"Hades, Pernahkan kamu mendengar sebuah cerita tentang peri yang berubah menjadi iblis setelah kehilangan satu sayapnya?"
Sebagai jawaban dia hanya mengangguk kecil.
"Itu adalah cerita favoritku". Lirihku tanpa sadar tertawa kecil. Tawa Ironi.
Sejenak suasana menjadi hening. Dan tiba - tiba saja dia tergelak dan berbalik menatapku dengan pandangan heran bercampur geli.
"Dari sekian banyak kisah menarik. Kenapa justru memilih yang tragis?". Ucapnya setengah bercanda.
Perlahan. Kutundukkan kepala dan mencoba menatap manik birunya yang sebiru langit.
Aku sadar. Jika saat ini aku memilih mengatakan kenyataan mengerikan itu. Mungkin saja dia akan menjauh dan pergi. Dan aku benar-benar sudah tidak peduli. Apa bedanya jika dia pergi nanti atau sekarang? Tidak ada bukan.
"Aku sama dengannya. Peri yang menjadi iblis karena kehilangan sayapnya"