Irwan berhenti di depan pintu sebuah apartemen dengan sekantong belanjaan berisi cemilan di tangan kiri. Sementara tangan lainnya begitu lincah mengetik enam digit pada number pad yang disediakan untuk setiap pintu apartemen. Begitu terdengar bunyi 'klik' pada handle, Irwan segera membuka pintu dan melangkah masuk sambil mengucapkan salam.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdJ7wwDPOy
"Assalamu'alaikum…"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJpRRQqc52
"Wa'alaikumsalam…" terdengar suara Dora menyahut dari ruang tengah.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhH5muQy8vp
Setelah melepas sepatu dan kaos kaki, Irwan segera menuju ruang tengah untuk menemui gadis kecil itu dan meletakkan kantong belanjaan di atas meja. Dora dengan penasaran mengutak-atik isi kantong plastik berwarna putih tersebut lantas tersenyum ketika menemukan es krim favoritnya. Tak lupa ia letakkan sekaleng minuman rasa brown sugar temuannya di depan pemuda itu yang sedang mengganti channel televisi menggunakan remote di tangan.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4JOzxkQyk
“Jadi bagaimana sekarang?” tanya Dora tiba-tiba.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaDO0D0CLA4
“Apanya yang bagaimana, Dor?” Irwan bertanya balik sambil terus mengganti channel televisi.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDSuTPQAnfi
“Apa masih ada yang belum dibereskan?”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjCUKXEtZy
Irwan berpikir sebentar. Ibu jarinya berhenti menekan tombol remote televisi dan mulai meletakkan benda berwarna hitam itu di atas meja tamu. Wajahnya terlihat serius, padahal yang sedang ia tonton adalah sebuah tayangan komedi yang biasa membuatnya dan Dora tertawa sampai terpingkal-pingkal. Dora juga kurang lebih demikian, tapi lebih ke datar sekaligus penasaran. Ia hanya serius menikmati es krimnya agar tidak mencair demi menunggu Irwan ngomong.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2iXE04ab7u
“Kurasa cukup,” ucap Irwan kemudian. “Semua yang terlibat langsung sudah dibereskan.”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbDBMeSX1D
“Lalu bagaimana dengan orangtua anak-anak brengsek itu? Bukannya mereka yang menyuap kepolisian?”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaCU6Tf41Ys
“Tidak apa. Biarkan ini mejadi pelajaran bagi mereka,” lanjut Irwan. Dia bakar sebatang rokok lalu menghisapnya perlahan. “Jangan lupa, mata dibayar mata, gigi dibayar gigi….”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnGW9OwucEX
Senyap melanda sesaat karena Irwan tidak langsung berbicara setelah menghembuskan asap rokoknya. “Tentu saja, nyawa dibayar nyawa. Orang yang menyebabkan orang lain berduka karena kehilangan anggota keluarga yang berharga, pantas mendapatkan balasan yang setimpal.”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFUbqEgr87W
“Kamu benar,” Dora tersenyum puas sebelum menjilati es krimnya kembali. “Besok ada kuliah?”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAIAHiQ5YO
“Cuman satu mata kuliah pagi. Habis itu aku ada sedikit urusan.”
