PART 1
Di atas sebuah ranjang, seorang pria berusia 20 tahunan sedang menggeliat lalu kembali meringkuk di balik selimut tebal. Kedua matanya masih terpejam, larut dalam ketidakberdayaan alam bawah sadar yang masih terkungkung lelapnya tidur. Badannya yang atletis sama sekali tak mengenakan apapun, balutan kulit cokelat eksotis bisa terlihat jelas dibalik selimut tebal yang melindunginya dari dinginnya AC.
Pria itu bernama Rafi Fadlan Faisal. Setelah beberapa tahun silam lulus SMA dan memutuskan tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, Rafi menghabiskan waktu setiap hari untuk bermain game hingga larut malam. Maka jangan heran kalau saat semua penghuni rumah sudah beraktifitas di pagi hari, pemuda berusia 20 tahun itu justru masih mahsyuk menikmati mimpi.
Rafi adalah anak bungsu dari tiga bersaudara di keluarga Baroto. Dua kakak perempuannya, Nandita dan Angela hanya berjarak usia masing-masing 3 dan 6 tahun darinya. Nandita, anak sulung, sudah memiliki pekerjaan mapan sebagai salah satu brand manager di sebuah perusahaan keuangan. Sementara Angela saat ini sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan skripsi guna mendapat gelar sarjana hukum.
Rafi menjadi satu-satunya pria di keluarga Baroto setelah sang Ayah lima tahun lalu meninggal dunia akibat serangan jantung. Pak Baroto Wijaya, adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak jaringan bisnis. Sepeninggal dirinya, semua jaringan bisnis itu kini dikelola secara penuh oleh istrinya, Bu Diajeng Wijaya, wanita berusia 40 tahun namun masih terlihat segar dan energik.
Sebagai anak bungsu, sejak kecil Rafi memang selalu mendapat perlakuan istimewa dibanding dengan dua kakak perempuannya. Apapun yang diminta oleh Rafi, selalu dituruti oleh kedua orangtuanya. Maka jangan heran jika keistimewaan itu membuat Rafi tumbuh menjadi pribadi yang pemalas dan enggan bersusah payah untuk mencari kesibukan yang lebih bermanfaat dibandingkan menghabiskan waktu bermain game online. Lahir dan besar di sebuah keluarga kaya raya nampaknya membuat Rafi sangat nyaman berada dalam posisinya saat ini. Tanpa banyak tuntutan dan bisa hidup semaunya tanpa perlu merasa khawatir kekurangan uang. Sudah berkali-kali Ibunya menasehatinya tentang perilaku buruk tersebut namun berkali-kali pula Rafi seperti tak mengindahkannya.
Pintu kamar Rafi perlahan terbuka dari luar, seorang wanita berusia sekitar 30 tahunan masuk dengan raut wajah kikuk. Wanita tersebut adalah Mbak Yanti, salah satu asisten rumah tangga yang bekerja pada keluarga Baroto. Sesaat Mbak Yanti melihat sang tuan muda sedang terlelap di atas ranjang dan tak menyadari kehadirannya. Dengan sedikit mengendap, kaki Mbak Yanti mulai masuk ke dalam kamar. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri seolah sedang mencari sesuatu hingga akhirnya pandangan matanya terhenti pada sebuah keranjang plastik berbentuk anyaman yang teronggok di dekat pintu kamar mandi. Keranjang plastik tempat Rafi menaruh beberapa pakaian kotornya.
Wanita bertubuh sintal itu kemudian melangkah mendekati pintu kamar mandi, namun langkahnya terhenti ketika selimut Rafi tersingkap hingga mempertontonkan tubuh telanjang anak sulung keluarga Baroto tersebut.
"Gila! Gede banget!" Mbak Yanti reflek menutup mulutnya menggunakan tangannya sendiri saat melihat batang penis Rafi mencuat begitu saja. Tak hanya panjang dan besar, namun juga kekar. Itu adalah penis terbesar yang pernah dilihat oleh janda satu anak ini.
Mbak Yanti berusaha untuk mengalihkan pandangan matanya dari ranjang, dia kembali ke tujuan awal, mengambil pakaian kotor milik sang majikan untuk kemudian dicuci. Namun belum sampai tujuannya tercapai tiba-tiba Rafi terjaga dari tidurnya.
"Mbak Yanti?" Sambil mengucek ucek kedua matanya, Rafi bangkit dari atas ranjang. Masih dengan tubuh telanjang bulat pemuda itu melangkah mendekati Mbak Yanti, mebuat janda bertubuh sintal tersebut menjadi salah tingkah.
"Eh..Ma..Maaf Mas..Saya disuruh Ibu untuk ngambil cucian kotor Mas Rafi." Ujar Mbak Yanti, wanita itu menundukkan kepala, sama sekali tak berani menatap wajah Rafi yang kini berdiri berhadap-hadapan dengannya.
