Krisnel tersentak dan menepis tangan William.Namun,usahanya tidak berhasil.William sudah menangkat dagunya,dan membuat wajah Krisnel sekarang menghadap William.Mata biru William menyapa Krisnel.Krisnel terpaku melihatnya.Tiba-tiba mata itu tersenyum,membuat Krisnel tersentak malu.Willam mengangkat dagu itu lagi.Dan lagi mata itu melihat kearahnya.
“Kau sakit?” tanya William lembut.
Krisnel memalingkan wajahnya “Tidak!”.
“Kau kenapa,Kissy?” tanya William heran.
“Tidak,aku tidak apa-apa..thanks..” jawab Krisnel sambil melihat kearah lain.
“Kau mau berdansa?”.
Krisnel menoleh “Dansa?” tanyanya tidak percaya.
William mengerutkan dahi “Ya..disini..” jawab William dengan tersenyum lebar.
Krisel tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Dansa?apakah dia sedang bercanda?.Krisnel menggeleng kepalanya dengan cepat dan berusaha berjalan menjauhi William.William menatapnya,ada rasa kecewa,dan penasaran.Kenapa dengan wanita ini?.
“Kau tidak bisa berdansa?”.Pemikiran itu terlintas begitu saja di kepalanya.
Krisnel mengigigt bibirnya dan menatap William.Seolah sedang berpikir.Namun,Krisnel terlanjur malu.Jika ia mengungkapkannya,apakah William akan menghinanya?bukankah seorang William bisa dengan mudahnya menganggap dirinya tidak berharga?apakah Krisnel harus jujur?jika ia jujur..apakah William akan menghinanya melebihi selama ini?.Krisnel ragu.Dirinya tidak mau lagi terlibat lebih jauh dengan lelaki yang didepannya ini.Apakah nanti ia akan dihina dan mengahancurkan segala yang dipunyai dirinya,karena dia sudah tahu kelemahan dari seorang Krisnel?.Krisnel takut.Apakah pemikirannya tidakkah terlalu berlebihan.Kalau memang William ingin menghinanya,maka lebih baik seperti itu.Ya!,dengan begitu mungkin dirinya bisa lepas dari lelaki ini.
Dengan yakin akan keputusannya,Krisnel menatap William.Dirinya sudah siap jika harus dihina lagi.
“Ya..aku tidak bisa berdansa..”.
William terdiam.Namun dengan segera digantikan oleh senyum jahil “Kau mau kuajarkan?”.
Krisnel terbalak “Tidak!” sahutnya sinis.
William tertawa.Inilah saatnya.William akan menghina dirinya.Ya..itu pasti.Krisnel memejamkan matanya.Mempersiapkan untuk mendengarkan apa yang dilontarkan dari mulut seorang William.Hening.Tidak ada tawa lagi.Dengan lambat Krisnel membuka matanya.Sontak Krisnel terkejut mendapati William berada sangat dekat dengan wajahnya.Mata biru itu sedang menatap dirinya dengan lembut.
Dengan alis terangkat Krisnel menatap William “Sedang apa kau?” tanya Krisnel dengan takut.
“Tidak..”.
298Please respect copyright.PENANAS3Km4DNOXE
Mata biru itu masih menatap matanya.Ada apa dengannya ini?kenapa menatap mataku seperti itu?apa yang bisa didapatnya dari mataku yang hitam ini?.Mataku tidak cantik.Berbeda dengan para wanita diluar sana.
“Matamu indah..”.
Mata Krisnel membesar “Apa?!” kaget Krisnel.
“Matamu indah..” ungkap William dengan lembut.
“Mataku tidak cantik..kau salah..” bantah Krisnel dengan tidak percaya.
William tersenyum dan semakin mendekati wajah Krisnel “Justru kau yang salah..matamu itu memang indah..”.
Krisnel terpaku.Wajahnya pasti sekarang sudah merah.Krisnel ingin menunduk,tetapi mata biru itu seperti membuat mata Krisnel terkunci.
