"Sabar ya Ky... semua masalah pasti ada solusinya kok" sahutku menyemangatinya.
"Iya sih, tapi aku harus gimana kalau kondisinya sepi gini, harus gaji pegawai, bayar uang sewa toko" jawabnya.
"Kamu bener sih, tapi mau gimana dong, semua usaha pasti ada masa sulitnya kan"
"Nanti aku bakal bantuin kamu deh buat nemuin solusinya" kataku meyakinkannya.
"Yaudah deh nanti saja urusan itu, uda mau malam nih. Aku antar kamu pulang yah" jawab Rocky.
"Iya aku gak enak sama mama ninggalin dia sendiri di rumah"
Ketika kami menuju ke rumahku, tiba-tiba saja pacarku menelponku.
"Hai sayang, kemana aja sih dari tadi aku chat tidak kamu balas?"
"Iya maaf yah, aku sibuk banget hari ini abis bantuin mama bersihkan rumah"
"Oh iya sudah kalau gitu, nanti aku telpon lagi ya"
"iya".
Iya maaf yah aku lupa memberitahu ke kalian kalau aku punya pacar. Dia Rey temanku SMA dulu yang kemudian mengungkapkan perasaannya ketika perpisahan di sekolah, seorang cowok yang tidak peduli sama ceweknya sendiri, lihat percakapan tadi sama sekali tidak menggunakan perasaannya, hanya sekedar menanyakan kabar saja.
"Siapa, mama kamu yah?" tanya Rocky.
"Iya, biasalah takut anak gadisnya diculik cowok" kataku sambil tersenyum kepadanya.
"Tenang aja bilang kemama kamu, selagi anak gadisnya bersama cowok baik-baik mah aman" jawabnya.
"Cowok baik-baik mana yang baru sekali ngajak jalan uda minta cium?" kataku sambil memiringkan badan dan menatap matanya.
"Hehe..." jawabnya sambil tersenyum.
"Besok aku ingin buatin kamu Cobbler, tapi buatnya di dapur toko kamu gimana boleh gak?"
"Emang kamu bisa?" tanyanya.
"Bisa dong.." jawabku.
Tak lama kemudian kami sampai di rumahku, yah seperti cewek pada umumnya ketika sudah diantarin pulang.
"Sampai" katanya sambil menarik rem tangan mobil tuanya tersebut.
"Kamu masih tetap gak mau masuk dulu?" tanya ku
Kalau kemarin aku berharap ia menolak, tapi kali ini sungguh aku ingin ia masuk agar bisa aku kenalin ke mama.
"Engga deh, aku mau balik ke toko lagi mau bantuin mereka tutup, sekalian ada yang mau aku bicarakan ke mereka " jawab nya.
"Oh.. ya sudah deh, hati-hati yah"
Kemudian aku masuk ke rumah. Aku melihat mama sedang mengeluarkan kue dari oven miliknya.
"Lagi ngapain ma, kelihatannya sibuk banget" tanyaku.
"Bikin kue, buat mama kasih ke temen mama. Jadi tuh dia punya toko kue gitu terus mama disuruh bikin kue yang dia inginkan, ntar kalau kue yang mama bikin enak bakalan di masukin ke menu di toko kue miliknya" jawab mama sambil sibuk menyusun buah ceri di atas sebuah rainbow cake yang telah ia buat.
"Wah keren dong ma, aku juga ingin tuh seperti mama, bisa meletakan menu yang kita bikin sendiri di toko orang lain.
"Iya semoga saja dia suka sama kue bikinan mama" kata mama.
"Pasti dia suka ma, kan semua kue bikinan mama selalu lezat rasanya" jawabku sambil tersenyum.
"Kamu bisa aja deh" kata mama sambil mencubit pipiku.
"Yaudah ya ma aku mau ke kamar, mau istirahat. Capek banget, tadi habis bantuin Rocky bikin kue" jawabku sambil berjalan menuju kamar.
"Iya deh yang habis seru-seruan bareng pacar baru" kata mama memelukku.
"Apaan sih ma, uda deh" teriakku ditangga.
Malam itu aku telponan dengan pacarku Rey, yang kami bahas hanyalah perdebatan soal mempertahankan suatu hubungan jarak jauh. Sedikit aku jelaskan tentang dia, yah seperti yang sebelumnya sudah aku beritahu ke kalian bahwa dia adalah teman SMA ku dulu yang mengungkapkan perasaannya ketika acara perpisahan disekolah, dulu sih dia memang sangat aku kagumi, seseorang dengan paras yang tampan dan hobi yang bagi ku cukup keren, yah dia kapten dari tim basket sekolahku dulu, yang telah membawa timnya juara 1 di kejuaraan antar sekolah, selain itu dia juga lumayan pintar, dia pernah juara olimpiade sains nasional, oleh karena itu aku bisa suka olehnya.
