sering kali menggunakan nama rachman untuk menyerahkan tugas-tugas yang seharusnya dia kerjakan.
Aku pun dengan malas menghampirnya, karena saat itu agnes sedang bersama geng rachman.
“ada apa nes?”. tanyaku malas.
“wiiih… liat man! si mata empat udah berani sama kita!”. ujar roni.
Rachman hanya melihat ke arahku dengan malas.
“sini lu! mana yang tadi gw suruh buat lu beli!”. ucap rachman.
“gak ada man, masa gw harus beli rokok sih. kan lu juga siswa di sini, jelas-jelas gak boleh ngerokok di sekolah”. jawabku.
Rachman hanya memicingkan matanya.
“widihhh… si ketua osis mau cari gara-gara nih”. ucap anton.
Aku saat itu gemetar, karena tiba-tiba rachman berdiri menatapku. Meski aku adalah ketua osis, aku tidak memiliki power. Karena sekolah ini seperti hanya patuh pada satu suara, yaitu rachman. Bahkan para kakak kelas yang ada di sana saat itu hanya terdiam karena rachman berdiri. Tiba-tiba, bughhhh. Saat itu aku pingsan, entah apa yang rachman lakukan.
Beberapa menit setelahnya terbangun, masih di tempat yang sama. Aku merasa ada yang menampar-nampar pipiku.
“heh… bangun! bangun!”.
Terlihat agnes yang mencoba membangunkanku.
“lu malah enak-enakan tidur di sini!”. ucapnya.
“ada apa nes? apa yang terjadi?”. tanyaku.
“lu di tunggu rachman di ruang pak dirman, beliin rokok juga”. titahnya sambil pergi.
Aku bangun, suasana kantin sangat sepi, yang biasanya riuh meski bukan jam istirahat. Pak dirman adalah penjaga sekolah ini, jadi ruang pak dirman adalah tempatnya beristirahat. Namun sering kali dipakai oleh rachman hanya untuk sekedar merokok atau tidur.
tok…tok…tok
jegleg… kunci dibuka.
“masuk!”. seru seseorang dari dalam.
aku pun masuk, terdengar lagu jazz yang dimainkan cukup keras.
“kunci pintunya idiot!”. seru amel.
“rachman di mana kak?”. tanyaku.
Amel adalah kakak kelasku, dia adalah gadis populer karena bobanya yang besar.
“rachman, rachman, gw aja manggil dia abang!”. ketus amel.
“tuh… abang ada di kamar!”. ucapnya ketus.
Aku pun mengikuti di belakang kak amel, pintu kamar di buka. Ku lihat rachman sedang bersandar di sofa, dengan meminum gelas di tangannya.
“nih bang, rokoknya. maaf lama”. ucapku.
Rachman hanya diam, lalu menyalakan rokoknya. Baru aku sadari, di antara kakinya. Ada seseorang yang menggerakan kepala naik turun, itu adalah miss desy. Guru bahasa inggris yang terkenal galak, tapi kini tengah memberikan service kepada rachman.
“apa lu liat liat!”. bentak rachman.
“mau lu?”. tanyanya sambil memicingkan kepala.
aku hahya menggeleng.
“duduk lu”. perintahnya.
Aku pun mengikuti arahannya, lalu dia seperti memberikan kode kepada kak amel. Tiba-tiba kak amel mendekatiku dengan wajah malasnya, dibuka paksa celana abuku.
“ngapain kak? bang ini maksudnya apa?”. tanyaku menatap rachman.
Rachman hanya diam tak menggubris, dia terlihat hanya menikmati rokok dan minumannya. Dengan batangnya yang dihisap oleh miss desy. Tak lama aku merasakan batangku hangat, ternyata kak amel telah memasukan ke dalam mulutnya.
“kak berhenti!”. ucapku.
ughhh… crottt… crottt…
Cairanku keluar di dalam mulut kak amel, dia pun bangkit.
“heh! lu gila keluar di mulut gw?”. ucapnya kesal.
dia pun ke berlari ke arah tasnya untuk mengambil tisu.
hueeek…hueeek…
“abang ihhh… dia keluar di mulut gw bang!”. ucap amel kepada rachman.
“lu gila ya! keluar gak bilang-bilang. udah batang kecil, cepet crot lagi!”. bentak amel melototiku.
Aku hanya tertunduk lemas, mungkin karena seluduh cairanku keluar bersama pelepasan batangku. Ketika aku menyender di tembok, ku lihat miss desy tertawa dang bangkit sambil mengarahkan batang rachman ke arah kue basahnya.
“hahaha… sabar ya mel! pakek dulu aja tuh korek apinya! miss mau pake pentungan”. ucap miss desy sambil berdesis memasukan pentungan.
