Krisnel tengah berlari tanpa menyadari bahu siapa saja yang ia tabrak. Ketika sudah di depan meja resepsionis bahu krisnel di pukul kencang.
“Aw!!!!” pekik Krisnel dengan memegang bahunya.
“Hei..kau terlambat 10 menit..dari mana saja kau ini?” omel Nana di depannya.
Krisnel melotot “Bisakah kau untuk tidak memukul bahuku ini? kau ini..gila..”.
Nana melotot dan menyilangkan tangannya didepan dada “Kau tidak sadar diri..’’.
Krisnel mengalihkan pandangannya kearah bangku “Aku akan mengganti baju..bye..’’.
Nana menaikkan alisnya dengan heran.Ada apa dengannya?
Krisnel menghela nafas menyusuri lorong rumah sakit.NHS Tayside adalah rumah sakit dimana krisnel bertugas. Krisnel sudah menjadi dokter selama 6 tahun sekaligus untuk tahun ini. Krisnel menatap lorong menuju ruang operasi. Krisnel sangat ingat bagaimana Sherlyn meninggal. Saat itu Krisnel baru saja lulus dan baru saja bertugas disini…
5 tahun yang lalu,
“Help me ! help me…please…” teriak seorang wanita tua diujung pintu.
Krisnel saat itu sedang berjalan menuju tempat minuman langsung menoleh.
“Cepat!! kita harus mempersiapkan ruang operasi secepatnya…panggil Dr.Andreas..hurry up!!” perintah seorang dokter.
Krisnel yang saat itu sudah mendapat minuman langsung menuju kearah pintu.
“Jangan menghalangi,Kris..” perintah dokter lain yang saat itu berada di samping pasien.
“Bolehkah aku ikut membantu?” tanya Krisnel dengan pelan.
“Tidak! kau sedang tidak bertugas hari ini,cepat kau pergi!” tolak dokter berkacamata.
Krisnel menatap dokter berkacamata itu dan berdecak kesal.Mau tidak mau Krisnel pergi menjauh.Suara tangisan semakin terdengar ketika pasien itu dibawa keruang operasi.Krisnel penasaran dan menghampiri wanita tua itu.
“Maaf..bisa saya bertanya sebentar?”.
Wanita tua itu menatap krisnel dengan raut wajah tidak suka “Kau seorang dokter,bukan?lalu kenapa kau tidak ikut kesana?” tanya wanita tua itu sambil mengangkat dahunya kearah ruang operasi.
Krisnel tersenyum “Aku sedang tidak bertugas hari ini..sayang sekali..” jawab Krisnel sambil menampilkan wajah sedih.
Wanita tua itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya “Anakku..bunuh diri..”.
295Please respect copyright.PENANASozt4p3jGS
Krisnel membulatkan matanya “Bagaimana itu bisa terjadi? apakah karena patah hati?” tebak Krisnel sambil mengelus punggung wanita tua itu.
Wanita tua itu semakin menangis dengan keras. Krisnel segera menenangkannya.
“Tenanglah..pasti dia akan selamat..kalau boleh tahu siapa nama anak anda?” tanya Krisnel dengan lembut.
“Sherlyn…”
Krisnel membalakkan matanya.
Tiba-tiba ruang operasi terbuka. Disana sudah ada Dr.Andreas yang membuka maskernya.
“Apakah disini ada keluarga dari Ms.Sherlyn?” tanya Anderas dengan lembut.
“Sa..saya..” jawab wanita tua itu sambil berdiri menghadap andreas.
“Maafkan kami..Ms.Sherlyn..tidak bisa kami selamatkan..”.
Perkataan itu membuat krisnel lemas.Jangan-jangan…
Tanpa pikir panjang krisnel berlari keruang operasi. Disana terbaring wajah yang dikenal Krisnel dengan baik. Airmata mulai turun tanpa bisa dicegah krisnel. Sherlyn?
Ingatan itu masih terlihat jelas. Krisnel duduk di bangku dimana wanita tua itu duduki. Krisnel sangat terpuruk. Sahabatnya bahkan sebelum meninggal menginginkan ia dirawat oleh Krisnel. Dan malam itu Sherlyn menulis surat sebelum meninggal.
