“Jadi..” Paize mencoba dengan tenang saat pandangan tajam dari wanita di depannya itu terus saja melihatnya seperti elang yang ingin memangsa anak ayam.463Please respect copyright.PENANA8GJcIp1UfE
“Jadi, kau tau kalau aku adalah orang tua kandungmu?” tanya wanita itu dengan santai.463Please respect copyright.PENANAR6Jr4bBSzL
“Lalu? Apa hubungannya diriku ada disini?” tanya Pai balik. Dirinya sedikit geram melihat orang di hadapannya ini. Bagaimana bisa setelah bertahun-tahun ia ditinggalkan dan diurus oleh orang lain yang sudah dianggap orang tua kandungnya sendiri dan setelah orang yang dianggap orang tua itu tidak ada, ia dengan santainya bilang kalau dirinya orang tua asli? Hah, yang benar saja!463Please respect copyright.PENANAa3FdCujxUI
“Aku tau kalau kamu pasti marah dan mungkin benci pada kami. Tetapi kami mempunyai alasan begitupun Dewa dan Ira juga mengetahuinya.” jawab Bae Ha-Neul, wanita di depannya yang Paize yakini bukan orang biasa yang mempunyai kedudukan di perusahaan sebesar ini.463Please respect copyright.PENANABaD3B02Jqr
“Aku tidak akan meminta maaf untuk 17 tahun itu dan juga aku tidak meminta dirimu mendengarkanku. Tetapi, Dewa telah sepakat untuk mengajarkanmu hingga pada saatnya kau siap dan datang padaku.” Bae Ha-Neul kembali berbicara dan Pai mengontrol emosinya masih mendengarkan penjelasan darinya. “Saat ini Dewa dan Ira telah tiada dan otomatis kau harus kembali padaku. Apa kau bisa menerka kenapa Dewa memasukkanmu ke pelatihan bela diri?”463Please respect copyright.PENANAyZNXgNeAp0
Seketika Paize menegang. Dari dulu ayahnya selalu saja membuatnya untuk mempelajari seluruh bela diri yang bisa diajarkan padanya, bahkan jika dipikir-pikir, sebagian besar waktunya dihabiskan di arena matras dibandingkan jalan-jalan bersama sahabat-sahabatnya. Sedangkan ibunya selalu mengajarkan ia dengan sistem aritmatika dan pemrograman komputer, yang disukai olehnya karena dengan itu ia bisa belajar membajak beberapa situs dengan pengamanan yang ketat. Hal-hal yang diajarkan orang tuanya sejak ia kecil mungkin berbeda dari orang tua teman-temannya tetapi bukan berarti ia dipersiapkan untuk ini ‘kan?463Please respect copyright.PENANA7iKp8uwWgr
“Pikirkan apa yang ingin kau pikirkan, tetapi Dewa dan Ira melakukan hal tersebut karena itu adalah pekerjaannya terakhir sebelum ‘beristirahat’.” ucap Bae Ha-Neul membuyarkan pikiran Paize.463Please respect copyright.PENANAxId8A54Afx
“Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang setelah orang tuaku tiada?” tanya Paize setelah berpikir lama.463Please respect copyright.PENANA5RjxE62c60
“Kau akan hidup dibawah naunganku dan kau akan belajar lagi dari awal. Masa belajarmu dulu sudah berakhir dan sekarang masa praktek dilapangan.” jawab Bae Ha-Neul dengan tegas tanpa mempedulikan ekspresi Paize yang mengeras.
****463Please respect copyright.PENANAYBcN6GrtDH
Paize menghempaskan tubuhnya diatas kasur besar berukuran Super King yang berada di salah satu kamar yang berada di apartemen yang telah dipersiapkan oleh Fadel dibawah komando Bae Ha-Neul. Kali ini, kehidupan Paize berubah mulai hari sekarang dan ia merasakan pusing pada kepalanya yang terasa berat saat menerima beberapa berkas yang diberikan oleh Fadel pada saat mereka menuju kemari. Berkas yang berisikan surat kelahiran aslinya dengan nama Bae Bitna Arista juga beberapa berkas yang harus ia lakukan beberapa bulan ini sebelum akhirnya ia akan diberi tugas asli.463Please respect copyright.PENANAOMAmM14K1E
Bae Bitna Arista, terdiri dari 3 nama yang diberikan oleh 3 orang pula. Bae, nama marga yang didapatkan dari nama Bae Ha-Neul walaupun sebenarnya yang ia tau jika anak seharusnya mendapatkan nama marga ayahnya tetapi ia mendapatkan nama dari ibunya dan ia tidak ingin susah payah menanyakan itu. Bitna, nama yang diberikan oleh Ira saat ia masih berwarna merah baru saja dilahirkan oleh Ha-Neul di sebuah rumah peristirahatan yang terpencil, sedangkan nama Arista diberikan oleh Dewa yang juga sangat mencintainya saat tau jika ia dan istrinya mendapatkan tugas terakhir sebelum akhirnya mereka dibebastugaskan dari lapangan.463Please respect copyright.PENANAmoWzkqpVkM
“Ayah, Mamah.. Apa yang Paize lakuin ini bener?” gumam Paize pelan sambil membenamkan kepalanya di bantal. “Paize rindu kalian..” tidak terasa air matanya jatuh membasahi permukaan bantal sebelum akhirnya ia jatuh tertidur.
ns 15.158.61.16da2