“Kenapa kau bilang seperti itu? wanita diluar sana memiliki mata yang indah..mataku hitam..sangat berbeda..” balas Krisnel dengan suara parau.
William mendekati wajah Krisnel.Entah apa yang merasukinya,ia memejamkan mata dan mencium dengan lembut mata Krisnel.Jantungnya berpacu dengan cepat.
“Kau cantik..apa yang kau miliki adalah keindahan..kau harus tahu itu..” bisik William dengan pelan diantara bibirnya dengan mata Krisnel.Bibirnya masih berada disana.
“Ternyata aku salah..aku sudah jatuh cinta padamu rupanya..” bisiknya lagi.
Mata Krisnel terbuka.Telinganya mendengar apa yang di katakan William.Seolah tidak percaya dengan apa yang dilakukan dan di perbuat William.Krisnel menunggu.Deru nafas William menyapu pipi Krisnel.Keduanya terdiam.Sampai beberapa menit kemudian,William kembali mencium mata Krisnel yang sebelahnya lagi,dan mengangkat tubuhya menjauh.
“Sebentar lagi pesta dansanya akan dimulai,aku akan mengajarkanmu berdansa..”.
Mulut Krisnel menganga.
William tersenyum jahil “Aku adalah pedansa yang baik,perlu kau tahu itu..”.
Krisnel menggelengkan kepalanya.Tidak percaya.Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanya sekarang.Alunan musik mulai terdengar.William berjalan mendekat.Mengangkat tangan kiri keatas dan tangan kanan merangkul pinggang Krisnel dengan lembut.Mereka sama-sama terdiam.Detak jantung mereka seirama.Mencoba menghilangkan segala kegugupan di hati masing-masing.Langkah-langkah yang serasi mengiringi alunan musik yang ada.Sampai semua berhenti,mereka masih diam terpaku.
298Please respect copyright.PENANAGnlkC4GP33
298Please respect copyright.PENANAmgs3tPs6fh
298Please respect copyright.PENANA0HvOY4Cvin
298Please respect copyright.PENANAlXwvToYP5t
298Please respect copyright.PENANAfc0IpXgQpJ
“Jadi rencana kami berhasil,hah?” ledek Clara dengan riang.
William tengah menyesap kopinya langsung berhenti dan meletakkan cangkirnya di meja.Ia memandang Clara dengan kesal “Apakah ada masalah?” geramnya.
Clara menahan tawa “Tidak..”.
David duduk di sebelah William “Jadi dimana dia?” tanya David.
Leo duduk berdampingan dengan Clara “Dia masih dikamar?” tanyanya dengan senyum jahil.
William memandang Leo dengan wajah kesal “Ada apa dengan kalian ini?!” geramnya.
David mengangat salah satu alis “Apa..wanita itu berbuat sesuatu kepadamu pagi ini?”.
William memutar badan “Apa maksudmu?” tatapnya kerah David.
“Sepertinya..kau sedang kesal..apakah dengan wanitamu itu?” tanya David dengan sengaja menekankan pada kata ‘wanita’.
“Justru kalian yang membuatku kesal..” sahut William sambil mengambil cangkir kopinya kembali.
“Dia ada dimana,Will?” tanya Clara.
William menyesap minumannya sebentar dan meletakkan kembali cangkirnya di wadah di atas meja “Mandi..” jawabnya malas.
“Kau tidak ikut?” ledek Leo.
William menatap Leo dengan tajam “Apa kau bilang?”.
Clara melihat kearah Leo dan William.Matanya sangat lama menatap kearah William.Sebuah ide muncul begitu saja di kepalanya.
“Apa kau tahu,Will..Krisnel sepertinya sangat heran dengan sikapmu itu..”.
William menoleh kearah Clara “Apa makusdmu?”.
Clara nyengir “Krisnel sempat bertanya kepadaku,mengenai perilakumu itu..”.