Aku ingin dirumah sakit NHS Tayside.
Itulah pesan yang saat ini di genggam krisnel. Airmata kembali turun. Rasa sesak kembali muncul. Rasa yang sama ketika mendapati ibunya telah meninggal. Keduanya sangat penting bagi krisnel. Ibunya adalah tempat dimana ia bisa menemukan kebahagiaan. Dan Sherlyn adalah tempat dimana Krisnel bisa mendapat perlindungan dan kenyamanan. Semuanya sudah tidak ada. Semua hilang.
Sesak sekali.Sesak..
295Please respect copyright.PENANADahffoV58Y
295Please respect copyright.PENANAX7cSNPRjAL
295Please respect copyright.PENANAyI1ZYW7hcg
295Please respect copyright.PENANAIwAm7uexc0
295Please respect copyright.PENANAVb3ImOAzRr
295Please respect copyright.PENANAlL4qeyXsHN
295Please respect copyright.PENANA5CRKIcntxD
295Please respect copyright.PENANA1trWadmBaT
295Please respect copyright.PENANAcDILxB4HnX
William tengah duduk di sebuah restoran. Restoran ini memang dikenal mewah. William merupakan tipe orang yang tidak peduli. Tanpa menghiraukan tatapan para wanita yang sedang memujanya ataupun menginginkan William lebih,William sama sekali tidak peduli.
“Apa kau sedang ada masalah?” tanya Jessy dengan senyum.
William menyesap minumannya dan menatap Jessy dengan tajam “Apakah ada masalah jika aku disini?” tanya William dengan marah.
Jessy tertawa “Kau sepertinya sedang kesal..ada apa? katakan saja..”.
William masih sibuk meminum minumannya.
“Apakah kau sedang jatuh cinta?” tanya Jessy curiga.
William tersedak “Apa maksudmu?”.
Jessy tertawa keras “kau seperti sedang ditolak saja..siapa wanita itu?” tanya Jessy dengan wajah serius.
William menatap Jessy dengan wajah marah “Aku tidak sedang jatuh cinta..dan aku juga tidak ditolak,jadi hentikan ucapanmu itu,Jess..”.
“Lalu..siapa yang membuatmu marah seperti ini?”.
“Bukan urusanmu..”.
“Siapa?”.
William terdiam.
Jessy berdecak kesal “Kau ini..bagaimana wanita bisa berhubungan denganmu,kalau kau seperti ini..”
William menatap jessy dengan sorot tajam “Wanita itu tidak penting bagiku..kau harusnya tahu soal itu,Jess..”.
“Tapi..kau setidaknya membuka hatimu..jangan seperti ini!!” teriak Jessy dengan frustasi.
William menyipitkan matanya “Wanita jika ada uang pasti dia mau..” jawab Wiliam ketus.
Jessy melotot “Tidak semua wanita seperti itu!!buktinya aku menerima suamiku dengan hati yang tulus..kau tahu seperti apa kisah cintaku,will..” teriak Jessy frustasi.
William mengangkat bahu.
Jessy menggelengkan kepala “Kau sepertinya harus disadarkan..kau sudah tingkat dewa..”.
William melotot namun tidak membalasnya.
“Siapa orang yang membuatmu kesal seperti ini?” tanya Jessy lagi.
William meletakkan gelas minumannya “Krisnel..”.
Jessy mengangkat alisnya “Siapa itu?”.
William mengacak rambutnya pelan “Dia adalah wanita yang akan dijodohkan denganku..Ayahku..”
295Please respect copyright.PENANAV7KZ0JfXsI
Jessy tertawa keras. William sampai menutup telinganya.
“Jadi sekarang kau mainnya jodohan,will?” tanya Jessy disela tawanya.
William berdecak kesal “Ayahku memaksaku..”.
“Tolak saja..”.
“Tidak bisa kutolak..ayahku dan ayahnya adalah rekan bisnis..”.
“Kau bisa mengatakan tidak..”.
