
Sumber gambar : pinterest
Aku bertanya-tanya bagaimana wanita umur tiga puluh tahun lebih ini masih memiliki badan yang montok dan seksi.
Baru saja aku datang tadi, belum ada satu jam lalu, aku menyelesaikan proses pembayaran bersama Bu Alvi, ibu kos tempat ini, sebelum orang itu sendiri mengantarku menuju kamar yang akan kubuni.
Jadi, rumah keluarga pemilik kos ada di depan, sedangkan kos itu ada di bagian belakang terpisah oleh halaman kecil berpaving. Ada tiga kamar, jika aku masuk hitungan maka sudah dua kamar dihuni, satu lagi masih kosong.
Akan tetapi, sejak tadi aku tidak begitu memperhatikan penjelasan Bu Alvi yang menunjuk ini dan itu. Aku hanya mengangguk-angguk seolah paham. Justru mataku selalu lekat pada bokong besar, badan molek indah, dan dada super besar. Ya, memang besar.
Rambut Bu Alvi hitam panjang sampai ke punggung, wajahnya tampak ramah dengan mata tak begitu lebar seolah mengandung pengertian dan perhatian mendalam. Ketika tersenyum, cantik dan manis sekali. Aura wanita dewasa yang sangat kuat.
"Gitu, paham, ya?"
"Oh." Aku tersadar dari lamunan. Tadi dada Bu Alvi agak memantul. "Iya, Bu, paham."
"Yaudah, mulai malam ini kamu udah bisa tinggal di sini. Semoga betah, ya?"
Aku mengangguk singkat. "Makasih, Bu."
Bu Alvi membalas dengan senyum lembut sebelum melangkah pergi meninggalkanku sendirian.
Aku mengamati interior kamar kos ini, cukup bagus. Dengan harga sewa yang tak begitu mahal, aku bisa menikmati kasur dan lemari yang sudah tersedia. Ada juga kipas angin, yah walau kurasa sudah kurang layak.
Kamar mandinya terpisah. Ada satu kamar mandi yang digunakan bersama, tapi tadi Bu Alvi bilang kalau kamar sebelah sering kosong, penghuninya pulang hanya kadang-kadang, jadi bisa dibilang itu kamar mandi pribadiku sendiri.
"Seksi banget anjay!" Aku bergumam dalam hati. Kulihat belakang rumah Bu Alvi, ada jendela di sana, terlihat jelas wanita itu sedang bercermin dan menyisir rambut. "Gede banget itu susu."
__________
Memang aku merasa senang tinggal di sini, selain tempat nyaman, ternyata Bu Alvi juga ramah dan baik sekali. Pada malam pertama, dia mengetuk pintu kamar dan memberiku makan malam. Alasannya masak kelebihan. Ah template, sudah pasti dia memang memasak lebih.
Kemudian pada hari ketiga, siang itu, dia datang ke kamarku. Karena kuliah baru mulai minggu depan, sehingga aku masih libur sekarang.
"Makan rujak, yuk." Bu Alvi mengangkat mangkuk berisi sambal dan sepiring buah-buahan. "Kamu doyan?"
Beruntungnya aku doyan. Kalaupun tidak, aku harus menerimanya pula untuk menghargai Bu Alvi.
"Doyan, Bu."
Kami duduk di ubin depan kamar kos. Duduk lesehan tanpa alas apa pun. Kulirik Bu Alvi yang tampak cantik natural dengan kaos oblong warna putih dan rok panjang hitam.
"Ini pertama kali kamu merantau?" Bu Alvi bertanya saat ia mengambil suapan pertama.
Aku pun mengikuti tindakannya, mengambil buah mangga putih untuk dicolek ke sambal. "Iya, Bu. Tapi sebelumnya saya udah pernah sekolah di asrama."
"Oh, kamu mondok?"
Aku menggeleng. "Bukan, Bu. Maksud saya, ada satu momen sekolah mewajibkan murid-muridnya tinggal di asrama tentara. Dua minggu."
Bu Alvi mengangguk-angguk.
Selang dua menit, aku mencoba melempar pertanyaan. "Bu, Ibu di rumah sendirian?"
"Sama suami," jawabnya. Setelah memakan satu buah, ia melanjutkan. "Sebenernya sama anak juga, tapi sekarang dia lagi magang di luar kota, jadi ngekos. Sebulan lagi baru balik.",
"Oh, magang di mana, Bu?" Aku berbasa-basi.
"Di hotel." Dia sedikit mendesah kali ini, sepertinya agak terlalu pedas. "Kamu sendiri kuliah di mana?"
