246Please respect copyright.PENANATx6NKsDe63
Selama bulan-bulan sebelum malapetaka itu terjadi, Akane, pemilik gedung apartemen yang aku tinggali di pinggiran Shibuya ini selalu mengamankan dan mengunci atap gedung tanpa alasan yang jelas. Beberapa penghuni protes dengan dikuncinya atap, terutama Kanami, si gitaris band hard-rock yang hobinya mendengarkan musik di atap sembari sesekali berteriak-teriak menyanyikan lagu kesukaannya. Yang lain, meski mereka penasaran kenapa Akane selalu mengunci atap, tapi tak benar-benar mengeluhkan hal itu. Lagipula mereka jarang naik ke atap karena tidak ada yang musti dilakukan disana. Hampir semua penghuni apartemen adalah pekerja kantoran, kecuali Kanami, aku dan seorang NEET yang hampir tak pernah menampakkan batang hidungnya keluar kamar.
246Please respect copyright.PENANAzq2gzS782I
Pekerjaanku memang bukan pekerjaan yang mengharuskan pergi pagi dan pulang malam. Aku hanya seorang penulis novel ringan, yang menghabiskan waktunya di depan laptop atau sesekali keluar mencari inspirasi untuk cerita. Sebulan sekali Rikako-senpai, kakak kelasku saat SMA sekaligus editorku datang kesini untuk menagih hasil tulisanku. Ceritaku dimuat bersambung oleh sebuah penerbit terkenal di Jepang berinisial “K” sejak tiga tahun lalu. Jika dijelaskan lebih jauh lagi, cerita yang tengah aku tulis adalah kisah romansa tabu antara adik-kakak yang dibumbui sedikit misteri. Yah, cukup klise memang.
246Please respect copyright.PENANApwtPR1rx5h
Cukup membicarakan tentang hidupku, kembali ke permasalahan Akane dan atapnya. Akane mewarisi gedung apartemen ini dari orang tuanya. Kakaknya sudah menikah dan kini tinggal bersama suaminya di Italia. Karena tak ingin bangunan ini dihancurkan, diapun memutuskan untuk mengelolanya. Saat aku pertama kali pindah kesini, Akane sudah dua tahun menjalankan bisnis sewa apartemen ini. Akane adalah wanita yang sangat peduli dengan penampilan, dia selalu menggunakan pakaian yang cukup fashionable. Dan semua itu ditunjang dengan wajahnya yang cantik dan semakin memancarkan sisi keanggunannya. Dia lebih tua dua tahun dariku, dan aku sudah menganggapnya sebagai kakak sendiri, terlebih dia memang sangat perhatian terhadap para penghuni disini. Aku benar-benar mengaguminya. Sempat aku menggodanya sekali, soal hubungan percintaannya.
246Please respect copyright.PENANAyG9mbLXwRC
*****
246Please respect copyright.PENANAgSBv2VTcdE
“Akane-san, apa kau tengah menjalin hubungan yang serius?”
246Please respect copyright.PENANAm7jcaIRDHS
“Ah, kenapa kau tiba-tiba bertanya soal itu?”
246Please respect copyright.PENANAbXh03VX4Tn
“Aku hanya penasaran saja, karena nampaknya kamu tidak pernah membicarakan hal itu.”
246Please respect copyright.PENANAP1GuIG0PY4
“Haha, aku pernah menjalin hubungan serius, namun itu sudah berakhir satu tahun yang lalu, sekarang aku masih menikmati kesendirianku,” ujarnya sambil tertawa, “kenapa kamu ingin tahu soal itu? Jangan bilang kamu menyukaiku sebagai lawan jenis?” godanya sambil tersenyum. Seketika wajahku memerah saat itu.