William menatap Jessy dengan tajam.
“Atau..apakah kau jatuh cinta dengan wanita itu,will?” tanya Jessy dengan curiga.
William membalakkan matanya dan memandang gelas kosong miliknya “Tidak..”.
“Kalau begitu tolak saja..bukankah gampang?”.
William memandang kembali jessy “Itu tidak segampang yang kau kira..”.
“Apakah ayahnya kaya?”.
William mengerutkan dahinya “Kurasa tidak..”.
Jessy mengangkat alisnya “Lalu kenapa kau masih menerimanya?”.
William berpikir. Entah kenapa rasa penasaran itu kembali muncul. Di otaknya seolah hanya ada wanita itu.
“Jadi?” tanya Jessy kembali.
William memandang jessy dengan tidak suka “Aku hanya penasaran..”.
Jessy berpikir dan mengamati raut wajah William. Tiba-tiba sebuah ide muncul “Kenapa kau tidak memulai saja dengan wanita itu..siapa namanya tadi?”.
“Krisnel..”.
“Ya,benar..mulai saja berhubungan dengan wanita itu..mungkin kau bisa dirubah olehnya..itu ide yang bagus bukan?” tanya Jessy sambil memamerkan giginya.
William mengangkat alis kanannya “Memangnya ada apa denganku? apa yang harus dirubah dariku? memangnya aku aneh?” tanya William dengan wajah tidak percaya.
Jessy menahan tawanya “Bukannya begitu,will..hanya saja kau tidak pernah merasakan kasih sayang itu seperti apa..suatu hari nanti pasti kau akan berubah dari William yang sekarang..pasti..” renung Jessy.
William hanya mengamati gelas kosong miliknya dan menghembuskan nafas.
Apakah ia harus membuka hatinya untuk Krisnel?
William tidak sadar Jessy sedang mengamatinya dengan wajah tersenyum.
295Please respect copyright.PENANAUyWWCV3yqJ
295Please respect copyright.PENANAM9zMv8CIMQ
Kau sudah menemukannya kurasa,pikir Jessy.
Perjalanan itu terasa singkat. William masih teringat bagaimana ayahnya memberitahu soal perjodohan ini. William juga masih ingat bagaimana wanita itu masuk keruangannya.
William tengah duduk di kursi berhadapan dengan Clara. Clara tengah sibuk mengamati kukunya dan Leo senantiasa memandangnya. Tiba-tiba suara David membuat telinga William memerah,
“Kau akan dijodohkan,will? oleh siapa?”.
Clara menatap William dengan terkejut dan Leo langsung membuka mulutnya “Perjodohan?” tanya Leo dengan tidak percaya.
William menghembuskan nafasnya dengan kecang “Ayahku akan menjodohkanku dengan rekan bisnisnya..”.
“Apakah cantik?” tanya clara dengan bersemangat.
William mengangkat alis “Aku tidak tahu..aku belum bertemu dengannya..”.
David tertawa pelan “Kau pasti tidak akan menolak,bukan?”.
William menoleh “Bagaimana kau bisa tahu?”,
David menghembuskan nafas “Kau akan menerima jika itu untuk kepentingan perusahaan..jika saham ayahnya tidak besar kau pasti akan menolak,jika kau tidak menolak..maka saham orang itu pasti besar..” jelas david dengan malas.
William tertawa pelan “Tidak juga..sahamnya terlalu kecil untuk urusan perusahaan ini..” balas William.
“Lalu?kenapa kau menerimanya?” tanya Clara dengan penasaran.
“Ayahku yang memaksa..semua dari ayahku..aku hanya bisa menerima saja kali ini..”.
“Apakah kau mencintainya?” tanya Clara dengan semangat.
“Bukankah tadi william sudah menjawabnya?William bilang dia belum pernah bertemu..” jawab Leo dengan gelengan kepala.
Clara malu dan langsung menundukkan kepalanya.
David tersenyum melihat itu “Lalu bagaimana?kapan kau memutuskan bertemu dengannya?” tanya David.
William hendak menjawab,namun dering telepon membuatnya diam.
