Hari berikutnya kami bertiga tetap berangkat bersama. Min Ji sudah mulai sibuk bersolek. Dengan tatapan nyinyir menertawakannya Aku dan Na Na memperagakan gayanya berdandan.1387Please respect copyright.PENANAb3G9UrNkVn
“hyaaa~ kalian berdua. Jugullee??? Hajjimaa!!!” kata Min Kesal. (Cari mati?? Hentikan!!)1387Please respect copyright.PENANAhxV5S6bJdO
“HAHAHAHA kenapa lip tint mu begitu tebal? Kamu seperti Ahjumma saja” ledekku. (tante-tante)
“Waaahhh, tidak bisa kupercaya sekarang kamu juga sudah berpihak dengan Na Na yah Ga Eun?” timpal Min Ji makin kesal.
“Ada apa dengan mu Min Ji? Sekarang kamu benar-benar terlihat seperti seorang Ahjumma HAHAHAHA” tambah Na Na.
“Ahhhh molla molla” bantah Min Ji sambil menutup telinganya. (tidak tau)
“Hentikan bertengkarnya, kita sudah tiba” kataku kepada mereka berdua.
Kami berjalan tetap berdampingan, melangkah dengan agak sempoyongan. Sampai pada saat pengumuman terdengar untuk segera berkumpul di lapangan, kamipun mempercepat langkah kami hingga kita beradu cepat untuk sampai. Tidak sengaja kami menambrak seorang maha siswa baru juga yang berujung kami saling berkenalan.
“Ahhh Jusonghamnida, kami tidak sengaja” kataku meminta maaf. (aku minta maaf)
“Gweencana, ahh perkenalkan aku Kang Yi Na. senang bertemu dengan kalian”. Sapanya (tidak apa-apa)
“Nee. aku Kim Ga Eun” kataku sambal melambaikan tangan.
“Aku Park Min Ji, senang bertemu denganmu😊” lanjut Min Ji bersemangat.
Tetapi Na Na tidak bicara sama sekali, ia hanya terlihat menunduk sambil melipat kedua tangannya ke dada. Yi Na tampak menunggu giliran Na Na untuk memperkenalkan dirinya, tetapi Na Na terlihat acuh tak acuh dan tetap memilih diam. Baru ku ingin perkenalkan Na Na tetapi tiba-tiba saja datang beberapa orang menempelkan sebuah lembaran di papan pengumuman, yang lainpun akhirnya bergerak meninggalkan tempat dan menuju ke papan pengumuman.
Ternyata itu pembagian ruangan masing-masing, karena terlalu banyak orang yang berdesakan kami bertiga memutuskan untuk menunggu yang lainnya selesai. Beberapa saat kemudian kami mendekat ke papan pengumuman.
“Heol… Kita terpisah, tidak bisa dipercaya’ kata Min Ji yang lebih dulu melihat hasilnya.
“Yah mau bagaimana lagi?” jawab Na Na dengan nada sedih.
“Aduh…kalian ini kenapa terlalu mendramatisir keadaan saja, kita bisa bertemu selain di kelas kan?” kataku menghibur keduanya.
“ Sudahlah ayo kita ke ruangan masing-masing. Sampai bertemu nanti, berkabar di grup LINE yah” ucapku sambil melangkah mundur dari mereka.
Lambaian masam mereka mengantar kepergianku. Aku tesenyum geli melihat keduanya, ku berjalan sambil tertawa sendiri hingga ku menemukan ruangan-ku. Kami di arahkan untuk masuk dan memilih tempat duduk masing-masing. Sebelum ku masuk sesekali ku bercermin memperbaiki rambutku. Rambutku yang hanya sebahu tidak begitu mudah berantakan, hanya saja karena terlalu gugup. Bajuku yang sudah rapi berulang kali kubetulkan. Headset yang sedari tadi terpasang ditelingaku, ku lepas ketika akhirnya kakiku menginjak ruangan itu.
“Ahhh canggungnya, suasana macam apa ini” gumamku.
Terlihat kursi belakang sudah terisi beberapa orang, sekitar 15 mahasiswa. Akupun memilih kursi depan yang masih kosong. Sambil menunggu, sesekali ku mengecek ponsel-ku dan menunggu kabar dari yang lainnya. Tidak lama kemudian, seorang mahasiswi dengan rambut coklat terurai tanpa poni dan mengenakan kacamata menghampiriku.
“Apa ada yang duduk disitu?” tanyanya sambil menunjuk bangku sampingku.
“Ahh tidak ada, silahkan duduk” jawabku dengan ramah.
Tidak begitu ku gubris, tanpa sengaja ku mendengarnya bergumam. Sepertinya dia lupa membawa sesuatu, ia juga sempat bertanya pada ku dimana kantin terdekat. Tetapi karena aku juga tidak tahu, aku tidak begitu membantu. Tidak lama, ia bangkit dari kursinya dan keluar ruangan. Aku hanya menatapnya keluar tanpa menegur atau bertanya kemana ia akan pergi. Ponsel-ku yang berbunyi memecah lamunanku. LINE grup yang tadinya sepi kembali dibuat gaduh oleh Min Ji.
“Hyaaa~ apa kalian baik-baik saja?” tanya Min Ji dengan emot sedih.
“Kenapa Min Ji? Apa yang terjadi sesuatu?” tanyaku khawatir.
“Wae??” tanya Na Na cuek tapi peduli.
“Anu, Aku tidak sanggup menatap para sunbae tampan yang berdiri dihadapanku T_T” jawab Min Ji dengan polosnya.