246Please respect copyright.PENANAm42Cy3IWAw
*****
246Please respect copyright.PENANA60abefFEzx
Sebelum menyibukkan diri dengan urusan atapnya, Akane, aku, Kanami, dan beberapa penghuni lain sempat membuat klub lajang. Dan dalam klub itu, siapapun yang memiliki kekasih lebih dulu wajib mentraktir seluruh anggota klub sebagai pesta pelepasan kelajangannya. Biasanya kami mengadakan pesta minum untuk merayakannya. Klub itu sempat berhenti sejenak karena Yuko, salah seorang anggota perempuan yang cukup aktif di klub, dimutasi dan pindah ke Osaka. Kanami juga seringkali disibukkan oleh aktifitas bandnya, karena jadwal pertunjukan mereka yang cukup padat. Yang tersisa hanya segelintir manusia yang tak punya tujuan hidup, dan tak yakin apa yang musti dilakukan setelah itu. Klub akhirnya berhenti total setelah aku tak punya lagi waktu bersantai karena dikejar deadline oleh Rikako-senpai. Senpaiku itu akan menjadi buas dan ganas kalau sudah urusan deadline, apalagi kalau aku terlambat memberikan naskah.
246Please respect copyright.PENANAgQM0CtYm7h
Semua sibuk dengan urusannya masing-masing, hingga suatu hari datang seorang penghuni baru. Seorang gadis muda bernama Yurina. Baru aku ingat sekarang, Akane mulai mengunci atap gedung dan menjadi sangat misterius bertepatan dengan kemunculan Yurina di apartemen ini. Yurina memang gadis yang sangat manis dan ramah terhadap semua orang. Namun yang membuat kita semua terkejut adalah, kenyataan bahwa dia seorang pemabuk berat. Bahkan dia peminum paling parah diantara kami semua disini. Yurina berasal dari Kyoto, dan kalau sudah mabuk, topik-topik aneh akan mulai keluar dari mulutnya lengkap dengan logat khas Kansainya.
246Please respect copyright.PENANAqNaHKLcvtW
246Please respect copyright.PENANAuC4r1pMBDz
*****
246Please respect copyright.PENANAYOLA1nbYbo
“Yo, Takumi-san” ujarnya padaku, “kau tahu siapa orang bodoh yang merancang botol whisky ini?”
246Please respect copyright.PENANA4VIhnB9cUf
Aku hanya menggeleng sambil tersenyum menanggapi pertanyaan konyolnya.
246Please respect copyright.PENANAEN7i8ygx1B
“Hee.. Padahal semua orang di Kyoto tahu itu..”
246Please respect copyright.PENANAwEfdQoFgou
“Aku bukan orang Kyoto, jadi aku benar-benar tidak tahu.”
246Please respect copyright.PENANAdJUi6NchYC
“Hee..”
246Please respect copyright.PENANATCY8phDgWN
Yurina langsung tak sadarkan diri tanpa menjawab pertanyaannya. Tampaknya dia benar-benar pemabuk berat yang bahkan tak menyelesaikan pembicaraan saking mabuknya. Dia tertidur lelap. Dan pesta minum di tempat Akane itu berakhir dengan para penghuni yang menertawakan si gadis Kyoto yang mabuk itu.
246Please respect copyright.PENANAW1eq5XfDNs
“Dia benar-benar hebat. Aku kira dia gadis pemalu yang berasal dari keluarga yang ketat, tapi kini kita tahu apa kelemahannya,” ujar Kanami sambil tersenyum.
246Please respect copyright.PENANAC6RvQGu2bz
“Lalu setelah tahu kelemahannya, apa yang akan kita lakukan?” tanyaku dengan senyuman jahat sambil memandangi lekuk tubuh gadis yang terlelap itu.
246Please respect copyright.PENANAcjVUlRseyI
Aku dan Kanami tertawa puas.
246Please respect copyright.PENANARaQ0idqvV9
“Jangan melakukan hal bodoh! Dia gadis yang baik!” tiba-tiba Akane membentak kami dengan tatapan tajam.
246Please respect copyright.PENANABiLcAibiAT
“Haha, aku hanya bercanda Akane-san,” ujarku menenangkannya.
