Cinta tidak berbalas itu bukan hal baru. Mencintai bukan berarti harus dibalas dengan di cintai. Cara memaknai cinta sangat luas.
Bukan satu atau dua tahun Mala mencintai Noga, melainkan tiga tahun. Sejak awal perjumpaan dengan Noga, Mala sudah jatuh hati.
Saat itu tengah pertandingan basket antar sekolah, SMP Mala dan SMP Noga tengah bertanding. Mala tidak pernah menyukai kegiatan olahraga, namun atas permintaan sahabatnya, Valen. Mala bersedia ikut berdesak-desakan dengan puluhan suporter yang bersorak tanpa henti.
Skor 34 - 17 , sekolah Mala sedang di atas angin. Peluit berbunyi, pelatih tim lawan meminta pergantian pemain. Noga masuk dengan nomor punggung 10 menggantikan temannya.
Mata Mala tak lepas dari sosok yang baru saja masuk ke lapangan, di ingatnya nama dan nomor yang ada di punggung seragam cowok itu.
Noga bermain dengan sangat baik, membantu timnya mengejar ketertinggalan skor 36 - 29.
Mata Mala tak lepas dari pergerakan Noga selama sisa pertandingan. Skor akhir 42 - 40, sekolah Mala berhasil menang, Mala tidak bisa merayakan kegembiraan bersama Valen, nampak raut kesal dan sedih pada Noga yang membuat Mala ikut sedih. Banyak dari cewek-cewek yang menghampiri tim Noga dan menyemangati mereka. Mala sedikit menyesal, kalau saja mereka satu sekolah, mungkin Mala bisa lebih dekat dengan cowok itu. Maka Mala bertekad untuk masuk ke SMA yang sama dengan Noga.
Tanpa Mala sadari nantinya keputusan itu akan dia sesali seumur hidup.