Dunia Paize perlahan tertahan, perasaan bingung, sedih, takut dan banyak lagi sedang berkecambuk di pikirannya.443Please respect copyright.PENANAo0iKiahDS4
Setelah beberapa orang berbaju serba hitam itu meninggalkan rumahnya, ia kembali masuk ke dalam kamar orang tuanya untuk mencari ketenangan. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di hidupnya itu? Apakah takdir sedang mempermainkannya? Ucapan pria itu terus memenuhi isi kepalanya sejak tadi.443Please respect copyright.PENANAXI4QNrs4qE
“Sebenarnya kami kemari ingin memberitahukan sesuatu yang belum sempat Dewa dan Ira katakan padamu.” ujar Fadel serius.443Please respect copyright.PENANArJRjbw7v6X
Perasaan tak enak sudah merayapi sel dalam tubuh Paize, di satu sisi ia tidak ingin mendengar apapun yang mungkin nantinya akan menjadi berita buruk untuknya tetapi di satu sisi juga ia penasaran tentang apa yang dibicarakan pria di depannya itu.443Please respect copyright.PENANALHXmPyWO1n
“Kalau boleh kami tau, apa yang sebenarnya ingin anda katakan?” kata Tasya sambil menggenggam erat tangan keponakannya itu. Ia juga merasa sesuatu yang besar, yang disembunyikan oleh abang pertamanya itu. Tetapi sampai detik ini ia tidak tau apa yang sebenarnya mereka sembunyikan dari keluarga. 443Please respect copyright.PENANAvvsVAxBjMf
“Paize, maaf jika saya harus jujur seperti ini apalagi beberapa hari setelah Dewa dan Ira berpulang. Tetapi ini harus saya sampaikan karena ini juga adalah permintaan orang tuamu jika sesuatu terjadi pada mereka.443Please respect copyright.PENANALCkqgzhwKi
“Katakan saja.” ucap Pai pelan tetapi genggamannya semakin erat pada Tasya.443Please respect copyright.PENANAbijuTTwucS
“Paize, sebenarnya orang tua yang kau kenal sampai saat ini..bukanlah Dewa dan Ira.” ucap pelan tetapi tegas Fadel. Ia meneliti raut wajah Paize yang shock bercampur dengan ketakutan.443Please respect copyright.PENANAFHExwOOwP6
“An-anda bohong kan? Orang tuaku itu mereka! Aku anak mereka kan tante?” kata Paize panik pada Fadel dan Tasya, tetapi tak terasa air matanya mengalir deras. Entah sadar atau tidak tetapi ia masih terus meraung pada tantenya dan Tasya akhirnya memeluk keponakannya itu.443Please respect copyright.PENANAqsNWyN2MmO
“APA YANG ANDA BICARAKAN?! JELAS-JELAS PAIZE ADALAH ANAK DARI ABANGKU!” kata Tasya murka saat melihat keponakannya itu dalam keadaan setengah meraung tetapi matanya kosong.443Please respect copyright.PENANAlayyRx9fxS
“Anda tau tepatnya apa yang saya bicarakan ini, nona.” ucap Fadel dengan sikap tenang, tetapi setiap perkataan dan pandangannya seperti serius. “Paize..” sambungnya lagi sambil mendekat ke arah Paize dan mensejajarkan tubuhnya agar bisa melihat mata gadis itu.443Please respect copyright.PENANAnjtSf5jIrf
“Paize, Dewa dan Ira adalah bagian dari kami. Mereka bekerja bersamaku dan tugas mereka adalah menjaga dirimu dan menjadikannya sebagai orang tua untukmu.” kata Fadel dengan lembut, memberikan penjelasan singkat yang sebisa mungkin terdengar oleh gadis berusia tujuh belas tahun itu.443Please respect copyright.PENANAVGy9y8r4bT
“Dewa adalah salah satu sahabatku juga, nak. Kepergian mereka memang membuat kita lemah, tetap tugas tetaplah tugas dan sekarang aku harus memberitahukannya padamu.”443Please respect copyright.PENANAX1CbvjN4KM
Pembicaraan mereka terus saja berputar di kepala Paize, bahkan sampai orang-orang itu pergi meninggalkan rumah mereka. Tasya tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan Paize menyendiri di kamar orang tua mereka dan memikirkan apa saja yang barusan terjadi.443Please respect copyright.PENANAxTin7o2NNK
Tidak dipungkiri jika berita itu membuat mereka berdua kaget, Tasya sampai harus menahan tangisnya dan mencoba untuk kuat demi Paize. Dan untungnya hanya mereka berdua saja yang berada di rumah saat itu, sehingga tidak ada keluarga lain yang mengetahui itu. Setidaknya tidak untuk saat ini.443Please respect copyright.PENANAeruuLJwbhv
“Paize, ayo turun. Kita makan dulu.” panggil Tasya dari luar kamar orang tuanya.443Please respect copyright.PENANAM3KcKz0M1e
Saat berada di ruang makan pun suasana masih terasa canggung dan sunyi, keduanya masih sibuk dengan pemikiran masing-masing. Hingga ucapan Paize menghentikan kesunyian itu, “Aku akan pergi bersama mereka, tan.” 443Please respect copyright.PENANAsa68m63zXH
Tasya jelas kaget dengan keputusan yang dibuat oleh keponakannya itu, bukan karena apapun. Hanya saja mereka baru bertemu orang-orang itu hari ini, bagaimana mungkin ia bisa melepaskan Paize untuk ikut bersama mereka. Jika terjadi apa-apa, bagaimana Tasya mempertanggungjawabkannya pada kedua orang tua Paize nanti?443Please respect copyright.PENANAAl8TfqWU4F
“Pai, pikirkan dulu baik-baik. Kamu gak harus ikut dengan mereka dan meninggalkan rumah ini.” kata Tasya mencoba untuk menyakini Paize.443Please respect copyright.PENANAqmn632ysId
“Tapi, aku harus mencari tau tentang ayah dan mama, tan. Kalau mereka bisa membuktikan jika memang benar mengenal orang tuaku dan juga mengetahui jika aku bukan anak dari ayah dan mama, aku pasti harus mencari tau.” Paize mengutarakan alasan keputusannya itu. Ia sudah memikirkan matang-matang beberapa jam ini dan ia akan memutuskan untuk ikut dengan orang-orang yang mengaku mengenal ia dan orang tuanya itu besok, meninggalkan Indonesia.
“Kau yakin?” tanya Tasya kembali.443Please respect copyright.PENANABOujhZGvcA
“Aku yakin, tan. Lagipula.. Aku harus menemui orang tua kandungku dan menanyakan langsung kenapa ayah dan mama harus meninggal dunia.” kata Paize dengan amarah yang tertahan.
ns 15.158.61.45da2