246Please respect copyright.PENANAeZuOs9MXyV
*****
246Please respect copyright.PENANAf62iA3SooQ
Waktu terus berlalu semenjak kedatangan Yurina, dan tingkah laku Akane semakin aneh dan misterius. Nyaris setiap malam kami mendengar suara langkah kaki menapaki tangga menuju atap, dan suara derak pintu atap yang terbuka. Kami semua tahu itu pasti Akane. Semua penghuni mulai membicarakan itu, namun tak ada satupun yang berani bertanya langsung pada Akane.
246Please respect copyright.PENANAIWe1AZaP5u
Hingga akhirnya Kanami, yang memang selalu centil dan punya rasa penasaran tinggi, ditambah dia merasa terganggu karena tidak bisa menikmati musik di atap seperti dulu, mulai menggoda Akane dan bertanya apa yang sebenarnya disembunyikan di atap.
246Please respect copyright.PENANA47KFogrzuF
“Jangan-jangan kau menyembunyikan sabu-sabu di sana? Aku tidak mau terlibat dengan polisi, tapi setidaknya aku minta beberapa gram saja.”
246Please respect copyright.PENANAFYwe67rxAl
“Bodoh! Apa yang kau bicarakan, aku tidak mungkin terlibat bisnis gelap seperti itu. Ada waktunya, tunggu saja nanti akan kuberitahu padamu.”
246Please respect copyright.PENANAYfX7qt3sK7
Dan percakapanpun berakhir disana. Tidak ada informasi apapun yang kami dapatkan.
246Please respect copyright.PENANArMZdV9VBpz
Di kesempatan lain, Yurina sempat menyinggung soal atap pada Akane, namun respon Akane terlihat berbeda kali ini. Terlihat jelas rona merah di wajahnya. Dia bahkan tak berani menatap Yurina yang menunggu jawaban dari mulutnya. Pada akhirnya dia tak menjelaskan apapun, hanya meminta maaf dan menyuruh semua bersabar. Terutama Yurina.
246Please respect copyright.PENANA3ST2hOt0ts
Mendengar itu jelas Yurina terkejut. “Apa maksudmu Akane-senpai? Apa rahasia di atap itu berhubungan denganku?”
246Please respect copyright.PENANAebPYfV7h6h
“Ya, karena kau penghuni baru, ini kejutan yang akan sangat menyenangkan untukmu tentunya,” jawabnya membuat semua orang bingung.
246Please respect copyright.PENANA4wVlJQwiEy
“Aah! Aku ingin punya pacar!” tiba-tiba kebingungan kami dikejutkan oleh suara Yurina. Dia sudah mabuk rupanya.
246Please respect copyright.PENANA9N4HjEUwmS
“Hey, Kanami-san,” kali ini Kanami yang menjadi sasaran, “aku tahu kamu menyukai Takumi-san selama ini.”
246Please respect copyright.PENANAij20XW00bV
Ucapannya itu jelas saja membuatku terkejut, begitu juga Kanami yang langsung salah tingkah. Kanami langsung berusaha menutup mulut gadis mabuk itu sambil berteriak-teriak. Aku menatap Kanami, dan pandangan kami saling bertemu, seketika wajahnya merona dan langsung memalingkan pandangannya dariku.
246Please respect copyright.PENANAIkje6PEZb9
“Tapi, Kanami-san,” Yurina mulai mengoceh lagi, “asal kau tahu saja, aku juga menyukai Takumi-san, jadi kamu tidak boleh memilikinya.”
246Please respect copyright.PENANAHGO2ugJ8q2
Sontak saja semua penghuni yang ikut pesta minum saat itu langsung mengalihkan pandangannya pada kami bertiga, aku, Kanami dan Yurina. Tak terkecuali Akane. Dia terus menatapku dengan tatapan tajam, bodohnya aku menganggap itu sebagai tatapan cemburu, dan aku berpikiran mungkin Akane juga menyukaiku. Ilusi yang terus menggangguku selama ini, karena aku memang menyimpan rasa pada Akane. Sebelum aku menyadari, ilusi itu adalah kesalahan yang fatal.
