Deva's POV
Mata itu! Gue tau mata itu! Mata yang selama ini gue lewat lewat foto ataupun layar hp. Mata indah yang pemiliknya sangat ingin gue temui. Dan sekarang, mata itu tengah menatap lembut ke gue yang jelas-jelas masih dalam topangannya.
GILA! Gue gak bisa mengalahkan pandangan darinya.
Mendadak, tangan V oppa bergetar dan tak lama kemudian.....
BRAK! Gue dan V oppa terjatuh.
Anjir! Sumpah, sakit banget!
"Gwenchana?" V oppa yang sudah berdiri duluan mengulurkan tangannya ke gue.
"Ah, eh, ah... gwenchanayo.." Jawab gue gugup. Tapi tetep nerima uluran tangan V oppa.
Kapan lagi bisa pegangan tangan sama bias coba! RARE CHANCE BRO!
V oppa lalu nolongin gue berdiri.
"Hati-hati." Katanya sambil tetap menatap gue lembut.
Njir! Bisa meleleh gue kalo gini terus.
"Mm... Kamsahamnida." Dan akhirnya gue bisa berdiri dengan tegak.
"Kamu beneran gak papa?" kata V oppa, kali ini sambil menatap gue cemas.
Duh... Muka 'biasa aja' udah cakep, apalagi kayak gini! CAKEP TINGKAT DEWA!
"I.. Iya, aku gak papa." karna muka gue udah makin panas, gue nunduk. Supaya gak keliatan kalo muka gue udah merah. Dan, of course, gue lagi salting sekarang.
1 detik, 10 detik, 1 menit...
Hening.
Sumpah! Kagok banget!
"V hyung? Kok hyung ada disini?"
Eh! Suara lembut itu?!
Dengan cepat, gue balik badan. Ada Zia, dan seorang cowok.
Eh, tunggu sebentar... Gue memicingkan mata. Cowok itu kan... Mata gue terbelalak.
OMG! Gue ketemu malaikat kedua! Yang pertama tentu saja V oppa.
"OMG! Jeon Jung..." Zia segera membekap mulut gue.
"Sst, gue ga tau kita dimana, tapi... pliss... jangan buat rusuh." bisik Zia, baru setelah itu dia ngelepas mulut gue.
Gue ngangguk-ngangguk nurut, sekaligus berterima kasih.
Thanks Zi, gue hampir teriak norak kayak tarzan tadi.
"Oh, tadi aku mau ngambil softdrink, trus, tiba-tiba nemu cewek ini, aku kira dia stylish noona gitu, trus aku tepuk deh pundaknya, trus yah..." V oppa tiba-tiba mukanya merah.
"Trus yah..." V oppa gak bisa ngelanjutin penjelasannya.
Gue nunduk lebih dalem. Malu bro!
Untung Jungkook oppa pinter, jadi dia ngerti omongan V oppa yang muter-muter kayak gasing.
"Ok, hyung. Aku ngerti." Jungkook oppa tiba-tiba menatap gue dan Zia dengan tajam.
"Jadi, kalian sebenarnya siapa?"
Gue membeku, refleks menarik baju Zia.
Zia, lo kan pinter, jawab sana!
Zia melirik gue-iya-gue-ngerti.
"Kami....."
"Taehyung-a! Jungkook-a! Buruan! Mau mulai nih!"
Gue nengok ke asal suara.
OMO! Malaikat ketiga!
Oh, God! Mimpi apa gue semalem kok bisa ketemu 3 cogan sekaligus?
Mantap jiwa!
"Eh, kok ada turis?" Si malaikat ketiga itu merapikan pakaiannya sedikit lalu terbatuk kecil. "Hello, my name is J-Hope. I'm your hope."
x.o.x
Zia's POV
Oke, gue ga pernah berpikir semuanya bakal jadi serumit ini. Hanya dalam semalam, harapan gue dan Deva terwujud dengan cara yang tak terduga dan semuanya berubah dengan begitu mudahnya.
Sebenarnya harapan gue gak muluk-muluk. Gue cuma pengen liat Bangtan secara live. Entah lewat konser, fansign maupun fanmeeting.
Gue gak berharap dikenal Bangtan, terus deket, pacaran, menikah, dan hidup bahagia selamanya.
That was only in fairytale.
