RAFI POV
Setelah beres bercumbu dan membersihkan badan, Aku bergegas keluar dari dalam kamar Ibu. Pengalaman absurd kali ini tentu akan sangat berkesan bagi diriku, terlebih tadi Ibu sempat berpesan kalau ingin melakukannya lagi denganku. Gila!
Saat Aku menapaki anak tangga untuk kembali ke kamarku tiba-tiba Aku dibuat penasaran dengan suara desahan dari dalam kamar Kak Angel. Bukan suara satu orang saja tapi dua! Makin penasaran, perlahan Aku mendekati pintu kamar Kak Angel dan langsung menempelkan daun telingaku pada permukaan pintu. Suara desahan serta erangan makin terdengar jelas. Ada apa sebenarnya ini?
Pelan-pelan Aku mebuka pintu kamar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dadaku bergemuruh hebat ketika velah pintu mulai terbuka dan memberi jankauan pandangan yang jelas bagi indera penglihatanku. Adegan erotis nan mesum yang dilakukan oleh dua kakak perempuanku, Kak Angel dan Kak Nandita, langsung tersaji di hadapanku.
Keduanya mahsyuk saling mencumbu di atas ranjang. Adegan sex lesbian seperti ini biasanya hanya bisa Aku saksikan di video-video bokep yang sering Aku lihat. Namun sekarang Aku bisa menyaksikannya secara langsung! Lebih gila lagi pelakunya adalah kedua kakak perempuanku sendiri!
"Ouuccchhh...."
Kak Angel melenguh manja ketika Kak Nandita menjelajahi liang senggama menggunakan bibir dan lidahnya. Tanpa rasa jijik sedikitpun kakak sulungku yang biasanya bertingkah galak dan judes tersebut menjilati seluruh permukaan vagina Kak Angel. Saking tak tahannya sampai-sampai kedua tangan Kak Angel harus meremas permukaan kain sprei di atas ranjang.
Aku yang awalnya hanya mengintip dari celah pintu lambat laun mulai ikut terangsang. Batang penisku kembali menegang setelah tadi sebelumnya dikerjai oleh Ibuku sendiri. Suara desahan serta raungan erotis makin terdnegar nyaring, menambah kadar birahi dalm tubuhku. Tangan kananku mulai mengular ke bawah, meremas batang penisku sendiri untuk beberapa saat sebelum kemudian mengocoknya sambil terus menyaksikan adegan panas antara Kak Angel dan Kak Nandita.
"Ooocchhh! Kaak!! Enak banget anjir!!"
Jari tengah Kak Nandita kini menelusup masuk ke dalam vagina. Perlahan dia mulai mengocoknya dengan kecepatan sedang sambil terus memainkan lidah pada klitoris Kak Angel. Semakin cepat gerakan tangannya maka semakin keras pula desahan yang terdengar dari mulut Kak Angel.
"Oocchh!! Fuck!! Fuck!! Anjir enak banget!!"
Tubuh Kak Angel bergerak liar kesana-kemari dihantam desakan birahi akibat rangsangan jari serta lidah Kak Nandita. Vagina Kak Angel makin basah, bahkan kak nandita makin beringas dengan menambahkan satu jari lagi untuk mengocok bagian dalam vagina. Hingga beberapa saat kemudian tubuh Kak Angel melenting tegang, pantatnya terangkat cukup tinggi disertai teriakan dahsyat yang menggema memenuhi kamarnya. Aku sendiri sudah tak peduli dan terus mengocok penisku dengan kecepatan tinggi, celah pintu terbuka makin lebar, hingga akhirnya kedua kakakku tiba-tiba menoleh ke arahku dan berteriak nyaris bersamaan.
"RAFIIIIIII!!!!"
***
Bagai terkena hipnotis Uya Kuya, tubuhku kaku tak bisa bergerak saat kedua kakakku melotot tajam ke arahku. Kak Angel langsung turun dari tempat tidur dan langsung menyeretku masuk ke dalam kamar sebelum kemudian mengunci pintu. Kak Nandita membereskan pakaian kerjanya yang terlihat acak-acakan, sebentar lagi pasti Aku akan menjadi sasaran omelannya.
"Lu ngapain barusan?! Hah?!" Hardik Kak Angel dengan sorot mata tajam, di sampingnya berdiri Kak Nandita memasang raut muka tak kalah galak.
"Ma-maaf kak, tadi nggak sengaja..." Ujarku lirih sambil tertunduk.
"Nggak sengaja? Lu tadi ngintip sambil ngocokin kontol Lu Rafiii!!!!" Teriak Kak Nandita gemas.
"I-Iya Ta-Tapi kan..."