246Please respect copyright.PENANA24JdFDMkHP
*****
246Please respect copyright.PENANACkOLMJWzpK
Musim semi telah tiba, bunga sakura mulai merekah dari kuncupnya. Bunga yang melambangakan cinta dan semangat. Menyambut para penghuni apartemen yang makin dekat satu sama lain, mereka tampaknya sudah mulai melupakan dan tak peduli lagi dengan tingkah Akane dan rahasia atapnya. Hubunganku dengan Yurina pun semakin dekat, aku seringkali berbincang di koridor dengannya sekedar melepas penat dari kejaran deadline. Sesekali aku juga berkunjung ke kamarnya untuk makan malam atau sekedar membicarakan buku, sudah tidak ada rasa canggung lagi diantara kami. Kebetulan dia juga suka membaca novel ringan.
246Please respect copyright.PENANAqaW3a13NeG
“Novel yang kemarin Takumi-san pinjamkan sangat seru, aku bahkan langsung membaca satu volume habis hanya dalam waktu dua hari. Mungkin besok aku mulai melanjutkan membaca volume keduanya,” ujarnya.
246Please respect copyright.PENANAO6dg7xVlh2
“Baguslah, selama itu tidak mengganggu kuliahmu.”
246Please respect copyright.PENANAyigQgTfQ4a
“Tentu saja, aku bukan otaku sepertimu yang menghabiskan waktunya demi hobi haha,” dia menyindirku sambil tertawa.
246Please respect copyright.PENANAJrzi3JxzcJ
“Aku bukan otaku, lagipula hobiku itu menghasilkan uang dan itu pekerjaanku,” jawabku menanggapi sindirannya.
246Please respect copyright.PENANAyPR5DbLzR5
Yurina tersenyum manis, “ya, Takumi-san itu otaku..”
246Please respect copyright.PENANAYJidXZEilT
Tanpa kusadari wajah Yurina sudah berada beberapa millimeter saja dari wajahku. Sesaat kemudian aku merasakan kelembutan bibirnya yang bersentuhan langsung dengan bibirku. Aku merasakan hembusan nafasnya yang tidak beraturan. Kami berciuman cukup lama, tanganku mulai mengelus dadanya, sebelum akhirnya kami dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka.
246Please respect copyright.PENANAwXqzw47a0W
“Yurina-chan! Aku mau pinjam setrika..” Kanami yang melihat kami dalam moment yang tidak tepat itu langsung terdiam. Aku berusaha menjauh dari Yurina, namun Yurina menarik tanganku dan memegang wajahku, dia langsung menciumku dengan ganas tepat di hadapan Kanami yang langsung memalingkan wajahnya.
246Please respect copyright.PENANAmrrJV9e053
“Maaf menggangu!” Kanami langsung berlari meninggalkan kami berdua yang masih berciuman.
246Please respect copyright.PENANA8StibpP7IO
Yurina kemudian menghentikan ciuman ganasnya itu, “Hey Takumi-san, aku mencintaimu.”
246Please respect copyright.PENANAlUeDCCEJJn
Dia mengucapkannya, dia mengungkapkan perasaannya padaku. Aku yang masih dalam kondisi kebingungan karena Kanami hanya terdiam dan terbisu.
246Please respect copyright.PENANAcA1PSFnrcU
“Dengarkan aku, aku tulus mencintaimu Takumi-san, jadi mulai sekarang kamu tidak boleh mengalihkan pandanganmu pada siapapun, terutama Kanami-san. Mulai sekarang hanya aku. Takumi-san sudah menjadi milikku.”
246Please respect copyright.PENANApNG9qjMxz2
Aku mengangguk. Kamipun menghabiskan malam di kamar Yurina, aku tak menyangka kalau gadis ini adalah wanita yang sangat agresif. Aku bercinta dengan Yurina hingga pagi hari.