Faktanya, gue dan Deva kelempar ke dorm Bangtan. Percaya gak percaya, itulah yang terjadi. Ini sangat gak rasional. Tapi gue rasa, ini semua disebabkan oleh 100 origami yang gue dan Deva buat. Gue tahu ini emang konyol. Tapi di antara semua kemungkinan yang ada cuma tersisa satu. Ya origami itu.
Gue kelempar ke dorm Bangtan pas ketiduran di meja belajar. Sedangkan Deva saat di kamar mandi.
Satu hal lain yang baru gue sadari, gue dan Deva bisa bahasa korea!
Anehnya, sekarang gue risau bukan karna gimana gue balik ke Indonesia dan apa yang Kak Angga dan ortu gue lakuin kalo sadar gue ngilang. Gue sekarang risau karna satu hal ;
Jungkook oppa benci gue.
Dengan kata lain, gue dibenci sama bias sendiri.
Sakit? Sakit hati maksud kalian? Entahlah. Gue rasa lo bisa bayangin sendiri.
Dibenci sama bias. Dituduh sasaeng fans oleh bias. Dikira penguntit oleh bias. Ditatap tajam sama bias.
Gue bener-bener unlucky fans, ya?
Sekarang, gue dan Deva sedang berjalan bersisian. Di depan kami ada Hoseok oppa dan Taehyung oppa. Sedangkan Jungkook oppa berada di belakang kami, menatap tajam kami dan mengawasi agar kami berdua tidak kabur.
Gue ngelirik Deva. Wajahnya pucat karena takut dengan Jungkook oppa. Kontras dengan saat dia bertemu dengan Tehyung oppa.
Deva Agatha. Adalah tipe cewek yang tidak bisa dikasari dengan ucapan. Menurut gue, dia adalah anak baik meski untuk beberapa hal ia terkesan sombong. Tapi gue rasa ia tidak bermaksud untuk sombong. Hanya saja, orang yang tidak mengenal Deva dengan baik akan menganggap Deva adalah orang yang sangat menyebalkan.
Gue dan Deva sedang dibawa ke dance room untuk bertemu dengan member Bangtan yang lainnya atas usulan Hoseok oppa.
Begitu kami berlima masuk dance room, semua orang di dalam menghentikan aktivitasnya masing-masing, beralih menatap 2 sosok baru yakni gue dan Deva.
Meski berusaha biar muka gue keliatan gak tegang, gak bisa dipungkiri gue emang deg-degan. Gue takut.
"Hoseok hyung, Taehyung, Jungkook, siapa mereka berdua? Mengapa kalian membawanya kesini?" Namjoon oppa memulai pembicaraan setelah hening 10 detik.
"Ah, biar ku jelaskan hyung." Balas Jungkook oppa mendahului Hoseok oppa yang sudah mulai membuka mulutnya.
Jungkook oppa menghampiri Namjoon oppa yang berada di salah satu sudut ruangan dengan member Bangtan lainnya. Disusul Hoseok oppa dan taehyung oppa. Mereka membuat lingkaran di sudut ruangan tersebut.
"Menurutku mereka tersesat."
"Bagaimana mungkin orang tersesat bisa masuk dorm kita?"
"Ya, itu benar. Hanya sedikit orang yang tahu akses masuk dorm."
"Tapi, bagaimana mungkin?"
"Tidak. Kurasa mereka perempuan baik."
"Jangan tertipu dengan wajahnya, hyung!"
"Lalu bagaimana kau bertemu dengannya?"
"Aku hanya mau mengambil softdrink lalu..."
'Aku tidak percaya ini bisa terjadi."
"Mungkin mereka sasaeng fans. Atau stalker yang suka menjual informasi tentang kita pada publik."
"Itu masuk akal. Sekarang banyak terjadi terror pada idol seperti kita yang dilakukan oleh fans sendiri."
"Kalian ingat peristiwa yang menimpa Baekhyun hyung, seminggu yang lalu?"
"Jangan menuduh sembarangan. Kita tidak punya bukti."
"Kenapa hyung membela mereka?"
"Aku tidak membela. Aku hanya..."
"Blablablabla....." Begitulah bisik-bisik yang gue dengar.
Gue berharap-harap cemas mendengar obrolan mereka. Permintaan gue sekarang cuma satu.
Gue gak pengen member Bangtan yang lain benci gue.
ns 15.158.61.48da2