Sejenak, aku tak menjawab. Desahan kepedesan Bu Alvi sedikit menggoda.
"Nolan?"
"Oh, kuliah di Universitas Pahlawan, Bu."
(note : nama kampus itu saya benar-benar ngarang, tidak tahu ada beneran di dunia nyata atau enggak)
"Oh ... deket, ya."
Aku mengangguk.
Kami menghabiskan siang itu dengan mulut seperti terbakar. Makin lama ternyata makin pedas juga. Bu Alvi minta minum kepadaku, aku segera masuk dan menuangkan air ke gelas melalui galon yang sudah kubeli kemarin.
"Ini, Bu." Kuserahkan gelas.
Karena mungkin terlalu kepedesan, Bu Alvi minum terburu-buru, membuat air mengalir dari sudut bibirnya dan membasahi dagu serta dada.
Aku meneguk ludah tanpa sadar.
"Anjing ... cok ... Bu Alvi, dadamu basah!" batinku bergejolak.
Aku baru sadar kalau kaos yang ia kenakan tak terlalu tebal sehingga begitu terkenal aliran air, maka sedikit tembus pandang, apalagi itu kaos warna putih!
Tampak belahan dada Bu Alvi dan bh nya yang warna hitam. Walau terlihat samar tapi itu cukup jelas. Mungkin wajahku merah sekarang, aku mencoba bersikap cool dengan memalingkan muka.
"Makasih, ya." Ia meletakkan gelas itu. Seolah baru sadar bajunya basah, matanya terbelalak. "Eh ... sampai netes-netes, jadi basah dong." Dengan ringan saja dia mengusap bagian basah yang ada di dada, membuat susu besarnya bergoyangan.
"Tahan Nolan ... tahan!" Aku berteriak dalam hati.
Saat kulirik, ternyata Bu Alvi juga sedang melirikku. Aku jadi kikuk sendiri dan hanya mampu tersenyum canggung.
Aku mendengar suara kekeh tertahan dari Bu Alvi.
Tiba-tiba, wanita itu berdiri sambil membawa piring dan mangkok yang sudah kosong. "Ibu balik lagi, ya. Sekarang ibu udah kenal sama kamu, haha jadi kan enak, nih. Masa iya ibu kos gak kenal sama anak kosannya sendiri."
Aku mengangguk samar. "Iya, Bu, makasih rujaknya."
Bu Alvi membalas dengan senyum tipis.
Saat tubuhnya makin jauh, aku melihat bokongnya memantul-mantul seksi. Dan sialnya, aku terlalu terpaku, ketika Bu Alvi sudah masuk rumah, ternyata aku suda ereksi.
[INFO!!]
Halo para pembaca, selamat datang di cerita khayal ini. Ingat, ini cuma fiksi broo, fiksi😂
Di sini saya cuma mau bilang, karena cerita ini dibuat dengan full mengkhayal, alias gak ada persiapan sama sekali alias spontan, maka mungkin di tengah jalan akan bingung saya. Maka dari itu, saya ingin agar pembaca juga ikut berpartisipasi
Apakah bayar? Oh tidak, saya tak mau merepotkan kalian dan saya tidak membuka donasi. Kita seru seruan bareng bre😁
Caranya gampang, tinggal komen apa yang kalian mau. Contoh, kalian ingin adegan panas dengan siapa misal, adegan panasnya yang kayak gimana? Di mana? Pose apa😎?
Kalau mau request alur juga boleh, mau request munculin karakter juga boleh, terserah.
Ini nanti akan ada satu momen bersama Bu Alvi, itu adegan pertama yang murni milik saya. Dan juga di ending, saya sudah persiapkan seperti apa. Jadi, kalian hanya bisa request cerita di tengah-tengah antara momen pertama dan ending.(walau saya gak tahu bakal tamat apa enggak, hehe😅)
TAPI
Tentu saja saya gak bisa menuruti semua requestan. Saya akan pilih request yang paling detail dan mudah dipahami. Contoh kalo cuma request "bang buatin Nolan main sama si ini", tentu saja kalo ada yg lebih detail, saya akan pilih yg detail. Tapi kalo gak ada requestan lain, ya mungkin saya pilih itu.
Gimana kalo gak ada requestan? Apakah cerita berhenti?
Enggak (semoga)
Saya akan mencoba bikin cerita sedemikian rupa yang menghibur. Jangan terlalu berharap ya, ini spontan soalnya hehe😂
Gitu aja bro, kita mengkhayal bersama😁
3750Please respect copyright.PENANAiWE11bqS7h