Taro membawa Masao ke rumahnya setelah ia sepakat dengan tawarannya, Taro dan istrinya tinggal di sebuah apartement elit yang dekat dengan kantornya ... apartemennya merupakan apartemen baru, hingga penghuninya belum banyak tinggal di sana.
1551Please respect copyright.PENANA1m6tbNG6c0
Taro tinggal di blok stategis dengan pemandangan pusat kota yang indah dari balkon samping ruang tamunya, apartemennya cukup lengkap, dengan sebuah kolam renang mini dan sebuah ruang Jacuzzi lengkap dengan belasan minuman mahal yang berjejer di rak depannya.
1551Please respect copyright.PENANAF338BDJ8GT
"Hitomi ... aku pulang, Sayang..." seru Taro memanggil istrinya.
1551Please respect copyright.PENANAszGnknpZYb
Tak berapa lama kemudian, Hitomi datang dengan badan penuh keringat mengenakan sebuah bra olahraga dengan belahan rendah, dan sebuah celana training ketat yang mencetak paha serta pantatnya yang besar.
1551Please respect copyright.PENANAXuqrg9uFRY
"Ah ... maaf, penampilanku tak pantas di lihat," ucap Hitomi begitu sadar ada Masao yang berdiri di belakang suaminya.
1551Please respect copyright.PENANAazPQem7dr2
Taro berbisik singkat ke telinga Hitomi, sesaat kemudian wajah Hitomi langsung berubah menjadi datar sambil menatap suaminya dengan tatapan tak percaya.
1551Please respect copyright.PENANAgT4ha3XZms
"Sayang cepatlah bersiap!" kata Taro.
1551Please respect copyright.PENANAoyEVcIGqGb
"Ta-tapi Sayang!?" Hitomi mulai ragu, sekilas ia melihat penampilan Masao yang jauh dari kata rapi. "Apa gak masalah melakukannya? Dia terlihat seperti..."
1551Please respect copyright.PENANAvTExVFJhYC
"Sayang... kamu bilang sendiri kan sebelumnya, mau melakukannya ... kenapa sekarang malah ragu?"
1551Please respect copyright.PENANAazQ2x22wEU
Raut Taro diliputi kekecewaan, melihat hal itu Hitomi segera memantapkan tekadnya—tak ingin mengecewakan suami yang sangat ia cintai itu.
1551Please respect copyright.PENANAbYswjszhGF
"Baik Sayang, aku akan bersiap."
1551Please respect copyright.PENANAD0rhHDjf20
Taro tersenyum simpul, langsung saja ia sosor bibir Hitomi dengan berani—tanpa memperdulikan Masao yang melongo di pintu depan, ia mencium Hitomi dengan penuh nafsu. Setelah puas, ia pun menghampiri Masao, dan mempersilahkannya menunggu di ruang tamu sambil menyiapkan cemilan untuknya.
1551Please respect copyright.PENANAYnJRNLZrcy
Masao terlihat gugup, keringatnya mengucur deras, wajahnya merah seperti tomat membayangkan penampilan Hitomi yang akan ia tiduri sambil menggenggam sekaleng kopi yang diberikan Taro padanya. Entah mimpi apa dia semalam bisa bercinta dengan wanita sesexy itu.
1551Please respect copyright.PENANAlU8pOAQkEC
"Apa kau gugup?"
1551Please respect copyright.PENANAkH0xSoD5fC
Masao menggangguk pelan, ia takut salah bicara.
1551Please respect copyright.PENANAc3tozpqBry
"Sebelumnya udah pernah ngewe?"
1551Please respect copyright.PENANAKXskIlDsQF
"Be-belum Pak! Ma-maaf," jawab Masao sambil menunduk malu.
1551Please respect copyright.PENANA2MPqdvoeiI
"Jadi ini pertama kalinya ya bagimu? Ini jadi semakin menarik."
1551Please respect copyright.PENANAbdCeH5uH7f
Tak lama kemudian Hitomi keluar dari kamar mandi dengan tubuh berbalut handuk putih panjang yang tak cukup menutup lututnya serta bagian atas payudaranya. Melangkah malu-malu Hitomi menghampiri Taro yang menyungingkan senyum di bibirnya, sambil dengan hati-hati memengangi handuk yang merupakan satu-satunya kain yang melekat di tubuhnya.
1551Please respect copyright.PENANAOroh4COwal
"Bagaimana Masao, apa kau sudah ngaceng?"
