Mala dan teman sekelasnya sedang berjalan menuju mading sekolah untuk meletakkan poster kelas mereka.145Please respect copyright.PENANAyweRCtLHWi
Mala melihat tak jauh di depannya, Noga dan Andra berjalan berdampingan, sepertinya mereka akan ke kantin.
"Ndra, udah sarapan belum? Mau roti ngga?" Noga mengulurkan roti yang diletakkan Mala dalam lacinya pagi tadi pada Andra.145Please respect copyright.PENANA4wHY2FKiHL
"Belum, ngga apa nih aku yang makan?" tanya Andra145Please respect copyright.PENANA9IAV5QYZD2
"Makan aja, aku udah sarapan tadi di rumah." Noga menarik tangan Andra dan memberikan roti itu ke tangan Andra.145Please respect copyright.PENANAt9y1gKPA5p
"Siapa sih yang rajin banget ngasih sarapan buatmu?" Andra membuka pembungkus roti dan mengigitnya.145Please respect copyright.PENANAksrRaltqfQ
"Farah... Kan udah pernah kita bahas. Kamu lupa ingatan apa gimana?"145Please respect copyright.PENANA3CZMV7dsT2
"Ngga mungkin Farah, dia aja datang ke sekolah lebih telat dari kamu. Kapan coba dia naruhnya?" Andra sibuk mengunyah roti di tangannya145Please respect copyright.PENANA8mLawr4G6V
"Bodo amat, aku juga ngga minta dikasih." 145Please respect copyright.PENANAivShBUzmmp
"Hahaha... Terserah kamu ajalah." Andra tertawa dan membuang bungkus sisa roti ke tempat sampah.
Mala yang samar-samar mendengar percakapan mereka, terdiam mematung.145Please respect copyright.PENANAIZD7AHa0iK
"Mala... Kok diem, sini cepetan." panggil Eva
Andra dan Noga menoleh kebelakang bersamaan, Mala terkejut dan berlari menghampiri Eva.
"Jangan-jangan Mala." kata Andra sambil memandang sahabatnya.145Please respect copyright.PENANAVRCH1kYF9L
"Masa iya sih? Emang ada duit dia buat tiap hari ngasih aku?"145Please respect copyright.PENANA0m8p6tKsOC
"Lah kamu bisa ngomong gitu tau dari mana emang?" Andra terkejut mendengar perkataan Noga.145Please respect copyright.PENANAjTinRBOHNH
"Kata Farah, si Mala di titip ke kakeknya dari umur 8 tahun. Orang tuanya ngga tau kemana. Kakeknya cuma buka servisan barang elektronik aja dirumah untuk biaya hidup mereka. Kalau beneran dia yang kasih aku makanan tiap hari jadi kesannya aku yang jahatkan."145Please respect copyright.PENANAaFRtemSMqI
"Lah sudut pandangmu aneh banget! Kalau niatnya tulus dan uangnya halal ya ga masalah sih kalau menurutku, lagian Farah denger dari siapa?"145Please respect copyright.PENANA4b00VHFyp7
"Temen sekelasnya Farah ada yang satu SMP sama Mala."
Mala yang telah selesai dengan urusan mading kelas, kembali ke kelas. Dalam perjalanannya menuju kelas, Mala melewati tempat sampah tempat Andra membuang bungkus roti.145Please respect copyright.PENANA1i8YEAvlHw
'Jadi aku ngga salah lihat, Noga memang memberikan rotiku ke Andra.' Mala menghela nafas dalam dan berjalan menjauh.
Tak terasa sudah memasuki musim penghujan, hari itu hujan turun dengan lebat sedari jam pelajaran ke 4 hingga waktu pulang sekolah.145Please respect copyright.PENANA9uq2fZu8I6
Mala memandang ke arah jendela yang mengarah keluar kelas. Hujan masih saja turun dengan rasio yang sama, tidak ada tanda-tanda langit akan kehabisan air untuk di tumpahkan. Mala lega menuruti nasehat kakeknya untuk membawa payung tadi pagi, kalau tidak dia terpaksa menunggu di sekolah hingga hujan mereda, atau paling buruk Mala harus pulang dengan menerjang hujan hingga ke pangkalan angkot terdekat.