Tapi aku hanya memandang parasnya yang tampan dan prestasinya saja, tidak melihat dari segi karakter, dan sikapnya terhadap perempuan. Mungkin bagiku itu adalah hal yang wajar terjadi bagi cewek pada umumnya. Pada dasarnya kan wanita adalah makhluk visual, atau mungkin saja itu cuman pandangan ku ketika masih remaja.
Belakangan ini aku mulai tidak suka dengan sikapnya yang temperamental dan posesif, aku tahu LDR itu mungkin tidak menyenangkan, dan mungkin karena itu juga sikap dia berubah yang sebelumnya tidak pernah berburuk sangka kepada ku menjadi terlalu posesif yang seperti sekarang ini. LDR? iya dulu rumah dia satu komplek dengan ku, kemudian keluarganya memutuskan untuk pindah ke luar kota dikarenakan ayahnya. Ayahnya adalah seorang perwira menengah angkatan darat yaitu kolonel.
Aku berdebat dengannya hingga larut malam, dan sampai disaat otak dan hati ku mulai bosan akan topik pembahasanya, aku memutuskan untuk istirahat, kemudian aku menutup telepon darinya tanpa pamit kepadanya, dan lagian besok adalah hari kedua ku untuk kuliah. Aku tidak ingin dihukum dosen karena terlambat masuk.
Pagi, 06:32 WIB. Alarmku berbunyi, seperti aku bangun dan mengucapkan terima kasih kepada oksigen.
"Good morning oksigen, terima kasih yah sampai saat ini kamu masih bersamaku" kataku sambil membuka jendela kamar.
Setelah itu aku mandi dan bersiap-siap untuk ke kampus. Dan seperti biasa, aku mendengar suara jeritan mama memperingatkanku agar tidak terlambat ke kampus.
"Sayang bangun buruan, ntar kesiangan loh" teriakan mama yang mungkin tetangga sebelah pun kedengaran.
Tapi mama selalu telat membangunin aku, kedeluanan oleh alarmku.
"Iya ma, sudah selesai kok, ini mau turun" jawabku sambil membuka pintu kamarku dan segera turun ke dapur untuk sarapan.
"Morning ma" kataku sambil mencium pipi mama.
"Pagi sayang, buruan sarapannya dihabiskan" jawab mama sambil meletakan sepotong roti dengan selai strawberry diatasnya.
"Iya ma" kataku.
Tak lama kemudian aku mendengar suara klakson mobil di depan rumah.
Aku dengan rasa penasaran menghampiri mobil tersebut dengan membawa sepotong roti buatan mama.
"Siapa sih pagi-pagi gini udah berisik" teriakku.
Dan ternyata sebuah mobil Volkswagen Beetle atau bisa disebut VW Kodok, mungkin kalau mobil yang satu ini aku tidak perlu jelaskan ke kalian karena mungkin kalian sudah pada tahu. Berada persis di depan rumahku yah pasti kalian sudah tahu siapa pengemudi di balik mobil kecil dan tua tersebut, siapa lagi kalau bukan Rocky.
"Pagi Amanda" katanya sambil membuka kaca mobil tua miliknya.
"Pagi, kenapa gak bilang sih kalau mau datang, aku buru-buru nih mau pergi ke kampus" jawabku dengan cuek.
"Tadi sih niatnya mau bilang dulu, tapi aku buru-buru, takut kamu udah duluan pergi"
"Yaudah bareng aja sama aku, kampus kita kan sama" ajakan Rocky.
.
"Aaa.. yaudah deh" jawabku sambil menggaruk kepala.
"Ma aku pergi duluan yah" teriakku ke mama.
"Iya, hey kamu bareng siapa perginya?" teriakkan mama dari dalam rumah.
559Please respect copyright.PENANASBy5un2l63
"Bareng temen kampus aku ma" jawabku.
Kemudian aku masuk kedalam mobil tua tersebut. Kali ini aku tidak ingin membahas tentang mobil ini, karena aku kurang suka dengan modelnya yang lucu mirip seperti kodok, kalau menurut kalian itu adalah mobil yang keren, itu terserah kalian.
"Kok kamu bilang kemama kamu temen sih?" tanya Rocky.
"Ha? kan memang bener temen, apaan sih kamu" jawabku dengan bete.
"Iya sih" katanya dengan nada pelan.
Diperjalanan menuju kampus aku dan Rocky tidak banyak berbicara, dikarenakan aku sibuk membalas pesan dari pacarku. Sebenarnya sih males banget pagi-pagi debat soal hal yang tidak penting. Tapi daripada berbicara dengan seseorang di sebelahku, yah lebih baik aku ladenin pacarku saja, dan berharap semoga dia mutusin aku . Ntah gak tau kenapa pada saat itu aku rada sedikit bete dengan Rocky, mungkin karena aku kesal kali dengan pacarku, makanya dia deh yang jadi pelampiasan ku.
Tak lama kemudian kami sampai di parkiran kampus, gak tau kenapa kami ketika kami keluar dari mobil tiba-tiba saja ketemu dengan Yana sahabatku, di dalam hati aku sudah mengira pasti bakal diledekin oleh Yana. Dan benar dugaan aku, tiba-tiba saja Yana menghampiriku.
