“ETH! ETH! BANGUN! OH SIAL, BAU BUSUK DARI MANA INI, HAH?”
Waktu bahkan belum menunjukkan jam 7 pagi tetapi sudah ada suara keras yang bisa menggetarkan kaca jendela. Hanya saja, sosok manusia dengan posisi tidur yang konyol tidak menyadari nasib buruk yang akan mendatanginya dan masih dengan nyamannya tidur seperti mayat.
Melihat penampakkan yang mengerikan dari posisi tidur orang itu, seseorang yang membuat suara nyaring menjadi curiga kalau orang lainnya benar-benar mati. Perlahan ia pun berjalan mendekat namun belum satu langkah kembali terhenti ketika bau busuk kembali menyerang hidungnya.
“WTF! MOTHERF*CKER! ETH, BANGUN!!!!!!!”
Objek kutukan akhirnya terbangun sampai dia terjatuh dari tempat tidurnya. Kepala yang menonjol dari balik kasur masih terlihat linglung ketika mata itu masih enggan membuka mata. Pemandangan itu membuat seseorang yang sedang mengutuk semakin memperbanyak kosakata kutukannya.
Sebelum pihak lainnya memenuhi gendang telinganya dengan segala jenis kata kutukan, wanita yang dipanggil Eth membuka matanya. Memasang tampang polos, ia tersenyum menyebalkan ketika ia mengucapkan selamat pagi dengan suara serak.
“Oh. Pagi.”
“Pagi my ass. Lihat, gue bahkan hanya meninggalkan rumah selama beberapa hari dan sudah ada bau busuk di kamar lo!”
Ethellia menguap lebar-lebar lalu menggaruk rambutnya seraya bangun dari lantai. Ethellia mengangguk-angguk mendengarkan kata seseorang tertentu yang hanya Tuhan yang tahu apakah Ethellia benar-benar mendengarkan. Ia meraba-raba meja mencari sesuatu dan ketika menemukan botol tertentu, ia membukanya dan langsung menggigit kue-kue kecil dari dalam toples.
Megan yang sedari tadi mengomel akhirnya berhenti ketika ia memijat pelipisnya pasrah. Bagaimana dulu ia bisa tertipu oleh orang tertentu yang memasang wajah polos pada waktu itu?
Ethellia yang sudah mengisi kadar gula mengangguk puas menikmati manisan di pagi hari. Dia kemudian tertawa canggung ketika melihat wanita yang berbeda dua tahun darinya itu sudah mengalami tekanan tinggi di pagi hari.
Megan melotot marah. Anak ini masih berani untuk tertawa.
Ethellia mendesah. Bukan salahnya juga jika keadaan rumah seperti ini. Ia saja baru selesai bergadang selama dua hari dua malam berturut-turut dan baru pulang jam 3 pagi tadi ke rumah. Ia bahkan tidak memperhatikan pakaiannya bagaimana ia bisa menyadari ada bau tak sedap yang melayang-layang di kamarnya?
Setelah mencium-cium sebentar, Ethellia akhirnya menjulurkan lidahnya malu. Sepertinya baunya benar-benar dahsyat. Pantas saja kakak iparnya sudah mengamuk di pagi hari.
Kakak ipar? Ups. Benar, Megan Leace sudah berganti nama menjadi Megan Denayara ini sudah resmi menikah dengan Kak Rewyn dua tahun yang lalu. Ceritanya lumayan klise sih. Tapi sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal itu ketika masih ada seseorang tertentu yang perlu dibujuk.
“Baiklah Kakak Ipar. Gue akan membersihkannya, oke. Jangan marah. Lagipula lo seharusnya tahu kalau gue sudah bergadang beberapa hari ini. Gue sangat lelah,” kata Ethel dengan tampang kesusahan berusaha memeras simpati dari Megan.
Megan memutar matanya masa bodoh walau akhirnya menyerah.
“Humph. Kali ini gue akan memaafkanlo namun lain kali...” ucap Megan lamat-lamat yang dibalas cengiran tak tahu malu dari Ethellia.
“Tidak akan lain kali, deh.”
Walau tidak janji hahaha.
●●
Ethellia meminum susunya dengan enggan. Pada akhirnya ia tidak bisa melanjutkan tidurnya ketika Megan dengan kejam menarik tubuhnya untuk membersihkan kamarnya yang super bau yang bersumber dari entah-berantah. Ada lingkaran hitam mengerikan di bawah matanya. Hanya saja itu tidak berhasil menarik simpati dari kakak iparnya sama sekali.
Bibirnya mengerucut tidak terlihat imut sama sekali. Megan bahkan mengeluarkan tampang jijik ketika mengamati sikap tidak tahu umur itu. Ethellia sempat meragukan kembali kepada waktu itu apakah ia disantet atau sejenisnya ketika ia dengan senang hati menerima wanita tidak berperasaan ini menjadi kakak iparnya.
“Eth, lo minggu depan sudah akan wisuda. Hal-hal apalagi yang harus lo lakukan sampai begadang begitu?” tanya Megan seraya memberikan semangkuk salad ke depan Ethellia.
Ethellia membuat wajah seperti telah memakan telur busuk ketika melihat semangkuk penuh yang berisi hijau-hijauan itu.
“Kakak ipar sialan. Kenapa ada daun-daun ew ini di makananku?”
“Mulut kotor bau! Lihat badanmu sudah sebesar sapi! Siapa lelaki yang mau menikahimu di masa depan?”
Menikah? Seperti Ethellia peduli. Ethelli mengangkat bahu masa bodo.
berniat untuk membantah namun pada akhirnya kata-kata yang diujung lidah itu kembali ditelan ke perutnya. Dengan pasrah ia memakan semangkuk salad itu sampai habis. Walau makanan itu tidak sesuai selera bukan berarti ia buang-buang makanan loh. Megan pun mengangguk puas dan juga memakan makanannya yang masih normal berupa roti isi yang terlihat menggiurkan. Wajah Ethellia menjadi hijau karena iri. Ethellia kembali meragukan wanita tidak bermoral ini, jangan-jangan hanya dalihnya saja menggunakan alasan bentuk tubuhnya untuk berhemat. Dasar wanita pelit.
Megan mungkin kembali mengutuk ketika ia mengetahui isi pikiran adik ipar tak tahu terima kasih ini suatu hari.
Pada akhirnya pertanyaan awal tidak pernah dijawab oleh Ethellia.
●●
ns 15.158.11.148da2