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR8yCWey9ib
***
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKg1ruJsoaj
Sepulang kuliah jam sepuluh tadi, Irwan meluncur dengan sepeda motornya menuju pemakaman umum di kawasan Panaikang. Ia menghampiri salah satu batu nisan yang masih terlihat baru, mungkin belum ada sebulan sejak dikuburkan. Di atas tanah kuburannya pun masih tampak taburan kelopak bunga yang belum kering.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVMt2tLI1rZ
Irwan berinisiatif mengambil sebotol air minum kemasan di kantong samping ranselnya dan menyiramkan isinya di atas batu nisan dan tanah kuburan bergantian. Bersamaan dengan habisnya air di dalam botol, ia mendengar suara langkah kaki berhenti tepat di sebelah kanannya. Tanpa menoleh pun Irwan sudah tau siapa orang yang sedang berdiri mematung di sisinya itu.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsB508ZpuKR
Kalau tidak salah, namanya Taufik. Seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan terkenal di kota Makassar. Walaupun di kantornya dia termasuk sukses, namun ia tidak cukup kuat dalam memperjuangkan keadilan untuk adiknya tercinta. Lawannya terlalu kuat dalam hal finansial sehingga Taufik dan keluarga hanya bisa pasrah. Tapi dia tidak mau menyerah sehingga menyelam ke sisi gelap sebuah situs jejaring sosial menjadi pilihan pertama yang mempertemukannya dengan Irwan.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8jbrWEzp2I
"Aku nggak kelamaan kan?" tanya pemuda itu kemudian.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPX2ofzP0t8
Irwan yang tidak langsung menjawab meremas botol kemasan di tangannya hingga super penyok sebelum memasang tutupnya. Ia melempar sampah tersebut ke dalam tong sampah terdekat lalu menarik naik resleting jaketnya sampai leher.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ82RhTligwK
"Enggak kok, baru aja sampai juga," jawabnya datar. "Gimana kabarnya sekeluarga? Sehat?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5DboPgi77
Pemuda itu tersenyum. "Alhamdulillah, sekarang kami semua merasa jauh lebih baik," ujar pemuda itu, tanpa dia sadari kalau perkataannya membuat Irwan menarik senyuman tipis di bibirnya. "Aku tau ini bukan tindakan terpuji, tapi yang namanya sakit hati itu bukan main penderitaannya."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tDgJCidqX
"Jadi, ada anggota keluarga yang tau?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO69OWJUpZz
"Enggak. Enggak ada sama sekali. Ini semua atas keputusanku sendiri. Aku nggak bisa melihat orangtuaku terus-terusan larut dalam kesedihan dan amarah tanpa bisa melakukan apa-apa."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQUB6SeD9u
"Kamu anak yang baik ya…" gumam Irwan.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcIkaX1TaIz
"Aku cuma nggak terima dengan hukum negara ini yang tumpul ke atas. Kamu juga begitu kan?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL9rpDuhtSY
Bilah oranye kemerahan pemuda itu bergeser melirik sosok Taufik di sebelahnya sebelum kembali menatap kuburan di hadapan mereka. "Tidak juga, sebagian besar alasanku adalah untuk menambah penghasilan melalui skill yang kumiliki," tandasnya kalem. Lawan bicaranya sampai mengerutkan kening mendengarnya. "Sisanya adalah rasa kasihan dan yang kamu bilang tadi."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJHJ0dHcp6
"Hm?" Taufik memicingkan mata.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSVA0LVcJLp
"Aku pun membenci hukum yang seperti itu."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMVL7Vawsu
Setelah berbincang-bincang sekitar setengah jam-an, Irwan pamit untuk pulang. Padahal sebenarnya dia mau mampir ke kosan teman sekelasnya yang tak jauh dari lokasi Taman Makam Pahlawan di Panaikang. Karena sebentar malam ada janji dengan calon klien, maka dia harus segera menyelesaikan tugas KKPMT yang diberikan oleh bu dosen di kuliah pagi tadi.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJ2vA0kTtl
Memasuki jalanan Batua Raya yang cukup ramai kendaraan, Irwan berbelok memasuki lorong di sebelah kiri tepat sebelum warung bakso. Kemudian lanjut berbelok ke gang pertama di sebelah kanan dimana tampak banyak anak-anak sedang bermain dengan riangnya di ujung gang. Ia menghentikan laju sepeda motornya tepat di depan pagar sebuah rumah panggung bernuansa hijau. Karena hampir seluruh bagiannya dicat hijau, kecuali tiang dan beberapa komponen lain yang dicat hitam.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj7CME4wD3s
