~ Lana ~
Aku tidak pernah terlalu memikirkan bagaimana takdir akan membawa kehidupanku nanti. Meski kutahu, sejak awal dia tidak pernah membawaku dalam kehidupan bahagia yang penuh canda tawa.
Walaupun begitu. Sungguh tidak pernah kusangka dia juga akan membawaku dalam sebuah kisah rumit yang aku sendiri tidak tahu dimana akhirnya.
Kuangkat kepala dengan perlahan. Merasakan sejuknya air hujan membasahi wajahku. Kemudian berjalan selangkah kedepan.
Aku sadar. Hal yang kulakukan saat ini sangatlah pengecut. Tapi jujur aku terlalu lelah. Aku hanya ingin segera memutus benang merah dengan takdir yang terus mengikatku dalam kesedihan. Kemudian pergi dengan tenang.
Mungkin. Jika dulu aku tidak pernah lari dari neraka itu. Tidak pernah berjumpa dengan malaikat penyelamat. Dan juga tidak bertemu denganmu. Mungkin saja, hidupku tidak akan serumit ini. Tapi seperti yang kutakutkan. Aku tak menyesali semua pilihan itu.
Ketika takdir menawarkan mimpi yang jauh melebihi harapanmu. Mustahil untuk tidak berjabat tangan setuju dengannya. Meski pada akhirnya dia akan menjebakmu dalam kenyataan yang lebih menyakitkan.
Ku pejamkan mata rapat. Merentangkan kedua tangan. Dan disana, dalam kegelapan kulihat sang malaikat maut tersenyum bersahabat menyambut kedatanganku.
***