“Ada apa?ah..apa?!atas nama Pak Wijaya?hm..baiklah..segera keruanganku segera..”.
Semua terdiam dan menatap William dengan tanda tanya.
“Hari ini krisnel akan kesini..aku sudah menyuruhnya keruanganku..” jelas William singkat.
“Siapa William?” tanya Clara dengan bingung.
“Dia adalah wanita yang akan dijodohkan denganku..”.
295Please respect copyright.PENANAkDpgjyGFtt
Semua terkejut.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka,menampilakn dua wanita yang berjalan kearahnya. Mata William menatap krisnel sejenak dan beralih kearah Laura. Tunggu!!
Wanita yang di sebelahnya itu? Bukankah dia adalah wanita yang mencium William pertama kali? Kenapa wanita itu kesini lagi?
‘’Kami datang atas perintah dari Pak Wijaya..’’.
Deg!! Jantung William seperti tersengat listrik.William masih menatap wanita didepannya dengan raut wajah penasaran. Wanita di depannya tidaklah tergolong cantik. Wanita berambut hitam dengan tinggi yang terbilang bukan tinggi orang inggris membuat wanita itu terlihat rapuh. Wanita itu sangat gugup. Apakah karena dirinya?
William diam-diam mengamati wanita itu.Sangat berbeda. Ada rasa penasaran sekaligus terpesona. Wanita itu tidak memakai riasan apapun diwajahnya,namun masih memancarkan keindahahan dari seorang wanita.
“Kau mau makan apa?’’ tanya Clara dengan semangat.
William menatap Clara sejenak dan matanya kembali menatap Krisnel.
‘’Tidak..terimakasih..’’
William terkejut.
‘’Tidak apa-apa..kami yang bayar..kau tidak usah khawatir..’’ tanya Leo.
William semakin terkejut mendengar jawaban wanita itu.
‘’Tidak..aku bisa bayar sendiri..terimakasih..’’.
William mengamati raut wajah wanita itu.William heran.Apakah wanita itu tersinggung?
‘’Lalu kau mau memesan apa?’’ tanya David dengan alis terangkat.
Krisnel memandang David yang berada disebelah William ‘’Tidak..aku sudah kenyang,terimakasih..’’.
William lagi-lagi merasa heran.Wanita ini berbeda ketika bertemu dengan William pertama kali.Tanpa disadari William membuka mulutnya “Apa kau tidak mau makan? sungguh?’’ tanya William dengan suara tegasnya.
William melihatnya menoleh kepadanya dan saat itu William baru sadar mata wanita itu berwarna hitam.
‘’Tidak..terimakasih..’’.
‘’Apa aku harus membayarmu terlebih dahulu baru kau mau?’’ tanya William dengan wajah menantang.
Krisnel sangat marah ‘’Apa kau bilang? Apa aku serendah itu? Hei asal tahu saja aku itu bukan wanita sembarangan !’’ teriak Krisnel dengan wajah memerah.
William terkejut dan berusaha menormalkan kembali raut wajahnya “baiklah..jika kau tidak mau makan..’’.
295Please respect copyright.PENANAVxkevikGv2
William mengamati wajah wanita itu.Krisnel..Entah kenapa William begitu penasaran.
‘’Kau bekerja dimana?’’ tanya Clara dengan wajah cerianya.
‘’Tidak..nona belum memilki pekerjaan..’’.
Jawaban itu membuat William kaget. William mengamati wajah krisnel yang hendak memprotes,namun tidak ada lagi suara disana.
‘’Kenapa belum?’’ tanya Clara dengan bingung.
William menatap Krisnel dengan wajah penasaran. Ketika melihat wanita itu kesal dan mencoba tidak peduli,William semakin heran.
‘’Kenapa kau tidak bertanya kepada laura? dia yang menjawab,dan dia juga lah yang berhak menjawab pertanyaanmu itu..’’ jawab Krisnel sinis.
William terkejut dan melihat Clara yang langsung menunduk.
‘’Kau bisa bekerja disini..’’ tawar David dengan tersenyum.