William terdiam sebentar dan akhirnya membuka mulutnya “Apa yang ditanyakannya?” tanyanya penasaran.
Dalam hati,Clara merasa senang karena berhasil menggunakan siasat ini.Ternyata William sudah berubah sedikit..
“Dia bertanya..apakah..kau menyukainya atau tidak..” ditatapnya William sebentar dan hasilnya membuat Clara tersenyum lebar,ia melihat seorang William terkejut dan bahkan wajahnya pucat.Tidak seperti biasa..sepertinya sudah berubah kelewat banyak..
“Dan aku menjawab,bahwa kau hanya kasihan kepadanya..” lanjutnya dengan pelan.Sebenarnya tidak ada pertanyaan dari Krisnel,namun Clara hanya ingin menjahili William.William termasuk tipe manusia yang pelit dalam menunjukkan ekspresinya.Dan sekarang?,William jauh lebih banyak berubah.
298Please respect copyright.PENANAuP0lzyg349
298Please respect copyright.PENANAjNKs8cMBb3
“Apa?!” pekik William sambil berdiri.Mukanya saat itu sangat merah.William menatap Clara dengan marah.Tangannya mengepal.Dirinya ingin sekali meledak.
“Ada apa?” tanya Krisnel dengan bingung.Dirinya melihat William sedang berdiri dengan marah.
William memutar badannya dengan marah.Sontak matanya terbalak melihat Krisnel berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Krisnel terkejut melihat wajah William yang sudah memerah.Dengan takut,Krisnel berjalan mundur.William terkejut.Ditatapnya Krisnel dengan lembut dan dihampirinya perlahan.
“Kau jangan takut..aku tidak akan melukaimu..”.
Krisnel terdiam.Langkahnya terhenti.Ditatapnya William dengan takut.Tangan William terarah ke wajahnya.Krisnel ketakutan.Dagunya diangkat oleh William.Mata biru itu kembali menguncinya.Entah sudah berapa lama mereka saling bertatapan.Namun suara dari arah belakang Krisnel membuat mereka kaget.
“Apa ada masalah?” tanya Pak Arnold.
Krisnel menunduk.Dirinya malu.Bagaimana bisa detak jantungnya menjadi gila begini?.
“Tidak..tidak ada masalah..Ayah ada apa?” balas William bingung.
Pak Arnold tersenyum “Aku hanya ingin menikmati pagi ini dengan sahabatku..”.
“Siapa?”.
“Pak Wijaya..”.
Krisnel mendongak.
“Bagaimana kalau kita makan bersama?” pinta Pak Arnold.
“Tidak masalah..” jawab William cuek.
Krisnel terdiam.
William menatap Krisnel “Ayo,sini..” ajak William sambil mengulurkan telapak tangannya yag terbuka.
Krisnel menggeleng “Aku pulang pagi ini..maaf..saya permisi dulu..”.Krisnel membungkuk.
“Pulang?”.
Krisnel menegakkan badannya “Ya..” jawabnya sambil melihat William.
Alis William terangkat “Pulang dengan siapa?”.
“Nana dan Devan..”.
Devan? Tidak! .
“Kau pulang denganku!” perintah William dengan marah.
“Apa?”.
298Please respect copyright.PENANAeKLsJcfDqL
“Kau pulang denganku!!” teriak William dengan marah.
Krisnel bingung.
“Sudahlah..William,kau tidak perlu marah seperti itu..dan kau,nak..lebih baik kau makan dahulu..kau bisa pulang dengan Ayahmu,bukan?” usul Pak Arnold dengan pelan.
Kening Krisnel mengerut “Tidak..terimakasih..aku bisa pulang bersama temanku..saya permisi..”.
“Duduk!” bentak William dengan marah.
Krisnel terdiam.Ia memandang William dengan takut.Ada apa dengannya?,tanyanya dalam hati.