1551Please respect copyright.PENANAkKnYDu1jCT
Mata Masao seperti ingin keluar, ia memandangi tubuh seksi Hitomi dengan tatapan cabul menelanjangi.
1551Please respect copyright.PENANAHu8LhnGMY8
"Sekarang mandilah, Masao ... aku dan Hitomi akan menunggu di kamar kami," kata Taro membuyarkan fantasi Masao.
1551Please respect copyright.PENANADwFY92SDjD
"Eh... Em... baik, Pak."
1551Please respect copyright.PENANAhUrVI5dbUh
Buru-buru Taro berdiri sambil menutup bagian selangkangan celananya yang bergunduk, ia langsung berlari kecil menuju kamar mandi ... tanpa menyapa Hitomi karena terlalu gugup.
1551Please respect copyright.PENANAwMmXsdXskl
"Sayang ... apa kau yakin membiarkanku tidur dengan dia? Dia seperti perjaka," ucap Hitomi sambil menoleh melihat tingkah memalukan Masao.
1551Please respect copyright.PENANAqirLcFzNSF
Taro berdiri dari duduknya, mendekati Hitomi lalu menatapnya dengan tatapan dominasi.
1551Please respect copyright.PENANAS5CsRDaidr
"Apa ada masalah dengan itu, Sayang?"
1551Please respect copyright.PENANAZE4Oav6Iab
Jantung Hitomi berdegup kencang, wajah serius Taro itulah yang membuatnya jatuh cinta padanya.
1551Please respect copyright.PENANAMJD3PDN5vp
"Hmmm... Gak. Gak papa, Sayang..."
1551Please respect copyright.PENANA0Fzeur6F4u
Taro tersenyum senang, segera ia tarik Hitomi masuk ke kamar, dan menyiapkan camera rekorder untuk merekam persetubuhan Hitomi dengan Masao.
1551Please respect copyright.PENANAetll629lMI
*****
1551Please respect copyright.PENANA2s7sWlcfuz
Masao datang dengan handuk kimono berwarna putih yang dipinjamkan Taro padanya, saat ia tiba Hitomi dan Taro tengah berbincang santai sambil Taro menyiapkan tripod dan ring light untuk merekam mereka.
1551Please respect copyright.PENANABsm5TBpqcQ
"Eh? Di-direkam Pak?" ucap Masao khawatir.
1551Please respect copyright.PENANAzAoxF6RyK6
"Tentu aja direkam, tenang aja gak bakalan aku sebar ... cuma buat koleksi pribadi aja," kata Taro meyakinkan.
1551Please respect copyright.PENANAQUHZ9AJl90
Masao tetap khawatir, namun begitu melihat ia melihat Hitomi yang tersipu malu saat melihatnya khawatirannya langsung menghilang. Penis Taro memberitahunya untuk tetap maju, meski berisiko ia harus mengambilnya.
1551Please respect copyright.PENANAYkhebfWmxC
Taro pun menyuruh Masao dan Hitomi untuk duduk bersama di pinggir ranjang, dan saling berkenalan. Hitomi menyambut tangan Masao yang berkeringat dengan tak nyaman, mata Masao terus tertuju pada payudaranya yang besar—seakan mata itu tengah melilit kedua gunung kembarnya.
1551Please respect copyright.PENANAc83oXKYA8R
"Baik mari perkenalkan dirimu di depan kamera, siap! Satu dua tiga!"
1551Please respect copyright.PENANAtfqudCY7ps
Taro menyalakan camera rekordernya, menyorot Hitomi dan Masao yang masih canggung untuk bicara apalagi bersetubuh.
1551Please respect copyright.PENANAzaVFfw0A0A
"Kok diam saja! perkenalkan dirimu dulu Masao!" seru Taro.
1551Please respect copyright.PENANAlK9zWgde7r
Terbata-bata, Masao pun memperkenalkan diri, "Ku-ku-kusaka Masao 35 tahun! Perjaka!"
1551Please respect copyright.PENANAZQzVBgBBON
Hitomi yang mendengarnya langsung melotot menatapnya, sementara Taro hanya tersenyum menanggapinya.
1551Please respect copyright.PENANA7r4KROyLT6
"Baik Masao si perjaka ... hari ini kau akan dapat kesempatan untuk bercinta dengan istri orang. Istri orang gimana denganmu? Apa kau sudah siap untuk mengajari Masao seks dengan pengalamanmu?"