"Oohh, iya. Itu Mbak cucian kotornya." Sahut Rafi sambil menunjuk keranjang plastik di dekat pintu kamar mandi.
"Mbak Yanti kenapa malu-malu gitu? Kayak nggak pernah lihat kontol aja." Seloroh Rafi menggoda salah satu asisten rumah tangganya tersebut. Mbak Yanti makin salah tingkah.
"Ma..Maaf Mas. Saya ndak tau kalo..." Belum sempat Mbak Yanti melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba Rafi mendekap tubuhnya dari depan. Tanpa aba-aba pemuda tersebut memeluk kemudian menciumi leher Mbak Yanti.
"Eh..Eh..Mas! Jangan Mas..!!"
Mbak Yanti berusaha menolak tindakan mesum Rafi tapi sang tuan muda bergeming dan terus saja menghujami leher Mbak Yanti dengan ciuman brutal. Satu tanga Rafi bahkan mulai bergeral liar meremasi payudara janda bertubuh sintal tersebut.
"Ayolah Mbak, nggak usah malu-malu. Aku tau Kamu tadi liat kontolku kan?" Ujar Rafi mengacuhkan penolakan dari Mbak Yanti.
"Bu..Bukan begitu Mas! Saya ndak sengaja tadi...Eeemcchhh..!!"
Ciuman Rafi berubah posisi, kali ini dia menyasar bibir tipis Mbak Yanti, wanita itu berusaha untuk kembali menghindar tapi Rafi makin beringas. Penolakan Mbak Yanti makin membuat Rafi semakin bernafsu. Lidahnya kasar mencoba masuk ke dalam mulut Mbak Yanti sambil kedua tangannya meremas payudara pembantu rumah tangga tersebut.
"Tol..Tolong jangan Mas...Jang...aaannn..."
Pemberontakan Mbak Yanti seperti bertolak belakang dengan sikapnya yang mulai pasrah atas tindakan mesum sang tuan muda. Rafi makin leluasa melancarkan aksi bejatnya karena Mbak Yanti lambat laun pun mulai menikmatinya.
"Emmmcccchhh...Mas...." Lenguh manja Mbak Yanti terdengar lirih tatkala jemari kekar Rafi sudah menerobos ke dalam pakaiannya. Meremas bongkahan padat itu sembari memilin puting keras secara bergantian.
Tangan Mbak Yanti yang sedari tadi begitu penasaran akan kekarnya penis Rafi mulai ikut bergerak ke bawah, mencengkram pusaka sang tuan muda sebelum mengocoknya secara perlahan, naik turun dengan kecepatan konstan.
"Gede nggak?"
"Gede banget Mas... Saya baru megang kontol sebesar ini." Ujar Mbak Yanti malu-malu.
"Muat nggak kalo dimasukin mulut?" Tanya Rafi kemudian.
"Emmchhh, kayaknya bakal penuh banget mulut Saya Mas..." Mbak Yanti meliril ke bawah, bahkan genggaman tangannya tak bisa menguasai sepenuhnya batang penis milik Rafi.
"Cobain dulu ya..."
Rafi menarik tangan Mbak Yanti agar mendekati sisi ranjang. Pemuda itu duduk di tepian tempat tidur sementara Mbak Yanti berjongkok di bawah, memposisikan kepalanya tepat di hadapan selangkangan tuan mudanya.
"Ayo jilatin..." Perintah Rafi tak sabar menerima servis blowjob dari Mbak Yanti.
Tau apa yang diinginkan oleh sang majikan muda, Mbak Yanti mulai melakukan aksinya. Lidahnya mengular menyusuri tiap jengkal bagian penis Rafi. Mulai dari bagian pangkal hingga bagian ujung penis tak terlewat oleh liukan sensasi basah dan hangat dari lidahnya.
"Oocchhhh! Enak banget Mbak..."
Rafi sampai harus mendongakkan kepalanya akibat menahan nikmat permainan lidah Mbak Yanti. Jilatan janda bertubuh sintal itu kemudian makin turun ke bawah, kali ini dia menyasar kantong pelir, tanpa aba-aba Mbak Yanti langsung mengulumnya dengan ganas.
"Aachh! Fuck! Fuck!!" Teriak Rafi menahan ngilu pada kantong pelirnya.
Mata Mbak Yanti melirik genit pada wajah Rafi yang memberikan ekspresi keenakan. Janda binal itu lalu meludahi telapak tangannya sendiri sebelum mulai menggenggam penis Rafi dan mengocoknya perlahan sambil terus memainkan lidah pada permukaan kantong pelir.