"Tapi apa?!" Kak Angel memotong sebelum Aku selesai menyelesaikan perkataanku.
"Ta-tapi kan, kalian juga ngewe..." Ucapku lirih, nyaris tak terdengar jika suasana di dalam ruangan tidak sesunyi ini. Kak Angel dan Kak Nadita saling berpandangan, entah apa yang saat ini mereka pikirkan.
"Aku nggak nyangka kalo kalian pasangan lesbi..." Keberanian mulai muncul dalam diriku, apalagi ekspresi kikuk dan tak nyaman terlihat jelas pada wajah Kak Angel dan Kak Nandita.
"Enak aja! Gue normal!" Sahut Kak Angel yang masih telanjang dengan lantang.
"Trus kalo nggak lesbi, kalian kenapa tadi kayak gitu? Hmm?" Aku terus mendesak mereka berdua.
"Enngg...I-iitu cuma becanda doang, nggak beneran." Ujar Kak Nandita penuh keraguan.
"Alah bohong! Jelas-jelas kalian nikmatin banget kok. Pake alasan becanda, Gue laporin Mama kalian!" Ancamanku seketika membuat kedua kakakku terperanjat kaget.
"Eh jangan kurang ajar ya! Sini Gue buktiin kalo Gue normal!" Seru Kak Angel menentangku.
Tanpa kuduga tiba-tiba Kak Angel mendekatiku dan langsung mengecup bibirku. Perlahan tapi pasti, kecupan itu berangsur-angsur berubah menjadi ciuman. Kulumat bibir bawah Kak Angel sementara Kak Angel juga melumat bibir atasku. Kucoba memainkan lidahku di mulutnya. Kak Angel pun merespon dengan ikut memainkan lidahnya beradu dengan lidahku. Nafasnya sudah memburu tak beraturan, mencoba melampiaskan birahi yang sejak tadi ditahannya.
Tangan kananku mulai bergerilya di bagian payudara, sementara tangan kiriku tetap di punggungya menjaga agar tubuhnya tetap di dekatku. Payudaranya yang indah berukuran menggantung bebas, sementara puting imutnya yang berwarna merah muda kecoklatan menggoda untuk segera kuhisap.
Kembali kucium bibir Kak Angel sambil sedikit kecondongkan tubuhnya ke arah tempat tidur, Selanjutnya Kak Angel berdiri di hadapanku di antara kedua pahaku yang terbuka. Kemudian dipegangnya kedua pipiku dengan kedua tangannya dan memberikanku ciuman sesaat.
Dibukanya kaos oblong yang masih kupakai dengan kedua tangannya, dilanjutkan dengan aku sendiri yang melepas celana pendekku. Batang penisku yang sejak tadi sudah mengeras akhirnya dapat terlihat bebas. Kak Angel menaikkan kaki kanannya ke atas tempat tidur di samping paha kiriku, aku pun menarik mundur pantatku sampai ujung bawah pahaku menyentuh pinggir tempat tidur agar aku bisa duduk lebih dalam ke arah tempat tidur. Kurapatkan kedua pahaku hingga Kak Angel dapat duduk di kedua pahaku dengan kakinya ditekuk di atas tempat tidur.
Kak Angel langsung mencium bibirku dengan ganas, kedua tangannya berada di kepalaku mengusap-usap tak tentu arah. Sementara pinggulnya bergoyang maju mundur membuat gesekan antara bibir vaginanya dengan batang penisku yang mengacung ke atas bersandar pada perutku. Gesekan vagina Kak Angel hanya menyentuh area pangkal penisku, membuat sekitar pangkal penisku menjadi basah oleh cairan kewanitaanya. Aku membalas ciuman Kak Angel tak kalah ganasnya. Tangan kananku aktif melakukan remasan-remasan ke payudara kiri Kak Angel yang kurasakan agak keras.
"Jangan kenceng-kenceng....Sakit...." kata Kak Angel disela-sela desahannya.
"Gue isepin aja ya..."
Kuarahkan mulutku pada puting kirinya, Kak Angel pun meninggikan posisi tubuhnya dengan bertumpu pada kedua lutut dan tumitnya mensejajarkan posisi putingnya dengan mulutku. Dengan dibantu remasan tangan kananku di payudaranya, aku meransang daging imut itu menggunakan mulut.
"Aacchh.. " Desah Kak Angel saat aku hisap putingnya langsung dengan ganas bagai bayi yang menahan dahaga seharian. Aku hisap dengan rakusnya diselingi gigitan kecil di putingnya.