“Kissy!” panggil Nana dengan keras.
Krisnel menoleh kearah pintu.Disana sudah berdiri Nana dan Devan.Nana sedang melambaikan tangan.Dan Devan memandang Krisnel dengan kesal.Ada apa lagi dengan lelaki itu? kenapa semua jadi aneh seperti ini?.
William meraih tangan Krisnel dengan kasar “Kau pulang denganku!” perintah William dengan marah.
Krisnel tersentak.
Krisnel memandang William dengan takut.Dan kepalanya di tundukkan semakin dalam.Kenapa semua harus bersikap kasar kepadanya?apakah ia memang pantas di perlakukan seperti itu?.
William terkejut.Ia mendengar isakan kecil Krisnel.William langsung memeluk Krisnel dengan erat seolah tidak ingin di lepasnya “Maaf..maaf..maaf..aku minta maaf..”.
Tubuh Krisnel menegang.Tubuhnya tidak dapat digerakkan.Rasa malu dan terkejut bercampur jadi satu.
“Yya..ya aku maafkan..” jawab Krisnel tergagap-gagap.
William menjauhkan tubuhnya sedikit dan memandang wajah Krisnel “Jangan menangis..jika kau menangis,aku akan ikut sed..”.
BOOOOMMMMMMM !!!!!!!!!!
Suara ledakan itu begitu keras dan kencang.William memeluk Krisnel dengan erat.Langkah-langkah terdengar begitu cepat dan kebisingan tiba-tiba menyeruak disekitar mereka.Krisnel mencoba membuka matanya yang tertutup.Dirinya mencoba untuk melepaskan pelukan William dan membalikan badan menghadap pintu masuk dan keluar.Disana banyak orang-orang yang berkerumun.Mencari tahu.Dan matanya menangkap temannya yang berdiri dengan takut di dekat pintu.Tanpa pikir panjang,Krisnel berlari menghampiri mereka.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Krisnel dengan panik.Nafasnya terengah-engah.Dirinya tanpa sadar berlari sangat cepat.Otaknya saat itu tidak bekerja.
“A..a..aku..aku baik-baik saja..” jawab Nana shock.
“Ada ledakan..” ujar Devan.
Krisnel menatap Devan “Dimana?”.
298Please respect copyright.PENANAqBjK9RE9F2
“Ayo kita lihat..” usul Devan.
Krisnel mengangguk.Dirinya melangkahkan kakinya dengan perlahan kearah pintu.Menyusup dari satu orang ke satu orang.Keadaan disana begitu ramai.Bahkan dirinya harus memaksa untuk keluar.Dan ketika sampai keluar hotel,matanya terbalak kaget.Penginapan kecil yang bersebrangan dengan hotel tempatnya menginap saat ini terbakar.Banyak orang berlalu lalang berjalan bahkan berlari menjauhi penginapan itu.Dan alangkah terkejutnya,dirinya melihat banyak terluka parah dan terkapar di pasir pantai.
“Kita kesana..mereka membutuhkan kita..”.Badan Krisnel bergetar begitu hebat.Dirinya harus menolong mereka.Ya,harus!.
Waktu berlalu sangat cepat.Krisnel sedang mengobati orang-orang yang terluka ringan dengan perlengkapan yang ada.Dirinya melangkahkan kainya kearah penginapan kecil itu.Tidak perduli asap yang masih menjulang tinggi.Krisnel menerobos masuk.Tubuhnya bergetar.Dirinya harus menolong mereka.Itulah yang harus dilakukannya.
NGUING!!! NGUING!!! NGUNGING!!!!
Krisnel mengedarkan pandangannya keluar.Bantuan telah datang.Polisi berhamburan datang.Dokter berlari kecil di sampingnya.Mereka menyebar untuk mengobati.Mobil ambulance telah diparkir tak jauh dari penginapan.
