HARION'S Senior High School adalah sebuah sekolah yang didirikan oleh Yayasan keluarga Harion, yang merupakan keluarga yang sangat berpengaruh besar di negeri ini.
Siapa yang tak mengenal Tuan Ronald Harion? Seorang pemilik perusahaan properti terbesar dan terkenal. Namun, dari sekian banyak informasi, berita, maupun artikel tentang keluarganya, Tak ada yang tau pasti siapa anak tunggalnya dengan Nania Harion.
Di Harion's SHS sangat berisik pagi ini. Sekolah ini hanya berisikan anak-anak pejabat dan anak-anak dari keluarga-keluarga kaya di negeri ini. Bahkan ada anak-anak yang datang dari luar negeri untuk bersekolah disini.
Barisan Mobil berjejeran di depan gerbang untuk mengantar anak-anak berkelas tersebut. Butuh waktu lama untuk barisan mobil tersebut, sehingga waktu untuk masuk ke kelas di tetapkan menjadi jam 8.00 tepat.
Diantara banyaknya anak-anak berkelas ada satu yang merupakan anak dari Tuan Harion dan istrinya Nania. Namun, hingga kini tak ada satupun siswa yang mengenal anak pemilik sekolah tersebut.
Langkah kecil itu semakin cepat, seperti mengejar gerbang sekolah agar tidak tertutup.
Kenalkan saja dia adalah Aulia Raina Harion. yups, dia adalah anak pemilik sekolah tersebut. Tapi kenapa tak ada yang mengenalinya? karena penampilannya saat ini sangat tak mencermin seorang anak dari keluarga kaya.
Aulia Raina seorang gadis yang mempunyai banyak bakat dan gadis pemikir pintar. Dengan otak cantiknya ia mampu mendirikan sebuah Caffe terkenal di tengah kota hasil dari kerja kerasnya sendiri tanpa campur tangan dari orang tuanya.
Tampilannya pagi ini seperti biasa. Rambut yang acak-acakan manis terikat, kacamata petak bertengger manis diatas hidungnya dan sepatu lusuhnya yang kotor. Ia adalah gadis yang cantik namun penampilannya yang begitu lusuh membuatnya seperti gadis yang cupu.
Untung aja belum bel. Batinnya Aulia bahagia.
Langkahnya semakin diperlambat dengan nafas yang sedikit sesak karena berlari dari persimpangan sekolahnya. Kenapa dia berlari? karena ia tak ingin ketahuan kalo dia anak dari keluarga Harion.
Jika itu orang lain, mungkin saja mereka telah memamerkan bahwa mereka adalah anak dari pemilik sekolah ini. Namun, tidak dengan Aulia. Ia tak ingin menyombongkan diri karena itu bukanlah sesuatu dari hasil kerja kerasnya.
Langkahnya memasuki koridor utama menuju kelasnya. Banyak siswa yang memandangnya rendah dan mencemoohnya. Tapi Aulia tak mau ambil pusing, selama mereka tak mengusik ketenangannya.
Bugh!!!!
"Eh cupu!! Lo bisa jalan nggak sih? Lo liat baju gue kotor gara-gara tubuh bau lo itu." ucap Feldisa.
"Maaf Fel, aku nggak sengaja." jawab Aulia dengan tenang.
"Sana lo, jauh-jauh!! Nanti kuman-kuman lo pindah semua ke badan gue!" usir Feldisa kesal.
Aulia berjalan menjauh dengan menarik nafas pelan. Ia sudah biasanya diperlakukan seperti ini setiap hari. Namun, ia hanya diam menerima dengan senang hati.
Takkan ada hari tanpa masalah.
Begitulah pemikirannya setiap terkena masalah dengan siswa-siswa lain.
Oper kiri Nan, Nando!! teriakkan keras terdengar dari dalam aula olahraga. Namun Aulia tak tertarik dengan hal-hal tersebut. Ia lebih memilih ke kantin sekolah untuk bekerja membantu ibu kantin dan nantinya ia akan dibayar sesuai dengan hasil kerjanya.
Nando Aldison, merupakan anak satu-satunya dari Tuan Aldison dan Irina Aldison. Nando adalah penerus dari perusahaan Aldison Group. Bagitulah ia dikenal oleh orang banyak.
Wajahnya yang tegas, tampan dan berasal dari keluarga terpandang, membuatnya menjadi idola. Semua orang mengenalnya sebagai The Most Wanted di Harion's SHS.
Aulia tengah sibuk menyiapkan pesanan siswa yang memesan minuman. Kedua tangannya telah ahli melakukan banyak pekerjaan, sehingga ia menjadi sangat terampil dalam melakukan banyak hal.
Kedua tangannya memegang nampan kecil yang berisi gelas-gelas cantik dengan berbagai minuman. Langkahnya berhati-hati agar tak menabrak siswa-siswi yang berlalu-lalang.
Saat terburu-buru, ia tersandung oleh kaki seseorang dan nampan di tangannya terlepas membuat seluruh gelasnya pecah di dekat kaki seseorang.
"Hahahahaha..."
"Ups, sorry! gue ngga sengaja!" ucap seorang siswi yang menyandung kakinya.
Gelak tawa terdengar nyaring. Namun, tak menyulut emosi seorang Aulia, seakan-akan ia telah dilatih untuk mengatur emosinya.
Aulia mendongak pelan melihat pecahan gelasnya di dekat kaki seseorang. Tatapan mereka baradu, namun hanya sebentar karena Aulia mengalihkan tatapannya yang kini sibuk dengan pecahan gelas itu.
Nando menatap semua orang di kantin itu dengan tatapan tajam. Seakan-akan memerintahkan mereka untuk berhenti tertawa. Dan kemudian ia menatap Feldisa dengan tatapan tajam.
Nando akan melangkah pergi saat Aulia masih sibuk dengan gelasnya.
"Gue pesan, 2 Soda and 2 Lemon Juice." ucap Nando kepada Aulia sebelum melangkah.
"Oke!!" Aulia berdiri dan siap membuat minuman baru untuk semua minuman yang tumpah.
"Nona, tidak apa-apa?" tanya Bu Rena pengelola kantin.
"Nggak pa-pa kok, Bu. Jangan khawatir dan jangan bilang sama Daddy ya, Bu!" ingat Aulia sambil tersenyum manis.
"Tapi Nona..."
"Eits!!! nggak papa kok, Bu. Okay?" ucap Aulia manis yang di balas dengan anggukan pelan dari Bu Rena.
Rena sangat sedih melihat Nona-nya diperlakukan tidak baik orang anak-anak kaya. Tapi, ia bisa apa, melihat Nona-nya mengatakan bahwa ia baik-baik saja.
"Ini pesanannya!" ucap Aulia ramah terhadap Nando dan teman-temannya.
"Thanks, Lia." ucap Rian dengan tersenyum manis.
"Sama-sama, selamat menikmati!" Aulia melangkah pergi dengan santai.
Dia manis. batin Nando berteriak pelan.
BERSAMBUNG!!!
Jangan lupa dukung cerita aku terus ya guys... love yuuuu😘😘😘❤❤❤y
ns 15.158.61.8da2