"Cieee, baru jadian yah?" tanya Yana sambil merangkul ku.
"Apaan sih Yan, udah ah ntar telat" jawabku sambil berjalan meninggalkan Yana dan Rocky.
Dan kemudian aku masuk ke kelas, dikarenakan dosen hari ini adalah bapak jackson, atau nama panggilan yang cocok dengannya adalah pak pardi, aku tidak ingin menceritakan tentang hari kedua aku saat di kampus, karena sama saja dengan mahasiswa lain pada umumnya saat belajar di kampus.
Setelah selesai kampus, kemudian aku segera menemui Yana karena aku ingin pulang dengannya. Tak lama kemudian aku bertemu dengan Yana di parkiran.
"Yan aku pulang bareng kamu yah" kataku dengan wajah yang melas.
"Oh boleh-boleh" jawab Yana.
Tapi kemudian Yana menelepon seseorang gitu, aku tidak tau itu siapa. Dan setelah dia selesai menelepon, tiba-tiba saja Rocky datang dan langsung menarik tangan ku untuk masuk kedalam mobilnya karena disaat itu mobil Yana dan Rocky sebelahan.
"Kamu mau aku antar pulang kan" kata Rocky dengan tersenyum.
"Ha siapa yang bilang, kepedean kamu tau ih, awas-awas" jawabku sambil melepaskan tangannya.
"Uda jujur aja, tadi Yana telpon aku bilang kalau kamu ingin sekali pulang bareng aku" kata Rocky sambil mengacungkan jempol ke arah Yana.
"Apaan gak ada yah aku bilang gitu" jawabku sambil melihat Yana melambaikan tangan ke arahku.
Ah sudahlah pasti ini kerjaan Yana lagi, mau gak mau deh aku harus pulang bareng Rocky, yaudah deh dari pada harus naik taksi. Pikirku
Ketika diperjalanan aku diam saja dan sama sekali tidak bicara kepadanya, sampai saat itu dia menanyakan...
"Aku aja kamu ke toko kueku lagi mau gak?, soalnya mama aku tuh lagi disana, lagi ngerasain kue buatan temannya untuk dimasukan ke dalam menu kue di toko" tanya Rocky.
Langsung pikiranku teringat dengan kata mama tadi malam. Tapi apa teman mama itu mamanya sih Rocky, daripada aku penasaran mending aku iyain aja ajakan dari Rocky.
"Iya, aku mau, tapi ke rumahku dulu aku mau ganti pakaian" jawabku.
Setelah dari rumahku, kami sampai di toko kuenya.
"Ky ini sebenarnya toko kue kamu atau punya mama kamu?" tanyaku
"Hmm gimana yah jawabnya, jadi tuh ini peninggalan milik papa, dan sekarang aku yang ngelanjutin deh" jawabnya.
"Oh gitu yah" kataku sambil masuk kedalam toko.
Dari pintu masuk toko aku melihat seseorang duduk di kursi persis di depan meja kasir, yang sepertinya aku mengenali seseorang tersebut, dan benar ketika kami berjalan mendekati meja tersebut, ternyata itu mama aku.
"Mama, lagi ngapain mama disini?" tanyaku.
"Eh sayang, mama yang seharusnya nanya ke kamu" jawab mama.
"Hai tan" saut Rocky.
"Aku kesini diajak Rocky ma, katanya mamanya lagi disini. Ma kenalin ini Rocky yang pergi sama ku semalam" kataku.
"Rocky tan" jawab Rocky sambil mencium tangan mama.
"Mamanya Amanda." jawab mama sambil memegang bahu Rocky.
Tiba-tiba datang seorang wanita dari dapur toko kuenya Rocky.
"Rocky? kapan kamu tiba" tanya seorang wanita tersebut.
"Barusan saja ma" jawab rocky.
Dan aku terkejut bahwa seorang wanita tersebut adalah mama Rocky, iya bener yang dimaksud temannya mama itu adalah mamanya Rocky.
"Ini siapa Rocky teman kamu yah?" tanya mamanya Rocky.
"Iya mah kenalin ini Amanda, anaknya teman mama" jawab Rocky.
"Iya bu dia anak tunggal saya" saut mama.
"Amanda tan" jawabku sambil mencium tangan mamanya Rocky.
"Wah suatu kebetulan sekali bisa ketemu disini ya" kata mama Rocky.
"Kalian sudah saling kenal ya?" tanya mama Rocky kepadaku.
"Iya tan, kita satu kampus" jawabku.
"Oh kebetulan nih, sekalian tante mau beritahu kabar bagus, bawahsannya Rainbow Cake mama kamu bakal jadi menu baru di toko ini" kata mamanya Rocky sambil mama.
Kami serentak bertepuk tangan.
"Terima kasih ya bu" kata mama sambil bersalaman dengan mamanya Rocky.
Dan kemudian aku memeluk mama sambil mengucapkan selamat kepadanya.
559Please respect copyright.PENANAB7xgA5hIgY