Krisnel berjalan menghampiri seorang dokter wanita yang berdiri tidak jauh darinya “Kita membutuhkan perban dan salep bakar..” kata Krisnel.
Dokter wanita itu menatap Krisnel sinis “Siapa kau?”.
“Kissy!” seru Pak Wijaya.
Krisnel menoleh.Pak Wijaya,Pak Arnold,William,David,Clara,Leo,dan Nana berjalan kearahnya.
“Kissy..apa yang terjadi?” panik Nana.
“Kau bisa membantuku?” tanya Krisnel.
“Kau terluka?!” pekik Nana cemas sambil memegang pelipis kepala Krisnel.
“TIdak..ini darah oranglain..jadi cepat,ada yang membutuhkan pertolongan disana..” ajak Krisnel dengan terburu-buru.
“Siapa kau?!” tanya Dokter wanita itu lagi.Mukanya menatap Krisnel dengan tidak suka.
Krisnel menggigit bibir bawahnya.Apa ia harus bilang sebenarnya?.
“Kau terluka..”.Suara itu sarat dengan kecemasan.Krisnel seketika itu menoleh.William sedang melihatnya.Tatapannya sedih.
Krisnel menggeleng “Ini bukan darahku..maaf..”.Krisnel menatap William dengan senyum memohon.
“Aku tidak tahu siapa kau,tapi jangan mengganggu disini!” perintah dokter wanita itu sebelum pergi.
Krisnel mengacak rambutnya.Tidak jauh ia berdiri,Devan menghampirinya “Kita mau ke rumah sakit?” tanyanya.
298Please respect copyright.PENANA7ydmsf03Uq
“Bolehkah?” tanya Krisnel dengan mata melotot.
“Tentu saja..aku bisa mengaturnya..” jawab Devan dengan cengiran.
Krisnel tersenyum lebar “Well..lakukanlah!” perintahnya.
Devan berjalan membelakangi Krisnel.
“Nana..kau mau ikut?” tanya Krisnel tiba-tiba.
“Kemana?” kejut Nana.
Krisnel nyengir “Menghajar mereka semua..”.
298Please respect copyright.PENANA6xDbmF2itI
***
“Semua cepat!!! buka pintu operasi sekarang juga!!”.
Keadaan rumah sakit begitu ramai dan sesak.Krisnel mengedarkan pandangannya ke segala arah.Dirinya pergi ditemani Nana,Devan,William,David,Leo,Clara,dan Pak Arnold bersama Ayahnya di belakangnya.
“Kita harus membantu..” usul Nana dengan panik sambil melihat korban kebakaran yang terluka sangat parah melewatinya.
“Kita tidak bisa membantu..ini bukan rumah sakit kita..lagipula..kita harus dapat ijin..” balas Krisnel sambil melihat seorang korban yang berdiri dengan dibantu oleh suster.
“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Clara bingung.
“Aku akan berbicara sebentar kepada pihak rumah sakit,kalian tunggu sebentar..”.Devan berlari meninggalkan mereka.
Krisnel memilih untuk duduk diikuti oleh Nana.William hendak bertanya,namun niatnya itu ia urungkan,karena Devan sudah berlari kearahnya.
“Ayo!! cepat!! mereka tadi tidak percaya,kita harus membuktikannya sendiri..”.Nafas Devan terengah-engah begitu sampai.Dirinya memang harus berlari dengan cepat,karena ada pasien yang harus di operasi saat ini.Dan itulah saat yang tepat untuk membuktikannya.Walaupun,kalau gagal bayarannya adalah nyawanya sendiri.
Krisnel beranjak dari tempat duduknya “Baiklah! ayo!”.
Langkah mereka semakin cepat meninggalkan segala kebingungan yang menyelimuti 5 orang di sana.William memandang punggung itu dengan heran sekaligus cemas,sedangkan Pak Wijya hanya diam.Pak Wijaya tahu sebenarnya apa yang ingin dilakukan anaknya itu.Tapi dirinya lebih memilih diam.Biarlah nanti mereka sendiri yang melihatnya..gumamnya dalam hati.
