Hai, bagaimana resep nya sudah dicoba belum?
Terserah sih mau dicoba apa enggak, paling ntar kalian yang nyesal sendiri.
Aku lanjutin nih yah ceritanya.
Jadi tuh aku cuman iseng doang pas Rocky mau cium aku, langsung aku tampar wajahnya, tapi tenang aja gak kuat kok, paling sih cuman merah doang.
"Aduh sakit..." kata Rocky sambil memegang pipi nya.
"Hahaha... makanya jangan kebangetan jadi cowok, sakit yah, ululu tayang.." kata ku sambil tertawa.
"Cewek apaan sih kamu, galak banget..." saut Rocky.
"Maaf yah, kamu sih.." jawabku.
Tenang saja dia tidak bakal marah samaku. Tidak lama kemudian kami sampai di supermarket, kemudian kami mulai mencari bahan bahan yang dibutuh kan yah seperti margarine, tepung terigu, gula, dll.
Setelah keliling keliling mencari semua bahan tersebut, kemudian kami berjalan menuju kasir, dan kemudian kembali ke parkiran. Setelah kami keluar dari parkiran supermarket tersebut, aku sama sekali tidak tau kemana dia akan membawa ku, tapi kemarin sih kata dia setelah dari supermarket mau ke rumahnya.
Tapikan ini hari minggu, gak, gak mungkin ke rumahnya. Pasti ada orang tua nya dirumah.
Tak lama kemudian tiba tiba saja ia mengarahkan mobilnya ke suatu toko kue.
"Ky bukannya kita mau buat kue yah?" tanyaku.
"Iya emang kenapa" jawabnya.
"Terus ngapain kita kesini?"
"Mau beli kue" jawabnya.
"Kan kata kamu mau buat kue, kenapa jadi beli sih, gak jelas banget deh jadi orang" kataku sambil keluar dari mobilnya.
"Uda ikut aja, bawel deh.." jawabnya sambil menarik lengan ku.
Aku diajak masuk olehnya, tapi bukan untuk memesan sepotong kue melainkan aku diajak pergi ke dapur di toko kue tersebut, tanpa ijin dari pemilik atau pegawai toko, malahan yang ada tuh..
"Selamat siang pak..." ucap pegawai toko tersebut.
"Siang.." jawab Rocky.
Iya bener, ternyata dia adalah pemilik dari toko kue tersebut, keren yah masih muda sudah punya toko kue sendiri, padahal punya toko kue itu termasuk dalam salah satu impian ku.
"Jadi kita buat kuenya disini? bukannya kamu bilang mau buat di rumah kamu yah?" tanyaku.
"Sepertinya lebih baik disini aja deh, lagian kan ini memang tempatnya" jawabnya.
"Ya sudah deh kalau gitu, btw kita mau bikin kue apa nih?" tanyaku
"Hmm.. apa yah, kalau kita buat Cobbler saja gimana?" jawabnya.
"Cobbler? emang kamu bisa?" tanyaku meragukan dia.
Yah seperti yang kalian tau kalau hanya membuat Cobbler saja aku jagonya.
"Iya, kamu ragu sama resep rahasia yang diajarkan oleh mama aku" jawabnya.
"Kalau mama kamu yang buat sih mungkin aku tidak ragu" kataku sambil tersenyum.
"Oke.. akan aku buktikan" katanya sambil mengeluarkan bahan bahan dari kantong plastik yang tadi telah ia beli.
"Apa ada yang bisa dibantu pak?" tanya ku meledek ia lagi.
"Sebaiknya kamu duduk saja disitu, nanti kalau sudah selesai baru saya memerlukan bantuanmu untuk mencicipinya" jawabnya sambil menunjuk ke arah kursi yang ada di dapur.
"Baik pak.." kataku sambil menundukan kepala seperti layaknya pegawai toko yang telah diberi arahan oleh bosnya.
Setelah itu ia hanya tersenyum dan melanjutkan membuat Cobbler, sebenarnya aku ingin sekali membagikan ke kalian resep Cobbler buatannya, tapi kata dia itu adalah resep rahasia yang diajarkan ibunya, oleh karena itu tidak jadi deh aku beritahukan ke kalian.
Kalau kalian penasaran akan rasa Cobbler buat aja menggunakan resep dari aku, aku jamin kok rasanya lezat, lagian itu resep yang diajarkan oleh mama aku jadi rasanya sudah terjamin.