Kami yang kesal karena ulah konyolnya yang membuat khawatir memutuskan untuk tidak membalas jawaban Min Ji. Ku taruh kembali ponsel-ku dalam tas kemudian mengecek berulang kali kelengkapan berkas-ku sendiri. Sesaat kemudian, wanita berkecamata itu kembali. Ia terlihat membawa sebuah pulpen.
“Ahh, ternyata dia lupa bawa pulpen, padahal aku punya satu pulpen sebagai cadangan.” Gumamku.
Saat ia duduk kembali di sampingku sembari tersenyum padaku, ku beranikan diri untuk menegurnya duluan.
“Ternyata lupa membawa pulpen? Kenapa tidak memberitahu-ku? Padahal aku punya satu sebagai cadangan.” Tanyaku dengan memasang wajah kecewa karena tidak sempat membantu.
“Ahh, iyya. Terima kasih, tetapi maaf karena tadi Aku buru-buru dan khawatir tidak sempat dapat sebelum dosen datang.” Jawabnya dengan senyum ramah pertanda mengapresiasi niat baikku.
“Oiya, perkenalkan aku Kang Soo Ara.” Katanya sambil mengulurkan tangannya.
“Aku Kim Ga Eun, senang bertemu dengan mu” Jawabku sembari tersenyum.
----
Jam tanganku menunjukkan pukul Sembilan kurang delapan menit. Ruangan yang tadinya diisi hanya beberapa orang saja perlahan mulai terisi dan terdengar lebih ramai dari sebelumnya. Seorang mahasiswi lainnya yang baru datang tiba-tiba berbalik kearah ku ketika Soo Ara berteriak memanggilnya. Kursi yang memang masih kosong di samping Soo Ara kemudian di tempati olehnya. Ia berjalan sambil tersenyum menuju arah kami, mataku tetap mengawasinya memerhatikannya dari ujung kepala hingga kaki.
“Wahh, betapa tingginya gadis ini, dengan kaki jenjang dan badan yang tidak kurus dan tidak gemuk juga. Pas, body seorang model.” Gumamku dalam hati yang mungkin membuatku tanpa sengaja membuka mulut saking terperangahnya.
Saat mereka asik sedang berbincang, aku yang tidak begitu jelas mendengarnya mencoba untuk lebih dekat, tiba-tiba Kang Soo Ara berbalik kepadaku.
“Ga Eun-ssi perkenalkan temanku.” Ujar Soo Ara sambil bersandar kebelakang agar kami bisa saling melihat.
“Halo, perkenalkan Aku Kim Ga Eun. Senang bertemu dengan mu.” Sapaku terlebih dahulu.
“Halo, Aku Park Mi Young. Senang bertemu juga dengan mu.” Jawabnya ramah.
“Kalian dari sekolah yang sama?” tanyaku kepada mereka.
“Iyya, kami dari sekolah yang sama.” Jawab Soo Ara.
Pukul Sembilan tepat, akhirnya seorang dosen berjalan menuju ruangan kami. Hari pertama masuk tentu saja tidak langsung menerima mata kuliah. Jadwal mata kuliah kami saja belum ada. Hari itu, kami lebih banyak berkenalan dengan sesama mahasiswa dan beberapa dosen yang sempat hadir. Hanya berkenalan tetapi terbilang hari yang melelahkan. Disaat semuanya sudah selesai, aku yang sudah lebih akrab dengan Kang Soo Ara memutuskan untuk pulang dan menunggu bus sama-sama. Kebutulan hari itu aku, Min Ji, dan Na Na pulang di jam yang berbeda.
Saat menunggu bus dan berbincang dengan Kang Soo Ara, langit yang sedari tadi menghitam kini semakin pekat diiringi dengan hujan yang sangat deras. Dari kejauhan terlihat seorang mahasiswi yang juga dari kelas yang sama dengan ku berlari ke arah halte bus. Terlihat dia agak kebasahan, karena saat itu lumayan banyak orang yang menunggu bus, posisi ia berdiri diujung dan agak terkena percikan air hujan. Aku dan Soo Ara sedari tadi memerhatikannya berinsiatif untuk mengajaknya bergabung dengan kami.
“Soo Ara-ssi, apa tak apa bila aku memanggilnya bergabung dengan kita?” tanya ku agak ragu.
“Tentu saja tidak apa, sepertinya dia juga terlihat sangat kebasahan.” Jawabnya yang membuatku lega mendengarnya.
“Mi Ra-ssi, ayo kesini!” teriak Ara mendahului ku.
Mi Ra yang berbalik mencari sumber suara kami, melangkah mendekat. Rambutnya sudah tidak teratur karena terkena air hujan. Ia memepercepat langkahnya dan sesampainya ia hampir terpeleset yang dengan cepat Aku dan Soo Ara memegang tangannya.
“Gomawoseyeo~ serunya dengan wajah memerah karena malu. (Terima kasih)
“HAHAHAHA. Kenapa pipimu memerah, tidak usah malu.” Kata Soo Ara menghibur.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya ku memastikan dia tidak apa-apa.
“Tentu saja tidak apa-apa, aku hanya sedikit kebasahan.” Jawabnya sembari terseyum.
Hujan yang saat itu enggan untuk berhenti akhirnya menemani kepulangan kami. Tadinya Aku yang tidak basah sama sekali setiba dirumah basah kuyup.
***
Terima kasih bagi teman-teman yang menunggu kelanjutan ceritanya. jangan lupa follow dan tinggalkan coments ya. saya sangat menunggu respon dari teman-teman. saran dan masukan saya nantikan juga. terima kasih dukungannya. happy long weekend:))1387Please respect copyright.PENANAxLAdodb217
Yy1387Please respect copyright.PENANA1Yz9TYhVpL
isa.