298Please respect copyright.PENANALjFnVJkeLm
298Please respect copyright.PENANAoI9rLsr93D
298Please respect copyright.PENANA5HoMJ3bSwa
298Please respect copyright.PENANAA2L7tVqPkk
Ini sudah pukul 9 malam.William menengadah.Melihat langit rumah sakit yang dipenuhi lampu-lampu panjang.Dirinya tidak mungkin pulang.Ia harus tahu apa yang terjadi.Sebenarnya William sudah mempunyai jawabannya,namun jawaban itu harus ia dapatkan begitu melihatnya sendiri.Ia tidak sendiri.Ayahnya juga menunggunya.Clara dan David menunggu sambil berpegangan tangan.Sedangkan Leo lebih memilih keluar untuk membeli makanan.Kalau dipikir-pikir,William tadi pagi sama sekali belum makan.Astaga!.Bagaimana mungkin ia lupa makan?,apakah karena Krisnel?.
“Kalian belum pulang?” tanya Krisnel dengan tampang shock.
William segera berdiri dan melihat Krisnel.Jas putih melekat di badannya.Akhirnya..ia tahu..
“Kau seorang dokter?” tanya Clara terkejut.
“Hm..ya..sepertinya..” jawab Krisnel dengan malas.
“Kenapa kau tidak bilang dari awal?” balas Clara tidak percaya.
“Hmm..kalian pulang saja..aku masih lama disini..”.
Alis William terangkat.Itu bukan jawaban yang tepat.Apakah dia sedang mengalihkan pembicaraan? kenapa?.
“Apakah sewaktu kau bekerja di perusahaan William..kau..sudah menjadi dokter?” tanya Clara bingung.
“Ya..”.
Kenapa dia masih bekerja di perusahaanku,kalau dia sudah punya pekerjaan?,pikir William.
“Lalu,kenapa waktu itu kau bilang belum punya pekerjaan?”.Kali ini David yang bertanya.
“Bukankah saat itu yang menjawab Laura?” sahut Krisnel.
Ah..pantes saja..saat itu mukanya sangat kesal ketika Laura yang menjawab..
“Kalian pulanglah..aku akan menginap disini..”.Krisnel membalikkan badan dan baru melangkahkan kakinya,namun langsung terhenti,karena suara di belakangnya,
“Aku belum makan..”.
Krisnel memutar badannya “Lalu?” balas Krisnel sambil menatap willliam.
“Aku lapar..”.William menatap Krisnel dengan wajah tersiksa.Ia harus tahu jawaban dari semuanya!.
“Lalu?”.
“Temani aku..”.
Mata Krisnel melotot “Kenapa harus aku?” balasnya tidak senang.
“Karena aku menginginkanmu..”.
Semua melihat kearah William.Bahkan Pak Arnold yang dari tadi diam sekarang tersenyum simpul menatap anaknya.Sedangkan Krisnel,mulutnya hanya menganga tidak percaya.
“Temani aku…”.
298Please respect copyright.PENANADRfOi1DOCo
***
“Kenapa kau mengatakan itu di depan Ayahmu?!” bentak Krisnel kesal.
Begitu sampai restoran,Krisnel terus saja menggerutu mengenai perkataan dirinya di rumah sakit.Tetapi William tidak keberatan,karena dirinya memang menginginkan Krisnel.Itu adalah fakta.
“Kau akan makan atau hanya marah-marah?” balas William sambil tersenyum.
Krisnel menyilangkan kedua tangannya di dadanya “Tidak!”.
“Apakah ingin aku suapi?”.
“Apa!?”.
William tertawa “Jika tidak mau,maka makanlah..”.
Krisnel masih tidak menyentuh makanannya.
“Kau keras kepala rupanya..”.