1551Please respect copyright.PENANA7RTOZAfk7r
Hitomi sedikit jengkel, tapi ia tetap berusaha mengikuti permainan suaminya itu, dan melakukan apa yang ia minta.
1551Please respect copyright.PENANAzo25hOV9J1
"Aku akan berusaha! Hitomi! Akan berusaha mengajari Perjaka ini kenikmatan seks!"
1551Please respect copyright.PENANAsm7U8ko9OG
"Bagus! Pertama tunjukkan tubuh telanjang kalian, Masao apa yang kau suka dari Istri orang ini?"
1551Please respect copyright.PENANAUAnG9FwzNB
"Pa-Pak!? Pa-Payudara Pa-Pak! Payudaranya besar seka-li!"
1551Please respect copyright.PENANAFkBmnkmehw
"Baik, Istri orang tunjukkan asetmu yang berharga itu padanya!"
1551Please respect copyright.PENANACM7Cn1uAOc
Hitomi tak bergeming sebentar, sambil menatap suaminya yang cabul itu ia melorotkan piyama sampai ke perut menampilkan kedua payudara besarnya yang tak lazim itu pada Masao yang gugup.
1551Please respect copyright.PENANALL2aCE2PSe
"Ya Tuhan! Besar sekali!" decak Masao kagum.
1551Please respect copyright.PENANA9c06L6iDM7
Tangan Masao gatal ingin menyentuhnya, dan merasakan tekstur lembut serta kenyal pabrik susu itu.
1551Please respect copyright.PENANAeNoeBPQk7r
"Sentuh Masao! Sentuh!"
1551Please respect copyright.PENANAoiqyKQ586D
Taro memberi semangat, tanpa permisi Masao pun langsung mencaplok payudara besar itu dengan kedua tangannya. Ia meremas dan menggoyangkan ke kanan dan ke kiri payudara Hitomi yang ukurannya besar di kanan itu. Ia elus dan pelintir putingnya yang kecil dan kecoklatan itu dengan gemas, sambil meremasnya kuat-kuat.
1551Please respect copyright.PENANAocLdsnGG1e
"Ahhhh! Ehmmm!"
1551Please respect copyright.PENANAJSi37MiovK
Hitomi mulai mendesah, sentuhan kasar tak berpengalaman Masao mulai sedikit merangsangnya. Sambil melirik suaminya yang wajahnya memerah, Hitomi menutup mata merasakan tangan asing Masao di payudaranya.
1551Please respect copyright.PENANAKQRpAeCrAD
"Hi-Hitomi-san... boleh aku hisap?"
1551Please respect copyright.PENANAljy5o7Y1ji
Hitomi kembali melirik pada Taro, respon Taro hanya menggangguk setuju.
1551Please respect copyright.PENANAfQZIVQVfVU
"Terima kasih! Hitomi-san!"
1551Please respect copyright.PENANAxHpOypUjY2
Setelah mendapat izin Masao langsung menyedot puting sebelah kanan Hitomi, saat lidah Masao menyentuh daging kecil itu Hitomi mendesah pelan. Lidah Taro yang tak berpengalaman mulai mengelitik putingnya dengan nakal, tak cukup satu—Taro beralih ke puting sebelah kirinya, dan bergantian menghisap dan menikmati mereka di hadapan Taro.
1551Please respect copyright.PENANAGQ8I8SfCdD
'Dasar bajingan! Berani sekali dia menikmati susu Hitomi seperti itu. Sialan!'
1551Please respect copyright.PENANAOKVmycwlFd
Taro membatin dalam hati, perasaan marah, cemburu, dan nafsu bercampur menjadi satu melihat adegan itu. Jantungnya berdegup kencang, darah di penisnya terpompa hingga membuatnya keras.
1551Please respect copyright.PENANApEsGluOGN7
"Tunjukkan penismu!" kata Taro, mengganggu kesenangan Masao pada payudara istrinya.
1551Please respect copyright.PENANAZBxRw2w13J
Masao pun melepas kimono mandinya dengan berdiri, terlihatlah perutnya yang buncit dan penis kerasnya yang masih tertutup kulup. Selangakangan Masao cukup lebat, jembutnya tumbuh liar menutupi buah zakarnya ... sementara penisnya tegak menjulang menunjuk ke arah Hitomi.
1551Please respect copyright.PENANAMaNR3cGbhv