Ketika mataku melihat sekeliling ruangan dapur, tak sengaja mata ku tertuju pada suatu radio, dan aku mulai mendekati radio tersebut, kemudian aku pegang dan aku lihat ternyata ini radio "Philips".
Philips adalah radio yang telah ada di indonesia sejak tahun 1895, pada masa Kolonial Belanda. Radio pada masa penjajahan, yah alat yang sangat vital untuk mengumumkan suatu kebijakan atau pengumuman untuk tujuan tertentu. Pada masa itu hanya segelintir orang yang memiliki sebuah radio, sehingga pada saat itu radio merupakan suatu barang yang mewah, setahu aku gitu sih.
"Koleksi antik lagi..." kataku sambil melirik ke arah Rocky.
"Itu peninggalan papa dulu, dan masih banyak koleksi antik milik papa lainnya" jawab nya.
"Peninggalan?" tanya ku.
"Iya, jadi tuh papa terkena serangan jantung dan meninggalkan, pada saat aku duduk dibangku SMP" jawabnya.
"Maaf yah.." kataku
"Maaf atas?" jawabnya.
"Iya maaf, karena aku menanyakan soal ini. Jadi bikin kamu teringat dengan alm papa kamu" kataku sambil memegang radio tua milik alm papanya.
"Santai aja kali..." jawabnya sambil mengambil radio dari genggamanku dan memutarkan lagu.
"Let me take you down..
'Cause I'm going to Strawberry Fields..
Nothing is real
And nothing to get hung about..
Strawberry Fields forever"
"Gak mobil, radio bahkan lagunya juga tua. Usia saja yang muda selera sama seperti papa ku" kataku di dalam hati.
Itu lagu dari The Beatles yang berjudul "strawberry fields forever", kalau kalian tidak tau nih, The Beatles itu adalah kelompok pemusik inggris beraliran rock, dibentuk di liverpool pada tahun 1960, sering kali dianggap sebagai pemusik tersukses secara komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam musik populer, sejak tahun 1962. Aku dapat infonya dari wikipedia sih, karena aku sama sekali gak tau hehe.
Tak lama kemudian, ia meletakan sebuah Cobbler strawberry di hadapanku.
"Please try.." katanya sambil tersenyum melihatku.
"Okay I'll try, but I want to judge first from the presentation"
"Silahkan chef" katanya sambil tertawa.
"Hmm, in terms of presentation, I think it's good, but not perfect. but okay it doesn't matter, because the most important thing is taste" kata ku seakan-akan menjadi juri di suatu acara lomba memasak.
"Yaudah buruan dicobain chef" katanya.
"Hmm.. lumayan sih, tapi terlalu banyak gula, jadi manisnya sedikit berlebihan, boleh lah nih kalau untuk ditambahkan ke dalam menu di toko kamu" jawab ku.
"Kan sama seperti jurinya, manisnya berlebihan"
"Niatnya sih gitu mau aku masukin ke dalam daftar menu, tapi lihat nanti deh" katanya.
"Apaan sih. Yah terserah kamu sih mau dimasukin atau tidak" jawabku sambil memakan Cobbler buatannya.
"Yaudah nanti aku masukin, lanjut makan didepan saja yuk" ajakannya.
"Oke.." jawabku sambil berjalan menuju meja toko kue nya yang berada tepat di sudut ruangan.
Pada saat tepat pukul 17:58 WIB, toko Rocky lagi sepi, bahkan sama sekali tidak ada pengunjung, yang ada di toko Rocky cuman, dia, aku dan 3 pegawainya.
Dia duduk persis di depan ku, aku melihat dengan jelas kepalanya yang sedikit menunduk dan wajahnya yang murung, di pikiran aku saat itu mungkin ia sedang memikirkan kondisi tokonya yang sepi ini.
"Hey kamu kenapa kok kelihatan sedih gitu?" tanyaku sambil memegang telapak tangan kanannya.
"Heh, gapapa kok" jawabnya.
"Beneran gapapa?" tanyaku.
"Hmm gimana yah, sepertinya toko aku bakalan tutup deh kalau kondisinya begini terus...
274Please respect copyright.PENANAqvQejfZ9Oq
Nanti aja lanjutin yah.. Aku semangatin Rocky dulu... Kasian dia...
ns 15.158.61.44da2