“mana mau amel miss… baru jilat dikit aja udah crot. kalo pentungan rachman sih aku mau, jangan lama lama ya miss! amel juga pengen”. ucap kak amel.
Akhirnya aku menyaksikan rachman bermain bertiga dengan miss dessy dan kak amel, batangku pun keras kembali menyaksikan mereka.
“hihihi… liat sayang, korek apinya bangun. hahahha”. ucap miss desy.
Aku pun hanya tertunduk, miss desy melepas kacamataku. Dia tiba-tiba mencium bibirku dengan rakus, dengan lidahnya menyusuri rongga mulutku. Tangannya mengocok batangku, tak lama.
“ahhh… miss”. teriakku diiringi semburan batangku.
“eleehhh… bener nih mel, baru juga bentar udah crot”.
“hahaha… yakan miss”. ucap kak amel sambil menggoyangkan tubuhnya.
plok… plok…
“amel keluar bang!”. jerit kak amel.
Ku lihat kak amel tepar, kini miss desy digagahi dengan posisi menungging. Dia sambil bermain-main dengan batangku. Batangku yang semula lesu bangkit kembali dengan sentuhan tangan miss desy. Kocokan miss desy benar-benar sungguh nikmat. Namun ketika aku hendak menyemburkan carian lagi, tangannya berhenti. Dia meludahkan ludahya ke arah liang buburku, lalu memaksa jarinya mengorek-ngorek. Karena desahan miss desy dan suara benturan paha rachman semakin keras, semuanya terasa mengaburkan rasa sakit di buburku. Tak lama rachman menjerit berbarengan dan miss desy.
croottt… croott… akupun tak tahan karena mendengar dan melihat kejadian itu, terlebih kocokan miss desy di buburku.
“enak banget sayang… anget”. ucap miss desy sambil melepaskan jarinya di lubang buburku.
Semenjak hari itulah aku sering dijadikan kacung oleh rachman, bahkan sampai sekarang. Hari ini rachman menyuruhku untuk membawakannya rokok ke ruang pak dirman, kini aku kelas 12. Rutinitasku menjadi kacung rachman tidak pernah berhenti, setelah kejadianku di ruang pak dirman. Setahun lebih rachman menyuruh ku untuk membelikannya rokok, dan menyuruh miss desy untuk memberikan service setelahnya. Kini rachman bermain bertiga hahya dengan aku dan miss desy, karena kak amel sudah lulus. Pernah suatu waktu miss desy mendadaniku dengan pakaian wanita, karena aku menurut, miss desy menghadiahiku dengan memperbolehkanku untuk datang ke rumahnya. Miss desy menegurku untuk tidak menceritakannya kepada rachman.
Aku baru tahu bahwa miss desy adalah seorang istri, karena aku pikir dia belum menikah. Ternyata selama ini dia dilarang rachman menggunakan cincin pernikahannya.
“bu, kok miss mau sama rachman?”. tanyaku.
saat itu aku dan bu desy tengah berpelukan di atas ranjang. dengan aku yang mengenakan wig serta seragam wanita, lengkap dengan rok dan pakaian dalam.
“hmmm… gimana ya miss jelasinnya”.
Miss desy pun bercerita bahwa saat itu dia dan rachman bertemu di sebuah bar. Miss desy sedang merasa tertekan karena ibu mertuanya yang menuntutnya untuk cepat hamil, bahkan miss desy dianggap sebagai wanita mandul. Miss desy pun pergi ke bar hanya untuk melepaskan penat, tak disangka dia malah bertemu rachman.
“Saat itu miss mau negur dia, dia malah mengancam balik karena dia liat guru di dalam bar”. terangnya.
“lalu kami minum bareng, sampai akhirnya miss bangun di dalam kamar kost milik rachman. miss awalnya ingin marah, tapi miss teringat kejadian di mana miss memohon-mohon agar dipompa olehnya”. sambungnya.
Aku hanya mengangguk ketika mendengar cerita miss desy.
“terus kenapa miss sampai sekarang masih berhubungan? apa miss diancam karena kejadian malam itu”. tanyaku.
miss desy hahya menggeleng.
“kamu juga pernah lihat tongkatnya racman kan? itu selalu bikin miss ketagihan. bahkan terkadang miss yang memohon untuk bisa bermalam dengannya”. ujarnya.
“terus kenapa miss sekarang membawaku ke rumah miss, sampai mendandani aku seperti perempuan?”. tanyaku.
“hahaha… miss hanya melihat kamu seperti anjing penurut. apalagi tongkat kamu imut, tapi miss suka ketika melihat kamu keenakan saat miss mainin bubur kamu”. ucapnya.