246Please respect copyright.PENANAIqnKL6VgvQ
*****
246Please respect copyright.PENANApzUYM2Ycel
Seminggu berlalu semenjak kami memutuskan menjadi sepasang kekasih. Yurina benar-benar diluar dugaanku. Dia gadis yang sangat agresif dan kalau harus aku katakan dia itu tipikal “yandere”. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, aku dan Yurina memutuskan untuk berbagi kamar yang sama, layaknya pasangan lain yang merasa diri mereka telah cukup dewasa untuk tinggal bersama. Namun dibalik sifat yanderenya, Yurina adalah gadis yang sempurna untuk menjadi pasangan hidup, dia pandai memasak, dia rajin, dia sangat perhatian, terlebih lagi dia selalu membantuku saat aku tengah dikerjar deadline oleh Rikako-senpai.
246Please respect copyright.PENANA6WBpzs4WRb
Kanami sudah mengetahui hubunganku dengan Yurina, kami memberitahunya tepat keesokan hari setelah dia memergoki kami. Aku tahu itu bukan hal yang mudah untuk diterima olehnya, namun aku yakin Kanami wanita yang kuat, dan dia bisa mendapatkan orang yang jauh lebih baik dariku.
246Please respect copyright.PENANAPn5IgPVwbu
Hubungan kami menjadi perbincangan para penghuni lain, terutama setelah kami memutuskan tinggal bersama. Mereka langsung mendesakku untuk mentraktir dan membuat pesta minum sebagai perayaan hilangnya status lajangku selama ini. Kehebohan ini bahkan sampai ke telinga si NEET yang selama ini selalu mengurung diri dalam gua. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, dia menampakkan batang hidungnya di hadapan kami saat pesta minum malam itu.
246Please respect copyright.PENANAG0k9IViURp
“Kamu siapa?” tanya Kanami menyindirnya.
246Please respect copyright.PENANABJgPeT2KvK
“Sialan kau Kanami, apa kau lupa dulu kau pernah memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang karena kau tidak punya simpanan untuk bayar apartemen?” ujarnya membongkar hal yang memalukan itu.
246Please respect copyright.PENANAOV9XdCyXiA
“Ah, jangan kau bongkar itu disini!” teriak Kanami.
246Please respect copyright.PENANAqrfM8Wh8Ar
“Hahaha, setidaknya NEET sepertiku masih punya lebih banyak uang dari anak band sepertimu, yang kerjanya hanya membuat kebisingan.”
246Please respect copyright.PENANAwiQh5nwvX9
“Kau menyebalkan! Musik itu seni, dan itu passionku, sekali lagi kau mengejek musikku akan kuhancurkan kau!”
246Please respect copyright.PENANAJCwvv8mLog
Kanami dan si NEET yang entah siapa namanya itu terus saling mengejek, kami semua mulai menghiraukan mereka dan kini sibuk berbincang dengan kelompok masing-masing.
246Please respect copyright.PENANADhUSmBubAy
“Sudah jangan kau pedulikan mereka, biarkan mereka begitu sampai mulutnya berbusa,” ujarku pada Yurina.
246Please respect copyright.PENANA0Z1MrSNoE9
Yurina lalu memeluk tubuhku, diikuti sorakan dari penghuni lain, “tentu saja, aku hanya peduli padamu Takumi-san.”
246Please respect copyright.PENANAPEQuktxf5c
Gadis ini selalu berhasil menggodaku dengan ucapan manisnya. Kalau saja tidak ada siapapun disini aku akan langsung mencumbunya saat ini.
246Please respect copyright.PENANA7MLk0yySeT
Sayangnya ada satu orang yang tidak nampak di pesta malam itu. Sang pemilik apartemen, Akane. Menurut Kanami, tadi dia melihat Akane berlari ke atap, tapi dia tidak berani menyapanya, karena raut wajah Akane seperti tengah dalam pukulan mental yang berat.