Setelah puas payudara kiri Kak Angel, aku beralih ke payudara kanannya dan kembali menghisap puting kanannya tanpa dibantu tangan, karena tangan kiriku berada di punggung Kak Angel menjaga agar tubuhnya tetap di dekatku. Sementara itu tangan kananku kembali menjelajah tubuh Kak Angel dan berhenti di bongkahan pantat Kak Angel sebelah kiri, lalu kuremas bongkahan pantat itu diselingi sedikit tamparan.
Petualangan tangan kananku pun terhenti di area selangkangan Kak Angel. Diawali dengan sentuhan lembut di belahan pantatnya menuju permukaan lubang anus. Kumainkan sebentar jari tengah tangan kananku di sana yang sudah basah terkena lelehan cairan kenikmatan dari vaginanya. Lalu jari tengah tangan tanganku terus bergerak menuju lubang vagina yang sudah basah akibat bergesekan dengan batang penisku sebelumnya.
Kucelupkan ujung jariku sedalam satu ruas jari lalu kukocok dengan kecepatan sedang yang membuat Kak Angel semakin mendesah tidak beraturan. Tidak hanya kukocok, lubang vagina Kak Angel juga kukorek-korek dengan ujung jari tengahku sambil sesekali kumainkan klitorisnya yang sudah mengeras dan kurasakan cairan kenikmatan Kak Angel beberapa kali merembes keluar.
Tubuh Kak Angel melonjak-lonjak saat jari tengahku masuk seluruhnya dalam vaginanya dan kukocok dengan cepat sementara mulutku masih terus menghisap puting kanannya. Kocokan jari tengahku di vaginanya kulanjutkan dengan gerakan memutar dalam vaginanya.
"Aach ! Aaach! Aaachh!" Desah Kak Angel seiring dengan pergerakan jari tengahku di vaginanya.
Tidak lama kemudian tubuh Kak Angel bergerak semakin cepat dan bergetar seperti orang yang menggigil kedinginan lalu diakhiri dengan tubuhnya yang mengejang sambil kedua tangannya meremas kepalaku erat-erat
"Ooouuugghhhh... !!" Jerit Kak Angel.
"Haah haah haah!!!" nafas Kak Angel terengah-engah. Setelah tubuhnya melemas kembali, kedua tangannya di tempatkan di kedua pipiku lalu menarik wajahku untuk kemudian diciumnya bibirku.
"Gila...Belajar dari mana Lu? Enak banget anjir..."
"Aku masukin ya?" Kak Angel pun menjawab dengan anggukan dan senyuman yang membuat wajahnya semakin cantik dan berkilau saat itu.
Lalu kuarahkan batang penisku yang sudah keras sempurna dan basah akibat semprotan cairan vagina Kak Angel saat orgasme tadi. Kutempelkan ujung kepala penisku ke vaginanya untuk mencari letak lubang vaginanya. Kak Angel membantu dengan menggerakan pinggulnya agar posisi penisku tepat pada mulut vaginanya. Setelah dirasakan pas, Kak Angel menurunkan tubuhnya perlahan-lahan sehingga perlahan pula batang penisku tenggelam ditelan lubang vaginanya.
"Aaacch!"
Desah Kak Angel saat kepala penisku menyentuh ujung dinding vaginanya. Dinding vaginanya yang hangat terasa sedikit berkedut saat menyelimuti seluruh batang penisku. Lalu dia pun kembali mencium bibirku. Saat Kak Angel menciumku itu, bisa kulihat posisi Kak Nandita yang sempat terabaikan. Dia masih tetap duduk dihadapanku berjarak sekitar satu setengah meter. Tapi kondisinya sekarang sudah berbeda dari terakhir yang kulihat.
Kak Nandita duduk bersandar di kursi dengan baju yang sudah terbuka seluruh kancingnya. Terlihat payudaranya yang besar masih terbungkus oleh bra warna hitam. Puting kanan Kak Nandita sudah menyembul keluar dari bra akibat remasan-remasan tangan kirinya di payudara kanannya yang saat ini masih berlangsung.
Sementara itu kedua kakinya terbuka lebar sehingga terlihat jelas daerah selangkangan Kak Nandita yang masih memakai celana dalam berwarna hitam berenda. Celana dalam Kak Nandita tidak lagi menutupi vaginanya, karena tersingkap ke arah kiri tubuh Kak Nandita sehingga aku dapat melihat jelas ketika lubang vagina terlihat basah dirojok berkali-kali oleh jari tengah dan jari manis tangan kanannya. Mata Kak Nandita berulang kali terpejam dan kemudian terbuka memandang aku dan Kak Angel dengan penuh hasrat nafsu birahi.
BERSAMBUNG
Cerita "KELUARGA ABSURD" telah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DI SINI
9326Please respect copyright.PENANAXuDAwh3EMQ