
Tidak aku sangka, bu Dwi menuntunku masuk kedalam kamarnya. Awalnya aku benar-benar ragu, tapi dengan cepat, bu Dwi menutup pintu kamar, lalu berjongkok di depanku.
Kamarnya luas, dengan dua kaca besar di sisi kanan dan kiri ranjang, bagian tengahnya di isi lukisan bertema Abstrak senada dengan cat krem ruangan kamarnya. Lantainya di lapisi karpet lembut, berwarna abu muda. Foto pernikahan juga terpampang di samping kanan kiri mengapit televisi ukuran 42 inc tepat di depan ranjang tidurnya. Sofa santai juga menjadi bagian mewah pengisi kamar itu.2565Please respect copyright.PENANAfPngnZD4aa
Tanpa menunggu aba-aba, semua kontolku sudah masuk semua ke mulut bu Dwi, rambutnya yang terikat menambah kesan seksi di kamar itu. Matanya fokus menatap tajam rambut-rambut halus yang mengelilingi kontolku, tangannya gemas memainkan, naik turun dengan irama yang konstan. Sesekali menyentuhkan ke rongga-rongga mulutnya sambil meludahi kontolku. Pemandangan yang begitu erotis, jauh dari kesan anggun yang biasa ia tunjukan ketika mengajar. 2565Please respect copyright.PENANADmE3Bmla6W
Payudaranya bergerak naik turun, seirama dengan sepongannya yang kian kencang, tangannya yang satu sibuk memainkan memek dan sesekali meremas payudara yang masih ada di balik BH.
Setelah kurang lebih lima menit bu Dwi mengoral kontolku, aku menghentikan aksinya, lalu dengan gemas melumat habis bibirnya yang kemerah-merahan. Tanganku tidak kalah aktraktif dengan tangan bu Dwi yang masih saja menggenggam erat kontolku. Tanganku juga sedari tadi sibuk memainkan payudaranya yang kian kencang.
Kini tanganku kian aktif, menaikan satu kaki bu Dwi ke sofa, lalu memasukan dengan lembut jari tengahku. Mengocok memeknya dengan pelan, di selingi dengan elusan manja ke itilnya yang mulai memerah. Erengannya makin menjadi-jadi. Sudah tidak ada yang bisa menahan desahan bu Dwi yang makin kencang.
"Kamar ini kedap suara, jadi kita bebas melupkan semuanya" Kata bu dwi
Aku kemudian berjongkok, melahap habis memeknya sudah banjir lagi dengan cairan kenikmatan. Sasaranku adalah itilnya. Aku tau, ini adalah area paling sensitif bu Dwi. Dan benar saja, ketika lidahku menyentuh itil itu, seketika bu Dwi menggelinjang dan berteriak kenikmatan.
Aku terus memainkan lidahku dalam memeknya, sampai akhirnya dia menarik kepalaku "Tuntaskan, mas" katanya sayu.2565Please respect copyright.PENANAbzf6TFIEaD
Tanpa di komandoi lagi, aku merebahkan tubuhnya, mengangkangkan kaki, lalu mengocok pelan kontolku yang sudah tegang sempurna.
Blesshhhhhhh2565Please respect copyright.PENANAaw2Rc5bIqd
"Aaahhhhhhhhhh" Desahan bu Dwi mengiringi laju kontoku yang kian dalam memasuki liang kenikmatannya. 2565Please respect copyright.PENANAFWdHYDttBx
Benar-benar diluar dugaan, kontolku sedikit kesusahan memasuki memeknya, entah karena kontolku yang terlalu besar, atau memang memeknya yang terlalu sempit.
"Memekku terasa penuh mas. Aaaaahhhhhhh" Kata bu Dwi
Aku tidak menjawab, menatap tajam mata bu Dwi yang kian tidak teratur, kadang terbuka penuh, kadang tertutup rapat.
Aku mulai memaju mundurkan kontolku dengan irama yang pelan, sesekali menancapkan dalam-dalam ke lubang memeknya. Aku ingin memberikan pengalaman bercinta kepadanya yang tidak akan pernah dia lupakan. Dan aku yakin, cepat atau lambat bu Dwi akan melupakan kontol suaminya.
Masih dengan gaya misionaris, bu Dwi sudah orgasme untuk yang ke tiga kalinya. Aku memompa keluar masuk kontolku mulai tidak beririama, kadang cepat kadang lambat, memainkan payudara bu Dwi sambil sesekali mencium ganas bibirnya.
Aku terus mempoa kontolku semakin cepat. Hingga tanpa terasa, Aku hampir mencapai puncaknya.
Dan benar, beberapa menit kemudian "Aku mau keluar bu, dimana?" Tanyaku cepat sambil terus menggenjot memeknya.2565Please respect copyright.PENANArrbgVGClp1
"Dalam saja mas aaaaahhhhhhh"
Aku memuntahkan spermaku yang begitu banyak ke dalam memeknya, ambruk sekita diatas tubuh bu Dwi.2565Please respect copyright.PENANARjHitwhduj