William tersenyum dan mendapati wajah wanita itu terkejut. William ingin sekali tertawa.
‘’Mungkin nona bisa bekerja disini..lagipula..bisa membuat hubungan nona dengan Pak William bertambah dekat..’’.
Deg !
William menatap krisnel dengan gugup. Tidak ada rasa gugup disana. William menatap wanita itu yang menampilkan wajah tidak suka,dan..benci?
‘’Baiklah..’’.
Satu kata itu membuat jantung William berdegup kencang.Astaga ! ada apa dengannya?
“Kau lulusan apa?’’ tanya David disebelahku.
Wanita itu berpikir.Apakah dia tidak kuliah?
“Kau tidak pernah berkuliah?” tanya William dengan rasa penasaran yang tinggi.
Krisnel menatap William “Apakah penting lulus dari mana? jika aku bilang aku lulusan kedokteran kalian tidak percaya,bukan? lalu apakah sekarang begitu penting?atau..’’ Krisnel menatap William dengan sorot kebencian yang semakin menjadi “Kau tidak mau berhubungan dengan wanita yang tidak punya gelar apapun?” tanya Krisnel dengan membara.
William membalakkan matanya. Entah kenapa rasa penasaran itu begitu tinggi. Ia harus mencari tahu. Ketika David bertanya kepadanya mengenai persetujannya,tentu saja tanpa berpikir kembali William langsung mengiyakan.
Semua berlalu begitu saja. William saat ini sedang memandang rumah yang saat ini kosong. Rumah yang selama ini ditinggalinya seorang diri. Ayahnya,Pak Arnorld adalah orang tidak pernah peduli dengan dirinya. Semenjak ibunya meninggal,semua kasih sayang yang selalu didapatkan oleh William hilang.
William menghembuskan nafas kencang.Sudah saatnya ia masuk rumah..
295Please respect copyright.PENANA36msXl5Sjj
Angin terus melanda kota London akhir-akhir ini. Krisnel merapatkan tubuhnya dengan mantel tebal.Hari ini,Krisnel akan bekerja di perusahaan B&W. Krisnel merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia akan bekerja di tempat terkutuk ini?! Pikir Krisnel.
“Selamat pagi..” sapa wanita berambut pirang.
Krisnel tersenyum.
“Selamat pagi..” sapa pria berkacamata tebal.
Krisnel berusaha tersenyum.
Krisnel melangkahkan kakinya menuju lift. Lantai 10 disitulah nanti tempatnya bekerja. Krisnel menghempaskan dirinya di kursi begitu sampai di tempatnya.
“Hai..” sapa Clara dengan tersenyum hangat.
Krisnel mengangkat alisnya dan tersadar wanita di depannya itu adalah orang yang dilihatnya diruangan William waktu itu.
“Hai..” balas Krisnel datar.
Clara memandang krisnel dengan sorot wajah penuh arti “Kau tahu..aku merasa..William terlalu baik untukmu..”.
“Apa maksudmu?”.
Clara duduk di depan krisnel “Tidak..hanya saja selama aku mengenal William..dia tidak pernah seperti itu..kurasa..William ada rasa kepadamu..”.
Krisnel mengerutkan dahinya “Aku tidak mengerti..”.
Clara tertawa kecil.
Krisnel kembali memandang clara dengan tidak suka yang terlihat “Kalau kau hanya sibu tertawa,lebih baik kau dengan orang lain saja..” tegas Krisnel.
Clara menutup mulutnya dan memandang Krisnel dengan serius “Aku kesini untuk berteman denganmu…apakah tidak boleh?” tanya Clara dengan sedih.
Krisnel mengangkat bahu “Kau boleh berteman denganku..”.
Clara tersenyum ceria “Kalau begitu..kau mau pergi ke club malam ini?”.
“Tidak..”.
“Tenang saja..kami akan pergi ke club yang standarnya aman..kau tidak akan mengalami apapun..aku janji..”.
“Tidak..aku ada janji dengan seseorang..sorry..”.
Clara menghembuskan nafas pelan.
“Sorry..” pinta Krisnel dengan wajah sedih.
