
SAH
Kini aku sudah sah menjadi suami bu Dwi, meski kami hanya menikah secara agama, dan hanya aku serta keluarga Dwi saja yang tahu. Bahkan, orang tuaku juga tidak tahu menahu. Kata Istriku, ini harus menjadi rahasia, dan jangan sampai keluargaku tahu. Karena Ia merasa malu jika harus sampai banyak orang yang tahu.
Kami menikah diam-diam di salah satu kerabat bu Dwi yang letak rumahnya cukup jauh. Pada saat itu, bu Dwi hanya di dampingi oleh fian, anak pertamanya saja.
Malamnya, setelah kami selesai melakukan ijab qabul, aku dan istriku menginap di salah satu hotel terdekat, kami menyewa dua kamar. Satu kamar untuk fian, dan satu kamar lagi untukku. Kami memang sengaja datang bertiga, agar tidak banyak orang yang tahu tentang apa yang kami sudah lakukan.
Bu Dwi memang istri penurut, ia kini mengenakan setelan gamis dan cadar yang setia menmpel menutupi mukanya. Namun hal itu justru membuatku makin ngaceng ketika berdekatan dengannya. Payudaranya yang besar seolah tidak mampu di tutupi gamis dan cadar yang ia kenakan. Malah justru makin membuat orang-orang makin penasaran dengannya.
Malam harinya? Seperti biasa, aku menggenjot memeknya dengan ganas, tanpa khawatir. Erengan dan desahan kami begitu keras, mengisi sepanjang malam. Aku yakin, fian yang ada di sebelah pasti mendengarnya. Aku juga sempat mendengar pintu kami di ketuk pada tengah malam, tapi kami yang sedang berpadu kasih sama sekali tidak memperdulikan hal tersebut. Kami melanjutkan pergumulan kami hingga pagi hari.
***
Setelah sah menjadi suami Dwi, aku setiap malam menginap dirumahnya, tentu tanpa ada orang yang tahu. Sudah semua tempat dirumahnya kami gunakan untuk persetubuhan kami. Sudah semua gaya kita coba, bahkan sampai-sampai kita pernah ngentot di garasi rumahnya.
Pengalaman yang membuatku pribadi makin bersemangat pada saat ngentot dengan bu Dwi terjadi beberapa hari yang lalu.
Sabtu malam.
Aku kerumah bu Dwi tepat pukul 09.00 malam, anaknya yang paling kecil sudah tidur. Hanya fian yang masih terjaga.
"Mama sudah tidur fi?" Kataku pada fian yang waktu itu sedang asyik menonton televisi.
"Udah pah, barusan masuk kamar" Jawabnya.
"Papa masuk ya!"
"Okkay pah"
Aku lalu berjalan masuk ke kamar. Membuka pintu tanpa menutupnya rapat. Aku benar-benar lupa pada saat itu kalau fian ada dirumah.
Aku melihat istriku sudah telentang, tidur. Memakai baju lingrie warna merah favoritku. Kakinya yg jenjang dan mulus terbuka tanpa selimut. Mukanya cantik, dengan bibir masih dihiasi lipstik.
Aku mendekatinya, lalu mulai menjilati kakinya yang mulus, naik ke atas, hingga tibalah aku di gundukan memeknya yang tebal. Aku ciumi memeknya dengan lembut, tanganku aku arahkan menuju gundukan payudaranya yang besar.
"aaaaahhhhh maassss enakkkk" desahnya ketika lidahku mulai menari di itilnya, dan aku mainkan puting payudaranya.
"terussss, enakk sayang" ereng Dwi. Aku menyodok memek dan memainkan itilnya dengan cepat, sambil aku membuka satu persatu bajuku. Kontolku yang berukuran 17 Cm terpampang gagah, menggesek-gesek kemaluannya.
Grekkk Aku mendengar seperti suara pintu tergeser, aku meliriknya sedikit, agar tidak ketahuan kalau aku sedang melihat kearah pintu. Dan benar, ada sepasang bola mata yang tengah mengamati aksi kami. Aku yakin, itu adalah fian. Aku tidak mempedulikannya, melanjutkan aksiku, menggesek-gesek memek bu Dwi.4261Please respect copyright.PENANAH3kyNSe5Im
"Sayang masukan Aaaaahhhhh" Kata bu Dwi sambil memejamkan mata.
Aku mengurut kontolku yang tegang maksimal, lalu memasukannya pelan "Aaaaaahhhhhh" Desah bu Dwi sambil memelototkan matanya ke enakan.
sekitar 30 menit kami beradu dalam kenikmatan, bu Dwi sudah klimaks 2 kali oleh kontolku, dan belum ada tanda-tanda aku akan keluar. Aku semakin mempercepat genjotanku. Lima menit kemudian, bu Dwi klimaks lagi, kini dai Squirt begitu banyak, aku melepas genjotanku.
Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya lemas. Jika aku lanjutkan, ini akan jadi perngentotan terakhirnya. Aku akhirnya menghentikan sodokanku, lalu merebahkan diri di sampingnya.
Aku tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi, karena aku tertidur setelahnya, namun selama kami melakukan percintaan, mata itu terus mengamati kami, sesekali tangannya terlihat bergerak-gerak. Jika aku duga, dia sedang memainkan sesuatu, payudara atau memeknya.
***
Belum lama aku tertidur, Aku seperti merasakan sesuatu dibawah sana. Kontolku terasa hangat dan basah, geli ketika sesuatu menempel pada ujung kontolku. Aku membuka sedikit mataku, memastikan apa yang terjadi dibawah sana.
Namun hal tidak terduga terjadi, bahkan diluar perkiraanku. Aku berfikir sedari tadi yang sedang bergerak-gerak dibawah sana adalah kepala Dwi yang sedang naik turun mengulum kontolku, namun aku salah.
Itu adalah fian. Kepalanya sedang naik turun menghiasp-hisap kontolku. Spontan aku memgang kepalanya, bukan untuk menghentikan, tapi agar hisapannya lebih kuat dan lebih cepat lagi.
Aku menoleh ke samping, ternyata istriku masih terlelap. Dia benar-benar kelelahan, Sampai-sampai dia tidak menyadari kalau putrinya sedang menghisap-hisap kontol ayah tirinya.
Fian mengangkat sedikit kepalanya, lalu melirik manja ke arahku. Badannya naik, lalu dengan ganas mencium bibirku. Cukup lama, sampai akhirnya dia menghentikan serangannya. Fian turun, lalu menuntunku untuk mengikutinya.
Bersambung...................4261Please respect copyright.PENANAvXYQjnvJAi