Krisnel memalingkan wajahnya menghadap kaca.Dan matanya melotot melihat pantulan bayangan William yang tengah berpindah duduk di sampingnya.
“Untuk apa kau pindah di sampingku?” tanya Krisnel sambil melihat William.
“Untuk menyuapimu..”.
“Kenapa kau peduli denganku?”.
“Apakah aku harus menjawab?” balas William sambil memasukkan daging ke mulutnya.
Krisnel menahan kesal.Ia ingin pergi!.
“Yang seharusnya marah adalah aku..” kata William tenang.
“Kenapa?”.
“Karena kau berbohong kepadaku..”.
Mata Krisnel terbalak.Astaga..ia lupa soal itu..
“Maaf..”.
William melirik sedikit “Aku akan memaafkanmu,jika kau mau menjawab pertanyaanku..” jawabnya cuek.
“Apa itu?”.
“Kenapa kau berbohong?” tuntut William sambil memandang Krisnel dengan serius.
Krisnel tergelak.Dirinya merasa kikuk jika di pandang seperti itu.
“A..aku tidak harus menjawab itu..” gagap Krisnel.
William mengangkat alis kirinya “Kalau begitu,aku tidak akan memaafkanmu..”.
298Please respect copyright.PENANAVtGZBNxNLR
298Please respect copyright.PENANAUqMKX1FFRv
Krisnel melotot.Terkejut.William bisa melihat keterkejutan Krisnel.Ia melirik sekilas lalu sibuk menyuapkan daging ke mulutnya.William menunggu.Penjelasan.Semua harus terjawab.
Krisnel menghembuskan nafas kasar “Kenapa kau ingin tahu?” sahut Krisnel dengan suara putus asa.
“Karena aku menginginkanmu..”.
Krisnel mendengus “Bisakah kau jangan mengatakan perkataan ‘terkutuk’ itu?”.
“Tidak..”.
Krisnel mengatupkan bibir.Dirinya ingin marah.Kenapa seorang William begitu ingin tahu sekali tentang dirinya?.
“Apakah ada kaitannya dengan Ayahmu?” tanya William sambil membalikkan badan.
Krisnel menghembuskan nafas keras “Ayahku..tidak menyukai profesiku..” jelas Krisnel datar.
“Kenapa?”.
Krisnel memandang gelas kosong di depannya tanpa ekspresi “Mungkin aku tidak pantas..”.Krisnel berusaha agar terlihat tegar,tetapi tidak bisa.Suaranya terdengar sedih sekali.Menyedihkan.
“Kau cantik..jadi..kenapa?”.
Krisnel menoleh “Bukankah tadi aku sudah bilang?aku-tidak-pantas!” sahutnya sinis.
“Pasti ada alasan lain,bukan?” ditatapnya Krisnel dengan dalam.
Alis Krisnel terangkat “Ayahku tidak menyukai profesiku..karena Ibuku juga seorang dokter..”.
William terdiam “Itukah alasanmu..kenapa kau tidak bilang dari awal?” tanyanya kemudian.
Krisnel mengangguk pelan.
“Kenapa kau tidak mengikuti perintah Ayahmu? misalnya untuk berhenti menjadi dokter..”.
Krisnel tersenyum sedih “Aku tidak bisa..”.
William menatap mata itu lagi.Mata yang dirindukannya.Mata hitamnya seolah menghangatkan hati William yang beku.
“Kenapa?”.
“Karena aku sudah mencintai pekerjaanku..”.Krisnel membalas tatapan William dan seketika itu tersenyum hangat “Aku jatuh cinta dengan pekerjaanku..aku tidak bisa berhenti..”.
William terpesona.Senyum itu..
“Kau mau ikut denganku? pergi?” tanyanya serak.
Alis Krisnel bertaut “Kemana?”.
“Suatu tempat..”.
Krisnel diam.Ia menatap William yang sekarang sedang menyuapkan daging kembali kemulutnya.William sepertinya tidak mau memberitahu..pikir Krisnel.