246Please respect copyright.PENANAyNZopHtuS7
*****
246Please respect copyright.PENANACkaaYdPA4i
Memikirkan tingkah aneh Akane yang semakin menjadi rasanya terlalu berat untukku. Apalagi aku tengah dikejar deadline untuk volume terakhir novelku, para pembaca sangat menantikannya, tentu saja aku senang namun sialnya ide-ideku seringkali macet disaat yang krusial. Lucunya setelah mengetahui aku memiliki kekasih, Rikako-senpai tak lagi secerewet dulu soal deadline. Malah dia jadi lebih sering menasehatiku dan memberiku motivasi hidup serta mendorongku untuk segera menikah. Aku menghargai segala nasehat senpaiku itu, tapi aku belum terpikirkan untuk menikah di usiaku yang baru saja masuk 24 tahun pada bulan ini. Kalau harus jujur, aku ingin menikah di usia 30 tahunan saja, dimana aku sudah benar-benar tahu apakah diriku seorang yang sukses atau pecundang. Aku harus melangkah lebih jauh sebelum memutuskan untuk menikah dengan Yurina.
246Please respect copyright.PENANAzLCGqSGfOO
Segala hal yang mesti aku pikirkan untuk masa depan ini membuatku sempat melupakan soal keanehan tingkah Akane. Sekali lagi, melupakan itu menjadi kesalahan fatal bagiku. Aku tak pernah benar-benar memikirkan soal tingkah aneh yang ditujukan Akane setelah mengetahui aku dan Yurina menjalin hubungan intim. Dan sialnya kini aku malah mengingat itu lagi. Sengatan ingatan itu terus datang setiap saat dan semakin menggangguku. Aku terus memikirkan Akane setiap malam, bahkan saat aku tengah berduaan dengan Yurina, pikiranku malah tertuju pada Akane.
246Please respect copyright.PENANAYfiaLeY19H
Hingga suatu hari di pagi Senin, saat aku tengah dalam kejenuhan tinggi. Aku bermaksud menemui Akane untuk sekedar menyapanya. Aku pun memutuskan pergi ke kamarnya. Aku mengetuk pintu kamarnya, Akane memperbolehkanku untuk masuk. Namun betapa kagetnya aku saat membuka pintu kamarnya. Aku disuguhi pemandangan yang selama ini hanya ada dalam imajinasi liarku. Akane baru selesai mandi dengan tubuhnya yang masih basah dan tanpa sehelai benangpun.
246Please respect copyright.PENANAuXetCWGbRL
Pemandangan indah itu tentu saja memeberikan impresi kuat dalam pikiranku. Lekuk tubuhnya terlihat sangat jelas, bulatan dadanya menggantung sempurna dan begitu besar, lehernya yang jenjang dengan tetesan air, pinggangnya yang langsing namun melekuk kembali menonjolkan pinggulnya yang sangat sempurna, dan disanalah aku melihatnya dengan jelas. Surga dunia yang seharusnya tak boleh aku lihat.
246Please respect copyright.PENANAZwTt7GqwOZ
“Ada apa Takumi-san?” tanya Akane dengan senyuman ramahnya.
246Please respect copyright.PENANAH5M84QeP3v
Bukannya malu dia malah tersenyum padaku, tentu saja itu semakin memberikan sengatan kuat padaku. “Maaf Akane-san, aku datang tiba-tiba.”
246Please respect copyright.PENANAVJJBjpELQe
“Tak apa aku baru selesai mandi, ada apa memang?”
246Please respect copyright.PENANAzSwktk8X4a
“A-aku mau menitipkan kunci kamarku. Seminggu ini aku akan pergi ke Sapporo untuk urusan penerbitku. Su-sudah kuberitahu Yurina juga, kalau dia pulang agar meminta kuncinya padamu.”
246Please respect copyright.PENANAD2EBLxc2BE
Akane mengangguk dan tersenyum. Aku langsung menutup kembali pintu kamarnya tapi ingatan tentang tubuh indahnya tentu saja tak akan pernah hilang dari pikiranku. Sepanjang perjalanan di kereta aku terus gelisah memikirkan itu. Tanpa terasa aku terlelap dan bermimpi. Mimpi yang tak kan pernah kulupakan. Begitu lembut dan menenangkan layaknya sekujur tubuh Akane.
