
BAB 13609Please respect copyright.PENANA0lytdYwG5F
3609Please respect copyright.PENANAXknoFvD9Vu
Namaku farid, mahasiswa semester 8 di Universitas negeri yg ada di Indonesia. Aku tengah mengerjakan skripsi, dan kebetulan untuk penelitianku adalah di kampung tempat tinggalku sendiri. Jadi untuk subjek penelitian tidak perlu kemana-mana. Aku mengambil penelitian di salah satu sekolah dasar yang jarak dari rumah kurang lebih 3 Kilometer, tidak terlalu jauh jika di jangkau dengan sepeda motor.
Ini sudah memasuki hari ke 2 aku melakukan penelitian, semua guru yang ada disini sangat ramah dan begitu membantu proses penelitianku. Kepala sekolah yang waktu itu tidak bisa langsung membantu, mengutus salah satu guru yang ada untuk membantuku.
Sebut saja namanya Dwi, umurnya kurang lebih 40 tahun, tinggi 165 Cm, berat, 70 kg. Dari ciri fisik, dia memiliki tubuh yang tinggi diatas rata-rata perempuan di desaku, hanya selisih 2 Cm dibawahku saja. Pantatnya besar, payudara membusung besar. Anehnya, perut langsing, tidak ada lekukan sama sekali meski usianya sudah memasuki kepala 4. Muka cantik, terbilang sering melakukan perawatan, dan kulitnya putih bersih.
Bu Dwi sudah punya 2 orang anak, yang satu kost karena sudah memasuki smester tua, dan satu lagi baru kelas 2 Sekolah Dasar. Kalau senin-Jumaat tinggal dengan kakek neneknya, karena kebetulan sekolah anaknya cukup jauh dari rumah Bu dwi, dan baru akan di jemput pada hari Jumaat sorenya. Jadilah senin sampai kamis bu Dwi tinggal sendiri dirumahnya yang cukup besar.
Aku sedang duduk di ruang guru, menunggu bu dwi yang masih megajar. Kepala sekolah sudah menyuruhku menunggu bu dwi sampai selesai mengajar. Karena memang semua data yang aku butuhkan untuk penelitianku ada di bu Dwi.
___
"Assalamualaiku, Halo, Farid ya" Aku yang dari tadi tengah fokus dengan gadgetku kaget, suara itu lembut sekali, cukup menggetarkan hati.
"mmm Waalaikumssalam" Aku berdiri, menjawab salam dan meraih tangannya, bersalaman. Benar-benar lembut sekali tangan itu, hangat. Aku tersenyum ramah.
"Duduk dulu, saya akan ambil berkas-berkasnya" Kata bu Dwi. Dia berjalan, berlenggok meninggalkanku yang masih terpaku melihat tubuhnya yang begitu elok, pantat dan payudaranya yang membusung seketika membuat denyut jantungku kian kuat berdetak. Wanginya yang tidak berlebihan namun lama sekali hilang dari indera penciuman.
Beberapa menit kemudian, bu Dwi datang dengan tergopoh, menggendong tumpukan berkas, hal itu membuat teteknya seperti tertekan, dan membuat salah satu kancing baju dinasnya terbuka.
Aku berdiri, mencoba membantunya, namun tanpa di sengaja, ketika tanganku mencoba meraih berkas itu, malah justru menyenggol payudaranya. Sunggu kenyal, dan empuk. Meski hanya beberapa detik, itu cukup membuat bu Dwi dan aku sama-sama tersentak.
"Anu bu maaf" Secara reflek aku meminta maaf, dan di sambut dengan senyuman bu Dwi, yang tampaknya juga tau kalau itu tidak di sengaja.
"Coba kamu pelajari dulu ya, nanti kalo butuh apa-apa, tanyakan saja ke saya ya, saya siap membantu mas Farid" Kata bu Dwi ramah.
"Maaf bu, tapi saya tidak punya kontak WA bu Dwi, boleh saya meminta?" jawabku sambil mengulurkan ponsel.3609Please respect copyright.PENANA7WxfIoyFKF
Bu Dwi mengetikan nomor WA nya dan mengembalikannya kepadaku "Nanti chat saya saja ya"
"Terimakasih banyak ya bu"
Siang itu aku pulang, dengan perasaan yang tidak karuan. Bukan karena berkas bahan skripsi, tapi karena tanpa sengaja aku menyenggol payudara kenyal bu Dwi. Aku simpan kontak whatsappnya dan memandangi foto profil cantinya. Berbaju dinas payudaranya yang tidak bisa tertutup oleh hijab dan pantat yang tidak bisa bersembunyi dari rok panjangnya.
Bu Dwi, Sepertinya aku menyukaimu.
3609Please respect copyright.PENANAdcg0reTcNQ