“Kau akan tahu sendiri..”.
Pernyataan itu seolah bisa membuat teka-teki di kepala Krisnel sedikit terjawab.
***
Krisnel terpesona melihat tempat ini.Ia rindu bermain disini.Sudah lama ia tidak bermain disini.Dulu Ibunya sering kesini bersama dengan dirinya.Namun itu dulu.Tidak sekarang.
“Kau suka?” tanya William sambil meluncur di atas es.
Krisnel dan William sekarang berada di Gelanggang es yang terletak di Lotte Word.Tempat dimana banyak pengunjung bisa menikmati bermain es di tempat tertutup.
“Ya..suka sekali..” jawab Krisnel sambil menghampiri William.
“Kau bisa meluncur?” tanya William tidak percaya.
Krisnel tertawa “Tentu saja!”.Krisnel mengitari William dan meluncur kearah depan.
“Kau mau berdansa disini?” tanya William sambil menghampiri Krisnel.
“Kau bercanda?!” kejut Krisnel sambil muluncur menjauh kearah samping.
William mengejarnya “Ayo..kau pasti bisa,bukan?”.
Krisnel terhenti “Tidakkah ada yang mengatakan bahwa kau keras kepala?!”.
William tersenyum “Sepertinya banyak..”.
Tiba-tiba musik terdengar.Lagu Perhaps Love menggema di seluruh ruangan.Krisnel terkejut.Ditatapnya William yang sedang meluncur kearahnya.
“Kau menyewa tempat ini?” tanya Krisnel dengan tatapan curiga.
William berhenti di depan Krisnel dan menggaruk kepala dengan sengaja “Apa..ada masalah?”.
Krisnel tertawa keras “Kau gila..”.
“Terimakasih..”.
Mata Krisnel menyipit.Ia menatap William dengan kesal.Sebaliknya,William menatap Krisnel dengan senyum lebar di wajahnya.
“Kejar aku..”.
William terkejut.Krisnel mengitari badannya dan meluncur menjauh.
“Kejar aku..bukankah kau menginginkanku?!” teriak Krisnel jahil.
William terbalak.Tiba-tiba William meluncurkan kakinya dengan cepat.Krisnel terkejut.William sudah ada di belakangnya.Krisnel mencoba memotong kearah tengah,namun William semakin cepat.Krisnel mencoba meluncur kembali.Berusaha menjauh dari William.Namun ketika ingin memutar kearah samping,tangan Krisnel ditarik.
“Ah!” pekik Krisnel.Badannya sebentar lagi akan jatuh ke es.Oh tidak!.
“Aku tidak akan melukaimu..”.
Suara William begitu lembut di telinga Krisnel.Dengan takut Krisnel membuka matanya.Dan dirinya terkejut mendapati tubuhnya sedang di tahan oleh tangan William.Pantas saja,ia tidak merasa sakit.
“Te..terimakasih..” gugup Krisnel.
William tersenyum jahil “Aku sudah berhasil menangkapmu..harus ada hadiah,bukan?”.
Krisnel melotot “Ha..hadiah?”.
Dengan cepat William mencium Krisnel dengan lembut.Diangkatnya tubuh Krisnel sedikit dan salah satu tangannya menarik kepala Krisnel kearahnya.Tubuh Krisnel kaku.Otaknya tidak bekerja.Tiba-tiba musik kembali terdengar.Kali ini lagu Perfect yang menggema di sekeliling mereka.
William masih belum melepas bibirnya di bibir Krisnel.William sendiri tidak tahu,kenapa dirinya bisa seperti ini.Akhirnya dengan enggan,William menarik tubuh Krisnel berdiri dan melepaskan ciumannya tadi.
William membalikkan badan “Kita pulang..”.
298Please respect copyright.PENANA9mRZn7iuz8
298Please respect copyright.PENANAahuShR9LjD
298Please respect copyright.PENANADnUsGZOKku