Irwan meraih ponsel androidnya lalu mengetik sesuatu. Tak lama setelah terdengar bunyi klik tanda chat terkirim, dari pintu lantai atas muncul sosok yang ditunggu-tunggu. Seorang gadis berambut cokelat lurus sepundak dalam balutan t-shirt dan celana puntung serba hitam. Namanya Syarwina alias Sana, teman sekelas Irwan yang paling bisa diandalkan untuk mengatasi segala kesulitan yang ditemui dalam mata kuliah ini. Sosok yang dikenal tomboy namun memiliki hati yang lembut.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ98WLQ0qlwb
Ia nampak bergegas menuruni tangga untuk membukakan pintu gerbang agar Irwan bisa memasukkan sepeda motornya ke dalam parkiran kosan. Setelah menyapa bapak kos dan beberapa penghuni lain yang sedang nongkrong di beranda bawah, gadis itu mengajak Irwan naik ke beranda atas sementara dia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil peralatan. Selain ransel yang beratnya membagongkan, Irwan dikejutkan oleh suara berdebam sepaket ICD yang diletakkan di hadapannya. 'Kitab' sakral profesi rekam medis yang terdiri dari tiga buah buku utama.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdBXU4VtqbO
Bukannya bermaksud ngegas, tapi hal semacam ini memang sudah biasa untuk mahasiswa rekam medis karena berat tiap bukunya melebihi berat total satu buah Al-Qur'an berukuran normal. Jika dikalikan tiga maka totalnya cukuplah untuk dijadikan sebagai pengganti barbel dalam melatih kekuatan otot lengan sehari-hari. Belum lagi untuk mahasiswa tingkat tiga yang biasanya dibawa ngampus setiap hari dan perkuliahannya selalu di lantai empat. Memikirkannya saja membuat para junior bergidik ngeri. Maka tidak heran kalau sebagian besar fresh graduate punya lengan yang kuat. Tiap hari di tahun terakhir rajin latihan fisik.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkAEytqjWVF
"Kukerja dulu, ya. Nanti kamu tinggal salin," ujar Sana kemudian. Tau-tau kacamata frame tebalnya sudah bertengger di hidung dan rambut kemerahannya dikuncir asal-asalan. Sebuah indikasi kalo doi sedang dalam mode serius.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFoiYel80S
Sebenarnya Irwan tidak enak hati kalau cuma menyalin pekerjaan teman. Jadi meskipun Sana bilang begitu, dia tetap berusaha mengikuti cara sahabatnya itu dalam mengerjakan tugas. Habisnya tomboy kelas 1-B ini dikenal jenius dalam mata kuliah KKPMT oleh seluruh penghuni kelas. Hampir tidak ada soal dan kasus yang tidak bisa dia pecahkan selama itu masih bagian dari mata kuliah tersebut. Bahkan jagoan-jagoan di kelas sering meminta bantuannya untuk menyelesaikan soal tertentu.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEzKgvYuK7
"Sans, dikasi makan apa sih sampai bisa encer begitu otaknya?" tanya Irwan tiba-tiba.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZIgDchbb1
Sana yang sedang serius menaikkan kedua alisnya sebentar tanpa menoleh. Tidak dia biarkan tangannya berhenti menulis sebelum sampai di titik. Sejurus kemudian ia menatap Irwan sesaat sebelum melanjutkan pekerjaannya kembali.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBSnr52Jrfd
"Ga encer kok. Kebetulan saja aku mengerti dasar pemakaian ICD 10 dan penalaran yang dibutuhkan," jawab Sana. "Sama aja kalo kamu udah ngerti banget sama sifat dan kelakuan seseorang."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD4sCwmkrro
"Kayaknya bukan cuman di KKPMT deh, Sans," sahut Irwan kurang setuju. "Di matkul lain juga begitu. Di kelas kerjamu kalo bukan ngegambar ya tidur. Tapi ga kunjung remedial juga."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvCp5ANFvC
"Oya?" Sana melirik Irwan dari balik kacamatanya dengan alis terangkat sebelah.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FsjNi98OZ
"Anak-anak rame loh ngomongin kamu di kelas. Katanya jarang memperhatikan di kelas, hampir ga pernah nyatat pelajaran, giliran ujian malah hampir ga remedial. Itu pun baru remed kalo minimal setengah orang kelas yang mengulang semua."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXT8iSsyAh
"Bapak emang pernah bilang kalo anaknya sebenarnya pintar, cuman males belajar aja."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡan3KLDM4qt
"Hah?" Irwan mengerutkan alis hitamnya. "Kalo dipikir-pikir sih emang masuk akal."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcruLPM0aNy
"Mungkin aku juga jago di KKPMT karena paling suka pelajaran biologi. Makanya paling gampang ngapalin terminologi medis."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ374LewawR0
"Belajar serius donk kalo gitu."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWwUodTFul
"Males ah. Ngantuk mulu, apalagi kalo lagi kelasnya ketua prodi. Saking parahnya, ngegambar aja ga mempan ngilangin kantuk."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLG7QoOfO3q
"Iya juga sih."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalNXBZagr6
***
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ64Sy9IBS9L
Selepas isya habis membersihkan piring bekas makan malam, Irwan berangkat menuju anjungan paling ngehits di Makassar menggunakan jasa taksi online. Sengaja tidak memakai jasa bus karena tidak ingin membuat klien menunggu. Yah, walaupun bar-bar begini, Irwan tetap menjunjung kedisiplinan. Tapi sebagai gantinya, dia pun tidak menyukai kelakuan klien yang tidak menghargai waktu janji temu yang sudah ditetapkan.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLp6n8etN4P
Setibanya di anjungan, lokasi yang dia datangi adalah anjungan Mandar. Lokasinya cukup sepi di malam Selasa ini dan kebetulan memang menjadi titik yang ditetapkan dalam janji temu dengan klien. Tidak begitu jauh darinya, tampak sekelompok pemuda sedang mengobrol sambil sesekali tertawa. Keempat pemuda itu seperti sedang membicarakan sesuatu yang lucu dan seru, kecuali salah seorang gadis di tengah-tengah yang terlihat paling muda di antaranya. Gadis berjaket parka merah tua dengan masker hitam di dagunya itu hanya menatap hitamnya langit malam yang bercampur dengan gelapnya lautan sambil menikmati tahu isi pedas.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH63YjuAf1d
Tidak sampai sepuluh menit bersandar di pembatas anjungan sambil menikmati sebatang rokok, seorang wanita muda dalam setelan kemeja-rok dan jaket panjang selutut datang menghampiri. Irwan langsung menaikkan maskernya menutupi hidung dan mulut. Tak lupa meremas rokoknya hingga tidak berbentuk dan memasukkan sampahnya ke dalam sebuah kotak kecil yang selalu disimpan di saku celana setiap kali bepergian. Tanpa diberitahu pun dia sudah tau kalau wanita itulah yang ia tunggu.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocOttAzP6m
"Anda pasti 'Jeffrey' yang dimaksud atasan saya," sapa wanita tersebut begitu tiba di hadapan Irwan. "Anda tidak menunggu lama 'kan?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2r9iY8A6oQ
Irwan tersenyum tipis di balik maskernya. "Tidak masalah. Aku baru sampai," ujarnya.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbTm8VMFCa
"Perkenalkan, nama saya Nadhira, sekretaris dari pengusaha yang akan menggunakan jasa Anda," lanjutnya sambil menyodorkan selembar kartu nama kepada Irwan. "Bagaimana kalau kita kesana sekarang? Atasan saya baru saja tiba."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtnekgmjwB
Mengikuti arah telunjuk Nadhira, Irwan menyadari bahwa tempat yang dimaksud adalah bangunan salah satu hotel besar di sekitar pantai. Irwan dan kawan-kawan sering melewati hotel megah itu setiap kali datang ke Losari atau situs di sekitarnya. Tapi tidak pernah terpikir untuk masuk ke dalamnya.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG32p6FBZnz
"Iris Hotel?" Irwan melirik Nadhira dengan wajah menghadap ke hotel.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBeh6KjgA7A
"Benar, dan Iris adalah salah satu saham kami," sahut wanita itu penuh semangat.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiYVynJkWv9
"Kamu ceria juga ya..." gumam Irwan sambil melangkah maju. "Kalau begitu kita selesaikan secepatnya."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ84qWcMv6xL
"Baik!"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFeTjslW18
"Kelihatannya mencurigakan..." pemuda berambut cokelat tembaga di sebelah gadis berjaket merah tua menyeletuk pelan. Rupanya dia memperhatikan gerak-gerik Irwan dan Nadhira sejak tadi. "Kita ikuti?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfRxgM1e7cn
Gadis berjaket merah tua melirik ke belakang, hanya untuk melihat kepergian Irwan walau sesaat lalu berpaling lagi. "Biarkan saja mereka."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAxefUuIGlH
"Beneran nih?"
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Ejo2FWF0F
"Kalo dia bilang biarin ya biarin aja lah," gadis berkuncir kuda sepinggang di antara mereka menimpali.
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNLo0xkKoW5
"Daripada mikirin mereka, nih lihat," lanjut gadis berjaket merah kemudian sambil mengangkat kertas bungkusan gorengan yang sudah melambai-lambai tertiup angin malam. "Tahu isi pedasnya mau habis, belikan lagi! Sekalian sama air botol dingin."
92Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZxwxSKUX0L
"Sip boss!"
ns 15.158.61.8da2