Saat itu tiba-tiba miss desy menarik butt plug yang bersarang di buburku, itu membuat batangku mengeras kembali di dalam donat milik miss desy. Miss desy mendekapku sambil menciumiku. Namun tak berselang lama aku merasakan sesuatu mendekati buburku dan tanpa aba aba.. slebbb. Masuk semua benda itu, yang ku kira itu adalah mainan yang sering digunakan miss desy ke liah buburku. Namun, benda ini terasa hangat. Itu pun mulai memompa liang buburku, terasa begitu dalam. Kehangatannya seakan menyentuh semua titik sensitif di dalam lubangku.
sleb… sleb…. ahhhhh… croottt… croottt…
479Please respect copyright.PENANAcQLnrYphgT
Batang korekku muncrat di dalam donat milik miss desy, ketika aku menengok ternyata itu adalah rachman. Rachman memompa liang buburku dengan pentungannya, dia mendekap tubuhku dan mengangkat hingga batang korekku terlepas dari donat miss desy. Tapi anehnya ketika hujaman kian intens terasa, batang korekku kembali mengeras.
“gimana sayang hasil kerjaku? kamu bakal ijinin aku nginep kan?”. tanya miss desy kepada rachman.
Aku tidak sepenuhnya mengerti, karena rasa hujaman tongkat rachman menutupi semua indra di tubuhku. Hanya kenikmatan yang kurasakan, aku tidak memikirkan apapun. Rachman saat itu membolak-balikan tubuhku seperti seorang koki profesional yang membolak-balikan masakannya. Dengan pentungan besarnya yang terus memompa di dalam lubang buburku. Hingga aku pingsan karena tidak tahu berapa kali batang korekku memuncratkan cairannya.
Saat aku terbangun aku melihat rachman yang dipeluk miss desy tengah tertidur di sampingku. Aku pun bangkit karena ingin pergi ke kamar mandi, aku melihat dari pantulan cermin. Badanku dipenuhi bercak merah, mulai dari leher, dada, lengan, paha, bahkan sampai pantatku. Dengan wig dan riasan yang masih menempel, aku merasa telah sempurna menjadi seorang pelacur.
“apakah ini yang dirasakan oleh miss desy?”. batinku.
”pantas saja dia rela mengejar rachman seperti sangat menmbutuhkan. karena pompaan rachman mampu menembus apa yang mereka katakan tentang keindahan eden”. pikirku.
Hari-hari selanjutnya aku terus berusaha untuk memuaskan hasrat rachman sebagai wanitanya. Bahkan rachman kini membiayai hidupku, terkadang aku menyisihkan untuk mengirim uang untuk orang tuaku.
Ketika hari libur telah usai, ketika masuk sekolah kini aku tidak malu mengenakan seragam anak perempuan. Dengan rok, wig, serta riasan yang telah miss desy ajarkan. Hari-hari di sekolahpun aku lalui sebagai pelacur rachman, bahkan dengan bangganya akh mengenalkan diri sebagai Mega Kartika Putri.
Di hari kelulusan orang tuaku datang ke sekolah, ingin melihat wisuda dari anaknya. Namun mereka berdua kaget ketika melihat penampilanku, di hari kelulusan aku sudah sempurna seperti seorang jalang. Rambut terurai dengan riasan di wajahku, anting-anting anggun yang menempel di telingaku. Saat itu aku menemui mereka dengan sebuah dress, yang menampakkan punggung mulusku. Dengan anggun aku mendekati mereka, mereka awalnya tidak mengenaliku. Namun ketika aku memperlihatkan foro transformasiku, mereka terbelalak kaget. Ketika foto kelulusan pun aku terlihat mencolok, karena aku satu-satunya memakai dress mewah yang itu adalah pembelian dari rachman.
Aku pun memutuskan untuk melanjutkan hidupku dengan rachman, namun setelah aku bertransformasi seperti wanita, aku tidak pernah melihat kehadiran miss desy. Yang ku tahu ternyata rachman sudah tidak tertarik lagi padanya. Itu membuatku merasa was-was, karena aku pun tidak ingin dibuang olehnya. Dengan uang bulanan yang diberikan rachman, aku pun menabung berencana untuk sepenuhnya mengubah penampilanku dengan operasi. Namun, setelah aku melakukan banyak operasi besar, rachman dingin kepadaku. Bahkan hanya kebutuhan bulanan dan seksual saja yang dia beri, namun perhatian dan hatinya kini tidak dia berikan. Pergumulan yang biasa dibarengi rasa kasih, kini hanya seperti perkawinan seekor kucing di pinggir jalan. Hanya setelah keduanya puas, mereka saling mengabaikan. Padahal aku telah melakukan transformasi wajah dan tubuhku, bahkan jika disandingkan dengan trace lysette aku tidak kalah menawan.
479Please respect copyright.PENANA6IQcSFVetu