246Please respect copyright.PENANAR3GlZlfJK2
*****
246Please respect copyright.PENANAlY2ARHtxMx
Seminggu telah berlalu, urusan pekerjaanku telah selesai. Aku langsung bergegas ke apartemen. Menemui Yurina dan memeluknya mesra. Aku menciumnya dan bekata kalau aku sangat merindukannya, tentu saja itu adalah sebuah kebohongan. Karena sebenarnya hasratku sudah tak tertahankan sejak melihat tubuh telanjang Akane. Aku ingin bercumbu dengan Yurina hingga fajar tiba, sambil membayangkan kalau yang ada dikamar bersamaku saat ini adalah Akane. Aku tahu, aku laki-laki bejad. Aku tahu itu. Maafkan aku Yurina. Kalau kau tahu kebenarannya kau pasti akan sangat terluka seperti disayat sebilah belati. Sekali lagi maafkan aku Yurina.
246Please respect copyright.PENANA5rFIJx8BGT
Kehangatan malam itu tiba-tiba berubah menjadi malapetaka. Saat kami tengah bercumbu, kami dikejutkan dengan suara benda terjatuh yang begitu keras. Aku bergegas mengenakan pakaianku, sementara Yurina masih terkulai lemas di ranjang. Aku melihat keluar jendela, dan seketika ada perasaan kejut yang amat dahsyat di dadaku. Mungkin kalau digambarkan rasanya seperti menghadapi hukuman neraka. Aku benar-benar merasa dihantam oleh kebodohanku sendiri.
246Please respect copyright.PENANANkbzTcxvp3
Di tengah malam yang diterangi rembulan, benda jatuh itu terlihat jelas. Itu tubuh manusia. Tubuh yang baru saja aku bayangkan saat bercumbu dengan Yurina. Aku tak bisa lagi berkata apa-apa. Beberapa saat kemudian terdengar langkah lari dari balik pintu kamar. Aku membukakan pintu dan muncul wajah panik Kanami.
246Please respect copyright.PENANAmPHNzaFSBL
“Akane jatuh!”
246Please respect copyright.PENANAOfjS4ZHNGa
Kamipun bergegas turun dan di halaman luar aku melihatnya dengan jelas. Akane dengan kepalanya yang sudah hancur. Darah mengalir membanjiri sekujur tubuhnya. Sebagian penghuni menangis dan tak mau melihatnya. Sebagian lagi berteriak, dan bergegas keluar untuk mencari pertolongan. Sekitar dua puluh menit kemudian polisi datang. Tubuh Akane diangkut kedalam ambulan. Aku, Yurina, Kanami dan beberapa penghuni lainnya dimintai keterangan sebagai saksi.
246Please respect copyright.PENANAbLGOB89KnV
*****
246Please respect copyright.PENANAE3sKegs5HV
Enam bulan telah berlalu sejak malam mengerikan itu. Apartemen itu kini diurus oleh kerabat jauh Akane. Misteri atap gedung apartemen sampai sekarang belum diketahui, karena sebelum kami sempat mencari tahu, polisi sudah terlebih dahulu mengamankan dan menyegel tempat itu. Pintu atap kini terkunci selamanya. Polisi mengatakan kalau Akane bunuh diri, dan alasannya karena depresi. Kanami terus meminta pada pihak berwajib agar mengijinkannya melihat kesana sebentar, namun permintaannya selalu ditolak. Kanami merasa kesal, karena dia tahu Akane pasti punya alasan kenapa melakukan itu semua.
246Please respect copyright.PENANAMTPnUKnUbm
Selama setengah tahun pasca kematian Akane itu, setiap malam aku terus dihantui bayang-bayangnya. Karena tak kuat, aku memutuskan menjadi seorang pengecut. Menyudahi hubunganku dengan Yurina dan pergi dari apartemen itu selamanya. Aku bahkan berhenti menjadi seorang penulis novel. Tapi satu-satunya hal yang aku sesali dan tak pernah sempat aku katakan pada Akane adalah bahwa : 'Aku mencintai Akane, sungguh mencintainya.'
ns 15.158.61.8da2