Mbak Yanti mendekatkan wajahnya ke penis Rafi. Melirik ke arah pemuda itu sebelum akhirnya ujung lidahnya mulai menjilati lubang kencing. Dimainkan ujung lidahnya di kepala penis. Dimasukkannya kepala kemaluan Rafi ke dalam mulutnya. Dihisapnya dengan kuat. Lalu Mbak Yanti memainkan kepala penis dengan lidahnya sambil tetap kepala penis masih berada dalam mulutnya.
Mbak Yanti melanjutkan dengan menjilati seluruh batang penis. Menjilati pangkal penis. Lalu didorongkannya penis Rafi hingga menyentuh perutku. Dijilatinya permukaan bawah penis, kemudian turun ke bawah dan dijilatinya buah zakar. Dihisap dan dikulumnya buah zakar Rafi satu per satu. Dimainkannya pangkal buah zakar itu dengan ujung lidahnya.
"Oocccchh!! Mbak!! Enak banget sumpah!"
Rafi tak tahan, segera dia jambak rambut Mbak Yanti dari atas hingga membuat kepala janda itu terdongak ke atas. Dengan sedikit kasar, Rafi langsung melesakkan kepala penisnya masuk ke dalam mulut Mbak Yanti.
"Eeemchh!! Eeemchh!! Emmchh!!"
Kedua mata Mbak Yanti sampai harus melotot karena menahan sesak mulutnya akibat desakan penis jumbo Rafi yang semakin kekar. Pemuda itu masih memegangi bagian kepala Mbak Yanti sembari menggerakkan pinggulnya maju mundur, memperkosa mulut Mbak Yanti.
"Aaarghhgt!! Sempit banget mulutmu Mbak! Aaarghhtt!"
Pipi Mbak Yanti sampai terlihat menggembul ketika bagian ujung penis Rafi bergeral liar di dalam mulutnya. Sesak dan membuat Mbak Yanti kesulitan untuk menghela nafas, namun Rafi bergeming dan malah makin mendesak batang penisnya agar tertelan seluruhnya di dalam rongga mulut pembantunya tersebut.
"HAAAAHH!!! HAAAHHHH!!! HAAAHH!!"
Mbak Yanti buru-buru mengambil nafas ketika Rafi tak sengaja membuat lepas batang penis dari dalam mulut pembantu bertubuh sintal tersebut. Air liur menetes di sela-sela bibir tipis Mbak Yanti, pun begitu pula dengan bagaian ujung penis Rafi yang ikutan basah oleh cairan saliva.
"Gila Kamu Mas! Brutal banget maennya!" Dengus Mbak Yanti kesal, nafasnya masih tersenggal beberapa saat.
Rafi masih belum tuntas, untuk kedua kalinya pemuda itu memaksa mulut Mbak Yanti kembali mengulum batang penisnya yang mengeras sempurna. Kali ini ajakan Rafi lebih lembut dibanding sebelumnya, kedua tangannya hanya mengelus bagian belakang kepala Mbak Yanti ketika mulut janda itu mulai melakukan tugasnya.
Penis kekar Rafi keluar masuk di dalam mulut Mbak Yanti, pelan namun menghanyutkan karena Mbak Yanti juga sesekali menghisapnya dengan kencang. Lenguhan serta desahan Rafi kali ini terdengar lebih teratur dan tak lagi liar meskipun birahinya sudah sampai di ubun-ubun. Selang beberapa lama, Rafi merasakan desakan ejakulasi sudah akan tiba. Tergesa dia meraih batang penisnya kemudian mengocoknya cepat, mengarahkan ujung bagian penis pada wajah Mbak Yanti yang bersimpuh di bawah tubuhnya.
"AARGGHTTT!!! AARGHHTTT! AKU KELUAR MBAK!!!"
Lenguhan panjang Rafi nyaris bebarengan dengan semprotan air maninya yang mengucur deras hingga membasahi sebagian besar wajah Mbak Yanti. Janda bertubuh sintal tersebut seperti sudah siap menerima semprotan sperma Rafi, maka hal itu sama sekali tak membuatnya jijik ataupun risih bahkan dengan sengaja dia juga menjilati cairan berwarna putih itu.
"Eeemcchh!!! Emmcchh!!! Banyak banget pejumu Mas...." Ujar Mbak Yanti sambil hanya tersenyum bangga mendengar pujian itu.
"RAFI!!! APA-APAAN INI?!!!"
Tiba-tiba tanpa mereka sadari, pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok Bu Diajeng dengan wajah murka karena melihat perbuatan mesum anak bungsunya dengan sang pembantu. Panik, Rafi buru-buru meraih selimut dan menutupi tubuhnya yang telanjang bulat. Sementara Mbak Yanti tergesa berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang belepotan cairan kental berwarna putih.
14610Please respect copyright.PENANAnFf0nbtjOW
BERSAMBUNG
Cerita "KELUARGA ABSURD" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DI SINI
14610Please respect copyright.PENANAgy8Y4bMDIV