295Please respect copyright.PENANAHbhkzTtgsJ
Clara tersenyum “Mungkin bisa di lain waktu..Kalau begitu aku akan pergi..oh ya..kau akan di ajarkan oleh Miss.Marry..”.
“Thanks..”.
Hari ini berjalan sangat lambat. Krisnel ingin segera pergi dari tempat ini. Jam sudah menunjukkan pukul 5,Krisnel sudah bersiap-siap untuk pulang.
“Hai..bagaimana hari ini?” tanya Leo sambil berjalan mendekati krisnel.
Krisnel mendongak “Hmm..well..baik..thanks..”.
Leo tersenyum “Kau ingin pulang?”.
“Ya..”.
“Mau ku antar?”.
Krisnel terkejut dan segera menggelengkan kepala dengan cepat “Tidak perlu,thanks..”.
“Baiklah…semoga kau senang bekerja disini,Kris..”.
Krisnel mengangguk pelan dan tersenyum “Terimakasih..”.
Sejenak Leo terdiam. Senyum itu sangat indah. Entah kenapa Leo seperti terpesona dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari krisnel.
“Sir..sir..anda baik-baik saja?” tanya Krisnel cemas
Leo memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya “Ya..i’m fine..thanks..kalau begitu,aku pergi dulu,bye..” jawab Leo sambil membuka matanya.
Krisnel mengangguk pelan.
295Please respect copyright.PENANAySC5S3BlPq
***
“Kau kemana saja,Kissy?”tanya Nana dengan bingung begitu melihat Krisnel baru sampai.
“Oh..aku habis pergi..bukankah aku sudah meminta ijin untuk bertugas pada malam hari?”.
Nana mengangkat bahu “Ya,sudah disampaikan oleh Devan..tapi kenapa? Why?”.
“hm..hanya masalah kecil saja,sorry..”.
Nana memutar bola matanya dengan malas “Dasar kau ini..”.
“So..bagaimana dengan pasien hari ini? apakah ada masalah?”.
“Masih belum..”.
Krisnel sejenak berpikir dan tiba-tiba mendapat ide “Kau sudah makan?”.
“Belum..belum untuk malam ini..”.
“Kau mau kutraktir?”.
295Please respect copyright.PENANARZUQe1vHw6
“Benarkah?” tanya Nana dengan wajah kaget dan tidak percaya.
“Ya..”.
“Kita akan kemana?”.
Krisnel berpikir.
“Bagaimana kalau ke Pizza Union Aldgate?” usul Nana dengan bersemangat.
Krisnel mengangkat bahu “Baiklah..kita coba..”.
Krisnel dan Nana berangkat menggunakan Kereta bawah tanah. Sebenarnya Krisnel hari ini sangat lelah,namun demi tugasnya sebagai dokter,Krisnel rela memaksakan tubuhnya untuk bekerja kembali.
“Kau gila..kita akan ketempat seperti ini..” tatap Krisnel dengan ngeri.
Nana tertawa “Ayolah..tidak buruk..kau yang bayar,bukan? let’s go!”.
Krisnel terpaksa makan di tempat seperti ini. Suasana di restoran Pizza ini sangat ramai. Bahkan krisnel harus rela antri untuk mendapatkan pizza pesanannya.
“Bagaimana? enak?” tanya Nana sambil mengunyah pizzanya dalam potongan besar.
“Enak..”.
“Lalu..hm..apakah kau tahu 3 hari lagi kita akan ke University College London?”.
Mata Krisnel membesar “Benarkah?!” teriak Krisnel dengan histeris.
“Ya..berterimakasihlah pada devan..”.
“Untuk?”.
Nana berdecak kesal “Dialah yang membuat kita kesana..” jawab Nana sambil meletakkan potongan pizza ke-4.
“Oh..”.
“Jadi..kau mau atau tidak?”.
“Tentu saja!”.
“Baiklah..kita akan membawa buku-buku tebal..”.
“Ya..kita akan menghajar para mahasiswa disana..”.
Nana menggelengkan kepala “Kau sudah gila..”.
Krisnel tertawa keras.