Kringgg...... Suara bel panjang penanda berakhirnya sekolah hari itu berbunyi. Murid-murid yang biasanya antusias untuk segera pulang, tidak terburu-buru untuk keluar dari kelas.
"Mala, aku duluan ya. Ayahku udah jemput soalnya. Kamu bawa payung ngga?" tanya Eva yang berdiri di samping meja Mala.145Please respect copyright.PENANAWowFf8CKSB
Mala memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, mengeluarkan sebuah payung lipat berwarna jingga dan menunjukkannya pada Eva "Nih, aku bawa payung kok, dah sana buruan, kasian ayahmu nungguin hujan-hujanan."145Please respect copyright.PENANACSJXG1hrhz
"Ga apa, ayahku pakai jas hujan ini. Bareng aja kita kedepannya."145Please respect copyright.PENANA9yCqToGFZP
Eva menggandeng lengan Mala dan berjalan keluar gedung sekolah.
"Dah ya Mala, aku pulang dulu."145Please respect copyright.PENANAx8qmDqiGzE
"Iya hati-hati Va."145Please respect copyright.PENANAiUWdS7xfcp
Eva berlari menuju ayahnya yang menunggu di atas motor dengan mengenakkan jas hujan.145Please respect copyright.PENANADqBbuGahVy
Mala tidak sendirian di teras gedung sekolah, beberapa murid yang masih menunggu dijemput atau menunggu hujan mereda karena lupa membawa payung berkumpul.145Please respect copyright.PENANAjL3yGBmBB8
Mala yang merasa percuma untuk menerjang hujan deras dengan payung lipatpun ikut menunggu bersama mereka.
Noga, Kevan dan Andra baru saja sampai.145Please respect copyright.PENANAs6azzlcfs1
"Duluan ya, sopirku udah dateng tuh." Andra berpamitan, meletakkan tas di atas kepalanya dan berlari menuju mobil SUV hitam yang terparkir di seberang jalan.145Please respect copyright.PENANA0yoYryHBqx
"Bawa payung ngga? Apa mau bareng? tapi jas hujanku cuma satu, kalau kamu mau hujan-hujanan sih ngga apa-apa." Kevan mengeluarkan jas hujan dari ranselnya dan mulai mengenakannya.145Please respect copyright.PENANAXv6XMmXWoH
"Ngga usah, nunggu bentaran juga hujannya bakalan reda. Duluan aja." jawab Noga145Please respect copyright.PENANAnt14BXcRaL
"Ya udah, duluan ya." Kevan berjalan menuju parkiran motor, tak lama kevan dan motornya keluar dari lingkup sekolah dan melaju ke kejauhan.
Mala meremas tali selempang tasnya, berjalan mendekati Noga.145Please respect copyright.PENANA9BxaobYhIp
Dengan gugup, Mala memberanikan diri untuk berbicara "Ini, pakai payungku aja." Mala menyodorkan payung jingganya pada Noga.145Please respect copyright.PENANAuFDvARiGyo
Noga sedikit terkejut mendengar Mala berbicara padanya "Ngga..."145Please respect copyright.PENANAs0S8Ovs8x4
"Hei Nog, kirain kamu udah balik duluan." Farah muncul dari belakang Noga dan menepuk bahunya.145Please respect copyright.PENANAO8DoiCBhQi
"Makasih ya, besok aku balikin" Noga yang awalnya ingin menolak pertolongan Mala, mengambil payung jingga itu dan membukanya "Ayo pulang." ajak Noga pada Farah.145Please respect copyright.PENANA6iFG6dQMIJ
Noga dan Farah berjalan keluar dari gerbang sekolah, meninggalkan Mala.
"Mala nawarin kamu payungkan biar bisa pulang bareng, kasian tau." ucap Farah.145Please respect copyright.PENANAXG4WEwbYrC
"Ya kalau kamu kasian, kita balikin aja payungnya mumpung belum jauh." Noga berbalik badan.145Please respect copyright.PENANAvrmDxeEGV0
"Eh, ngga usah. Udah terlanjur ini." Farah menarik lengan Noga, mereka kembali berjalan menuju halte.
Satu per satu murid telah di jemput oleh orangtua mereka, sekarang tinggal 7 orang yang masih tersisa menunggu hujan.145Please respect copyright.PENANA3MEpJGJX68
Mala, melihat jam di handphonenya, sudah 30 menit tapi belum ada tanda hujan akan mereda.145Please respect copyright.PENANAEzDl3iKtZC
'mending nerobos hujan sekalian aja deh dari pada nungguin lebih lama lagi, buang-buang waktu' pikir Mala. Mala memasukkan handphonenya ke dalam tas dan menutupinya dengan buku. Setelah menutup tasnya dengan rapat, Mala menarik nafas dalam-dalam dan berlari secepatnya menuju halte.
Saat sampai di halte, seragam Mala sudah hampir setengah basah. Beruntung tak lama bus yang diharapkan Mala datang. Mala duduk di kursi kosong bagian belakang bus. Setelah dua kali perhentian, Mala harus menyebrang dan berganti bus sekali lagi untuk sampai ke dekat rumahnya.
Bus kedua cukup ramai, Mala yang tidak mendapat tempat duduk berdiri bersama penumpang lain.145Please respect copyright.PENANA5B3pcE31Fc
"Bukannya tadi kamu bawa payung?"145Please respect copyright.PENANAUiY6TJtgGa
Mala yang sedari tadi menatap keluar jendela, menoleh ke arah sumber suara. Wajahnya sedikit tidak asing buat mala.145Please respect copyright.PENANAfObJIk46UD
Melihat Mala hanya diam, cowok itupun mengulangi pertanyaannya untuk Mala.145Please respect copyright.PENANAysFBmqDQkG
"Payung kamu kemana?"145Please respect copyright.PENANAoloF5URGN4
"Tadi aku pinjemin ke teman." Mala pun teringat, cowok itu dari kelas 10-D yang pernah menolongnya waktu di lapangan basket.145Please respect copyright.PENANAFuyPuwgPHc
"Punya cuma satu kenapa dipinjemin?"145Please respect copyright.PENANAWUX2ENckwN
"Aku lupa kalau cuma bawa satu." Mala tersenyum tipis dan kembali teringat kejadian yang ingin dilupakannya.145Please respect copyright.PENANAkuqpMDOMpw
Mereka berdua terdiam dan memandang kearah jendela bus. Mala mengingat-ingat nama cowok yang baru saja menyapanya. 'kenapa aku ngga ingat namanya ya? masa iya belum pernah kenalan?' pikir Mala.145Please respect copyright.PENANAsazt7YTxpf
Cowok itu kembali memecahkan kesunyian dalam benak Mala, "Rumahmu masih jauh?"145Please respect copyright.PENANA5FaX3xhB3S
"Ngga sih, 3 halte lagi sampai kok." Mala menoleh ke arahnya.145Please respect copyright.PENANAbTvNc7meud
"Ya udah, nih pakai aja dulu. Aku bawa dua." cowok itu mengeluarkan dua buah payung lipat dari ranselnya, mengulurkan satu ke Mala.145Please respect copyright.PENANAoFiRqRSmAw
"Makasih, besok aku balikin di sekolah. Kamu kelas 10-D kan?" Mala menerima payung pinjaman itu dengan senang hati.145Please respect copyright.PENANAxJUwfHHlmM
"Iya, namaku Gavra. Ngga perlu buru-buru balikinnya, pakai aja dulu kalau payungmu belum dibalikin. Aku duluan."145Please respect copyright.PENANARq8KPtAOx3
Mala belum sempat menyebutkan namanya, cowok itu sudah keluar dari bus.
Beruntung Gavra meminjamkan payungnya, karena saat Mala sampai di halte tujuannya pun masih gerimis. Mala perlahan berjalan menuju rumah, di pandangnya langit, matahari sore malu-malu muncul dari balik awan kelabu. Hujan sudah benar-benar berhenti, Mala melipat payung milik Gavra dan memandang ke arah langit. walau sedikit samar namun pelangi yang muncul hari itu sedikit mengobati perasaan Mala.145Please respect copyright.PENANA51D9VaE1Ns
'untungnya aku memutuskan untuk menerjang hujan, jadi bisa melihat pelangi' 145Please respect copyright.PENANABAlGqh2aHi