295Please respect copyright.PENANA6yHkFrLoQM
295Please respect copyright.PENANAhDiA2395Vo
295Please respect copyright.PENANAWmJvLZAp5x
295Please respect copyright.PENANAe7G9QJdoRG
Krisnel pusing. Dering ponsel terus menerus mengganggu pekerjaan Krisnel. Krisnel tengah sibuk dengan dokumen-dokumen di atas mejanya. Pagi ini,ayahnya tidak di sangka menyetujui kalau Krisnel akan bekerja di perusahaan William. Krisnel sangat kesal pagi itu. Dan ketika sampai ke tempat kerjanya,Krisnel kembali kesal ketika melihat dokumen keuangan sudah ada dimejanya.
“Kau kelihatan sangat kacau..”.
Krisnel mendongak “Ya..” sahut Krisnel dengan kesal.
“Kau mau makan?” tanya Clara dengan pelan.
“Tidak..”.
“Kenapa?”.
“Aku tidak lapar..”.
Clara menatap Krisnel “Kau terlihat pucat..apa kau sakit?” tanya Clara dengan cemas.
“Tidak..”.
“Aku akan memesan makanan..kau mau?”.
Krisnel menatap Clara dengan kesal “Tidak..terimakasih..”.
Clara menghembuskan nafas “Baiklah..jika kau perlu bantuan kau bisa panggil aku..”.
“Thanks”.
Krisnel sudah sibuk kembali dengan kertas-kertas yang berserakan dimejanya. Rasa pusing kembali melandanya. Dengan pelan Krisnel memijat pelipisnya. Krisnel tidak meyadari William tengah memandangnya.
“Kau sakit?” tanya William dengan suara rendah
Krisnel membuka matanya dan terbalak kaget. Dengan otomatis krisnel langsung berdiri “Maaf..” gumam Krisnel sambil membungkukkan badan.
William mengangkat alis kanannya “Kau sudah makan?”.
Krisnel mengangkat badannya sedikit “Ya?” tanya Krisnel dengan ragu.
William menghembuskan nafas “Ikut aku”.
Krisnel terpaku.
William berdecak kesal dan langsung menarik tangan krisnel “Kau ikut denganku..tidak ada penolakan..” perintah William.
Krisnel hendak memprotes namun mengurungkan niatnya.
Krisnel dan William tiba di The Ritz Hotel Restaurant. Krisnel tercekat melihat restoran dengan dekorasi mewah. Krisnel memandang William. Wajah William sangat tenang,berbeda dengan Krisnel yang gugup.
“Duduklah..” perintah William sambil menggeser kursi untuk Krisnel.
295Please respect copyright.PENANAgZQxMMfukh
Krisnel duduk dan memandangi sekelilingnya. Restoran yang di dominasi oleh lampu gantung menjuntai kebawah dan kursi yang berwarna merah. Krisnel juga melihat karpet di lantai yang berwarna merah dengan sekeliling kaca ditutupi oleh gorden yang berwarna Kuning pucat.
“Aku sudah memesankan..”.
Krisnel terkejut dan langsung menolehkan kepalanya kearah William “Hm..tidak..aku tidak lapar..”.
“Aku tidak peduli..”.
Krisnel menyipitkan matanya “Kenapa kau mengajakku makan kalau kau tidak peduli?”.
Pertanyaan itu membuat William terlonjak.
“Aku bukan orang kaya..aku tidak bisa makan disini..” gumam Krisnel dengan sedih.
William menatap wanita didepannya “Aku yang bayar..”.
Krisnel menghembuskan nafas kencang dan menopang dagunya dengan tangannya.
William mengamati Krisnel. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Krisnel menganggap William tidak ada. Begitu pula dengan William yang terlihat tidak peduli. Makan siang itu berlalu begitu saja.
295Please respect copyright.PENANACAWf8F7wuz
295Please respect copyright.PENANAMAMG2pUyG5
295Please respect copyright.PENANApApwL3MiDi
295Please respect copyright.PENANA8pk08wh2vc
295Please respect copyright.PENANAxkRhweXNJO